Oleh:
Friska Frilisia
1406305070
EKU 232 / AP / Absen: 14
Manajemen Modal Kerja bekaitan dengan investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar,
terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi
risiko. Manajemen Modal Kerja yang efektif sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan
perusahaan dalam jangka panjang.
maka kebutuhan modal kerja menjadi semakin besar. Besar kecilnya modal kerja merupakan
fungsi dari berbagai faktor seperti:
a. Jenis produk yang dibuat
b. Jangka waktu siklus operasi
c. Tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi pada
persediaan juga akan semakin tinggi
d. Kebijakan persediaan
e. Kebijakan penjualan kredit
f. Efisiensi manajemen aktiva lancar
disebabkan risiko hutang jangka panjang lebih besar dari pada hutang jangka pendek
yang relative pasti lebih kecil.
3. Agresive approach
Adalah pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan dana dengan menggunakan
proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibandingkan dengan pendekatan
lain. Perusahaan yang menganut pendekatan ini akan memenuhi aktiva tetap dan sebagian
aktiva lancar permanen dengan hutang jangka panjang dan sebagian aktiva lancar
permanen dan semua aktiva lancar variable dengan hutang jangka pendek. Oleh karena
itu perusahaan yang menggunakan pendekatan ini menanggung pengembalan hutang
jangka pendek yang lebih besar, risiko fluktuasi bunga jangka pendek juga semakin besar
tetapi dengan harapan bahwa laba yang diperoleh juga akan semakin besar dengan
demikian akan memperkecil biaya hutang jangka pendek.
Kas merupakan seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan yang disimpan
di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito dan rekening Koran. Kas merupakan alat tukar
yang memungkinakan manajemen menjalankan berbagai keegiatan usahanya. Sedangkan ssurat
berharga merupakan investasi jangka pendek yang bersifat temporal yang apabila perusahaan
memerlukan kas dengan segera dapat dijual atau diubah dalam bentuk kas. Tujuan manajemen
kas adalah untuk meminimalkan jumlah kas yang seharusnya ditahan untuk aktivitas normal
perusahaan.
Salah satu untuk menjaga agar perusahaan tidak kekurangan kas adalah dengan membuat
perencanaan tentang penerimaan dan pengeluaran akan kas. Pembuatan perencanaan akan kas ini
sering disebut dengan anggaran kas. Anggaran kas merupakan salah satu aspek penting bagi
manajer keuangan sebagai alat utama peramalan keuangan jangka pendek. Pada umumnya
anggaran kas disusun berdasarkan waktu per bulan, baik itu 6 bulan atau 12 bulan.
Anggaran kas dapat menunjukkan kapan perusahaan menghadapi kekurangan arus kas
sehingga dapat diantisipasi sebelumnya dengan mencari pinjaman, dan sebaliknya kapan arus kas
cukup untuk melunasi hutang-hutang perusahaan. Dalam penyusunan anggaran kas ada tiga
tahap yaitu:
1. Penyusunan anggaran kas yang bersifat operasional. Dalam penyusunan anggaran kas ini
akan dibuat estimasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diakibatkan dari
operasi perusahaan.
2. Penyusunan anggaran finansiil yaitu anggaran kas untuk menanggulangi keadaan defisit
serta pembayaran utang apabila terjadi surplus.
3. Penyusunan anggaran kas keseluruhan yaitu merupakan penggabungan antara anggaran
kas operasional dengan anggaran kas finansial.
Pada umumnya perusahaan menggunakan proyeksi anggaran kas bulanan untuk tahun
yang akan datang. Namun ada juga yang melengkapi dengan anggaran kas mingguan bahkan
harian untuk bulan yang akan datang.
1. Model Boumel
Konsep dasar manajemen kas dalam model ini bahwa opportunity cost atas bunga yang
hilang karena menahan uang tunai sama dengan biaya tetap untuk mengubah surat
berharga menjadi yang tunai (kas). Dipergunakan bila perusahaan memiliki permintaan
uang kas yang tetap atau relative konstan setiap periode. Perusahaan dapat memperoleh
dana kas dengan menjual surat berharga.
Model persediaan:
B(T/C) = i(C/2)
Dimana:
B=
biaya tetap transaksi yang diasumsikan independen terhadap banyaknya transfer
T=
total permintaan kas selama periode tertentu
I=
tingkat bunga atas surat berharga yang diasumsikan konstan selama periode
tersebut
T/C = menunjukkan banyaknya transaksi yang jika dikalikan dengan biaya tetap setiap
kali transaksi akan sama dengan total biaya tetap selama satu periode
C/2 = menunjukkan rata-rata kas dan jika dikalikan dengan tingkat bunga maka sama
dengan laba yang hilang karena menahan kas, semakin besar C maka rata-rata kas
juga besar berarti investasi surat berharga menjadi semakin kecil.
Kas Optimal
2 bT
C* =
i
2. Model Miller-Orr
Dipergunakan bila pengeluaran dan pemasukan kas perusahaan yang berfluktuasi dari
waktu ke waktu. Perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah dari saldo kas.
Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu merubah sejumlah kas menjadi
surat berharga agar saldo kas kembali pada saldo kas yang diinginkan. Apabila saldo kas
menurun sampai batas bawah perusahaan perlu menjual surat berharga agar saldo kas
naik kembali kejumlah yang diinginkan.
Rumus kas optimal
2
3 3 br
Z=
4i
Dimana:
Z = Kas optimal
( z +h )L
3
REFERENSI
1. Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University
Press
2. http://penganggaranprh.blogspot.co.id/2012/12/anggaran-kas.html
(diakses pada tanggal 29 September 2015)
Sejak beroperasi, perusahaan selain menjual secara tunai, juga menjual secara kredit. Adapun
komposisi penjualannya adalah:
1.
2.
3.
Sebesar 60% dari total penjualan adalah penjualan tunai dan sisanya adalah penjualan kredit.
Untuk penjualan tunai manajemen menetapkan akan memberikan potongan harga sebesar
10%.
Untuk penjualan kredit; manajemen memberlakukan term of payment 5/10, n/60. Dari
penjualan kredit diperkirakan sebesar 60% akan memanfaatkan periode potongan, sedangkan
sisanya tidak memanfaatkan periode potongan. Dari pembeli yang tidak memanfaatkan
potongan, 50%-nya kaan membayar pada bulan transaksi dan sisanya akan membayar pada
bulan berikutnya.
Diperkirakan besarnya piutang tak tertagih (bad debt) adalah 5% dari penjualan kredit.
Besarnya Cash Opname awal Tahun 20XX adalah Rp 10.000.000,Perusahaan melakukan pembelian bahan baku yang merencanakan akan dibayar 30% secara tunai
dan 70% dibayar bulan berikutnya. Adapun pembelian yang dilakukan adalah:
Hutang jatuh tempo yang harus dibayarkan adalah januari Rp 2.500.000,- , Maret Rp 1.000.000,,dan Juni Rp 3.000.000,Dari data tersebut, diminta:
1.
Menyusun
perhitungannya.
Menyusun
Menyusun
Menyusun
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Total penjualan : dari data Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun 20XX
Penjualan Tunai (60%): Total Penjualan x 0,6 (penjualan tunai 60%). Misal, pada bulan
Januari (Rp 15.000.000 x 0.6= Rp 9.000.000).
Potongan Penjualan Tunai (10%): Hasil dari penjualan Tunai x 0.1 (Pot. Penj. Tunai ). Misal,
pada bulan Januari (Rp 9.000.000 x 0.1= Rp 900.000).
Penjualan Tunai Neto: Hasil dari penjualan tunai hasil dari pot.penjualan tunai.Misal, pada
bulan Januari (Rp 9.000.000 Rp 9.00.000= Rp 8.100.000).
Penjualan Kredit (40%): Total penjualan x 0.4 (penjualan kredit 40%). Misal, pada bulan
Januari (Rp 15.000.000 x 0.4 = Rp 6.000.000).
Bad Debt (5%): Hasil dari penjualan kredit x 0.05 (bad debt 5%). Misal, pada bulan Januari
(Rp 6.000.000 x 0.05= Rp 300.000).
Piutang Neto: Hasil dari penjualan kredit bad debt. Misal, pada bulan Januari (Rp 6.000.000
Rp 300.000= Rp 5.700.000) .
b)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Piutang Neto didapat dari data pada Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Piutang yang mendapat hak discount (60%): Piutang Neto x 0,6 (hak discount). Misal, Pada
bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,6= Rp3.420.000).
Discount 5%: Piutang yang mendapat hak discount x 0.05 (discount). Misal, pada bulan
Januari (Rp 3.420.000 x 0.05 = Rp 171.000).
Piutang tidak mendapat discount (40%): Piutang neto x 0.4 (piutang tidak mendapat
discount). Misal, pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,4= Rp 2.280.000).
Piutang yang tidak mendapat discount dilunasi: Hasil dari piutang tidak mendapat discount x
0,5 (pelunasan 50%).Misal, pada bulan Januari (Rp 2.280.000 x 0.5= Rp 1.140.000).
Total Pengumpulan Piutang: Piutang neto + piutang tidak mendapat discount. Misal, pada
bulan Januari (Rp 3.249.000 + Rp 1.140.000= Rp 4.389.000).
c) Anggaran Penerimaan Kas
PT LARA
Anggaran Penerimaan Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
1.
2.
Penjualan Tunai Neto (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai)
Piutang (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit)
d) Anggaran Pengeluaran Kas
PT LARA
Anggaran Pengeluaran Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
1.
2.
3.
Pembelian bahan baku tunai: Data pembelian bahan baku x 0,3 (dari perencanaan pembelian
bahan baku 30% secara tunai). Misal, pada bulan Januari (Rp 5.000.000 x 0,3 = Rp 1.500.000)
Pembelian bahan baku kredit: Data pembelian bahan baku x 0,7 (dari perencanaan pembelian
bahan baku 70% secara kredit dibayar bulan berikutnya). Misal, pada bulan Februari (Rp 5.000.000 x
0,7 = Rp 3.500.000)
Pembayaran hutang: Data didapat dari soal bahwa Januari sebesar Rp 2.500.000 , Maret Rp
1.000.000 , dan Juni Rp 3.000.000.
e) Anggaran Kas
PT LARA
Anggaran Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
1.
2.
Kas tersedia: Saldo kas awal + penerimaan kas. Misal, pada bulan Januari (Rp 10.000.000 +
Rp 12.489.000 =Rp22.489.000)
Saldo kas akhir: Kas tersedia pengeluaran kas. Misal, pada bulan Januari (Rp 22.489.000
Rp 4.000.000 = Rp 18.489.000)