Anda di halaman 1dari 27

Managemen

t modal
kerja

Reni Anggriani
Tujuan khusus

– Mahasiswa diharapkan mampu memahami dengan baik tentang :


1. Pengertian modal kerja
2. Bentuk bentuk modal kerja
3. Permasalahan permasalahan Dalai modal kerja
4. Solusi dalam mengatasi masalah dibidang modal kerja
5. Soal soal
Management modal kerja

– Salah satu agenda panting yang harus dilaksanakan oleh manajer keuangan
adalah mampu memberikan kepuasan yang maksimal kepada Para pemegang
sham, yaitu nilai dividend yang terus mengalami kenaikan. Dan tidak terkecuali
terbangunnya hubungan yang harmonis dengan pihak stakeholder.
– Atas dasar itu manajer keuangan memiliki multi responsibility, tidak hanya
berjangka pendek namun juga berjangka Panjang. Pada bab ini akan membahas
tentang manajemen modal kerja dengan berbagai ruang lingkupnya dan
permasalahannya serta solusi solusi yang bisa diterapkan dalam mendukung
penciptaan manajemen modal kerja yang kompetitif juga modern.
Definisi modal kerja

– Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan – Jika suatu perusahaan bertindak tidak serius
pada aktiva- aktiva jangka pendek -kas,sekuritas, dalam mengelola manajemen modal kerja,
persediaan dan piutang. Adapun menurut siegel maka perusahaan tersebjt diprediksi akan
dan shim modal kerja merupakan suatu ukuran bermasalah dalam kompetisi di pasar, termasuk
dari likuiditas perusahaan. Oleh karena itu dalam memungkinkan perusahaan tersebut tidak
rangka mewujudkan suatu konsep modal kerja mampu memanfaatkan modal kerja yang telah
yang sesuai dengan pengharapan pihak termiliki tersebut secara maksimal serta tepat
perusahaan, maka harus diterapkan suatu ilmu sasaran. Artinya perusahaan menempatkan
manajemen yang bias memberikan arah konsep modal kerja pada sisi yang bersifat profitable.
sesuai dengan yang dimaksud dalam kaidah Profitable artinya penempatan keputusan
manajemen modal kerja. Manajemen modal dengan melihat prospek keuntungan yang akan
kerja berkaitan dengan manajemen akriva terus mengalami kenaikan secara sistematis dan
lancar-kas,piutang dan persediaan dan prosedur sustainable (berkelanjutan)
pendanaan aktiva tersebut.
Kebijakan modal kerja

– Kebijakan modal kerja adalah keputusan-keputusan kebijakan dasar yang


berhubungan dengan (1) tingkat sasaran untuk masing masing kategori aktiva
lancer dan (2) bagaimana aktiva lancar tersebut aman didanai.
– . Kebijakan modal kerja akan melibatkan dua pertanyaan dasar
1. Berapakah jumlah aktiva lancar yang layak untuk dimiliki perusahaan, baik
secara total maupun untuk masing-masing akun yang spesifik, dan
2. Bagaimana sebaiknya aktiva lancar didanai?
Kebijakan modal kerja

– Dari pertanyaan tersebut dapat ditafsirkan banwa kebijakan modal kerja bersifat
sangat hati hati (prudent), dalam artian jika pihak manajer bertindak gegabah
dengan menempatkan dana yang terlalu besar pada salah satu akun atau sebaliknya
terlalu kecil maka dampaknya akan mengganggu stabilitas keuangan perusahaan.
– Seperti misalnya jika kas perusahaan terlalu besar maka perusahaan terlalu liquid
namun itu telah memposisikan perusahaan menjadi tidak optimal dalam
mempergunakan dana yang dimiliki.
– Artinya memungkinkan terjadinya penumpukan dana yang memganggur (idle
money) dalam bentuk kas yang tidak terkontrol. Secara tegasnya kebijakan modal
kerja adalah kebijakan pengontrolan modal secara sistematis dan berkelanjutan.
Pentingnya memahami manajemen
modal kerja

Menurut Agus Santono, “Manajemen modal kerja sangat penting karena alasan
sebagai berikut ini “:
a. Sebagian besar proporsi waktu manajer finansial adalah dialokasikan untuk
manajemen modal kerja.
b. Lebih dari lima puluh persen dari total asset umumnya diinvestasikan pada aktiva
lancar.
c. Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan investasi pada aktiva
lancar adalah sangat erat dan langsung. Sebagai contoh, jika rata rata periode
pengumpulan piutang adalah 30 hari dan penjualan kredit per hari Rp 4.000.000
itu berarti investasi pada piutang sebesar Rp 120.000.00
Pentingnya memahami manajemen
modal kerja

d. Untuk perusahaan kecil manajemen modal kerna menjadi lebih penting.


1. Investasi pada aktiva tetap dapat dikurangi dengan cara menyewa atau
leasing,tetapi investasi aktiva lancar terutama pada piutang dan persediaan
tidak dapat dihindarkan.
2. Karena keterbatasan akses perusahaan kecil dalam pasar modal , maka mereka
hanya menyadarkan diri pada utang jangka pendek , sehingga meningkatnya
utang jangka pendek menyebabkan modal kerja neto menurun.
Pentingnya memahami
manajemen modal kerja

Ada yang harus diingat oleh seorang manajer keuangan dalam memahami pengalokasian aktiva dan
pinjaman adalah menempatkan semua itu berdasarkan aturan dan mekanisme yang berlaku, yaitu :
a) Pertama, jika untuk kebutuhan jangak Panjang maka sumber dana harus bersumber dari jangka
Panjang, dan jika untuk kebutuhan jangka pendek maka sumber dana juga harus bersumber dari
jangka pendek.
b) Kedua, jika perolehan keuntungan tinggi dan keuntungan tersebut ingin dipakai untuk
mengamankan perusahaan secara jangka Panjang dengan tujuan nilai asset tersebut akan
mengalami kenaikan yang sistematis dan diharapkan aseet tersebut besifat receivable yang fixed,
maka sebaiknya dipakai untuk membeli tanah
c) Ketiga, jika perolehan keuntungan tersebut ingin dipakai untuk mengamankan kondisi keuangan
perusahaan secara jangka pendek maka sebaiknya perusahaan menempatkan perolehan
keuntungan tersebut dengan mengkonversi ke dalam salah satu bentuk asset lancar (current
asset) seperti kas,obligasi,saham.
Sumber modal kerja

Suatu perusahaan membutuhkan dana operasional untuk selalu mendanai


kebutuhan aktivitas operasional perusahaan seperti membayar gaji karyawan, gaji
buruh, membayar listrik dsn telepon, pembelian bahan mentah dan lainnya.
Menurut Siegel dan Shim “Sumber Modal Kerja” adalah :
a. Pendapatan bersih,
b. Peningkatan kewajiban yang tidak lancar,
c. Kenaikan ekuitas para pemegang saham, dan
d. Penurunan aktiva yang tidak lancar.
Sumber modal kerja

– Bagi suati perusahaan uang yang sudah dikeluarkan dan dipakai untuk modal
kerja diharapkan dapat kembali lagi. Ini sebagaimana dikatakan oleh Bambang
Riyanto “Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk
membelanjai organisasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot
pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain
sebagainyam di mana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan
akan dapat kembali lahi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek
melalui hasil penjualan produksinya’.
Sumber modal kerja

– Dan bagi perusahaan menganut konsep turnover yang efektif artinya dana yang
dikeluarkan tersebut diharapkan mengalami perputaran secara efektif dan
kembali memberi pemasukan dan yang bersumber dari penjualan untuk
menutupi setiap modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut. Dan sebaliknya
dengan penjualan yang lambat, maka akan mengakibatkan timbulnya berbagai
kesuliatan bahkan memungkinkan timbulnya berbagai biaya atau
membengkaknya berbagai biaya yang selama ini tidak diperkirakan. Seperti
naikknya biaya piutang ragu-ragu (bad debt) dan berbagai financial problem
lainnya.
Sumber modal kerja

– Dengan kata lain semakin besar suatu perusahaan maka kebutuhan dana untuk
menunjang modal kerja juga akan semakin tinggi, dan itu diikuti juga dengan
harus semakin tinggi perputaaran yang bisa diberikan agar tertutupinya biaya
modal kerja yang telah dikeluarkan. Secara konsep ketika turnover penjualan
semakin tinggi serta melewati batas biaya modal kerja yang dikeluarkan maka
artinya perusahaan akan memperoleh keuntungan (profit) dan begitu pula
sebaliknya.
Sumber modal kerja

Bambang Riyanto mengatakan “besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama


tergantung kepada 2 faktor , yaitu :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja , dan
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya
Sumber modal kerja

– Artinya di sini jelas jika dalam menganalisis besar kecilnya kebutuhan modal
kerja dilihat dari segi bagaimana kondisi turnover dari modal kerja tersebut dan
juga melihat pada kondisi pengeluaran kas setiap harinya. Pada dua factor
tersebut yang menjadi tumpuan bagaimana melakukan penyeimbangan
turnover dalam bentuk masuk dan keluar. Karena tanpa ada keseimbangan akan
sulit memberikan keputusan dalam mengelola menajemen modal kerja secara
baik.
Sumber modal kerja

– Ada yang harus diingat bahwa kondisi turnover atau perputaran tersebut sangat tergantung
pada ukuran besar kecilnya aktivitas bisnis yang dimiliki oleh sebuat perusahaan. Semakin
bear aktivitas bisnis suatu perusahaan maka semakin besar turnover yang dimiliki
perusahaan tersebut. Dan itu juga diikuti dengan berbagai masalah lain yang turut
mempengaruhinya, seperti persoalan kredit, piutang, penjualan, dan lain sebagainya.
Dengan baiknya kondisi penjualan, maka artinya setian bahan yang diproduksi dan laku
dipasaran, maka perolehan keuntungan dapat terus di sisihkan untuk membayar kredit ke
perbankan. Dan ini termasuk lancarnya aliran daa yang diterima dari hasil piutang. Piutang
adalah terdapatnya sejumlah dana perusahaan dalam bentuk dibelinya produk perushaan
namun dibayar oleh pembeli secara bertahap sesuai dengan kesepakatan yang dibuat,
sehingga pemasukan dana ke kas perusahaan juga terjadi secara bertahap.
Konsep modal kerja

Menutut Bambang Riyanto ada tiga konsep modal kerja, yaitu konsep kuantitatif,
kualitatif dan fungsional.
a. Konsep kuantitatif.
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva dimana dana yang
tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan
demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto
(gross working capital)
Konsep modal kerja

b. Konsep kualitatif
Menurut Bambang Riyanto , …..modal kerja menurut konsep ini adalah sebagaian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa
mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lanacar di atas utang lancarnya.
c. Konsep fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap
dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimasukkan untuk menghasilkan
pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang
seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) da nada
sebagian dana lain juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk
menghasilkan “current income”
Modal kerja dan arus kas

– Secara konsep ada hubungan kuat antara modal kerja dan arus kas. Kelancaran arus kas
akan mampu membuat manajer keuangan suatu perusahaan bisa memprediksi
kebutuhan dana secara sistematis. Contohnya jika selama ini perusahaan mendanai 40%
aktivitas usahanya dari pinjaman perbankan maka artinya perusahaan berkewajiban
untuk secara rutin mengembalikan pinjaman perbankan secara tepat waktunya.
– Maka semua pengembalian pinjaman diserahkan atau bersumber dari penjualan,
dimana naik turunnya penjualan otomatis akan tergambarkan dalam arus kas (cash
flow). Grafik arus kas menggambarkan proporsi naik dan turunnya angka penjualan. Jika
kondisi pasar menggembirakan maka penjualan perusahaan mengalami peningkatan,
namun jika kondisi pasar tidak menggembirakan artinya grafik arus kas juga akan
mengalami penurunan.
Modal kerja dan arus kas

Oleh karaena itu, sehubungan dengan persoalan arus kas ini ada 2 persoalan dasar
yang harus dihadapi oleh pihak manajemen keuangan sehubungan naik turunnya
grafik arus kas tersebut , yaitu :
a. Pertama, jika grafik arus kas menunjukkan trend tanda penurunan, maka
berapa lamakah masa penurunan tersebut. Dan dari manakah sumber dana
yang dapat dipakai untuk menutupi penurunan tersebut, jika perusahaan
mengandalkan pembayaran pinjaman dari masuknya arus kas.
b. Kedua, jika grafik arus kas menunjukka trend tanda kenaikan secara sistematis,
maka kemanakah kelebihan keuntungan atau over profit akan dialihkan.
Arus kas dan motif memiliki
kas
– Manajemen arus kas mengharuskan pihak manajer mengerti secara detail aliran
masuk dan keluarnya kas suatu perusahaan. Bagi manajer manufacture (pabrik) arus
kas menjadi salah satu andalan dalam memutuskan pembelian bahan baku, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi. Pembelian bahan secara tepat waktu mempengaruhi
keberlangsungan aktivitas pabrik secara baik, dan begitu juga sebalinya
keterlambatan pembelian bahan membuat pekerjaan di pabrik menjadi terlambat.
Seperti yang dikatakn oleh Brigham dan Houston bahwa, “ Kurang lebih 1,5 persen
aktiva rata-rata perusahaan industry memiliki dalam bentuk kas yang dinyatakan
sebagai giro ditambah simpanan dalam bentuk mata uang. “Maka arus kas adalah
sebuah manajemen keseimbangan yaitu input dan output atau pemasukan dan
pengeluaran”
Arus kas dan motif memiliki
kas
Karena itu cadangan dalam bentuk mata uang tunai yang disimpan di kas
perusahaan menjadi penting. Dan kepemilikan uang dalam bentuk kas tersimpan di
dua tempat :
– Cash in bank, dan
– Cash in company
Arus kas dan motif memiliki
kas
Secara umum ada 3 alasan suatu perushaan harus memiliki ketersediaan kas dalam
jumlah yang selalu mencukupi, yaitu :
a. Untuk transaksi
b. Sebagai cadangan (reserve)
c. Motif spekulasi
Manajemen kas

Menurut Brigham dan Houston “Manajemen kas yang efektif meliputi menejemen
arus kas masuk dan keluar secara baik, yang terdiri atas :
a. Menginkronkan arus kas
b. Menggunakan ambang (fload)
c. Mempercepat penerimaan
d. Mendapatkan ketersediaan dana ke tempat yang membutuhkan dan
e. Mengendalikan pengeluaran.
Manajemen kas

Menurut Brigham dan Houston, “Memang posisi kas perusahaan yang dilaporkan
pada neraca akan dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk hal-hal berikut ini :
a. Arus kas
b. Perubahan dalam modal kerja
c. Aktiva tetap
d. Transaksi sekuritas dan pembayaran dividen
Rumus tingkat perputaran modal kerja

– Tingkat perputaran (turnover rate) modal kerja atau aktiva lancar dapat pula
dihitung dari neraca dan income statement pada suatu saat tertentu, dengan
cara sebagai berikut :

Current Assets Turnover = Net sales atau Net sales


Current assets Average Current assets
Rumus tingkat perputaran modal kerja

– Average Current assets = C.A permulaan + C.A akhir tahun


2

Anda mungkin juga menyukai