Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI ASET TETAP

 Definisi Aset Tetap


Asset tetap menurut PSAP No. 7 Paragraf 4 merupakan asset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan,
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Pada paragraf 5 dan 6 disebutkan bahwa asset tetap sering merupkan suatu bagian utama asset
pemerintah, dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam asset tetap
pemerintah adalah:
a. Asset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan, namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya. Universitas, dan kontraktor.
b. Hak atas tanah

 Klasifikasi Aset Tetap


Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas (PSAP No. 7 Paragraf 7-14). Dijelaskan uraiain klasifikasi sebagai berikut:
a) Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
b) Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencangkup mesin – mesin dan kendaraan bermontor, alat elektronik,
dan inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
c) Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencangkup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan , irigasi, dan jaringan mencangkup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
e) Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencangkup aset aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f) Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencangkup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.

 Pengakuan Aset Tetap


Dalam PSAP No. 7 Paragraf 15 – 19 jelas dikatakan kalau aset tetap diakui pada saat manfaat
ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal. Untuk diakui
sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
Dalam menetukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat diberikan oleh
aset tetap tersebut, baik langsung maupun tidak langsung , bagi kegiatan operasional
pemerintah.
b) Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal
Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran dengan bukti
pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan biayanya.
c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah dalam
mendukung kegiatan operasonalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.
d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

 Pengukuran Aset Tetap


Komponen biaya perolehan berdasarkan jenis aset tetap adalah sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap Komponen Biaya Perolehan
Tanah Harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya
pematangan, pengukuran, penimbunan, dll.
Peralatan dan Mesin Pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta
biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap
digunakan.
Gedung dan Bangunan Harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya
pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
Jalan, Jaringan, dan Biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya – biaya
Instalasi lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan, dan instalasi
tersebut siap pakai.
Aset Tetap Lainnya Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset
tersebut sampai siap pakai.

Sesuai Permendagri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintahan Daerah, pengukuran aset tetap harus memperhatikan
kebijakan pemerintah daerah mengenai ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap.
 Prosedur Akuntansi Aset Tetap
Prosedur akuntansi asset pada SKPD mencakup pencatatan dan pelaporan akuntansi atas
perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap asset tetap
yang dikuasai/digunakan SKPD. Berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006, transaksi-
transaksi tersebut secara garis besar digolongkan dalam 2 kelompok besar yaitu penambahan
nilai asset dan pengurangan nilai asset. Pencatatan asset dimulai dengan adanya bukti transaksi
yang berupa:
a. Berita acara penerimaan barang, dan atau,
b. Berita acara serah terima barang, dan atau,
c. Berita acara penyelesaian pekerjaan.
Berdasarkan bukti tersebut, PPK-SKPD membuat bukti memorial dengan format:
a. Jenis/nama asset tetap
b. Kode rekening yang terkait
c. Klasifikasi asset tetap
d. Nilai asset tetap
e. Tanggal transaksi

1. Perolehan Aset Tetap


Perolehan asset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a. Perolehan Aset Tetap dari pembelian
Perolehan asset tetap yang berasal dari pembelian akan dicatat sebanyak dua kali
pencatatan, yaitu untuk keperluan penyusunan neraca dan laporan operasioanl (basis
akrual) dan penyusunan LRA (basis kas).
b. Perolehan Aset Tetap dari Donasi
Berdasarkan PSAP No. 7 Paragraf 45-48, asset tetap yang diperoleh dari sumbangan
(donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Sumbangan asset tetap
didefinisikan sebagai transfer tanpa persyaratan suatu asset tetap ke satu entitas,
misalnya perusahaan nonpemerintah memberikan bangunan yang dimilikinya untuk
digunakan oleh satu unit pemerintah tanpa persyaratan apapun.
c. Perolehan Aset Tetap secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing asset tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan
nilai wajar masing-masing asset yang bersangkutan (PSAP No. 7 Paragraf 41).
d. Perolehan Aset Tetap dari Pertukaran Aset
Biaya dari pos ini diukur berdasarkan nilai wajar asset yang diperoleh, yaitu nilai
ekuivalen atas nilai tercatat asset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap
kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan.
2. Fungsi-Fungsi Terkait
Fungsi-fungsi terkait dengan prosedur akuntansi perolehan asset tetap berdasarkan
Permendagri No. 13 tahun 2006.
a. Bendahara barang
b. Pengguna barang/kuasa pengguna barang
c. Bendahara pengeluaran
d. Pejabat pelaksana teknis kegiatan
e. Bendahara pengeluaran/pembantu bendahara pengeluaran
f. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
g. Bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah
3. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006
a. Laporan barang milik daerah dan atau laporan hasil inventarisasi untuk perekaman saldo
awal
b. Berita acara serah terima
c. Bukti kepemilikan
d. Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
e. Faktur pembelian
f. Kuitansi
g. Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
h. Kartu Inventaris Barang (KIB)
i. Daftar barang milik daerah
j. Buku persediaan
k. Laporan asset semesteran
l. Laporan asset tahunan
m. Dokumen lain yang sah

TANAH
Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah, tanah
yang dikelompokkan dalam asset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud
untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan.
Untuk membukukan nilai tanah dapat dilakukan berdasarkan:
a. Nilai perolehan
b. Nilai wajar/harga pasar
c. NJOP
d. Nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten
Nilai wajar tanah ditentukan dengan menggunakan rata-rata harga jual beli tanah antar pihak-
pihak independen di sekitar tanggal neraca tersebut, untuk jenis tanah yang sama di wilayah yang
sama. Penilaian dengan menggunakan nilai wajar/harga pasar, NJOP dan nilai appraisal
dilakukan untuk penyusunan neraca awal karena harga perolehan tanah tidak diketahui secara
pasti karena tidak ada dokumen pendukungnya. Jurnal transaksi pembelian atas tanah adalah:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Tanah xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal - Tanah xxx
Estimasi Perubahan Sal xxx

PERALATAN DAN MESIN


Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah,
peralatan dan mesin mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat bengkel dan alat ukur;
alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio, komunikasi, dan pemancar; alat
kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat persenjataan; computer; alat eksplorasi; alat
pemboran; alat produksi; pengolahan dan pemurnian; alat bantu eksplorasi; alat keselamatan
kerja; alat peraga; dan unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua
belas) bulan dan dalam kondisi siap digunakan. Untuk membukukan nilai peralatan dan mesin
dapat dilakukan berdasarkan:
a. Nilai perolehan
b. Nilai wajar/harga pasar
c. Nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten
d. Standar harga yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dengan
memakai perhitungan teknis
Jurnal transaksi pembelian atas peralatan dan mesin adalah:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Peralatan dan Mesin xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal – Peralatan dan xxx
Mesin xxx
Estimasi Perubahan Sal

GEDUNG DAN BANGUNAN


Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Derah, gedung dan
bangunan mencakupseluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud
untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan.
Pembukuan nilai gedung dan bangunan dapat dilakukan berdasarkan:
a. Nilai perolehan
b. Nilai wajar/harga pasar
c. NJOP
d. Nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten
Jurnal transaksi pembelian atas gedung dan bangunan adalah:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Gedung dan Bangunan xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal – Gedung dan Bangunan xxx
Estimasi Perubahan Sal xxx

JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN


Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah, jalan,
irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta
dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Untuk membukukan nilai jalan,
irigasi, dan jaringan dapat dilakukan berdasarkan:
a. Nilai perolehan
b. Nilai wajar dengan menggunakan standar biaya yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah yang berwenang dengan memakai perhitungan teknis
Jurnal atas transaksi pembangunna jalan, irigasi, dan jaringan adalah:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal – Jalan, xxx
Irigasi, dan Jaringan
Estimasi Perubahan Sal xxx

ASET TETAP LAINNYA


Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah, asset tetap
lainnya mencakup asset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok asset yang
dijelaskan sebelumnya, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap digunakan. Asset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi
perpustakaan/buku dan barang bercorak seni/budaya/olahraga. Untuk pembukuan nilai asset
tetap lainnya dapat digunakan berdasarkan:
a. Nilai perolehan
b. Nilai wajar
Jurnal transaksi pembelian atas asset tetap lainnya adalah:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Aset Tetap Lainnya xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal – Aset Tetap Lainnya xxx
Estimasi Perubahan Sal xxx

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN


Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah,
konstruksi dalam pengerjaan mencakup asset tetap yang sedang dalam proses pembangunan,
yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya.
Konstruksi dalam pengerjaan dicatat seniali seluruh biaya yang diakumulasikan sampai
dengan tanggal neraca dari semua jenis asset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai
dibangun. Untuk keperluan neraca awal, dokumen sumber untuk mencatat nilai konstruksi dalam
pengerjaan ini adalah akumulasi seluruh nilai Surat Perintah Membayar (SPM) yang telah
dikeluarkan untuk asset tetap yang bersangkutan sampai dengan tanggal neraca. Dalam CALK
yang perlu diungkapkan untuk masing-masing konstruksi dalam pengerjaan yang tercantum di
neraca awal antara lain dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat,
kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi, dan jumlah pengeluaran pada setiap pos asset tetap dalam
konstruksi.
Jurnal transaksi atas konstruksi dalam pengerjaan yang direklasifikasi menjadi asset tetap
adalah:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Gedung dan Bangunan xxx
Kas di Kas Daerah xxx
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal – Gedung xxx
dan Bangunan
Estimasi Perubahan Sal xxx
Bila sampai akhir tahun pekerjaan konstruksi belum selesai, maka harus dibuat jurnal atas
transaksi konstruksi dalam pengerjaan sebagai berikut:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Konstruksi dalam Pengerjaan- xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Gedung dan Bangunan

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

ILUSTRASI ASET TETAP

KAPITALISASI ASET TETAP


Suatu pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi jika
memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Manfaat ekonomi atas asset tetap yang dipelihara:
a. Bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
b. Bertambah umur ekonomis, dan/atau
c. Bertambah volume, dan/atau
d. Bertambah kapasitas produksi
2. Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan asset tetap tersebut harus sama dengan atau
melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi asset tetap. Nilai satuan minimum kapitalisasi
adalah penambahan nilai asset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan
restorasi.
Kapitalisasi terhadap asset tetap dilakukan apabila terjadi adanya penambahan nilai atas asset
tetap yang menyebabkan terjadinya penambahan masa manfaat atau nilai ekonomis dari asset
tersebut.
1. Fungsi-Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dengan prosedur kapitalisasi aset berdasarkan Permendagri No. 13
Tahun 2006 :
a) Pengelola barang
b) Pengguna barang/Kuasa pengguna barang
c) Bendahara barang
2. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam akuntansi kapitalisasi aset dan menjadi dasar dalam
pencatatan kapitalisasi aset berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 :
a) Laporan barang milik daerah dan atau Laporan hasil inventarisasi untuk
perekaman saldo awal
b) Berita acara serah terima
c) Bukti kepemilikan
3. Ilustrasi
Pada tanggal 25 Mei 2014 dilakukan renovasi gedung kantor dan telah dilakukan
pembayaran sebesar Rp 120.000.000 dengan SPM No. 2550 dan SP2D No. 810.
Penanggung jawab barang melakukan pencatatan atas renovasi tersebut sebagai
penambah nilai gedung kantor karena renovasi tersebut menambah nilai manfaat dari
gedung.
Jurnal atas transaksi tersebut adalah :
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
25 Mei 2014 Bangunan gedung Rp 120.000.000
kantor Rp 120.000.000
R/K PPKD

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
25 Mei 2014 Belanja modal – Pengadaan
Bangunan Gedung Kantor Rp 120.000.000
Estimasi perubahan SAL Rp 120.000.000

PENYUSUTAN ASET TETAP


Berdasarkan PSAP No 7 paragraf 53-54, penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai
suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Jurnal
penyusutan asset tetap ini dibuat pada akhir tahun. Masa manfaat aset tetap yang dapat
disusutkan harus ditinjau secra periodic dan jika terdapat yang akan datang harus dilakukan
penyesuaian.
1. Fungsi-Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dengan prosedur penyusutan aset :
a) Pengelola barang
b) Pengguna barang/Kuasa pengguna barang
c) Bendahara barang
2. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam akuntansi penyusutan aset :
a) Laporan barang milik daerah dan atau Laporan hasil inventarisasi untuk
perekaman saldo awal
b) Laporan aset semesteran
c) Laporan aset tahunan
3. Ilustrasi
Pada akhir tahun anggaran 2014 dilakukan penyusutan terhadap aset tetap dinas
kesehatan yang dibeli pada awal tahun 2013. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan
metode garis lurus. Berikut data tetap dinas kesehatan tersebut.
Gedung dan bagungan Rp 100.000.000, umur ekonomis 10 tahun
Peralatan dan mesin Rp 75.000.000, umur ekonomis 5 tahun
Perhitungan nilai penyusutan per tahun untuk masing-masing aset tetap :
Rp 100.000 .000
Gedung dan bangunan= =Rp10.000 .00 0
10tahun
Rp 75.000 .000
Peralatan dan mesin= =Rp 15.000 .00 0
5 tahun
Jadi nilai penyusutan per tahun untuk kedua aset tetap tersebut adalah Rp 25.000.000
Jurnal atas transaksi tersebut adalah :
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Desember 2013 Beban penyusutan – gedung dan Rp 10.000.000
bangunan
Beban penyusutan – peralatan dan Rp 15.000.000
mesin
Akumulasi penyusutan – Rp 10.000.000
gedung dan bangunan
Akumulasi penyusutan – Rp 15.000.000
peralatan dan mesin

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

PELEPASAN ASET TETAP


Berdasarkan PSAP No 7 paragraf 77-79, suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika
dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaanya dan tidak ada manfaat
ekonomi masa yang akan. Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus
dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam catatan ats laporan keuangan. Aset tetap yang
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi asset tetap dan harus
dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
1. Fungsi-Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dengan prosedur pelepasan aset berdasarkan Permendagri No. 13
Tahun 2006 :
a) Pengelola barang
b) Pengguna barang/Kuasa pengguna barang
c) Bendahara barang
2. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam pelepasan aset dan menjadi dasar dalam pencatatan
kapitalisasi aset berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 :
a) Laporan barang milik daerah dan atau Laporan hasil inventarisasi untuk
perekaman saldo awal
b) Laporan aset semesteran
c) Laporan aset tahunan
3. Jurnal Standar
a) Penghentian Aset Tetap
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx
Aset tetap xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

b) Pelepasan karena Penghapusan Aset Tetap


Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx
Aset tetap xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

c) Pelepasan karena Pertukaran Aset Tetap


Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx
Aset tetap (baru) xxx
Kerugian pertukaran aset tetap xxx
Aset tetap (lama) xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

d) Pelepasan karena Penjualan Aset Tetap


Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx
Kas di bendahara penerimaan xxx
Kerugian pertukaran aset tetap xxx
Aset tetap xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi perubahan SAL xxx
Pendapatan penjualan aset xxx
tetap – LRA

4. Ilustrasi
Dengan persetujuan DPRD, pada tanggal 1 Desember 2013 Pemerintah Daerah
Kabupaten Prasojo Sujiwa menghentikan penggunaan kendaraan dengan cara dijual
kepada pihak lain seharga Rp 20.000.000. Diketahui harga perolehan kendaraan
tersebut adalah Rp 50.000.000, dengan akumulasi penyusutan kendaraan senilai Rp
20.000.000.
Jurnal atas penjualan kendaraan dengan penerimaan kas :
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Desember 2013 Kas dibendahara penerimaan Rp 20.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 20.000.000
Defisit penjualan kendaraan Rp 10.000.000
Kendaraan Rp 50.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi perubahan SAL Rp 20.000.000
1 Desember 2013 Rp 20.000.000
Lain-lain PAD yang sah

HAL-HAL KHUSUS TERKAIT ASET TETAP


1. Penilaian Awal Aset Tetap
Secara tegas dinyatakan dalam PSAP No. 7 paragraf 23-25 dan 27 bahwa barang
berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan
dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya
perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah
sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.
2. Konstruksi dalam Pengerjaan
Pada PSAP No 7 paragraf 38 dan 40 dikatakan jika penyelesaian pengerjaan suatu
aset tetap melebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset
tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi
dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai. konstruksi
dalam pengerjaan yang sudah selesai dibuat atau dibangun dan telah siap dipakai
harus segera diklasifikasikan ke salah satu akun yang sesuai dalam kos aset tetap.
3. Penilaian Kembali Aset
Pada PSAP No 7 paragraf 52 ditegaskan bahwa aset tetap disajikan berdasarkan
biaya perolehan aset tetap tersebut. apabila terjadi kondisi yang memungkinkan
penilaian Kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada
masing-masing akun aset tetap dan akun ekuitas.
4. Aset Bersejarah
Berdasarkan PSAP nomor 7 paragraf 65-72 dinyatakan Kalau tidak ada keharusan
bagi pemerintah untuk menyajikan aset bersejarah di neraca namun aset tersebut
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Beberapa aset tetap
dijelaskan sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan,
dan sejarah.
PENGUNGKAPAN ASET TETAP
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing masing jenis aset tetap sebagai
berikut:
a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat
b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada atau
mutase asset tetap lainnya.
c) Informasi penyusutan, meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang
digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat
bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
d) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap.
e) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap.
f) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi.
g) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

Anda mungkin juga menyukai