Anda di halaman 1dari 3

Pengukuran

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya
perolehan tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan. Dalam keadaan suatu aset yang di kontruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran yang
dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut
untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses kontruksi.

Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk
tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan
dengan pembangunan aset tersebut. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, maka aset tetap
tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. Pengukuran aset tetap harus
memperhatikan kebijakan tentang ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Jika nilai
aset tetap dibawah nilai satuan minimum kapitalisasi, maka aset tetap tersebut tidak dapat diakui
dan disajikan sebagai aset tetap. Aset aset tersebut diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya.
Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah pengeluaran pengadaan baru.

a. Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksi nya, termasuk
bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset
tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
b. Kontruksi dalam Pengerjaan
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu periode
tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan
sebagai kontruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap diapakai
c. Perolehan Secara Gabung
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap diperoleh secara gabungan ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar
masing-masing aset yang bersangkutan.
d. Pertukaran Aset
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran sebagaian aset tetap yang tidak serupa
atau aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang
diperoleh nya itu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan
dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan .
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang
memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa.
e. Aset Donasi

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
Perolehan aset tetap dari donasi atau sumbangan diakui sebagai pendapatan operasional.

f. Pengeluaran Setelah Perolehan


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yng memperpanjang masa manfaat
atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dalam bentuk
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja harus ditambahkan pada nilai
tercatat aset yang bersangkutan.
g. Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tesebut dikurangi akumulasi
penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap
akan disajikan dengan penyesuaian pada masing masing akun aset tetap dan akun ekuitas.
h. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk
masing masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan
beban penyusutan dalam laporan operasional. Metode penyusutan dipergunakan adalah
metode garis lurus/ metode saldo menurun ganda/metode unit produksi. Selain tanah dan
kontruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan
karakteristik aset tersebut.
i. Aset Bersejarah
Aset bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit, misalnya unit koleksi yang dimiliki atau
unit Monumen, dalam CALK dengan tanpa nilai. Biaya untuk perolehan, kontruksi,
peningkatan, rekontruksi harus dibebankan dalam laporan operasional sebagai beban tahun
terjadinya pengeluaran tersebut. Beban tersebut termasuk seluruh beban yang berlangsung
untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode
berjalan.
j. Penghentian dan Pelepasan
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen
dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi dibmasa yang akan datang . Aset
tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas, harus dieliminasi dari neraca dan
diungkapkan dalam CALK. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
daerah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai
dengan nilai tercatat nya.
5. Pihak-Pihak Terkait dalam Sistem Akuntansi Aset Tetap
a. Bendahara barang atau pengurus barang
Bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas pengelolaan aset
tetap.
b. Bendahara pengeluaran
Bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi tunai
yang berkaitan dengan aset tetap.
c. Pejabat pelaksana teknis kegiatan
Bertugas untuk menyiapkan dokumen atas beban pengeluaran pelaksanaan pengadaan aset
tetap.
d. Pejabat penatausahaan keuangapejabat penatausahaan SKPD bertugas untuk melakukan
proses Akuntansi aset tetap yang dimulai dari jurnal hingga penyajian laporan keuangan
SKPD.
Pihak-pihak yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penyusutan dan Amortisasi Aset
Tetap/Aset Tidak Berwujud
a. Bendahara barang atau pengurus barang SKPD
Bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas penyusutan
dan amortisasi aset tetap/aset tidak berwujud.
b. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
Bertugas untuk melakukan proses Akuntansi penyusutan yang dimulai dari jurnal hingga
penyajian laporan keuangan SKPD.

Dokumen yang Digunakan


a. Bukti belanja/pembayaran aktiva tetap
b. Berita acara serah Terima modal/pekerjaan
c. SP2D LS
d. Surat permohonan kepala SKPD tentang penghapusan aset tetap
e. Surat keputusan kepala daerah tentang penghapusan aset
f. Berita acara pemeriksaan kemajuan pekerjaan

Dokumen-dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penyusutan adalah bukti


memorial, yaitu dokumen sumber untuk melakukan penyusutan dan amortisasi aset
tetap/aset tidak berwujud.

Anda mungkin juga menyukai