Dengan demikian baik itu pembiayaan investasi maupun modal kerja seharusnya
dikelola dengan baik, sehingga tercapainya tujuan perusahaan dengan tingkat
optimalisasi pengelolaan pembiayaan investasi maupun modal kerja.
A. Pengertian Modal kerja
Agar tercapainya pemenuhan modal kerja diperlukan sumber dana yang berasal
dari hasil dari operasi perusahaan, keuntungan dari penjualan surat berharga,
penjualan aktiva tidak lancr, serta penjualan dari saham maupun obligasi.
Pengelolaan modal kerja tidak terlepas dari manajemen aset lancar dan
kewajiban lancar yang merupakan pos utama dalam transaksi harian perusahaan.
Dalam perusahaan yang dinamis, tentunya akan terjadi perubahan saldo kas, piutang
dan persediaan setiap harinya. Tujuan penting dari pengelolaan modal kerja adalah
untuk mengembangkan akun-akun yang berkaitan dengan aset lancar dan kewajiban
lancar, sehingga dengan rumusan ini akan tercapai titik keseimbangan antara
profitabilitas dan risiko sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menghitung modal kerja yang optimal merupakan hal yang penting, agar
perusahaan dapat menentukan sumber modal dan menghitung biaya modal.
Tentunya dengan modal kerja yang optimal diharapkan biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan pun akan berkurang. Menghitung modal kerja yang ideal untuk
menjamin kelangsungan operasi bisnis, dapat digunakan cara-cara berikut ini:
Dengan mengetahui jumlah modal kerja bersih yang akan ditentukan oleh
perusahaan, maka ada dua kemungkinan kondisi modal kerja bersih yaitu :
Positive Net Working Capital dan Negative Net Working Capital. Dalam hal
ini, manager keuangan bertanggungjawab atas keputusan yang dipilih salah satu
dari kedua alternatif kondisi tersebut.
Periode terikatnya modal kerja yaitu jangka waktu yang diperlukan mulai
kas ditanamkan ke dalam eelemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi.
Semakin lama periode terikatnya modal kerja, akan jumlah kebutuhan modal
kerja semakin besar, begitupun sebaliknya. Selain itu, dapat juga diketahui
dengan memperhatikan pengeluaran kas sehari-hari.
Jawaban :
Contoh soal :
Jawaban :
OC = AAI + ACP
CCC = OC – APP
CCC = AAI + ACP - APP
Keterangan :
OC : Operating Cycle
Ditanyakan :
Jawaban :
a. OC = AAI + ACP
= (365/7) + 60
= 112 hari
CCC = OC - APP
= 112 – 35
= 77 hari
= Rp 341.917.808
= Rp 493.150.685
= Rp 161.095.890
= Rp 996.164.383
Contoh :
Kas merupakan salah satu unsur dari modal kerja yang paling tinggi dalam
tingkat likuditasnya. Semakin besar jumlah kas yang ada dalam suatu perusahaan
maka semakin tinggi pula tingkat likuditasnya. Mengindikasikan bahwa
perusahaan memliki risiko yang cukup kecil dalam memenuhi kewajiban
finansialnya. Namun semakin banyak jumlah kas yang berada dalam suatu
perusahaan berarti terdapat banyak uang yang menganggur dan akan berdampak
sedikitnya profitabilitas yang diraih oleh perusahaan.
Investasi pada kas pada dasarnya terdiri dari perencanaan anggaran kas dan
pengelolaan saldo kas perusahaan. Perencanaan anggaran kas umumnya selalu
dilakukan baik oleh perusahaan yang berskala besar, sedang ataupun kecil.
Semakin besar aliran kas per tiap harinya, maka akan semakin baik jika dibuat
perencanaan anggaran kas harian namun sebaliknya jika semakin kecil aliran kas
dalam setiap harinyai, maka kurang efisien jika dibuat anggaran kas secara harian.
Dengan menyusun perencanaan anggaran kas maka akan dapat diketahui keadaan
perusahaan keadaan ketika defisit atau surplus pada kas perusahaan. Defisit kas
yang terdeteksi lebih awal akan memudahkan perusahaan dalam mencari sumber
dana cadangan untuk menutupi defisit kas yang dialami perusahaan.
Sedangkan untuk pemasukan kas dapat diartikan harta yang telah diterima
oleh perusahaan, harta tersebut berupa uang bersifat tunai ataupun surat- surat
berharga yang memiliki sifat dapat segera dicairkan. Pemasukan kas meliputi
beberapa kegiatan transaksi, diantaranya:
Rasio kas atas aktiva lancer = rasio ini menunjukan porsi jumlah kas
dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Contoh :
Oleh karena itu, persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu
diperjualbelikan, dan barang tersebut selalu merupakan barang yang belum
diproses lebih lanjut di dalam perusahaan pada gilirannya.
Aktiva tetap adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai
oleh suatu perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu, salah satunya
adalah aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan
produk atau jasa.Perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap dan berharap
perusahaan dapat memperoleh kembali modal yang diinvestasikan dan
investasi pada aset lancar.
3. Konsep Resiko (NAIS)
Manajemen risiko adalah suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko dalam setiap aktivitas
perusahaan, dengan tujuan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, terlebih dahulu perlu dipahami konsep-konsep yang
memberikan makna dan pengetahuan yang luas untuk memahami proses
manajemen risiko. Setiap bidang ilmiah memiliki terminologi sendiri-sendiri.
Istilah yang memiliki arti sederhana dalam penggunaan sehari-hari biasanya
berbeda, dan bahkan bisa menjadi definisi yang kompleks bila digunakan dalam
bidang pengetahuan tertentu.
Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah bisa
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanykan orang. Apabila seseorang
menyatakan bahwa ada risiko yang harus ditanggung jika mengerjakan pekerjaan
tertentu. Untuk mempelajari manajemen risiko, kita memerlukan definisi yang
lengkap namun sampai sekarang pakar ekonomi, statistik, dan teoritis belum
sepakat untuk menganut satu definisi saja yang bisa dipergunakan dalam masing-
masing bidang dengan fasilitas yang sama. Dalam memahami konsep risiko
secara luas merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik
manajemen risiko. Oleh karena itu, dengan mempelajari berbagai definisi yang
ditemukan dalam berbagai litelatur diharapkan pemahaman tentang kosnep risiko
semakin jelas. Perlu diingat bahwa subjek risiko begitu kompleks terdapat dalam
berbagai bidang yang berbeda maka tak heran jika terdapat berbagai pengertian
yang berbeda. Vaughan (1978) mengemukakan beberpa definisi risiko sebagai
berikut ini:
1) Risk is The Chance of Loss (Risiko adalah Kans Kerugian)
Jenis lain dari konsep risiko sebagai suatu penyimpanagn, yaitu risiko
adalah probabiltas objektif. Artinya, hasil yang akrual dari suatu peristiwa
akan berbeda dari yang dihrapakan. Probabilitas objektif dimaskudkan sebagai
frekuensu relatif atas perhitungan ilmiah. Adapun kunci dari definisi ini yaitu
risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, melainkan probabilitas
dari beberapa kejadian yang berbeda dari yang diharapkan.
4. Mengidentifikasikan Risiko
Sebelum dapat memanajemeni sebuah resiko maka kita harus dapat
mengidentifikasi adanya resiko agar dapat dihadapi tentang bagaimana sifat resiko
yang akan dihadapi dan bagaimana dampaknya pada perusahaan.
1) Survei
Survei resiko dan survei asuransi dikenal dengan berbagai nama, yang
diantaranya adalah:
a) Perencanaan resiko
b) Audit resiko
c) Analisis resiko