NIM : 101121120077
Prodi : Manajemen_
Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga
diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas perusahaan dan
tercapainya keseimbangan antara laba dan resiko sehingga kelak dapat memberikan kontribusi
positif terhadap nilai perusahaan, yaitu peningkatan laba dan penurunan resiko.
Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen piutang, manajemen
persediaa.
• Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar
(current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja kotor (gross
working capital) dan modal kerja bersih (net working capital).
• Modal kerja bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current
liabilities).
• Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar selalu lebih
besar daripada utang lancar.
• Modal kerja dalam hal ini adalah modal kerja bersih, berubah mengikuti transaksi bisnis,
khususnya tingkat penjualan
• Manajemen pada umumnya mengambil kebijakan modal kerja agresif, moderat, konservatif,
tergantung keberaniannya mengambil resiko bisnis.
• Kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan hilangnya kepercayaan internal dan
eksternal.
• Kepercayaan internal adalah kepercayaan dari pegawai dan buruh, yang disebabkan karena gaji
dan upah tidak dibayar tepat waktu.
• Sedangkan kepercayaan eksternal adalah kepercayaan dari partner bisnis khususnya kreditur,
yang disebabkan karena utang yang jatuh tempo tidak dibayar tepat waktu.
• Jika suatu perusahaan kehilangan dua kepercayaan tersebut dapat dipastikan akan bangkrut.
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsurunsur aktiva
lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula
atau aktiva di mana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang
pendek atau bisa disebut juga keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja ini disebut
modal kerja bruto (gross working capital).
2. Konsep Kualitatif
Konsep kualitatif merupakan modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang
lancar atau utang yang harus segera dibayar. Modal kerja ini disebut modal kerja neto (net
working capital).
3. Konsep Fungsional
Konsep ini berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income).
Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting
tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income)
dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya
digunakan untuk menghasilkan “current income”.
Sebagian dari dana itu dimaksudkan juga untuk menghasilkan pendapatan untuk periode-periode
berikutnya (future income).
Modal kerja permanen (permanent working capital) adalah modal kerja yang harus tetap
ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau disebut juga modal kerja yang
secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan
menjadi 2 yaitu : Modal Kerja Primer dan Modal Kerja Normal.
Modal kerja variabel (variable working capital) adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dibedakan menjadi: Modal Kerja Musiman,
Modal Kerja Siklis, Modal Kerja, Modal Kerja Darurat.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan modal kerja
1. Volume Penjualan
Perusahaan yang bekerja dengan penjualan yang yang konstan akan bekerja dengan
modal kerja yang relatif konstan pula, sedangkan perusahaan yang sedang mengalami
pertumbuhan akan membutuhkan modal kerja yang meningkat.
1. Faktor-faktor Musiman
Beberapa perusahaan akan mengalami fluktuasi musiman dalam permintaan akan barang
dan jasa yang dihasilkan (pengalengan ikan, buah-buahan, perusahan penjual makanan, pakaian).
2. Kemajuan Teknologi
Bilamana perusahaan membeli mesin yang dapat mengolah bahan-bahan dengan tingkat
kecepatan yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan mengolah bahan-bahan lebih banyak,
persediaan permanen cenderung naik.
3. Kebijaksanaan Perusahaan
1. Besar kecilnya operasi pokok/penjualan, artinya makin besar operasi pokok atau
penjualan, maka kebutuhan modal juga makin besar, demikian pula sebaliknya
apabila operasi pokok kecil, maka modal kerja juga besar.
2. Kecepatan perputaran modal kerja, artinya makin cepat berputar modal kerja
maka kebutuhan modal kerja juga relatif besar, demikian pula sebaliknya.
Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana . Kebijaksanaan modal
kerja yang bisa diambil oleh perusahaan adalah:
1. Kebijakan Konservatif
Bila dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya didanai dengan
sumber dana jangka pendek, demikian pula kalau dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang
maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka panjang sehingga risiko yang dihadapi
hanyak berupa terjadinya penyimpangan aliran kas yang diharapkan.
3. Kebijakan Agresif