Anda di halaman 1dari 39

PELATIHAN KOPERASI: PENERAPAN NILAI

DASAR DAN JATI DIRI KOPERASI

Deky Anwar, Ph.D

Kamis, 27 Mei 2021


Atyasa Convention Centre, Palembang, Sumatera Selatan
SUMBER MODAL KOPERASI

Deky Anwar, Ph.D

Kamis, 27 Mei 2021


Atyasa Convention Centre, Palembang, Sumatera Selatan
KEGIATAN KEUANGAN

Aktiva KEGIATAN Pasar


KEUANGAN Keuangan
Perusahaan UMKM

Keputusan Keputusan Keputusan


Investasi Tentang Laba Pembelanjaan
PENGERTIAN MODAL KERJA

KONSEP KUANTITATIF
 Jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan
yang bersifat rutin.
 Modal Kerja adalah jumlah aktiva lancar atau gross working capital.

KONSEP KUALITATIF
 Kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek.
 Konsep ini menitikberatkan pada Net Working Capital.

KONSEP FUNGSIONAL
 Dana yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan
laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan.
 Sebagian besar aktiva lancar dan depresiasi aktiva.
BEBERAPA ALASAN YANG MENDASARI PENTINGNYA
MANAJEMEN MODAL KERJA YAITU:

 Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun


perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding
dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.
 Pada perusahaan kecil dan perusahaan yang tidak memiliki akses
pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjang, maka hutang
jangka pendek merupakan sumber pendanaan eksternal yang
utama.
 Manajer keuangan perlu memberikan porsi waktu yang sesuai untuk
pengelolaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja.
 Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat risiko,
laba, dan harga saham perusahaan.
 Ada hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.
SUMBER PERMODALAN KOPERASI
SUMBER PERMODALAN KOPERASI
MODAL KERJA DAN KEMAMPUAN
MEMPEROLEH LABA
Konsep yang mendasari manajemen modal
kerja yang sehat adalah dua keputusan
yang menyangkut persoalan dasar
perusahaan, yaitu:

a. Tingkat investasi optimal dalam aktiva


lancar
b. Perpaduan yang sesuai antara
pendanaan jangka pendek dan
pendanaan jangka panjang yang
digunakan untuk mendukung investasi
dalam aktiva lancar.
JENIS MODAL KERJA
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja yang tetap
harus ada dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha. Modal kerja
permanen dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital), yaitu modal kerja minimum yang
harus ada untuk menjamin kontinuitas kegiatan usaha atau agar perusahaan tetap
beroperasi.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital), yaitu modal kerja yang dibutuhkan
untuk melakukan produksi yang normal. Produksi normal merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan barang sebanyak kapasitas normal perusahaan.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang
mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel dapat dikelompokkan menjadi
3, yaitu:
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya atau keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan.
JENIS MODAL KERJA
KEBIJAKAN MODAL KERJA

Kebijakan modal kerja


merupakan strategi
yang diterapkan
Koperasi dalam rangka
memenuhi kebutuhan
modal kerja dengan
berbagai alternatif
sumber dana
KEBIJAKAN KONSERVATIF ATAU HATI-HATI

Kebijakan modal kerja konservatif


merupakan manajemen modal
kerja yang dilakukan secara hati-
hati. Pada kebijakan konservatif ini
modal kerja permanen dan
sebagian modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana
jangka panjang, sedangkan
sebagian modal kerja variabel
lainnya dibelanjai dengan sumber
dana jangka pendek. Pemenuhan
modal kerja lebih banyak
menggunakan sumber dana jangka
panjang dibandingkan sumber
dana jangka pendek. Kebijakan ini
disebut konservatif, karena sumber
dana jangka panjang mempunyai Pada gambar nampak bahwa sebagian modal kerja variabel didanai
jatuh tempo yang jauh lebih lama, dengan sumber dana jangka panjang, risikonya jika kebutuhan modal
sehingga perusahaan lebih memiliki kerja variabel kecil mengakibatkan ada dana yang menganggur. Dana
keleluasaan dalam pelunasan menganggur sebaiknya ditanamkan dalam surat berharga berjangka
kembali artinya mempunyai tingkat pendek.
keamanan atau margin of safety
yang besar
KEBIJAKAN AGRESIF

Pada kebijakan agresif sebagian modal


kerja permanen dibelanjai dengan
sumber dana jangka panjang,
sedangkan sebagian modal kerja
permanen dan modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka
pendek. Pada kebijakan agresif,
sebagian kebutuhan dana jangka
panjang dipenuhi dengan sumber dana
jangka pendek. Perusahaan berani
menanggung risiko yang cukup besar,
sedangkan trade-off yang diharapkan
yaitu memperoleh profitabilitas yang
lebih besar. Berbeda dengan kebijakan
konservatif yang lebih mementingkan
faktor keamanan, sehingga margin of
safety-nya besar, tetapi mengakibatkan
tingkat profitabilitas menjadi rendah
KEBIJAKAN MODERAT

Pada kebijakan moderat aktiva yang bersifat tetap


yaitu aktiva tetap dan modal kerja permanen
dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang,
sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan
sumber dana jangka pendek. Kebijakan moderat
mencerminkan kebijakan manajemen yang
konservatif sekaligus agresif. Kebijakan moderat
memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan
modal kerja yang bersifat tetap dibelanjai dengan
sumber modal yang permanen atau sumber dana
yang berjangka panjang. Sumber modal yang
permanen seperti saham, sedangkan sumber
modal berjangka panjang yang lain adalah
obligasi (hutang jangka panjang). Kebijakan
moderat didasarkan pada matching principle yang Pada kebijakan moderat kesulitan yang dihadapi yaitu
menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih
sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana dan pembayaran hutang, yang selalu terdapat unsur
tersebut diperlukan. Bila dana yang diperlukan ketidakpastian. Pada kebijakan ini muncul trade – off
hanya untuk jangka pendek, maka sebaiknya
didanai dengan sumber dana jangka pendek. Jika antara profitabilitas dan risiko. Semakin besar margin
dana yang diperlukan hanya untuk jangka of safety yang ditentukan untuk menutup
panjang, maka sebaiknya didanai dengan sumber penyimpangan arus kas bersih semakin aman bagi
dana jangka panjang. Dengan demikian risiko perusahaan, tetapi harus menyediakan dana yang
yang dihadapi hanya berupa terjadinya jangka waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan
penyimpangan aliran kas yang diestimasikan atau digunakan, akibatnya akan terjadi dana menganggur
yang diharapkan dan menurunkan profitabilitas. Bila risiko rendah
mengakibatkan profitabilitas juga rendah
ANALISIS MODAL KERJA

 IDENTIFIKASI KENAIKAN DAN PENURUNAN MODAL KERJA


 RASIO PERPUTARAN MODAL KERJA
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN

2018 2019
PENJELASAN

Dari laporan perubahaan modal kerja di atas


terlihat bahwa adanya pertambahan modal kerja
sebesar Rp.111.752.795,- yang berasal dari selisih
modal kerja tahun 2018 sebesar Rp.907.709.456,-
dan tahun 2019 sebesar
Rp.1.019.462.251.Selanjutnya pada tahap
berikutnya adalah membuat laporan sumber dan
penggunaan Modal Kerja sebagai berikut
Bertambahnya modal kerja sebesar Rp.111.752.795,- berasal dari :
• Piutang Anggota Rp. 182.573.560,- dimana Piutang anggota tahun 2018
Rp.361.400.067,- berubah ditahun 2019 menjadi Rp.543.973.627,-

• Piutang non Anggota sebesar Rp.134.753.301,- dimana tahun 2018


sebesar Rp.114.605.626,- berubah menjadi Rp.249.358.927,- (2019)
• Hutang Dagang Rp. 7.316.398,-dimana pada tahun 2018 Rp.13.132.200,-
dan pada tahun 2019 berkurang menjadi Rp.5.815.802,-

Sedangkan yang menyebabkan berkurangnya modal kerja akibat :


• Berkurangnya simpanan di bank sebesar Rp.169.316.663,- dimana
simpanan di bank tahun 2018 sebesar Rp.434.216.330,- berubah
menjadi Rp.264.899.667,- tahun 2019.

• Terjualnya persediaan barang sebesar Rp.36.140.141,- dimana tahun


2018 sebesar Rp.88.960.714,- berubah menjadi Rp.52.820.573,-di tahun
2019.
• Bertambahnya simpanan sukarela Rp.3.444.213, cimana pada tahun
2018 sebesar Rp.69.271.500,- dan ditahun 2019.sebesar
Rp.72.715.713,-

• Bertambahnya dana dana SHU sebesar Rp.3.989.447,-yang diperoleh


dari tahun 2018 sebesar Rp.15.964.591,- dan pada tahun 2019 menjadi
Rp.19.954.028,-
SUMBER MODAL KERJA

 Sumber modal kerja diperoleh dari adanya depresiasi aktiva tetap berupa Bangunan Ruko dan Inventaris
Toko/kantor sebesar Rp.21.919.714,- .Tetapi jika dilihat dari data neraca tidak terlihat pengurangan tersebut
akibat depresiasi aktiva tetap karena seluruh aktiva tetap hanya mempunyai akumulasi depresiasi aktiva
secara keseluruhan yang terdiri dari depresiasi Bangunan Ruko, dan inventaris kantor/toko yang seluruhnya
berjumlah Rp.142.801.724,- pada tahun 2018 dan Rp.164.721.438,- pada tahun 2019.Kenaikan dari
akumulasi penyusutan aktiva tetap terebut diakibatkan dari pembelian inventaris kantor/toko.

 Kemudian sumber modal juga berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib sebesar Rp.2.050.000,- dan
Rp.146.815.426,- sumber ini berasal dari masuknya anggota baru yang tadinya orang manjadi orang dimana
mereka melakukan simpanan setiap bulannya.

 Dari adanya pertambahan cadangan yang dibentuk setiap tahunnya sebesar 40% dari sisa hasil usaha untuk
tahun 2019 adalah sebesar Rp.62.461.866,-

 Adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp.53.018.910,-,

ALOKASI MODAL KERJA

 Penyertaan ke koperasi sebesar Rp.1.200.000,- Deposito pada Bank Rp.100.000.000,- dan penyertaan lainnya
Rp.5.586.450,-

 Sedangkan Penggunaan modal kerja juga digunakan untuk pembelian inventaris kantor/toko sebesar
Rp.31.060.000,- sehingga mengakibatkan adanya kenaikan akumulasi penyusutan sebesar Rp.21.919.714,-
sebagai penambahan sumber dana.

 Selain itu adanya pelunasan hutang sebesar Rp.20.000.000,- dan adanya pelunasam piutang terhadap PT
Taspen Sebesar Rp.16.666.671,-
Rasio modal kerja
dibawah 1
adalah berbahaya
bagi perusahaan
ANALISIS KINERJA KOPERASI

Deky Anwar, Ph.D

Kamis, 27 Mei 2021


Atyasa Convention Centre, Palembang, Sumatera Selatan
TUJUAN ANALISIS KINERJA
(PASAL 3, NO 6 2016 TTG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN
UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI)

 terwujudnya pengelolaan KSP/KSPPS dan USP/USPPS Koperasi yang


sehat dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
 terwujudnya pelayanan prima kepada penggunajasa koperasi;
 meningkatnya citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam
oleh koperasi sebagai lembaga keuangan yang mampu mengelola
kegiatan usaha simpan pinjam sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
 Terjaminnya aset kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
 meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kegiatan
usaha simpan pinjam oleh koperasi; dan
 meningkatnya manfaat ekonomi anggota dalam kegiatan usaha
simpan pinjam oleh koperasi.
RUANG LINGKUP KINERJA KOPERASI

PERMODALAN

KUALITAS
JATIDIRI
AKTIVA
KOPERASI
PRODUKTIF

KINERJA
KEMANDIRIAN
& MANAJEMEN
PERTUMBUHAN

LIKUIDITAS EFISIENSI
MODAL
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
MANAJEMEN
EFISIENSI
LIKUIDITAS
KEMANDIRIAN & PERTUMBUHAN
JATIDIRI KOPERASI
PELAKU & PERAN KOPERASI DALAM
PEREKONOMIAN INDONESIA

Deky Anwar, Ph.D

Kamis, 27 Mei 2021


Atyasa Convention Centre, Palembang, Sumatera Selatan
FUNGSI DAN PERAN KOPERASI
MENURUT UU KOPERASI

Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan


ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas


kehidupan manusia dan masyarakat

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan


ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya

Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian


nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
FUNGSI KOPERASI

Memperkokoh
Untuk
Sebagai urat nadi Sebagai upaya perekonomian
meningkatkan
kegiatan mendemokrasikan rakyat Indonesia
kesejahteraan
perekonomian sosial ekonomi dengan jalan
warga negara
indonesia indonesia pembinaan
indonesia
koperasi
KONTRIBUSI KOPERASI TERHADAP VOLUME
TRANSAKSI EKONOMI DI SUMSEL

Koperasi, 1.70,
0%

PDRB
Koperasi

PDRB, 458.00,
100%
KONTRIBUSI KOPERASI TERHADAP VOLUME
TRANSAKSI EKONOMI DI INDONESIA

Koperasi, 174,
1%

PDB
Koperasi

PDB, 15,434,
99%
BAGAIMANA CARA KERJA KOPERASI
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Koperasi
Produsen

Koperasi Simpan
Pinjam
Investasi

Koperasi Pertumbuhan
Peningkatan
Konsumen Ekonomi
Produksi
Indonesia
Konsumsi
Menyerap
Koperasi Tenaga Kerja
Pemasaran

Mengurangi
Pengangguran
Koperasi Jasa
Terima Kasih

Wassalamu’laikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai