Anda di halaman 1dari 65

PENGOLAHAN

MODAL KERJA
MODAL KERJA

 Adalah dana yang diperlukan untuk


memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan sehari-hari seperti pembelian
bahan baku, pembelian barang dagangan,
pembayaran gaji dan upah, membayar
hutang, dll.
Terminologi Modal Kerja
MASA PERPUTARAN MODAL KERJA
 Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas
ditanamkan pada elemen-elemen modal
kerja hingga menjadi kas kerja lagi adalah
kurang dari satu tahun atau berjangka
pendek.
MASA PERPUTARAN MODAL KERJA
 Masa perputaran modal kerja ini menunjukan
tingkat efisiensi penggunaan modal kerja,
 Semakin cepat masa perputaran modal kerja,
semakin efisien penggunaan modal kerja dan
tentunya investasi pada modal kerja semakin
kecil.
TUJUAN MANAJEMEN MODAL KERJA
1. Mengelola aktiva lancar dan
hutang lancar
2. Diperoleh modal kerja neto yang
layak
3. Menjamin likuiditas perusahaan
KONSEP MODAL KERJA
1. MODAL KERJA
KUANTITATIF
 Menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang
tertanam dalam aktiva yang masa
perputarannya kurang dari satu tahun.
 Modal kerja menurut konsep ini adalah
keseluruhan elemen aktiva lancar.
 Oleh karena semua elemen aktiva lancar
diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa
memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya, maka modal kerja ini sering di sebut
modal kerja bruto atau Gross Working Capital.
2.MODAL KERJA KUALITATIF

 Pada konsep ini, modal kerja bukan semua


aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan
kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar
sehingga dana yang digunakan benar-benar
khusus digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari tanpa khawatir
terganggu oleh pembayaran-pembayaran
hutang yang segera jatuh tempo.
 Karena menurut konsep ini hutang lancar telah
dikeluarkan dari perhitungan, sehingga modal
kerja merupakan selisih antara aktiva lancar
dengan hutang lancarnya.
3.MODAL KERJA
FUNGSIONAL
 Konsep ini lebih menitikberatkan pada funsi
dana dalam menghasilkan penghasilan
langsung atau current income.
 Pengertian modal kerja menurut konsep ini
adalah dana yang digunakan oleh
perusahaan untuk menghasilkan current
income sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan pada satu periode tertentu.
3.MODAL KERJA
FUNGSIONAL
 Tiga syarat untuk menjadi modal kerja :
1. current income
2. Sesuai tujuan perusahaan
3. Satu periode akuntansi.
Sehingga, yang masuk sebagai modal kerja
adalah kas, piutang dagang sebesar harga
pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar
penyusutan periode tersebut. Sedangkan efek
atau surat berharga dan margin laba dari piutang
merupakan modal kerja potensial yang akan
menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar
dan efek sudah dijual
CONTOH
AKTIVA LANCAR :
Kas Rp. 15.000.000
Efek Rp. 50.000.000
Piutang Dagang Rp. 75.000.000
Persediaan Barang Rp. 120.000.000 +
Total Aktiva Lancar Rp. 260.000.000.

AKTIVA TETAP:
Tanah Rp. 150.000.000
Bangunan dan Gedung Rp. 300.000.000
Mesin Rp. 250.000.000 +
Total Aktiva Tetap Rp., 700.000.000
CONTOH
KETERANGAN :
 Penyusutan setiap tahunnya :

- Bangunan dan Gedung Rp. 50.000.000


- Mesin-mesin Rp. 40.000.000
 Penjualan kredit dengan profit margin sebesar
30%.
Atas dasar tersebut di atas, dapat dihitung
besarnya modal kerja menurut konsep
fungsional :
 Modal kerja (working Capital)
Kas Rp 15.000.000
PiutangDagang(70%) Rp 52.500.000
Persediaan Barang Rp 120.000.000
Penyusutan Bangunan & Gedung Rp. 50.000.000
Penyusutan Mesin Rp 40.000.000 +
Total Modal Kerja Rp 277.500.000.

 Modal Kerja Potensial (potensial working capital):


Efek Rp 50.000.000,-
Margin laba (30%) Rp 22.500.000.-+
Total Rp 77.500.000.-

Bukan Modal Kerja (non working capital):


Tanah Rp 150.000.000,-
Bangunan & Gedung Rp 250.000.000,-
Mesin-mesin Rp 210.000.000.-+
Total Rp 610.000.000.-
JENIS MODAL KERJA
JENIS MODAL KERJA
1. Modal Kerja Permanen
2. Modal Kerja Variabel
MODAL KERJA PERMANEN

 Yaitu modal kerja yang selalu harus ada


dalam perusahaan agar perusahaan dapat
menjalankan kegiatannya untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
 Modal kerja permanen dibagi menjadi dua
macam yakni:
a. Modal Kerja Primer
b. Modal Kerja Normal
MODAL KERJA PERMANEN

a. Modal Kerja Primer


 Modal kerja primer adalah modal kerja minimal
yang harus ada dalam perusahaan untuk
menjamin agar perusahaan tetap bisa
beroperasi.
b. Modal Kerja Normal
 Merupakan modal kerja yang harus ada agar
perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat
produksi normal.
 Produksi normal merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan barang
sebesar kapasitas normal perusahaan
MODAL KERJA VARIABEL

 Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-


ubah sesuai dengan perubahan kegiatan
ataupun keadaan lain yang mempengaruhi
perusahaan.
 Modal kerja variabel terdiri dari:
a. Modal Kerja Musiman
b. Modal Kerja Siklis
c. Modal Kerja Darurat
MODAL KERJA VARIABEL

a. Modal Kerja Musiman


Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan
untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi
kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan
biscuit harus menyediakan modal kerja lebih
besar pada saat musim hari raya, saat panen
tebu maka dibutuhkan modal kerja cukup
besar untuk memproduksi gula
.
MODAL KERJA VARIABEL

b. Modal Kerja Siklis


Yaitu modal kerja yang jumlah kebutuhannya
dipengaruhi oleh fluktuasi
Contoh; karena keadaan ekonomi, keadaan
ekonomi baik, maka kebutuhan modal kerja
meningkat
MODAL KERJA VARIABEL

c. Modal Kerja Darurat


Modal kerja ini jumlah kebutuhannya
dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi
diluar kemampuan perusahaan.
Contoh; pemogokan kerja, banjir/bencana alam,
perubahan peraturan ekonomi yang mendadak
Bila digambarkan, jenis-jenis modal kerja
akan tampak seperti pada gambar

Rp

Modal Kerja Normal

Modal Kerja Primer

waktu
Perputaran Modal Kerja
 Perputaran modal kerja pada perusahaan dagang,
alurnya lebih pendek bila dibandingkan dengan
perusahaan industri/manufaktur
 Pada Perusahaan Dagang
 Penjualan Tunai

Penerimaan
Pembelian Penjualan
Uang
Perputaran Modal Kerja
 Pada Perusahaan Dagang
 Penjualan Kredit

Pembelian Penjualan Kredit Penerimaan Uang


Perputaran Modal Kerja

 Pada Perusahaan Industri / Manufaktur


KEBIJAKSANAAN MODAL
KERJA
 Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi
yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan modal kerja dengan
berbagai alternatif sumber dana.

KEBIJAKSANAAN MODAL
KERJA
 Kebijaksanaan modal kerja apa yang harus
diambil oleh perusahaan, tergantung dari
seberapa besar manajer berani mengambil
risiko. Kebijaksanaan modal kerja yang bisa
diambil oleh perusahaan adalah:
1 Kebijaksanaan Konservatif
2 Kebijaksanaan Moderat atau hedging
3 Kebijaksanaan Agresif
1. KEBIJAKSANAAN KONSERVATIF
 Rencana pemenuhan kebutuhan
dana konservatif merupakan
rencana pemenuhan dana modal
kerja yang lebih banyak
menggunakan sumber dana
jangka panjang dibandingkan
sumber dana jangka pendek.
1. KEBIJAKSANAAN KONSERVATIF
 Dalam kebijakan ini modal kerja
permanen dan sebagian modal
kerja variabel dipenuhi oleh
sumber dana jangka panjang,
sedangkan sebagian modal
kerja variabel lainnya dipenuhi
dengan sumber dana jangka
pendek.
1. KEBIJAKSANAAN KONSERVATIF
 Kebijaksanaan ini disebut konservatif
(hati-hati), karena sumber dana
jangka panjang mempunyai jatuh
tempo yang lama, sehingga
perusahaan memiliki keleluasaan
dalam pelunasan kembali artinya
perusahaan mempunyai tingkat
keamanan atau margin of safety yang
besar.
1. KEBIJAKSANAAN KONSERVATIF
 Bila digambarkan kebijaksanaan konservatif nampak
sebagai berikut.
Permodalan Jk
pendek Fluktuasi Aktiva Lancar

Sumber
Jk Pjg

Waktu
KEBIJAKSANAAN MODERAT
 Pada kebijakan atau strategi pendanaan ini
perusahaan membiayai setiap aktiva dengan
dana yang jangka waktunya kurang lebih sama
dengan jangka waktu perputaran aktiva
tersebut. Artinya aktiva yang bersifat permanen
yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen
akan didanai dengan sumber dana jangka
panjang, dan aktiva yang bersifat variabel atau
modal kerja variabel akan didanai dengan
sumber dana jangka pendek.
KEBIJAKSANAAN MODERAT
 Kebijakan ini didasarkan atas
prinsip matching principle yang
menyatakan bahwa jangka waktu
sumber dana sebaiknya
disesuaikan dengan lamanya
dana tersebut diperlukan.
KEBIJAKSANAAN MODERAT
 Bila dana yang diperlukan hanya untuk
jangka pendek maka sebaiknya didanai
dengan sumber dana jangka pendek,
demikian pula kalau dana tersebut
diperlukan untuk jangka panjang maka
sebaiknya didanai dengan sumber dana
jangka panjang sehingga risiko yang
dihadapi hanyak berupa terjadinya
penyimpangan aliran kas yang
diharapkan.
KEBIJAKSANAAN MODERAT

 Oleh karena itu kesulitan yang dihadapi adalah


memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih
dan pembayaran hutang, yang selalu terdapat unsur
ketidakpastian. Dan pada kebijakan ini akan muncul
trade-off antara profitabilitas dan risiko.
KEBIJAKSANAAN MODERAT
 Semakin besar margin of safety yang ditentukan
untuk menutup penyimpangan arus kas bersih
semakin aman bagi perusahaan, tetapi harus
menyediakan dana yang jangka waktunya melebihi
kebutuhan dana yang akan digunakan, akibatnya
akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan
menurunkan profitabilitas.
KEBIJAKSANAAN MODERAT
 Dengan kata lain bila risiko rendah akan
mengakibatkan profitabilitas juga rendah. Bila
digambarkan akan nampak sebagai berikut :
KEBIJAKSANAAN
MODERAT
Fluktuasi
Aktiva lancar
Sumber Jk
pendek

Sumber Jk Pjg

Waktu
3. KEBIJAKSANAAN AGRESIF
 Bila pada kebijakan konservatif
perusahaan lebih mementingkan
faktor keamanan sehingga margin
of safetynya sangat besar, tetapi
tentunya akan mengakibatkan
tingkat profitabilitas menjadi
rendah.
3. KEBIJAKSANAAN AGRESIF
 Sebaliknya dengan kebijakan
agresif, maka sebagian
kebutuhan dana jangka panjang
akan dipenuhi dengan sumber
dana jangka pendek.
3. KEBIJAKSANAAN AGRESIF
 Pada pendekatan ini perusahaan
berani menanggung risiko yang
cukup besar, sedangkan trade-off
yang diharapkan adalah
memperoleh profitabilitas yang
lebih besar.
KEBIJAKSANAAN AGRESIF
Fluktuasi Aktiva
lancar
Sumber Jk
pendek

Sumber Jk Pjg

Waktu
CONTOH (silahkan dicatat)
PT. NTAPSOUL sedang mempelajari untuk menentukan tingkat aktiva lancar yang
optimal untuk tahun depan. Manajemen memperkirakan bahwa penjualan akan
meningkat
Rp 200.000.000,- karena ditawarkannya produk baru.
Perusahaan ingin tetap mempertahankan rasio utangnya 50%
dan nilai aktiva tetap saat ini sebesar Rp 80.000.000,.
Tingkat bunga baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang saat ini 12%. Manajer Keuangan PT. NTAPSOUL
menginginkan untuk menganalisis tiga alternatif kebijaksanaan
yakni:
1.Kebijakan konservatif dengan tingkat aktiva lancar 60% dari penjualan
2.Kebijakan moderat dengan mempertahankan aktiva lancar sebesar 50% dari
penjualan.
3.Kebijakan agresif dengan tingkat aktiva lancar 40% dar penjualan.
Mana kebijakan yang sebaiknya diambil dengan ukuran return on equity untuk
ketiga alternatif tersebut dengan asumsi: EBIT sebesar 10% dari penjualan dan pajak
sebesar 25%.
JAWABAN
Konservatif Moderat Agresif

Aktiva Tetap
Aktiva Lancar
Total Aktiva
Hutang (Total Aktiva x 50%)
Modal Sendiri
EBIT
Bunga
EBT
Pajak
EAT
Return on Equity.
JAWABAN
Konservatif Moderat Agresif

Aktiva Tetap 80.000.000 80.000.000 80.000.000


Aktiva Lancar 120.000.000 100.000.000 80.000.000
Total Aktiva 200.000.000 180.000.000 160.000.000
Hutang (Total Aktiva x50%) 100.000.000 90.000.000 80.000.000
Modal Sendiri 100.000.000 90.000.000 80.000.000
EBIT (10% dari penjualan) 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Bunga 12% 12.000.000 10.800.000 9.600.000
EBT 8.000.000 9.200.000 10.400.000
Pajak 25% 2.000.000 2.300.000 2.600.000
EAT 6.000.000 6.900.000 7.800.000
Return on Equity. 6,00%. 7,67% 9,75%
JAWABAN
 Dari hasil perhitungan, ternyata kebijakan
agresif memberikan return on equity paling
besar. Namun demikian jumlah aktiva lancar
yang rendah menunjukkan bahwa likuiditas
perusahaan juga rendah, sehingga akan
meningkatkan risiko ketidakmampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya.
PENENTUAN KEBUTUHAN
MODAL KERJA
 Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan
modal kerja adalah seberapa besar kebutuhan modal
kerja suatu perusahaan.
 Besarnya modal kerja yang bersifat permanen
maupun variabel perlu ditentukan dengan baik agar
efektif dan efisien.
 Untuk menentukan besarnya modal kerja, bisa
digunakan beberapa metode penentuan besarnya
modal kerja, yaitu :
- Metode Keterikatan Dana
- Metode Perputaran modal kerja
Metode Keterikatan
Metode Perputaran
Modal Kerja
 Perlu diperhatikan 2 Faktor  Ditentukan oleh:
yang mempengaruhinya:  Periode perputaran elemen
1. periode terikatnya modal modal kerja, yaitu
kerja (Kas—Kas) perputaran kas, perputaran
2. pengeluaran kas setiap piutang usaha, perputaran
hari persediaan
METODE KETERIKATAN
DANA
PERUSAHAAN DAGANG
KAS BARANG PIUTANG KAS

PERUSAHAAN MANUFAKTUR
BAHAN PROSES BARANG PIUTANG
KAS KAS
BAKU PRODUKSI JADI DAGANG
Ilustrasi Metode Keterikatan Dana
(Perusahaan Dagang)

Perusahaan Dagang “PRIKITIW” memiliki data mengenai modal kerja


sebagai berikut :
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lamanya barang disimpan 7 hari
Lamanya pengumpulan piutang 13 hari
Jumlah 20 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari:
Pembelian barang dagangan Rp. 1.000.000
Upah karyawan Rp. 100.000
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 10.000
Biaya penjualan Rp. 35.000
Biaya lainnya Rp. 5.000
Jumlah Rp. 1.150.000
Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 250.000, maka jumlah kebutuhan
modal kerja:
Kebutuhan MK
= Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari + kas minimal
= 20 x Rp. 1.150.000 + Rp. 250.000 = Rp. 23.250.000,-
Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (Perusahaan Manufaktur) (contoh 1)
SILAHKAN DICATAT

Suatu perusahaan Industri “MENEKETEHE” memiliki data


tentang modal kerja sebagai berikut :
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lamanya bahan mentah disimpan 7 hari
Proses produksi 6 hari
Barang jadi disimpan 5 hari
Pengumpulan piutang 12 hari
Jumlah 30 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari:
Pembelian bahan mentah Rp. 200.000
Upah karyawan Rp. 150.000
Biaya Adm dan umum Rp. 30.000
Biaya penjualan Rp. 25.000
Biaya lainnyaRp. 15.000
Jumlah Rp. 420.000

Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 200.000, maka jumlah modal kerja :

Keb. Modal Kerja = Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari

+ kas minimal

= 30 x Rp. 420.000 + Rp. 200.000 = Rp. 12.800.000,-


TUGAS 1
Perusahaan Industri “MANTUL” memiliki data tentang
modal kerja sebagai berikut :
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lamanya bahan mentah disimpan 7 hari
Proses produksi 6 hari
Barang jadi disimpan 5 hari
Pengumpulan piutang 11 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari
Pembelian bahan mentah Rp. 180.000
Upah karyawan Rp. 150.000
Biaya Adm dan umum Rp. 30.000
Biaya penjualan Rp. 25.000
Biaya lainnya Rp. 15.000
Jika manajemen menghendaki jumlah kas minimal Rp.
100.000, maka berapa jumlah modal kerja yang efektif
dan efisien?
Ilustrasi Metode Keterikatan Dana
(Perusahaan Manufaktur) (contoh 2)
 Perusahaan “TUMAN” mempunyai rencana produksi
1.200 unit barang jadi per hari. Untuk membuat satu
unit barang jadi tersebut, dibutuhkan 1.5 kg bahan
baku dengan harga Rp. 2.000,- per kg. Bahan baku
tersebut rata-rata disimpan di gudang selama 7 hari
sebelum masuk proses produksi. Lamanya proses
produksi 3 hari. Barang jadi berada di gudang
sebelum terjual rata-rata 10 hari. Rata-rata piutang
tertagih selama 30 hari. Upah langsung per unit
barang jadi sebesar Rp. 2.500,-. Biaya lainnya adalah
biaya pemasaran tunai sebulan sebesar Rp.
15.000.000,-. Biaya administrasi & umum sebulan Rp.
12.000.000,- dan biaya-biaya lain per bulan rata-rata
Rp. 9.000.000,-. Kas minimal ditentukan sebesar Rp.
10.000.000,-. Berapakah jumlah modal kerja?
JAWAB
 Dari contoh tersebut, dapat diketahui bahwa
periode terkaitnya modal kerja adalah 50 hari.
 Kebutuhan kas per hari :
a. Pembelian bahan baku = 1.200x1,5x2.000=3.600.000
b. Pembayaran upah langsung = 1.200x2.500 =3.000.000
c. Pembayaran biaya pemasaran = 15.000.000 : 30 = 500.000
d. Pembayaran biaya adm&umum = 12.000.000 : 30 = 400.000
e. Pembayaran biaya lainnya = 9.000.000:30 = 300.000
Rp. 7.800.000

Sehingga, jumlah modal kerja (MK):


periode terkaitnya MK x kebutuhan kas per hari + Kas minimal =
50 x Rp. 7.800.000 + Rp. 10.000.000 = Rp. 400.000.000
METODE PERPUTARAN MODAL
KERJA
 Dengan metode ini, besarnya modal kerja
ditentukan dengan cara menghitung perputaran
elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti
perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan.
CONTOH
 Perusahaan “PT.BOSQUE” mempunyai laporan
keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba
sbb :
NERACA PT.BOSQUE TAHUN
2007 (JUTA RUPIAH) SILAHKAN DICATAT
2006 2007 2006 2007

Kas 185 215 Utang Dagang 550 485


Piutang 770 830 Utang Bank 175 250
Persediaan 920 1.000 Utang Wesel 350 365
Aktiva Lancar 1.875 2.045 Utang Lancar 1.075 1.100
Tanah 2.150 2.500 Utang Jk Pjg 1.800 1.900
Bangunan 1.025 1.025 Modal Saham 1.900 2.000
Mesin 1.000 1.100 Laba Ditahan 1.275 1.670
Aktiva Tetap 4.175 4.625 Utang & Modal 4.975 5.570
Total Aktiva 6.050 6.670 Total Pasiva 6.050 6.670
LAPORAN RUGI LABA PT.BOSQUE
(31-12-2007)
Penjualan 24.000
Harga Pokok Penjualan 17.000 -
Laba Kotor 7.000
Biaya Operasi 2.500-
Laba operasi 4.500
Bunga 1.500-
Laba sebelum pajak 3.000
Pajak 900 -
Laba sesudah pajak 2.100
Hitung perputaran modal kerja !

Penjualan 24.000
Perputaran Kas    120 kali
rata - rata kas 200

Penjualan 24.000
Perputaran Piutang    30 kali
rata - rata piutang 800

Penjualan 24.000
Penjualan 
Perputaran Persediaan
Perputaran   25 kali
rata - rata persediaan 960
Hitung periode terikatnya modal
kerja !
 Kas = 360/120 = 3 hari
 Piutang = 360/30 = 12 hari
 Persediaan = 360/25 = 14,4 hari
Total = 29,4 hari

Sehingga peride terikatnya semua elemen


modal kerja adalah 29,4 hari atau perputaran
elemen modal kerja adalah sebesar 360/29,4
= 12,24 kali
 Apabila pada tahun 2008 diperkirakan akan
mampu menjual sebanyak Rp.
30.000.000.000 maka kebutuhan modal kerja
adalah :
Rp. 30.000.000.000/12,24
= Rp. 2.450.000.000
TUGAS 2
PERUSAHAAN “UHSHEUP”
NERACA PER 31 DESEMBER 2019
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Kas 462.500 Utang Dagang 1.375.000
Piutang Dagang 1.925.000 Utang Bank 437.500
Persediaan 2.300.000 Utang Wesel 875.000
Total Aktiva 4.687.500 Total Utang 2.687.500
Lancar Lancar
Aktiva Tetap Neto 10.437.500 Utang Jangka 4.500.000
Panjang
Modal Saham 4.750.000
Laba Ditahan 3.187.500
Total Aktiva 15.125.000 Total Utang & 15.125.000
Modal
PERUSAHAAN “UHSHEUP”
LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE 2019
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Penjualan 60.000.000
Harga Pokok Penjualan (42.500.000)
Laba Bruto 17.500.000
Biaya Operasi: Admin & Umum (6.250.000)
EBIT 11.250.000
Bunga (3.750.000)
EBT 7.500.000
Pajak Penghasilan 30% (2.250.000)
EAT 5.250.000
Diperkirakan pada tahun depan perusahaan akan mampu menjual
produknya sebesar Rp 75.000.000.000. Hitunglah kebutuhan
modal kerja !

Anda mungkin juga menyukai