Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Dasar
Manajemen
Keuangan
Manajemen Modal Kerja

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Ekonomi dan Bisnis Program 01610002 Drs. Rudy Lizwaril Sjaiful, SE, MM,
Studi S1 Ak, CA, CPMA, CPA, CTA, CPAI,
PIA, ASEAN CPA, AB

Abstract Kompetensi
Modal kerja adalah alat untuk Anda diharapkan dapat memahami:
1. Pengertian, konsep modal kerja
membiayai kegiatan operasi
2. Jenis-jenis modal kerja
yang meliputi kegiatan 3. Cara menentukan modal kerja
.
produksi, kegiatan pemasaran
dan kegiatan administrasi/
manajemen perusahaan.
.
PENGERTIAN MODAL KERJA
1. Modal kerja adalah alat untuk membiayai kegiatan operasi yang meliputi
kegiatan produksi, kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi/
manajemen perusahaan.
2. Disamping itu ia juga merupakan alat untuk memenuhi kewajiban membayar
bunga dan angsuran pinjaman, pajak, dividend dan jasa produksi karyawan.
Maka suatu perusahaan yang sudah berjalan (going concern) manajemen
modal kerja merupakan salah satu kunci utama suksesnya operasi
perusahaan.

PENTINGNYA MODAL KERJA


1. Kegiatan operasi perusahaan membutuhkan dua syarat utama yaitu peralatan
tetap ( harta tetap) dan peralatan lancar (harta lancar atau modal kerja).
2. Modal kerja merupakan motor penggerak operasi perusahaan; ia memiliki
peranan ikut menentukan sukses dan gagalnya operasi perusahaan.
3. Oleh sebab itu modal kerja harus direncanakan dan dikendalikan dengan
baik.

KONSEP MODAL KERJA


1. Modal Kerja Kuantitatif
2. Modal Kerja Kualitatif, dan
3. Modal Kerja Fungsional.

Konsep Modal kerja Kuantitatif


1. Konsep ini menekankan pada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin tanpa
mementingkan kualitas modal kerja.
2. Konsep ini mendefinisikan bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar
yang sering disebut modal kerja bruto (gross working capital), dan pada
umumnya konsep ini digunakan oleh seorang analis keuangan.

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


2 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Konsep Modal kerja Kualitatif
1. Konsep ini menunjukkan tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek,
menjamin kelangsungan operasional perusahaan dimasa mendatang dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka
pendek dengan jaminan aktiva lancarnya.
2. Pada umumnya konsep ini digunakan oleh seorang akuntan.

Konsep Modal kerja Fungsional


1. Konsep ini menekankan pada fungsi dana yang dimiliki untuk memperoleh
pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
2. Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan
digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan,
tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini
(current income).
3. Sebagian dana yang ada digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan
laba di masa yang akan datang, misalnya: bangunan, mesin-mesin, pabrik,
alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.
4. Dalam hal ini bagian dari aktiva tetap yang dimasukkan sebagai modal kerja
adalah sebesar depresiasi periode yang bersangkutan.

Jenis Modal kerja Fungsional


1. Modal Kerja Permanen
2. Modal Kerja Variabel

Modal Kerja Permanen


Modal Kerja Primer
– Modal kerja minimal yg harus ada dalam perusahaan
untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
Modal Kerja Normal
Merupakan modal kerja yg harus ada agar perusahaan bisa beroperasi
dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


3 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar
kapasitas normal perusahaan.
Modal Kerja Variabel
Adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan, terdiri dari:
• a. Modal Kerja Musiman
– Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan
perusahaan.
• b. Modal Kerja Siklis
– Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya
dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur.
• c. Modal Kerja Darurat
– Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh
keadaan-keadaan yang terjadi diluar kemampuan
perusahaan.

Unsur-unsur Modal Kerja


Aktiva Lancar
Istilah aktiva lancar digunakan untuk menyatakan kas atau bank, sumber-sumber
lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas/bank, dapat dijual atau dipakai
dalam satu tahun. Aktiva lancar antara lain meliputi:
1. Uang kas, rekening giro bank & setara kas.
2. Surat-surat berharga yg segera dapat dijual.
3. Deposito jangka pendek.
4. Wesel tagih yg akan jatuh tempo.
5. Piutang usaha.
6. Piutang lainnya yg dapat ditagih dalam waktu satu tahun.
7. Persediaan.

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


4 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Kewajiban lancar meliputi hutang yang diharapkan akan dilunasi dalam satu tahun
dengan menggunakan sumber-sumber yg merupakan aktiva lancar atau dengan
menimbulkan hutang lancar lainnya, terdiri dari :
1. Hutang usaha.
2. Uang muka penjualan.
3. Biaya yg masih harus dibayar seperti bunga, upah, pajak, sewa
dan yang lainnya.
4. Hutang pembelian aktiva tetap, pinjaman bank, dan rupa-rupa
hutang lainnya yang harus diselesaikan dalam waktu satu
tahun.

Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja


Sumber-sumber dari modal kerja dapat berasal dari:
• 1. Berkurangnya Aktiva Tetap.
• 2. Bertambahnya Hutang Jangka Panjang.
• 3. Bertambahnya Modal.
• 4. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan.
Penggunaan modal kerja adalah:
• 1. Bertambahnya Aktiva Tetap.
• 2. Berkurangnya Hutang Jangka Panjang.
• 3. Pembayaran Cash Devidend.
• 4. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan

Manajemen Modal Kerja


1. Secara umum manajemen modal kerja berkaitan dengan bagaimana
mengelola perkiraan-perkiraan lancar yang ada pada perusahaan.
2. Pada dasarnya pengelolaan tersebut didasarkan pada pilihan antara
tingkat pengembalian dan risiko. Pertimbangan antara pengembalian
dan risiko didasarkan pada tiga indikator: insolvensi, profitabilitas,
biaya pendanaan.
3. Tingkat pengembalian dan risiko dapat dianalisis berdasarkan
komponen dalam neraca, baik sisi kanan maupun sisi kiri.

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


5 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Manajemen Kas
1. Yang dapat dikelompokkan sebagai kas adalah uang tunai, rekening koran,
dan surat berharga. Berkaitan dengan manajemen kas yang efisien.
2. Lukman Syamsuddin mengemukakan beberapa strategi dasar, yaitu:
Membayar hutang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi
kepercayaan fihak supplier kepada perusahaan, tetapi memanfaatkan setiap
potongan tunai (cash discount) yang menguntungkan bagi perusahaan.

Langkah-langkah Manajemen Kas


1. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah risiko
kehabisan persediaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan
pada masa-masa selanjutnya (konsumen kehilangan kepercayaan kepada
perusahaan).
2. Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan
kemungkinan menurunnya volume penjualan pada masa yang akan datang
karena ketatnya kebijaksanaan - kebijaksanaan dalam penjualan kredit dan
pengumpulan piutang.

Manajemen Piutang
1. Manajemen piutang semakin penting dalam bisnis oleh karena piutang dapat
meningkatkan daya saing perusahaan. Oleh karena itu kebijakan piutang
yang tepat dapat mendorong peningkatan penjualan.
2. Piutang di lain segi juga menimbulkan masalah terutama dalam
penagihannya. Untuk mencapai kebijakan yang baik, manajemen piutang
perlu melibatkan lima tahap, yakni: penetapan term of sale, penentuan
instrumen kredit, analisis kredit, keputusan kredit, dan kebijakan penagihan.

Manajemen Persediaan
1. Kebijakan persediaan mendapat perhatian yang mendalam, terutama dalam
bidang operasi. Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja.
2. Tanpa adanya persediaan yang memadai kemungkinan besar perusahaan
tidak bisa memperoleh keuntungan yang diinginkan disebabkan proses
produksi akan terganggu.

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


6 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3. Namun demikian jika terjadi kelebihan persediaan hal ini akan menimbulkan
kerugian atau tambahan beban bagi perusahaan seperti beban penyimpanan,
penyusutan persediaan, dan kemungkinan persediaan tersebut rusak atau
dicuri orang. Oleh karena itu diperlukan kebijakan persediaan yang tepat,
sehingga operasi perusahaan dapat berjalan optimal.
Manajemen Hutang Lancar
1. Sisi kanan neraca, baik yang berjangka pendek, maupun panjang berguna
untuk pembiayaan harta lancar. Perhatian utama sisi kanan neraca adalah
pada pengurangan biaya dan risiko.
2. Beberapa risiko yang termasuk dalam sisi kanan neraca adalah: kelebihan
hutang dagang dan pinjaman jangka pendek, kelebihan hutang jangka
panjang, kelebihan modal sendiri, dan fluktuasi nilai tukar bagi perusahaan
yang menggunakan berbagai mata uang dalam bisnis.

Manajemen Pendanaan Modal Kerja


1. Pendanaan modal kerja yang bagaimana yang harus diambil perusahaan
tergantung dari seberapa besar manager berani mengambil risiko.
2. Kebijaksanaan modal kerja yang biasanya bisa diambil oleh perusahaan
adalah: 1) Kebijakan Konservatif, 2) Kebijakan Moderat/Hedging, 3)
Kebijakan Agresif.

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


7 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Jumlah Aktiva

(Rp)

Kebijakan A (Konsevatif)

Kebijakan B (Moderat)

Kebijakan C (Agresif)

Aktiva Lancar

Aktiva Tetap

Output

Analisis Kebutuhan Modal Kerja


1. Metode Perputaran Modal Kerja
2. Metode Siklus Arus Kas Modal Kerja

Metode Perputaran Modal Kerja


1. Modal kerja akan selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan berjalan
dimana periode perputarannya dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja hingga kembali menjadi kas.
2. Tingkat perputaran modal kerja tergantung pada lamanya periode perputaran
masing-masing komponen modal kerja tersebut. Semakin pendek periode
perputaran modal kerja, maka semakin tinggi tingkat perputarannya dan
sebaliknya.”

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


8 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Keadaan Januari Februari Maret April
1. K1 B P K2
2. K1 B P K2
3. K1 B P K2
4. K1 B P K2
K1 = Kas yang dikeluarkan untuk beli barang
K2 = Kas yang diterima dari hasil penjualan
B = Barang
P = Piutang

1. Keadaan 1, periode perputaran modal kerja adalah 1 (satu) bulan yaitu awal
Februari sampai dengan awal Maret, yang meliputi periode pembelian,
penjualan (dilakukan dengan kredit), dan penerimaan pembayaran. Pada
keadaan ini tingkat perputaran modal kerja adalah 12 (dua belas) kali dalam 1
(satu) tahun.
2. Keadaan 2, periode perputaran modal kerja adalah 2 (dua) bulan, dimana
periode pembelian sampai dengan penjualan 1 (satu) bulan, dan periode
penerimaan piutangnya 1 (satu) bulan. Pada keadaan ini tingkat perputaran
modal kerja adalah 6 (enam) kali dalam 1 tahun.
3. Keadaan 3, periode perputaran modal kerja adalah 3 (tiga) bulan, dimana
periode pembelian sampai dengan penjualan 1 (satu) bulan, dan jangka
waktu piutangnya adalah 2 (dua) bulan. Pada keadaan ini tingkat perputaran
modal kerja adalah 4 (empat) kali dalam 1 tahun.
4. Keadaan 4, periode perputaran modal kerja adalah 4 (empat) bulan, dimana
pembelian barang harus dibayar lebih dulu sebulan sebelum barang diterima,
periode penyimpanan dan penjualan meliputi waktu 2 (dua) bulan, dan
penerimaan piutangnya meliputi 1 (satu) bulan.

Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:

Komponen Laporan Keuangan 2007


Penjualan bersih ( net sales) 3.850
Perputaran modal kerja 4,5

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


9 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
jadi besarnya modal kerja pada tahun 2007 adalah 3850 : 4,5 = 856

Metode Sikulus Modal Kerja


1. Metode ini bertitik tolak pada konversi bahan dan tenaga kerja menjadi uang
tunai, yang disebut sebagai model siklus konversi kas.
2. Dibawah ini, formula yang digunakan dalam analisis siklus konversi kas
adalah sebagai berikut:

Penjualan dengan kredit:

Kas Barang Piutang Kas

Pembelian Penjualan Penerimaan Kas

Penjualan dengan tunai:

Kas Barang Kas

Pembelian Penjualan/Penerimaan Kas

Periode Periode Periode Siklus


konversi + konversi - penangguhan = konversi
persediaan Piutang hutang kas

1. Periode konversi persediaan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk


mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualnya.
2. Periode konversi piutang adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
mengkonversikan piutang perusahaan menjadi kas, yaitu jangka waktu sejak
penjualan hingga realisasi penagihan.

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


10 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3. Periode penangguhan hutang dagang adalah jangka waktu rata-rata sejak
pembelian bahan baku atau pengkaryaan pekerja hingga terlaksananya
pembayaran atas bahan dan pekerja tersebut.
4. Siklus konversi kas, yang menggabungkan ke tiga periode di atas, yaitu
jangka waktu sejak dilakukannya pengeluaran tunai untuk bahan baku dan
pekerja, hingga terealisasinya penagihan atas penjualan produk. Jadi siklus
konversi kas mengukur seberapa lama dana tertanam dalam bentuk modal
kerja.
Siklus Konversi Kas
Periode Konversi Periode Konversi
Persediaan Piutang Dagang

Periode Siklus
Penangguhan Konversi Kas
Hutang Dagang

(hari)
Hasil Penjualan Bahan Baku Bahan baku dibayar Barang Jadi
diterima dibeli secara tunai dijual secara tunai

Guna memperbesar laba, perusahaan berupaya untuk memperpendek siklus


konversi kas tanpa mengganggu operasional, dengan cara sebagai berikut:
1. Mempersingkat periode konversi persediaan, yaitu mempercepat proses
produksi dan penjualan barang.
2. Mempersingkat periode konversi piutang dagang dengan cara mempersingkat
penagihan.
3. Memperpanjang periode penangguhan hutang dagang dengan
memperlambat pembayaran kepada pemasok dan pekerja.
Selama tindakan-tindakan tersebut dapat dilaksanakan tanpa menyebabkan
kenaikan biaya dan tidak mengganggu penjualan, tindakan ini sangat tepat untuk
dapat diterapkan.

Contoh Soal:

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


11 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
PT. Toboali memproduksi radio sebanyak 200 unit/hari dan beroperasi selama 25
hari dalam sebulan. Biaya produksi per unit produk radio sebagai berikut:
Bahan plastik & melamin Rp 2.000,-
Bahan tembaga Rp 500,-
Upah langsung Rp 750,-
Untuk pembelian bahan palstik diperlukan:
Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya
Proses produksi memerlukan waktu 7 hari
penyimpanan 3 hari
Untuk proses produksi tembaga diperlukan: proses produksi memerlukan 7 hari,
penyimpanan 3 hari
Biaya administrasi perbulan Rp 200.000
Sediann kas minimum Rp 100.000
Pertanyaan:
Berapa modal kerja yang dibutuhkan PT Toboali?

Periode perputaran
Bahan plastik & melamin = 5 + 7 + 3 = 15 hari
bahan Tembaga = 7 + 3 = 10 hari
Kebutuhan Modal kerja
Bahan plastik dan melamin = 200 x Rp 2.000 x 15 hari
= Rp 6.000.000
Bahan tembaga = 200 x Rp 500 x 10 hari
= Rp 1.000.000
Upah langsung = 200 x Rp 750 x 10 hari
= Rp 1.500.000
Biaya administrasi = Rp 200.000
sediaan minimum kas = Rp 100.000
Kebutuhan modal kerja = Rp 8.800.000

Efisiensi Modal Kerja

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


12 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
1. Efisiensi modal kerja dihitung dengan membandingkan antara laba operasi
dengan aktiva lancar. Perbandingan ini menggunakan dasar pemikiran
pengukuran laba operasi dari setiap modal kerja bruto yg dimiliki perusahaan.
2. Semakin besar kemampuan modal kerja tersebut menghasilkan laba operasi,
semakin efisien pengelolaan modal kerja tersebut. Konsep modal kerja bruto
dipergunakan dengan maksud agar pengukuran efisiensi tidak dipengaruhi
oleh kebijakan pendanaan spontan atau pendanaan jangka pendek lainnya.
Rasio ini dinyatakan sebagai berikut:
3. Return on Working Capital= Operating Income
Current Assets
Daftar Pustaka

Bramanto Djohanputro, (2008), Manajemen Keuangan Korporat, , Jakarta : PPM

Lukas Setia Atmaja, (2008), Teori & Praktik Manajemen Keuangan, Yogyakarta :
Penerbit Andi,

Manajemen Sutrisno, (2010), Manajemen Keuangan – Teori, Konsep dan Aplikasi,


Yogyakarta: Ekonisia

Martono dan Agus Harjito, (2001), Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Ekonisia

Ross, S., Westerfield, R.D. dan B.D. Jordan, (2008), Corporate Finance,
Fundamentals, 8 th ed. , New York : McGraw-Hill
Siswanto Sutojo, (2008), Manajemen Keuangan Modern, Jakarta :Damar

Van Horne, James C, (2002), ., Financial Management and Policy, 12th ed.,
New York: Prentice-Hall International Inc.

‘20 Dasar Manajemen Keuangan


13 Rudy Lizwaril Sjaiful
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai