KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK :
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 AKUNTANSI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Modal kerja adalah jumlah harta/aktiva lancar, dan modal kerja bersih merupakan hasil
dari aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang
cukup akan tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya dan akan menghadapi
masalah likuiditas. Oleh karena itu, manajemen modal kerja yang efektif akan sangat penting bagi
perusahaan demi pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen
modal kerja berkaitan dengan investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar, terutama mengenai
bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi risiko. Investasi modal
kerja biasanya akan berputar kurang dari satu periode normal operasi perusahaan. Aliran kas dalam
kegiatan ini sering tidak sinkron, karena pengeluaran kas dilakukan jauh sebelum penerimaan kas,
di samping itu juga penjualan dan biaya yang harus dikeluarkan sering tidak pasti. Oleh karena itu,
perusahaan memerlukan manajemen modal kerja untuk menjaga modal kerja yang cukup.
Perusahaan juga harus memastikan kecukupan kas yang tersedia, karena kas merupakan
elemen modal kerja yang memiliki tingkat likuiditas paling tinggi. Kas adalah seluruh uang tunai
yang ada ditangan maupun disimpan di bank dalam bentuk apapun seperti deposito dan kas
merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
Manajemen kas sangat penting untuk dilakukan karena tidak jarang keberhasilan perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan menyediakan kas untuk
memenuhi kewajiban finansialnya dengan tepat waktu. Manajemen kas mempunyai tujuan untuk
meminimalkan jumlah kas yang seharusnya ditahan untuk aktivitas normal perusahaan. Jadi, baik
manajemen modal kerja dan manajemen kas sama-sama penting bagi perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan ke depannya sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai. Oleh karena itu, akan dibahas materi mengenai:
1. Pentingnya manajemen modal kerja, klasifikasi modal kerja dan faktor yang
mempengaruhi modal kerja;
2. Pendekatan yang digunakan: Matching, Conservative dan Agresive Approach;
3. Perhitungan penentuan besarnya modal kerja;
4. Pentingnya manajemen kas dan penyusunan anggaran kas keseluruhan;
5. Penentuan jumlah kas optimal dengan Model Boumel dan Model Miller-Orr.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pentingnya Manajemen Modal Kerja, Klasifikasi Modal Kerja Dan Faktor Yang
Mempengaruhi Modal Kerja
a. Pentingnya Manajemen Modal Kerja
Modal kerja merupakan bagian dari manajemen keuangan suatu perusahaan. Perusahaan
sangat membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Apabila
perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningk atkan
produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Tak
hanya itu perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.
Investasi modal kerja merupakan proses terus-menerus selama perusahaan beroperasi. Pada
umumnya ada 2 pengertian modal kerja :
1) Gross Working Capital
Pengertian modal kerja pada gross working capital didasarkan atas konsep
kuantitatif, yang mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur
aktiva lancar dan aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk
semula atau aktiva dengan dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam
waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah
keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
2) Net Working Capital
Pengertian net working capital didasarkan atas konsep kualitatif, yaitu dikaitkan
dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Dengan
demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusaaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya. W.B.
Taylor modal kerja mengklasifikasikan modal kerja menjadi dua yaitu:
2
2) Modal Kerja Variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan.
- Modal Kerja Musiman (Seasonal working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.
- Modal Kerja Siklis (Cyclical working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
- Modal Kerja Darurat (Emergency working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi
yang mendadak).
3
c. Agresive Approach, yaitu pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan dana dengan
menggunakan proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibandingkan dengan
pendekatan lain. Perusahaan yang menganut pendekatan ini akan memenuhi aktiva tetap
dan sebagian aktiva lancar permanen dengan hutang jangka panjang dan sebagian aktiva
lancar permanen dan semua aktiva lancar variabel dengan hutang jangka pendek.
4
3. Perhitungan Penentuan Besarnya Modal Kerja
Berikut adalah contoh perhitungan penentuan modal kerja: Perusahaan Wiyastri
memproduksi produk A setiap harinya sebanyak 10 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja
selama 25 hari. Unsur-unsur biaya yang dibebankan setiap unit produk A adalah bahan mentah
X (Rp75.000), bahan mentah Y (Rp25.000), tenaga kerja langsung (Rp50.000). Kemudian
terdapat biaya administrasi setiap bulan (Rp10.000.000), gaji pimpinan dan staf setiap bulannya
(Rp15.000.000). Untuk membeli bahan mentah x perusahaan memberikan uang muka kepada
supplier rata-rata 5 hari sebelum diterima. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi produk
A adalah 3 hari dan selanjutnya harus disimpan dulu selama 2 hari. Penjualan produk dilakukan
secara kredit dengan syarat pembayaran 5 hari setelah produk diambil. Perusahaan juga
menetapkan adanya persediaan minimal Rp20.000.000.
Berikut adalah perhitungan penetapan besarnya modal kerja yang diperlukan perusahaan.
1) Penentuan periode perputaran masing-masing unsur modal kerja, yaitu
Bahan mentah X
= dana terikat dalam persekot bahan + proses produksi + barang jadi +piutang
= 5 hari + 3 hari + 2 hari + 5 hari = 15 hari
Bahan mentah Y, tenaga kerja langsung, biaya administrasi dan gaji pimpinan
= proses produksi + barang jadi + piutang dagang
= 3 hari + 2 hari + 5 hari = 10 hari
2) Kebutuhan dana yang ditanamkan dalam masing-masing unsur modal kerja
a) Bahan mentah X (10 x Rp75.000 x 15) = Rp 11.250.000
b) Bahan mentah Y (10 x Rp25.000 x 10) = Rp 2.500.000
c) Tenaga kerja langsung (10 x Rp50.000 x 10) = Rp 5.000.000
d) Biaya administrasi (Rp10.000.000/25 x 10) = Rp 4.000.000
e) Gaji pimpinan dan staf (Rp15.000.000/25 x 10)= Rp 6.000.000
f) Persediaan kas minimal = Rp 20.000.000
Jumlah Modal Kerja yang diperlukan = Rp 48.750.000
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor yang menentukan besar-
kecilnya kebutuhan akan modal kerja yaitu
1) Periode perputaran atau terikatnya modal kerja, yaitu jumlah dari periode-periode yang
meliputi jangka waktu pembelian kredit, lama penyimpanan bahan mentah, lamanya
proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang dan jangka waktu penerimaan
piutang.
2) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari, yaitu jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap harinya
untuk kebutuhan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh dan
biaya lainnya.
5
4. Pentingnya Manajemen Kas Dan Penyusunan Anggaran Kas Keseluruhan
a. Pentingnya Manajemen Kas
Kas merupakan elemen modal kerja yang mempunyai tingkat likuiditas paling
tinggi. Oleh karena itu, manajemen kas sangatlah penting karena manajemen meliputi
pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan dalam rangka pencapaiajn tersedianya kas yang
optimal. Salah satu cara untuk menjaga agar perusahaan tidak kekurangan kas adalah dengan
membuat perencanaan tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang disebut dengan
anggaran kas. Dalam penyusunan anggaran kas terdapat tiga tahap, yaitu:
- Penyusunan anggaran kas yang bersifat operasional, yaitu dengan membuat estimasi
tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang diakibatkan dari operasi perusahaan.
- Penyusunan anggaran finansial, yaitu anggaran kas untuk menanggulangi keadaan
defisit serta pembayaran utang apabila terjadi surplus.
- Penyusunan anggaran kas keseluruhan yaitu merupakan penggabungan antara
anggaran kas operasional dan anggaran kas finansial.
6
Anggaran kas operasional (dalam jutaan rupiah)
Keterangan Juli Agst Sept Okt Nov Des
Penerimaan: 60 105 155 175 110 90
Pengeluaran:
Pembelian bahan 70 105 140 70 70 35
Upah/gaji 8 10 13 8 8 5
Sewa 3 3 3 3 3 3
Pengeluaran lain 1 2 2 1 1 1
Pemb pajak 20 20
Investasi baru 50
Jumlah 81 119 177 131 81 63
Surplus/(Defisit) (21) (14) (22) 44 29 27
7
5. Penentuan Jumlah Kas Optimal Dengan Model Boumel Dan Model Miller-Orr
Kas dan surat berharga yang optimal sangat bergantung atas trade-off antara tingkat bunga
dengan biaya transaksi. Untuk menentukan jumlah kas optimal dapat digunakan dua model
persediaan kas yang optimal yaitu Model Bournel dan Model Miller-Orr
a. Model Bournel
Model Bournel adalah model penentuan kas optimal dengan konsep dasar bahwa
opportunity cost atas bunga yang hilang karena menahan uang tunai sama dengan biaya
tetap untuk mengubah surat berharga menjadi uang tunai (kas) dengan asumsi perusaan
memiliki permintaan uang kas yang konstan setiap periode. Penentuan jumlah kas optimal
dengan model Bournel dapat dihitung sebagai berikut.
Keterangan:
b(T/C) + I (C/2)
b = biaya transaksi yang diasumsikan independent terhadap banyaknya transfer.
T = total permintaan kas selama periode tertentu.
I = tingkat bunga atas surat berharga yang diasumsikan konstan selama periode tersebut.
T/C = menunjukkan banyaknya transaksi yang jika dikalikan dengan biaya tetap setiap
kali transaksi akan sama dengan total biaya tetap selama satu periode.
C/2 = menunjukkan rata-rata kas dan jika dikalikan dengan tingkat bunga maka sama
dengan laba yang hilang karena menahan kas, semakin besar C maka rata -rata kas
juga besar berarti investasi surat berharga menjadi semakin kecil.
𝟐𝒃𝑻
Kas Optimal: 𝑪 ∗ = √
𝒊
Contoh:
Misalkan perusahaan memerlukan kas setiap tahunnya Rp1.200.000.000 dengan
pemakaian perharinya konstan. Biaya transaksi setiap kali dari surat berharga menjadi kas
sebesar Rp50.000. Tingkat bunga yang diperoleh karena memiliki surat berharga 12%.
Besarnya kas optimal dapat dihitung sebagai berikut.
𝟐𝒃𝑻 Dari perhitungan di samping, dapat diketahui perusahaan
𝑪∗ = √
𝒊 perlu menjual surat berharga senilai Rp31,623 juta setiap
2(1.200.000)(50) kali saldo kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut
C∗ = √
12% perusahaan akan meminimumkan biaya karena kehilangan
∗
C = Rp31,623 juta kesempatan untuk menanamkan dana pada surat berharga
dan biaya transaksi.
8
b. Model Miller-Orr
Model ini dikembangkan oleh Miller dan Orr, model ini merumuskan sebagai
berikut. Dalam pengeluaran dan pemasukan kas perusahaan yang berfluktuasi dari waktu
kewaktu. Secara acak perusahaan perlu menetapkan batas atas dan bawah dari saldo kas.
Rumus kas optimal:
Keterangan:
9
BAB III
PENUTUP
1. Pihak perusahaan haruslah memikirkan modal kerja dengan cermat, karena modal kerja
berfungsi untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Dimana terdapat dua
pengertian modal kerja, yakni gross working capital dan net working capital. Besar
kecilnya modal kerja dipengaruhi beberapa faktor, seperti jenis produk yang dibuat, jangka
waktu siklus operasi, tingkat penjualan, kebijakan persediaan, kebijakan penjualan kredit
dan efisiensi manajemen aktiva lancar
2. Melakukan analisis terhadap berapa besar kebutuhan aktiva lancar yang sifatnya permanen
dan yang berfluktuasi, untuk kemudian memilih sumber dana untuk membiayai investasi
itu, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni
Matching, Conservative dan Agresive Approach.
3. Besarnya kebutuhan modal kerja pada suatu perusahaan ditentukan oleh periode perputaran
atau waktu terikatnya dana dalam unsur-unsur modal kerja dan pengeluaran kas harian.
4. Manajemen kas bertujuan untuk meminimalkan jumlah kas yang seharusnya ditahan untuk
aktivitas normal perusahaan. Bagi manajer keuangan penganggaran kas merupakan salah
satu aspek penting yang berguna untuk meramalkan keuangan jangka pendek.
5. Penentuan jumlah kas optimal dapat melalui dua model, yakni Model Boumel dan Model
Miller-Orr. Model Boumel dipergunakan bila perusahaan memiliki permintaan uang kas
yang tetap atau relatif konstan setiap periode. Perusahaan dapat memperoleh dana kas
dengan menjual surat berharga. Model Miller-Orr dipergunakan bila engeluran dan
pemasukan kas perusahaan yang berfluktuasi dari waktu-kewaktu. Perusahaan perlu
menetapkan batas atas dan batas bawah dari saldo kas.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
Latihan soal
PT WISTARINI PT WISTARINI
NERACA LAPORAN RUGI LABA
Per 31 Desember 2011-2012 (dalam jutaan rupiah) Per 31 Desember 2011-2012 (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 31 Desember
Pos-Pos
Pos-Pos (Rp000.000) 2011 2012
2011 2012 Penjualan 5,740 6,260
Aktiva Lancar: Harga pokok penjualan 3,550 3,830
Kas 150 250 Laba penjualan 2,190 2,430
Piutang 860 840 Biaya penjualan 500 550
Persediaan 420 560 Biaya administrasi 250 260
Aktiva lancar lain-lain 30 60 Biaya operasi 750 810
Jumlah aktiva lancar 1,460 1,710 Laba operasi 1,440 1,620
Aktiva tidak lancar 4,750 4,620 Pendapatan lain-lain 100 70
Jumlah aktiva 6,210 6,330 Pendapatan netto 1,540 1,690
Utang jangka pendek 660 670
Utang jangka panjang 350 200
Jumlah Utang 1,010 870
Modal Saham 3,400 3,400
Laba ditahan 1,800 2,060
Jumlah Modal 5,200 5,460
Jumlah Utang & Modal 6,210 6,330
12
Jumlah aktiva 6,210 6,330
Utang jangka pendek 660 670 10
Utang jangka panjang 350 200 150
Jumlah Utang 1,010 870
Modal Saham 3,400 3,400
Laba ditahan 1,800 2,060 260
Jumlah Modal 5,200 5,460
Jumlah Utang & Modal 6,210 6,330
Jumlah 420 420
Langkah selanjutnya adalah menghitung dana yang bersumber dari operasi. Dana dari
operasi yang bersumber dari laba bersih tahun 2012 sebesar Rp1.690 juta. Dana tersebut
sebagian digunakan untuk membayar dividen, yang dapat dibuktikan dari laporan laba
ditahan 2012 yang diuraikan sebagai berikut.
Laba ditahan awal 2012 (akhir 2011) Rp 1,800
Laba bersih 2012 Rp 1,690
Laba ditahan yang tersedia 2012 Rp 3,490
Laba ditahan 2012 -Rp 2,060
Dividen tunai 2012 Rp 1,430
Kemudian, dapat disusun laporan sumber dan penggunaan dana dalam artian Kas
PT WISTARINI
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Periode 2012 (dalam Jutaan Rupiah)
Sumber Penggunaan
Dana diperoleh dari operasi
Laba bersih 1,690 Dividen 1,430
Berkurangnya piutang 20 Penambahan persediaan 140
Berkurangnya aktiva tidak
130 Penambahan aktiva lancar lain-lain 30
lancar
Kenaikan utang jangka pendek 10 Berkurangnya utang jangka panjang 150
Penambahan kas 100
Jumlah 1,850 Jumlah 1,850
Interpretasi:
Berdasarkan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas tersebut dapat diperoleh beberapa
catatan. Penggunaan kas yang utama adalah untuk membayar dividen, membayar utang
jangka panjang, membeli persediaan, menambah aktiva lancar lain-lain. Penggunaan kas ini
13
treutama dibelanjai dari operasi (laba), tertagihnya piutang, penjualan aktiva tidak lancar dan
mendapatkan pinjaman jangka pendek. Ternyata penggunaan kas lebih kecil Rp100 juta
sehingga kas bertambah Rp100 juta.
Interpretasi:
Dilihat dari laporan perubahan modal kerja, selama 2011-2012 terjadi penambahan modal
kerja sebesar Rp240 juta. Ini menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja lebih kecil dari
pada sumbernya.
Kemudian Laporan sumber dan penggunaan modal kerja dapat disusun sebagai berikut.
PT WISTARINI
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Periode 2012 (dalam Jutaan Rupiah)
Sumber Penggunaan
Dana diperoleh dari operasi
Laba bersih 1,690 Dividen 1,430
Berkurangnya aktiva tidak lancar 130 Berkurangnya utang jangka panjang 150
Penambahan modal kerja 240
Jumlah 1,820 Jumlah 1,820
14
Interpretasi:
Dari Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dapat diketahui bahwa penambahan
modal kerja sebesar Rp240 juta. Hal ini menandakan bahwa penggunaan modal kerja berupa
pembayaran dividen dan pelunasan utang jangka panjang lebih kecil daripada sumber modal
yang berasal dari laba bersih dan penjualan aktiva tetap.
15