Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI PEMERINTAH INDONESIA

AKUNTANSI AKTIVA TETAP

EKA 443 B1

OLEH:

KELOMPOK 7

Friska Frilisia (1406305100 - 10)

Ni Putu Wanda Anggeliana Putri (1406305100 - 17)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
AKUNTANSI AKTIVA TETAP

A. DASAR HUKUM
Akuntansi aset tetap pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 71
Tahun 2010 dalam standar akuntansi pemerintahan pernyataan No. 07 (PSAP 07) tentang
Akntansi Aset Tetap.
B. PENGERTIAN
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta
dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum.Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset pemerintah, dan karenanya
signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah: (a). Aset
tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dmanfaatkan oleh entitas lainnya, misalnya
instansi pemerintah lainnya, universitasm dan kontraktor; (b). Hakatas tanah.
C. KLASIFIKASI ASET TETAP
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam
aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan: (a). Tanah; (b).
Peralatan dan Mesin; (c). Gedung dan Bangunan; (d). Jalan, Irigasi, dan Jaringan; (e).
Konstruksi dalam Pengerjaan; dan (f). Aset Tetap Lainnya.
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraaan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan
masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai masuk dalam
kategori aset tetap. Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap dia atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Konstruksi dalam pengerjaan
mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan
keuangan belum selesai seluruhnya. Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan
operasional pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset
lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
D. PENGAKUAN ASET TETAP
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Masa manfaat adalah: (a)
periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau
pelayanan publik; (b) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh
dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik;
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
E. PENGUKURAN ASET TETAP
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat perolehan.
Penilaian Aset Tetap. Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui
sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur
berdasarkan biaya perolehan.Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut
adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.
Komponen Biaya. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan.
Biaya atas Tanah.Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan.Biaya perolehan
biaya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.Nilai tanah juga meliputi nilai
bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Biaya atas peralatan dan mesin.Biaya perolehan peralatan dan mesin
menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan
mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapakan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
Biaya atas gedung dan bangunan.Biaya perolehan gedung dan bangunan
menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan
sampai siap pakai.
Biaya atas jalan, irigasi, dan jaringan.Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan
menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan
jaringan sampai siap pakai.
Biaya atas aset tetap lainnya.Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai.
Biaya atas aset yang dibangun. Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan
cara swakeloka ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.
Biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen
biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya
perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.
Konstruksi dalam Pengerjaan.Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap
melebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang yang belum
selesai tersebut digolongkan dan dilaporakan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai
dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.Konstruksi dalam Pengerjaan yang sudah selesai
dibuat atau dibangun dan telah siap dipakai harus segera direklasifikasikan ke dalam aset
tetap.
Perolehan Secara Gabungan. Aktiva yang diperoleh dengan biaya bergabunga maka
biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar
masing-masing aset yang bersangkutan.
Pertukaran Aset (Exchanges of Assets). Aset tetap yang diperoleh melalui
pertukaran atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya diukur
berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh, yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang
dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang diserahkan.
Aset Donasi. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar
nilai wajar saat perolehan. Penyerahan aset tersebut akan sangat andal apabila didukung
dengan bukti perpindahan kepemilikannya secara hukum, seperti adanya akta hibah.

F. PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN (Subsequent Expenditures)


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat yang kemungkinan besar member manfaat ekonomik di masa mendatang dalam
bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja harus ditambah pada nilai
tercatat aset bersangkutan. Kapitalisasi biaya harus ditetapkan dalam kebijakan akuntansi
suatu entitas, untuk dapat digunakan dalam penentuan apakah suatu pengeluaran harus
dikapitalisasi atau tidak.
Pengukuran Berikut (Subsequent Measurement) terhadap Pengakuan Awal. Aset
tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi
penyusutan. Penyusutan, yaitu penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas
dan manfaat dari suatu aset. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dan diinvestasikan dalam Aset Tetap. Metode penyusutan
yang dapat digunakan antara lain, metode garis lurus, metode saldo menurun ganda, dan
metode unit ptoduksi.
Penilaian Kembali Aset Tetap (Revaliation). Penilaian kembali atau revaluasi aset
tetap pada umumnya tidak diperkenankan Karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut
penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Selisih antara nilai
revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam ekuitas dana pada akun
Diinvestasikan pada Aset Tetap.
G. AKUNTANSI TANAH
Tanah yang dimiliki dan/atau yang dikuasai pemerintah pada prinsipnya mengikuti
ketentuan seperti yang diatur pada pernyataan tentang akuntansi tetap. Pengakuan tanah di
luar negeri sebagai aset tetap hanya dimungkinkan apabila perjanjian penguasaan dan hukum
serta perundang-undangan yang berlaku di negara tempat Perwakilan Republik Indonesia
berada mengindikasikan adanya penguasaan yang bersifat permanen. Penguasaan atas tanah
dianggap permanen apabila hak atas tanah tersebut merupakan hak yang kuat di antara hak-
hak atas tanah yang ada di negara tersebut tnapa batas waktu.
H. ASET BERSEJARAH (Heritage Assets)
Pernyataan ini tidak mengharuskan pemerintah untuk menyajikan aset bersejarah di
neraca namun aset bersejarah tersebut harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Aset bersejarah biasanya diharapkan untuk dipertahankan dalam waktu yang tak
terbatas. Aset bersejarah biasanya dibuktikan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Aset bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit, misalnya jumlah unit koleksi
yang dimiliki atau jumlah unti monumen, dalam Catatan Atas Laporan Keuangan dengan
tanpa nilai.
I. ASET INFRASTRUKTUR (Infrastructure Assets)
Beberapa aset biasanya dianggap sebagai aset infrastrukktur. Dimana aset ini memiiki
karakteristik, seperti merupakan bagian dari sati sistem atau jaringan, bersifat khusus dan
tidak ada alternative lain penggunanya, tidak dapat dipindah-pindahkan, dan terdapat batasan
untuk pelepasannya. Aset infrastruktur memenuhi definisi aset tetap dan harus diperlakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam standar.
J. ASET MILITER (Military Assets)
Peralatan militer, baik yang umum maupun khusus, memenuhi definisi aset tetap dan
harus diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada.
K. PENGHENTIAN DAN PELEPASAN (Retirement and Disposal)
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika diepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaanya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang.
Aset tetap yang secara oermanen dihentikan atau dilepaskan harus dieliminasi dari Neraca
dan diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
L. PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap
sebagai berikut:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat.
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan adanya
penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, dan mutasi aset
tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan,
masa manfaat penyusutan,serta nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada
awal dan akhir periode.
Selain itu, laporan keuangan juga harus mengungkapkan eksistensi dan batasan hak
milik atas aset tetap, kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap,
jumlah pengeluaran pos aset tetap dalam konstruksi, dan jumlah komitmen untuk akuisisi aset
tetap.
Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal berikut harus
diungkapkan, diantaranya dasar peraturan, tanggal efektif penilaian kembali, nama
independen, hakikat serta petunjuk, dan nilai tercatat setiap aset tetap
DAFTAR PUSTAKA

Mursyidi.2013.Akuntansi Pemerintahan di Indonesia.Bandung:Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai