Anda di halaman 1dari 15

Pengelolaan dan penjelasan manajemen modal kerja dan

kas dalam mengurangi resiko dan meningkatkan


keuntungan

Dosen pengajar
Dra. Ni ketut Purnawati, M.S
Di susun oleh :
Kelompok 14
27) I Made Pranata Artha Mulya (2007521231)
28) A. A Gede Wimanta Wari Bawantu (2007521257)
BAB 1
Pendahuluan
Manajemen modal kerja berkaitan dengan investasi pada aktiva lancer dan hutang
lancer terutama bagaimana mengenai menggunakan dan komposisi keduanya akan
mempengaruhi suatu resiko. Manajemen modal kerja yang efektif sanagat penting
untuk pertumbuhan kelangsungan suatu perusahaan dalam jangka Panjang. Apabila
suatu perusahaan kekurangan modal kerja untuk meningkatkan volume penjualan dan
volume produksinya. Maka perusahaan akan memiliki kesempatan kehilangan dalam
mencapai keuntungan usaha, perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang
mencukupi tidak akan mampu dalam memenuhi pembayaran kewajiban dalam jangka
pendek dan akan menghadapi masalah likuiditas
Pada dasarnya modal kerja berbeda dengan aktiva tetap khususnya dalam waktu yang
diperlukan untuk memperbarui aktiva tersebut dengan kata lain aktiva tetap akan
memerlukan lebih dari satu periode atau satu satu tahun, sedangkan invetasi modal
kerja biasanya berputar kurang dari satu periode normalnya oprasi perusahaan. Siklus
oprasi perusahaan terdiri dari : pengadaan bahan , proses produksi, dan penjualan atau
distribusi. Serta aliran kas ini terkadang tidak sinkron, seperti pengeluaran kas
biasanya dilakukan jauh hari sebelum penerimaan kasnya, di samping itu biaya dan
penjualan kas seirng tidak pasti. Oleh karena itu suatu peruahaan memerlukan suatu
modal kerja yang cukup.
Maka dari itu kelompok kami akan membahasnya pada bab 2 yang menjelaskan
mengenai pengertian dan klasifikasi modal kerja dan factor yang mempengaruhi
modal kerja, pendekatan yang dilakukan melalui mathing conservative dan
agresiveaproach, bagaimana perhitungan besaran modal kerja, pentingnya manajemen
kas penyusunan anggaran kas, serta penentuan jumah optimal dengan model
boumerdan model millerorr.
BAB 2
Pembahasan

2.1 pengertian dan klasifikasi modal kerja


Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan oprasional perusahaan.
Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan
meningkatkan produksinya, makabesar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan
keuntungan perusahan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup. Tidak dapat
membayar uang kewajiban jangka Pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi
masalah likuiditas. Investasi modal kerja merupakan proses terus menerus selama
perusahaan beroprasi.
Pada umumnya ada dua pengertian modal kerja yaitu
1) grow working capital
2) net working capital
Gross working capital (modal kerja bruto)
Modal kerja ini mengacu pada konsep kuantitatif yang mendaasar pada kuantitas dari
pada dana yang tertanam dalam unsur aktiva lancar dan aktiva ini merupakan aktiva
yang sekali berputar Kembali dalam bentuk semula atau aktiva dengan dana yang
tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek dengan
demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah keseluruhan dari aktiva lancar.
Net working capital
Pada pengertian gross working capital didasarkan atas konsep kualitatif dari aktiva
lancar, pada modal kerja dalam pengertian net working capital didasarkan atas konsep
kualitatif yaitu dikatikan dengan besarnya utang lancara atau hutang yang harus segera
di bayar, dengan demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah Sebagian dari
aktiva lancar yang benar benar dapat digunkan untuk membiayai oprasi perusahaan
tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas
hutang lancarnya.
Wb taylor mengklasifikasikan modal kerja menjadi dua yaitu :
1) Modal kerja permanent (permanent working capital)
Yaitu modal kerja yang haru tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang terus menerus diperlukan untuk
kelancaran usaha modal kerja ini dapat dibedakan menjadi dua :
Modal kerja primer (primary working capital )
Jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kontinuitas perusahaanya
Modal kerja normal (normal working capital)
Yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksiyang
normal dalam artian ini merupakan dinamis
2) modal kerja variable ( variable working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya beruah ubah sesuai dengan perubahan keadaan dan
modal kerja ini dibedakan menjadi tiga macam :
A. modal kerja musiman (seasonal working capital)
Modal kerja yang beruabh ubah disebabkan adanya fluktuasi musiman
B. modal kerja siklis (cyclical working capital )
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah ubah dikarenakan fluktuasi konjungtur
C. modal kerja darurat (emergency working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah ubah disebabkan karena adanya keadaan
darurat yang memang tidak adapat di tentuakan atau mendadak ( misalnya pemogokan
kerja, perubahan perekonomian, bencana banjir)

2.2 faktor factor yang mempengaruhi besarnya modal kerja


Perusahaan tidak hanya berkepentingan mengenai tingkat aktiva lancar tetapi juga
mengenai proporsi utang jangka pendek dan Panjang di pergunakan. Keputusan ini
menyangkut trade off antara profitabilitas dan resiko. Utang jangka pendek biasanya
jatuh tempo dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sebaliknuya utang jangka
Panjang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun kebutuhan dana perusahaan meliputi
investasi akitiva lancar dan tetap lalu aktiva lancar sendiri dapat di bagi mnejadi dua
kategori : 1) aktiva lancar permanen 2) aktiva lancar berfluktuasi bagi manajer
keuangan sangat penting untuk menganalisis seberapa besar kebutuhan aktiva lancar
yang sifatnya permanent dan yang berfluktuasi, untuk kemudian memilih sumber dana
untuk membiayai investasi itu baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Terdapat tiga
alternatif pemenuhan kebutuhan dana dalam akitanya dengan aktiva lancar
2.3 Pendekatan melalui matching approach dan agresive approach
1) matching approach
Akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dengan sumber
jangka Panjang baik itu hutang jangka Panjang maupun modal sendiri. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari resiko perusahaan apabila sumber dana yang
digunakan adalah sumber dana jangka Pendek, maka pada saat jatuh tempo
perusahaan tidak dapat Kembali membayar.

2) conservative approach
Akan membiayai investasi aktiva tetap dan lancar permanent serta Sebagian aktiva
lancar yang berfluktuasi dengan hutang jangka Panjang atau modal sendiri proporsi
hutang jangka pendek akan lebih kecil di bandingkan dengan matching approach.
Keputusan ini dimaksudkan unutk memperkecil resiko meskipun akan memperkecil
keuntungan yang diharapkan tersedia untuk pemegang saham karena biaya utang
jangka panajng pada umumnya lebih besar dari pada biaya hutang jangka pendek.
Besarnya biaya hutang jangka Panjang lebih besar dari biaya hutang jangka pendek
dikarenakan resiko hutang jangka Panjang lebih besar dari pada hutang jangka pendek
yang relative lebih kecil.
3) agresive approach
Merupakan pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan dana dengan menggunakan
proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar , jika dibandingkan dengan
pendekatan lain perusahaan yang menganut pendektan ini akan memenuhi aktiva tetap
dan Sebagian aktiva lancar permanen dengan hutang hutang jangka Panjang dan
sebagain aktiva lancar permanen dan semua aktiva lancar variable dengan hutang
jangka pendek. Oleh karena itu perusahaan yang menggunakan pendektan ini
menanggung pengembalian hutang jangka pendek juga semakin besar tetapi dengan
harapan bahwa laba yang diperoleh juag membesar dan memperkecil hutang jangka
pendek.

Untuk memberikan ilustrasi ketiga penektan tersebut misalkan sebuah perusahaan


menggunakan ketiga alternatif tersebut dengan contoh perhitunganya sebagai berikut.
Beradasarkan tabel 6.1 tampak bahaw pendekatan agresive ternyata memberikan
return on equity yang paling besar yakni sebesar 29.29% sementara itu pendekatan
agresive memiliki hutang jangak pendek yang lebih besar daripada conservative , yang
akan memperbesar resiko tersebut begitu juga dengan networking capital pendekatan
agresive adalah lebih rendah daripada pendekatan conservative dengan demikian
maka profitabilitas dan resiko akan meningkat apabila hutang jangka pendek juga
meningkat

2.4 perhitungan besaran modal kerja


Untuk mempermudah gambaran metode ini akan lebih midah bila dipahami dengan
contoh berikut :
Misalakan anda akan mendirikan sautu perusahaan pembuatan jenis roti di kota anda
setiap harinya diperlukan uang tunai untuk membeli bahan baku, membeyara tenaga
kerja dan pengeluaran tunai lainya sebesar rp 1.000.000.00 roti hasil perusahaan dijual
secara tunai dan dapat dijual seluruhnya pada hari itu juga dengan pendapatan
1.100.000.00 sedang selebihnya sebesar 100.000.00 rp dikonsumsi untuk biaay hidup
keluarga anda, apabila hal semacam ini berlangsung terus maka dengan mudah di
dapat bahawa kebutuhan modal kerja anda adalah sebesar 1.000.000.00
Sekarang misalnya penjualan anada dilakukan dengan cara kredit selama 5 hari
artinya penjualan anda tanggal 1 januari baru di terima pemabyaranya pada tanggal 6
januari kemudian tanggal 2 januari akan diterima pembayaranya pada tanggal 7
januari dan sterusnya persoalan tersebut dapat disederhanakan seperti soal berikut ini.
Pertanyaanya adalah berapa kebutuhan modal kerja anda saat ini apakah anada
menjaga kelangsungan usaha anda hanya dengan sebesar 1.000.000 seperti semula ?

Dengan demikian anda dari tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 6 januari
menerima pembayaran atas tanggal 1 januari , penerimaan akhri tanggal 6 januari
dapat dipergunakan untuk membiaya oerusahaan untuk tanggal 7 anuari, demikian
proses berlangusng seterusnya dalam keadaan ini maka kebutuhan modal kerja anda
adalah sbesar 6x 1.000.000 rp = 6.000.000.00 tersebut akan tertanamandalam kas atau
persedaiaan sebesar 1.000.000 dan tertanamn dalam piutang sebesar 5.000.000.00
Berikut ini contoh lain penentuan kebutuhan modal kerja sebuah perusahaan wisri
memproduksi produk x setiap harinya sebanyak 20 unit dalam waktu satu bulan
perusahan bekerja selama 25 hari unsur unsur biaya yang di bebankan untuk stiap unit
produk tersebut adalah
A. bahan mentah A seharga 1.00.000.00
B bahan mentah B seharga 25.000.00
C bahan mentah C seharga 75.000.00
Biaya administrasi setiap bulanya sebanyak 12.500.000.00 gaji pimpinan dan staf
setiap bulanya 25.000.000 untuk membeli bahan mentah A perusahaan tersebut
memberikan uang muka kepada supplier bahan mentah tersebut rata rata 5 hari
sebelum bahan mentah sudah diterima waktu yang diperlukan untuk membuat barang
tersebut adalah 3 hari dan selanjutnya pertimbangan barang tersebut mesti harus di
simpan selama 2 hari penjualan produk dilakuakn dengan cara kredit dengan syarat
pembayaran 5 hari sesudah barang diambil untuk menghadapi pengeluaran yang tidak
terduga pimpinan perusahaan akan menetapkan adanya persediaan minimal sebesar
25.000.000
Berapa beasr modal kerja yang di perlukan oleh perusahaan tersebut untuk membiayai
secara kontinyu .
Pertama perlu diketahui periode perputaran atau waktu terikatnya daan dalam masing
masing unsur kerja tersebut yaitu:
Baham mentah A
Dana terikat dalam persekot bahan 5 hari
Proses produksi 3 hari
Barang jadi 2 hari
Piutang 5 hari
15 hari
Bahan mentah B , tenaga kerja langsung , biaya administrasi dan gaji pimpinan
Proses produksi 3 hari
Barang jadi 2 hari
Piutang dagang 5 hari
10 hari

Kebutuhan dana yang akan ditanam dalam masingmasing unsur modal kerja terseut
adalah
A. baham mentah A (20x100.000x15)= 30.000.000
B. bahan mentah B (20x25.000.000x10)= 5.000.000
C. tenaga kerja langsung ( 20x75.000.000x10)=15.000.000
D. biaya administrasi (12.500.000/25x10) = 10.000.000
E. gaji pimpinan (25.000/25x10)=10.000.000
F. persediaan kas minimal 25.000.000
Total jumlah modal kerja yang diperlukan adlah 90.000.000.00
Berdasarkan hal tersebut dapat diuraikan bahwa besar kecilnya kebutuhan modal kerja
akan tergantung kepada dua factor yaitu:
1) periode perputaran atau terkaitnya ,modal kerja
2) pengeluaran kas rata rata setiap hari
Dengan jumlah pengeluaran setiap harinya yang tetap, tetapi dengan lamanya periode
terikatnya dana , maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah semakin besar .
demikian pula halnya dengan periode terikatnya dana yang tetap , dengan makin
besarnya jumlah pengeluaran kas setiap harinya , kebutuhan modal kerja pun makin
besar.
Periode perputaran terkaitnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah
dari periode periode yang meliputi jangka waktu pembelian kredit beli,lama
penyimpanan bahan mentah di Gudang , lamanya proses produksi , lamanya barang
jadi disimpan di Gudang, dan jangka waktu penerimaan piutang. Sedangkan
pengeluaran kas setiap harinya merupakan jumlah pengeluaran kas rata rata, setiap
harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah
buruh dan lain lainya. Apabila perusahaan menjalankan usahanya satu kali saja maka
kebutuhan modal kerja cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan selama satu
periode perputaran saja. Tetapi pada umumnya perusahaan didirikan tidak
dimaksudkan dijalankan satu kali usaha saja, melainkan untuk seterusnya dan diaman
setiap hari ada aktivitas usaha. Bagi perusahaan ini kebutuhan modal kerjanya tidak
cukup hanya sebesar apa yang diperlukan selama satu periode perputaran saja
melainkan sejumlah sebesar jumlah pengeluaran setiap hari dikalikan dengan periode
perputaran.
2.5 pentingnya manajemen kas , dan penyusunan kas keseluruhan
Pada dasarnya, manajemen kas bertujuan mempertimbangkan risiko dana imbal hasil
agar terjadi keseimbangan antara memiliki terlalu banyak atau sedikit kas. Pasalnya
jika kas yang diinvestasikan terlalu sedikit, kesempatan untuk mendapatkan imbal
hasil yang lebih menguntungkan pun akan berkurang. Namun jika terlalu banyak kas
yang diinvestasikan, maka akan terjadi cash insolvency. Maka kepemilikan kas yang
cukup membuat perusahaan mampu memenuhi segala pengeluaran yang dibutuhkan.
Kas yang cukup artinya cadangan kas dijaga pada titik minimum sehingga selebihnya
bisa diinvestasikan pada instrumen investasi lainnya.
Manajemen kas merupakan salah satu tindakan perusahaan yang penting untuk
dilakukan secara berkesinambungan, baik bagi perusahaan kecil, maupun perusahaan
dengan skala global. Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor penentu
kompleksitas dari manajemen kas. HSBC Indonesia memaparkan seluk beluk
mengenai manajemen kas bagi perusahaan, juga perbankan.
Manajemen kas merupakan bagian dari transaction banking dan corporate
banking. Manajemen kas merupakan solutions, yakni keseluruhan aktivitas yang
diberikan untuk perusahaan dalam satu rangkaian. Solutions berbeda
dengan activities karena activities hanya berupa satu kegiatan yang memiliki tujuan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan solutions memiliki tujuan akhir
untuk meningkatkan nilai dari pelanggan.
Manajemen kas menuntut perusahaan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran
yang dilakukan sehingga perusahaan mengetahui jumlah pasti kelebihan kas pada hari
itu
2.6 penentuan jumlah kas dengan model Baumol dan miller
1. Model persediaan/model Baumol
Model manajemen persediaan kas ini diciptakan oleh seorang ahli bernama Baumol.
Baumol mengidentifikasi bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip
dengan pemakaian persediaan.
Artinya, bila perusahaan memiliki saldo kas dalam suatu perusahaan memiliki saldo
kas tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan
kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain
yang lebih menguntungkan. Sebaliknya bila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan likuiditas pun makin besar karena seharusnya ada
penyeimbangan. Masalah yang sama juga terjadi untuk persediaan.
Contoh kasus
Toko buku online Buku-Buku Retail menghadapi permintaan buku A yang selalu
sama setiap waktu. Misalnya permintaan buku tersebut dalam satu tahun adalah 240
satuan dan toko buku tersebut memesan Q satuan setiap kali pesan. Dengan demikian
frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah:
 Penjualan : Jumlah Pesanan = 240 / Q
 Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan akan berkisar dari 0 sampai Q satuan.
Dengan demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah
Rerata Persediaan = (Q/2) satuan
Bila biaya penyimpanan per tahun dinyatakan sebagai i, maka biaya penyimpanan per
tahun yang akan ditanggung perusahaan sebagai berikut.
Biaya Penyimpanan Per Tahun = (Q/2)i
Bila jumlah permintaan buku adalah 240 satuan kita beri notasi D, dan setiap kali
Buku-Buku Retail memesan memerlukan biaya sebesar o, maka biaya pemesanan
dalam satu tahun adalah:
Biaya Pemesanan dalam Satu Tahun = (D/Q)o
Dengan demikian total biaya persediaan dalam satu tahun (misalnya kita beri notasi
Y) sebagai berikut.
Y = (Q/2)i + (D/Q)o
Biaya ini yang harus diminimumkan. Oleh karena itu persamaan di atas kita
derivasikan terhadap Q dan kita buat SAMA dengan nol (0).
 (dY/dQ) = (i/2) – (oD/Q²) = 0
 (oD/Q²) = (i/2)
 iQ² = 2oD
 Q   = [(2oD)/i)]1/²
Dengan logika yang sama bisa diterapkan sebagai cara manajemen kas perusahaan.
Contoh lanjutan
Kebutuhan kas setiap tahun adalah Rp1,2 miliar dan pemakaiannya per hari konstan.
Biaya transaksi setiap kali mengubah sekuritas menjadi kas adalah Rp50 ribu.
Sedangkan tingkat bunga yang diperoleh karena memiliki sekuritas adalah 12 persen
per tahun.
Dengan menggunakan rumus persamaan persediaan di atas, maka bisa dihitung
jumlah sekuritas yang harus diubah menjadi kas sebagai berikut.
 Q =  [(2oD)/i)]1/²
 Q = [(2.50.000.1.200.000.000) : 0,12)] 1/²
 Q = 31,623 juta
Ini berarti perusahaan perlu menjual sekuritas senilai Rp31.623 juta setiap kali saldo
kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut, perusahaan akan meminimumkan biaya
karena kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana pada sekuritas dan biaya
transaksi.
2. Model Miller Orr
Model manajemen kas dan persediaan Baumol berasumsi bahwa penggunaan kas yang
konstan, lalu bagaimana bila penggunaan kas per harinya tidak konstan?
Dua orang ahli manajemen keuangan Miller dan Orr merumuskan manajemen kas
model Miller dan Orr sebagai berikut.
 Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas yang bersifat acak, perusahaan
perlu menetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas.
 Bila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan perlu mengubah sejumlah
tertentu atas kas agar saldo kembali ke jumlah yang diinginkan.
 Sebaliknya, bila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah, perusahaan
perlu menjual sekuritas agar saldo kas naik kembali ke jumlah yang diinginkan.

Batas atas dalam gambar diagram di atas ditunjukkan oleh garis H dan batas bawah
oleh titik 0. Ini berarti bahwa perusahaan menetapkan jumlah minimal kas mencapai
nol, baru perusahaan akan mengubah atau menjual sekuritas untuk menambah jumlah
kas menjadi Z (jumlah kas yang diinginkan perusahaan).
Tentu saja perusahaan bisa menentukan batas bawah tidak harus nol rupiah.Pada
dasarnya, tanpa manajemen kas yang baik, perusahaan akan
mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas walaupun perusahaan tersebut
menghasilkan profit. Apalagi situasi bisnis selalu fluktuatif, maka pengelolaan dan
perencanaan kas yang baik sangat diperlukan.
BAB 3
Kesimpulan

Umumnya da dua pengertian modal kerja yaitu : 1. Gross working capital 2. Net
working capital pengertian gross working capital mengacu pada konsep kuantitatif,
yang mendasarkan pada kuantitas atau keseluruhan jumlah aktiva lancar. Lalu
pengertian dari net working capital adalah konsep kuantitatif dari aktiva lancar yang
diaktikan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang harus segera
dibayardengan demikian pengertian ini merupakan kelebihan akitiva lancar diatas
hutang lancarnya.
Beasrnya modal kerja merupakan fungsi dari berbagai factor seperti: 1) jenis produk
yang dibuat 2) jangka waktu siklus oprasi 3) tingkat penjualan, semakin tinggi tingkat
penjualan semakin tinggi pula tingkat investasi pada persediaan juga semakin
meningkat, 4) kebijakan persediaan 5) kebijakan penjualan kredit 6) efesiensi aktivitas
aktiva lancar
Kebutuhan dana perusahaan meliputi investasi aktiva lancar dan tetap aktiva lancar itu
sendiri dibagi menjadi dua kategori yaitu: 1) aktiva lancar permanent 2) aktiva lancar
berfluktuasi. Alternatif pemenuhan kebutuhan dana dalam kaitanya dengan aktiva
lancar bisa dilakukan melalui 1) matching approach 2) conservative approach 3)
agresive approach
Beasarnya modal kerja di dalam suatu perusahaan ditentukan oleh periode perputaran
atau waktu terikatnya dana dalam unsur unsur modal kerja dan pengeluaran kas
harian
Sumber Pustaka
https://ardra.biz/topik/pengertian-konsep-kuantitatif/
Wiagustini, Ni Luh Putu.2010.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Cetakan
pertama.Denpasar:Udayana University Press
https://feb.ugm.ac.id/id/berita/611-pentingnya-manajemen-kas
https://lifepal.co.id/media/manajemen-kas/

Anda mungkin juga menyukai