Anda di halaman 1dari 18

WORKING CAPITAL MANAGEMENT

FINANCIAL MANAGEMENT

PREPARED BY
A Farikin Mangkunegara
Adisti Rena Linardi
Salko Marasoma Ridho
Charisma Arista Solikhan

PREPARED FOR
I Gede Yuddy Hendranata, M.A., M.B.A., Ph.D.

DATE OF SUBMISSION
April 20th, 2017

EXCECUTIVE A 41
MASTER OF BUSINESS ADMINISTRATION
GADJAH MADA UNIVERSITY
2017
DAFTAR ISI

Daftar Isi ....i

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......1
1.2 Objective ...2

II WORKING CAPITAL MANAGEMENT


2.1 Pengertian Working Capital Management dan perhitungannya ...3
2.2 Model yang digunakan untuk Working Capital Management ..6
2.3 Strategi Working Capital Management .....9
2.4 Faktor dan Resiko yang dapat mempengaruhi Working Capital Management .. 12

III KESIMPULAN ..15


REFERENCES 16

i
.

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Working Capital atau disebut juga dengan modal kerja merupakan suatu
modal yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi bisnis sehari-hari (day to day).
Di zaman sekarang dengan lingkungan pasar yang kompetitif membutuhkan
pengaturan modal kerja yang efisien. Jika modal kerja ini tidak diatur dengan
efektif, maka akan dapat mengganggu operasi bisnis itu sendiri bahkan dapat
berujung pada kebangkrutan. Oleh karena itu pengaturan modal kerja bukan hanya
tertuju pada pengaturan current asset dan current liabilities, tetapi juga bagaimana
mempertahankan keefektifan dari modal kerja.
Mempunyai current asset dalam jumlah besar akan memperkuat posisi
likuiditas dan mengurangi resiko, namun hal ini akan mengorbankan profitabilitas.
Oleh karena itu mencapai keseimbangan antara resiko dan pendapatan penting
dalam pengadaan current asset. Sementara arus kas keluar dapat diprediksi
bertentangan dengan arus kas masuk. Sales program/planning dari semua bisnis
dipastikan tidak dapat menghasilkan cash secara cepat. Terdapat jeda waktu antara
penjualan dari produk atau pun jasa dengan realisasi dari penjualan tersebut. Modal
dibutuhkan selama jeda waktu tersebut dan dikelola dengan konsep siklus operasi.
Kesuksesan sebuah perusahaan secara keseluruhan bergantung dari posisi
modal kerjanya. Karenanya, pengelolaan modal kerja yang baik dibutuhkan agar
menjadi efesien dan memperkuat keuangan perusahaan. Pengaturan modal kerja
sangat penting dalam perusahaan karena digunakan untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham. Pengaturan modal kerja sangat penting dalam
manajemen keuangan karena:
Investasi di current assets merepresentasikan porsi yang besar dari
total investasi
Investasi di current assets dan current liabilities harus diarahkan atau
dikelola dengan cepat dan tepat untuk berubah menjadi penjualan.

1
.

Modal kerja adalah sumber dari suatu bisnis perusahaan. Pentingnya modal
kerja ini dalam berbagai industri tidak perlu diragukan lagi. Tidak ada bisnis yang
dapat berjalan secara efektif tanpa jumlah modal kerja yang memadai.
Mempertahankan modal kerja pada level yang tepat sangatlah penting.
Manajemen atau pengaturan modal kerja merupakan hal yang paling penting dalam
manajemen perusahaan. Suatu bisnis dengan modal kerja yang cukup akan selalu
berada dalam posisi yang lebih baik dalam memanfaatkan dari setiap kesempatan
yang menguntungkan seperti membeli bahan baku atau untuk melaksanakan
pesanan khusus atau menunggu untuk meningkatkan level pada market.
Modal kerja dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk biaya operasi yang
melibatkan kegiatan sehari-hari dari bisnis. Bahkan, seorang pelaku bisnis yang
sukses pun membutuhkan dana modal kerja ketika situasi yang tidak terduga
muncul.
Manajemen modal kerja sangat penting karena ketika tidak dikelola dengan
baik maka mengalokasikan dana lebih dari cukup akan menyebabkan manajemen
tidak efisien dan mengurangi keuntungan dari investasi jangka pendek. Di sisi lain,
jika modal kerja terlalu lambat, perusahaan mungkin saja kehilangan banyak
kesempatan investasi yang menguntungkan atau krisis likuiditas jangka pendek,
yang mengarah pada degradasi kredit perusahaan karena tidak dapat merespon
secara efektif dari kebutuhan modal sementara.

1.2 Objective
Tugas ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari pengertian dari Working Capital atau modal kerja beserta
cara perhitungannya.
2. Untuk mempelajari model yang digunakan pada Working Capital Management.
3. Untuk mempelajari strategi yang digunakan pada Working Capital Management.
4. Untuk mempelajari factor-faktor dan resiko yang mempengaruhi Working
Capital.

2
.

II
WORKING CAPITAL MANAGEMENT

2.1 Pengertian Working Capital Management dan perhitungannya


Modal kerja didefinisikan sebagai selisih antara current assets dan current
liabilites. Manajemen keuangan mengawasi dua tipe dari kebutuhan modal yaitu:
pertama untuk modal tetap yang digunakan untuk investasi seperti bangungan,
pabrik, dan peralatan, dan kedua untuk membayar saham dan menutupi kredit yang
diberikan kepada konsumen. Modal tetap, sesuai dengan namanya, cenderung tidak
berubah dalam jangka waktu pendek tetapi dapat begerak naik atau turun secara
drastis ketika keputusan investasi besar dilakukan. Di sisi lain, modal kerja lebih
cair dan berubah seiring dengan level bisnis.

Picture 1: Pengertian Working Capital Management

3
.

Picture 2: Contoh Perhitungan Working Capital Management

Modal kerja merupakan investasi yang melengkapi dalam aset jangka


pendek. Modal kerja adalah investasi jangka pendek perusahaan dalam cash aset
jangka pendek dan sekuritas jangka pendek: piutang dan inventory. Manajemen
modal kerja merupakan cabang dari manajemen keuangan yang penting yang dapat
memberi jawaban pada beberapa pertanyaan berikut:
Berapa banyak sebaiknya yang kita investasikan di tiap kategori
current asset?
Bagaimana seharusnya kita mengelola investasi di current asset
dengan campuran yang tepat antara sumber jangka pendek dan
jangka panjang?

Pada bisnis umumnya, dana dikerahkan dalam aset di mana dalam bentuk
cash atau deposito bank atau dapat diubah menjadi cash dalam jangka waktu yang
relatif cepat. Modal kerja adalah sumber pembiayaan current asset dan termasuk
dalam pembiayaan jangka pendek dan panjang.
Pengelolaan dana dalam dari suatu bisnis dapat dideskripsikan sebagai
manajemen keuangan. Manajemen keuangan berkaitan terutama pada dua aspek.
Pertama, aset tetap dan hutang tetap, dengan kata lain, investasi jangka panjang dan
sumber dana. Kedua, aset lancar dan hutang lancar. Kedua tipe dana ini mempunyai
peranan penting dalam pembiayaan suatu bisnis.
Manajemen modal kerja biasanya melibatkan manejemen atau admisnistrasi
dan aset lancar, atau cash, marketable securities, piutang, dan inventories dan juga

4
.

admistrasi dari hutang lancar seperti utang, notes, wesel, pinjaman sementara,
creditors, pengeluaran yang tertunda. Perusahaan sebaiknya selalu mengelola
keseimbangan cash yang benar supaya aliran dana dapat dipertahankan pada
kecepatan yang diinginkan, tidak ada perlambatan atau pun berhenti. Oleh karena
itu, perusahaan akan mempunyai keseimbangan atara liquidity dan profitability.
Modal kerja sering digunakan untuk menyatakan current asset perusahaan
seperti cash, marketable securities, piutang, dan inventories. Modal kerja mengacu
pada fakta bahwa komponen tersebut mempunyai dampak dalam minggu atau
bulanan daripada tahunan. Dengan alasan ini, manajemen modal kerja sering
disama sebagai pembiayaan jangka pendek. Pengaturan modal kerja ini berkaitan
erat dengan pengaturan dana dan mempunyai dua makna. Modal kerja digunakan
untuk current asset dan current liabilities.
Manajemen modal kerja sangat memperhatikan masalah yang muncul dari
pengelolaan current asset. Current assets mengacu pada aset di mana dapat menjadi
cash dalam jangka waktu setahun tanpa pengurangan nilai dan tidak mengganggu
operasi perusahaan. Bagian utama dari current asset adalah cash, marketable
securities, account receivables dan inventory.
Hutang lancar atau current liabilities adalah hutang dimaksudkan dibayar
dalam jangka waktu setahun. Hutang lancar utamanya terdiri dari accounts payable,
bank overdraft dan outstanding expenses. Tujuan dari manajemen modal kerja
adalah untuk mengelola aset lancar dan hutang lancar perusahaan sedemikian
caranya agar modal kerja yang memuaskan dapat dipertahankan.
Jika perusahaan tidak berada pada modal kerja dengan level memuaskan
atau efektif, maka dapat terjadi kebangkrutan. Aset lancar sebaiknya cukup besar
agar dapat menutupi hutang lancar supaya dapat memastikan margin yang masuk
akal demi keamanan. Setiap aset lancar harus dikelola dengan efesien supaya dapat
menjaga likuiditas dari perusahaan. Setiap sumber jangka pendek dari pembiayaan
harus dikelola secara terus menerus untuk memastikan mereka dikelola dengan cara
terbaik. Interaksi antara aset lancar dan hutang lancar adalah teori utama dari
manajemen modal kerja.
Modal kerja dapat didefinisikan secara khusus sebagai aset yang dipegang
untuk penggunaan sementara dalam bisnis dikurangi dengan jumlah hutang jangka
pendek yang sudah jatuh tempo. Modal kerja merupakan aspek pengembangkan
yang penting. Dari semua opsi yang ada, manajemen modal kerja merupakan

5
.

pilihan terbaik untuk meningkatkan kelansungan operational. Modal kerja


merupakan praktek dari manejemen keuangan dari perusahaan manufaktur. Modal
kerja merepresentasikan porsi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk lain
dalam melakukan bisnis. Ide ini mencakup transaksi berulang cash-cadangan-
piutang-cash yang merupakan rantai konvsnsional dari operasi bisnis.
Dana yang dikerahkan untuk jangka pendek utamanya untuk modal kerja
atau tujuan operasional. Pada operasi sehari-hari, sebuah perusahaan akan
menyediakan uang untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, dan pemberian
kredit kepada konsumen.
Dengan menganalisa tentang modal kerja, dapat disimpulkan bahwa semua
perusahaan baik publik maupun swasta, manufaktor ataupun bukan, mempunyai
modal kerja yang cukup dalam pasar yang kompetitif. Hal ini karena
ketidakcukupan modal kerja sangat berbahaya dari sudut pandang perusahaan.
Investasi yang berlebihan pada modal kerja akan berakibat pada profitabilitas
perusahaan yang tidak menghasilkan. Dengan cara yang sama, ketidakcukupan
investasi pada modal kerja akan berakibat pada posisi likuidisasi perusahaan dan
akan menyebabkan kegagalan pada perusahaan.
Oleh karena itu, mengenali fakta bahwa adanya kesalahan dalam
pengelolaan modal kerja dapat berujung pada efek yang kurang baik bagi
perusahaan dan akan mengurangi likuiditasm turnover, profitabilitas, dan
meningkatkan biaya dalam pengelolaan perusahaan.

2.2 Model yang digunakan untuk Working Capital Management


Model yang digunakan untuk WCM dapat diklasifikasikan menjadi dua cara
yaitu: Value based dan Time based.

6
.

Picture 3: Model yang digunakan untuk Working Capital Management

Berikut merupakan beberapa konsep dari modal kerja:


Gross Working Capital
Total aset lancar yang digunakan untuk investasi

Net Working Capital


Terdapat dua pengertian terhadap net working capital yaitu:
1. Merupakan kelebihan antara current assets dan current liabilities. Definisi ini
yang biasa digunakan. Beberapa orang mendefinisikannya hanya perbedaan
antara current asset dan current liabilities.
2. Merupakan porsi dari current asset perusahaan yang dibiayai oleh dana jangka
panjang

Permanent Working Capital


Jumlah minimum dari investasi dalam semua current asset di mana dibutuhkan
setiap waktu untuk membiayai aktivitas minimum bisnis. Dengan kata lain,
permanent working capital merepresentasikan current asset yang dibutuhkan untuk
melanjutkan selama setahun.
Karakteristik dari tipe working capital ini adalah:
1. Jumlah permanent working capital tetap dalam bisnis dalam suatu bentuk atau
lainnya. Ini penting dari sudut pandang financing. Supplier dari working capital
jenis ini tidak mengharapkan return selama masa hidup perusahaan.

7
.

2. Menumbuhkan ukuran dari bisnis. Dengan kata lain, semakin besar ukuran
perusahaan, semakin besar pula working capital nya dan sebaliknya.

Temporary Working Capital


Jumlah dari working capital berubah-ubah dari waktu ke waktu dengan basis
aktivitas bisnis. Dengan kata lain, temporary working capital merepresentasikan
tambahan current asset yang dibutuhkan pada waktu yang berbeda sepanjang tahun
beroperasi. Sebagai contoh, kelebihan inventory harus dikelola untuk menyokong
penjualan selama masa puncak penjualan. Begitu pula dengan piutang akan
meningkat dan harus dibiayai selama masa puncak penjualan. Di sisi lain, investasi
dalam invetory, piutang, dll, akan menurun pada masa rendah.

Supplier dengan modal kerja yang berubah-rubah atau sementara hanya dapat
mengharapkan return selama off season, dimana season ini adalah ketika
perusahaan tidak memerlukannya lagi. Dengan demikian, modal kerja sementara
umumnya dibiayai dari sumber keuangan jangka pendek seperti kredit bank.

Curve 1: Temporary Working Capital

8
.

Curve 2: Temporary Working Capital

Negative Working Capital


Keadaan ini terjadi bila kewajiban lancar melebihi aset lancar. Ini merupakan
indikasi krisis terhadap perusahaan.

2.3 Strategi Working Capital Management


Tiga pendekatan dasar untuk menentukan financing mix yang sesuai adalah:
a) Self-Liquidating Approach, b) Conservative Approach, dan c) Aggressive
Approach.

a) Self-Liquidating Approach
Pada Self-Liquidating approach ini setiap aset harus diimbangi dengan
instrumen keuangan dengan estimasi jatuh tempo yang sama. Short term atau
seasonal variations dalam aktiva lancar akan dibiayai dengan utang jangka pendek;
konstituen permanen aktiva lancar dan aktiva tetap harus didukung dengan utang
jangka panjang atau dengan ekuitas. Menurut pendekatan ini hanya fluktuasi jangka
pendek akan dibiayai dengan utang jangka pendek.

9
.

Oleh karena itu, tingkat aktiva lancar yang tidak konsisten harus dibiayai untuk
jangka pendek karena perusahaan tidak mau membayar biaya pembiayaan
sepanjang tahun jika membutuhkan pendanaan hanya untuk jangka waktu empat
bulan. Meskipun campuran pembiayaan didukung oleh Self-Liquidating approach
merupakan pola pembiayaan yang tepat. Namun, ketepatan antara periode jatuh
tempo aset lancar dengan sumber keuangan terkadang tidak tepat karena
terkontaminasi oleh ambiguitas.

Curve 3: Self-Liquidating approach curve

b) Conservative Approach
Di bawah conservative approach, manajemen memungkinkan sendiri margin
yang aman dan memutuskan untuk membiayai sebagian dari jangka pendek
kebutuhan modal kerja dari sumber jangka panjang. Jika arus kas bersih yang
diharapkan tidak terjadi seperti perkiraan, ini akan dibayarkan bunga atas kelebihan
utang. Dan dalam situasi seperti di mana sebuah perusahaan tidak memiliki syarat
modal tidak kekal maka dana jangka panjang lamban dapat diinvestasikan dalam
surat berharga. Hal ini akan membantu perusahaan memperoleh pendapatan. Dalam
sebuah perusahaan yang sangat konservatif, permintaan yang paling tinggi mungkin
akan dibiayai seluruhnya secara jangka panjang.

10
.

Curve 4: Conservative approach curve

c) Aggressive Approach
Dalam pendekatan ini, sebuah perusahaan membiayai beberapa permintaan
menggunakan sumber jangka pendek. Pembiayaan akan dianggap lebih agresif jika
proporsi yang lebih besar dari aset tetap dibiayai melalui utang jangka pendek.
Risiko pembiayaan kebutuhan permanen dengan pendanaan jangka pendek adalah
ganda: suku bunga jangka pendek berosilasi lebih dari suku bunga jangka panjang.
Bergelut pada utang jangka pendek mungkin akan mengakibatkan perusahaan
memilih untuk variabilitas yang lebih besar dalam biaya pendanaan untuk hasilnya.
Mungkin risiko yang lebih besar adalah ketidakmampuan untuk menanggulangi
utang jangka pendek setiap tahun. Perusahaan dapat menerima risiko lebih besar
dari kebangkrutan untuk menghemat biaya pembiayaan jangka panjang.

11
.

Curve 5: Aggressive approach curve

2.4 Faktor dan Resiko yang dapat mempengaruhi Working Capital


Management

Tidak ada aturan pasti dan cepat atau formula tertentu untuk menentukan
kebutuhan modal kerja perusahaan. Pentingnya manajemen modal kerja yang
efisien merupakan aspek manajemen keuangan secara keseluruhan. Dengan
demikian suatu perusahaan merencanakan operasinya dengan kebutuhan modal
kerja yang memadai atau harus memiliki modal kerja tidak terlalu berlebihan atau
terlalu memadai. Sejumlah faktor mempengaruhi modal kerja. Umumnya, faktor-
faktor berikut mempengaruhi kebutuhan modal kerja perusahaan.

A. Nature and size of business


Kebutuhan modal kerja dari suatu perusahaan pada dasarnya ditetukan pada
size bisnis dan sifatnya. Jika ukuran perusahaan lebih besar, maka atau
membutuhkan modal lebih kerja sedangkan perusahaan kecil membutuhkan modal
kurang kerja relatif untuk utilitas publik.

B. Manufacturing Cycle
Kebutuhan modal kerja dari suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh siklus
manufaktur atau produksi. Hal ini mengacu pada waktu yang terlibat untuk

12
.

membuat barang jadi dari bahan baku. Selama proses manufaktur dana siklus diikat
lagi siklus manufaktur, yang lebih besar akan kebutuhan modal kerja dan
sebaliknya.

C. Production Policy
Kebutuhan modal kerja juga ditentukan oleh kebijakan produksinya. Jika
suatu perusahaan menghasilkan produk musiman, produksi dan volume penjualan
berfluktuasi dengan musim yang berbeda. Jenis berfluktuasi kebijakan
mempengaruhi kebijakan modal kerja perusahaan.

D. Credit Policy
Kebijakan kredit mempengaruhi modal kerja perusahaan. Kebutuhan modal
kerja tergantung pada hal penjualan. Istilah yang berbeda dapat diikuti oleh
pelanggan yang berbeda sesuai dengan kelayakan kredit mereka. Jika perusahaan
mengikuti kebijakan kredit liberal, maka membutuhkan modal yang lebih kerja.
Sebaliknya, jika perusahaan mengikuti kebijakan yang ketat, membutuhkan modal
kurang kerja

E. Availability of Credit
Ketersediaan fasilitas kredit adalah faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan modal kerja. Jika kreditur menggunakan persyaratan kredit liberal maka
perusahaan akan membutuhkan modal kurang kerja dan sebaliknya. Dalam hal lain,
perusahaan bisa mendapatkan fasilitas kredit dengan mudah pada kondisi yang
menguntungkan. Dengan demikian, membutuhkan modal kurang kerja untuk
menjalankan perusahaan jika modal yang lebih kerja diperlukan untuk
mengoperasikan perusahaan dengan lancar.

F. Growth and Expansion


Pertumbuhan dan ekspansi juga mempengaruhi kebutuhan modal kerja
perusahaan. Namun, sulit dipastikan menentukan hubungan antara pertumbuhan
dan ekspansi perusahaan dan kebutuhan modal kerja. Namun yang pasti, perusahaan
yang sedang bertumbuh akan memerlukan modal kerja yang tinggi.

13
.

G. Price level Change


Umumnya, meningkatnya tingkatan harga membutuhkan investasi yang
lebih tinggi sebagai modal kerja. Dengan meningkatnya tingkat harga,hal yang
sama juga diperlukan untuk aktiva lancar karena membutuhkan investasi yang perlu
ditingkatkan juga. Namun, perusahaan-perusahaan yang dapat segera merevisi
harga produk mereka mungkin tidak menghadapi masalah modal kerja yang berat
pada periode kenaikan tingkat. Efek peningkatan tingkat harga mungkin akan
dirasakan berbeda oleh perusahaan yang berbeda karena variasi harga individu. Ada
kemungkinan bahwa beberapa perusahaan mungkin tidak akan terpengaruh oleh
kenaikan harga, sedangkan yang lain mungkin terkena dampak buruk olehnya.

H. Operating Efficiency
Efisiensi operasi juga merupakan faktor penting, yang mempengaruhi
kebutuhan modal kerja perusahaan. Hal ini mengacu pada pemanfaatan efisien dari
sumber daya yang tersedia dengan biaya minimum. Dengan demikian, manajer
keuangan dapat berkontribusi untuk posisi modal kerja yang kuat melalui efisiensi
operasi. Jika suatu perusahaan memiliki efisiensi operasi yang kuat maka perlu
jumlah yang lebih rendah dari modal kerja dan sebaliknya.

I. Profit Margin
Tingkat margin profit akan berbeda dari perusahaan ke perusahaan. Hal ini
tergantung pada kualitas produk dan kekuatan pasar, maka dengan begitu akan
didapat profit yang cukup tinggi atau sebaliknya. Profit ini adalah sumber Working
Capital karena memberikan kontribusi terhadap modal kerja sebagai pilihan dengan
menghasilkan cadangan dana lebih dalam internal perusahaan.

J. Tingkat Pajak
Tingkat pajak juga dapat mempengaruhi kebutuhan modal perusahaan
bekerja. Jumlah pajak yang harus dibayar di muka ditentukan oleh peraturan pajak
yang berlaku. Namun profit perusahaan tidaklah konstan, atau bahkan dapat
diketahui sebelumnya. Kewajiban pajak adalah likuiditas jangka pendek yang harus
dibayar tunai. Oleh karena itu, ketentuan untuk jumlah pajak adalah salah satu aspek
penting dari perencanaan modal kerja. Jika terdapat kenaikan pada pajak, maka
perlu untuk meningkatkan modal kerja dan sebaliknya.

14
.

III
KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dari penjelasan di atas, Working Capital Management adalah bagian
dari dana yang diinvestasikan di dalam menjalankan sebuah bisnis. Working Capital dapat
dianggap sebagai sumber kehidupan bisnis. Penyediaan Working Capital yang efektif dapat
memberikan jaminan akan keberhasilan bisnis.

Working Capital Management juga dapat berpengaruh pada keseluruhan manajemen


sebuah perusahaan, efisiensi pada bagian operasional dalam sebuah organisasi juga tergantung
pada bagaimana perusahaan mengelola bisnis jangka pendeknya. Working Capital
Management dapat berkontribusi untuk membuat perusahaan efisien dan juga Manajer
Keuangan dapat dengan tepat mengelola asset yang tersedia dan memperhatikan likuiditas
yang diperlukan.

15
.

REFERENCES

Financial Management: Theory and Practice, An Asia Edition 1st Edition, Annie Koh |
Ser-Keng Ang | Eugene F. Brigham | Michael C. Ehrhardt.

http://www.investopedia.com/terms/w/workingcapitalmanagement.asp. Accessed on 14th


April 2017
https://en.wikipedia.org/wiki/Working_capital . Accessed on 14th April 2017

https://www.divestopedia.com/definition/1230/working-capital-management . Accessed
on 14th April 2017

http://www.investopedia.com/terms/w/workingcapitalmanagement.asp . Accessed on 14th


April 2017

16

Anda mungkin juga menyukai