Anda di halaman 1dari 54

AKUNTANSI ASET

TETAP

MATERI AKUNTANSI PEMERINTAH II (PUSAT)


Bahasan
• Kebijakan Akuntansi Aset Tetap
• Definisi dan Jenis-Jenis
• Pengakuan
• Pengukuran
• Penyajian dan Pengungkapan
• Jurnal Transaksi Aset Tetap
KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA
PEMERINTAH PUSAT

PENGUKURAN

3
DEFINISI DAN JENIS-JENIS ASET TETAP

Aset Tetap adl aset berwujud yg mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan utk digunakan, atau dimaksudkan untuk
digunakan, dlm kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.

• Jenis jenis Aset Tetap


• Tanah
• Peralatan dan Mesin
• Gedung dan Bangunan
• Jalan, Irigasi dan jaringan
• Aset Tetap Lainnya, dan
• KDP
Pengakuan dan Kriteria Aset Tetap
Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
Pengakuan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal.

Kriteria Aset Tetap adalah:


a. Berwujud
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
Kriteria c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Metode nilai
bersih yang
dapat
direalisasikan
Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah
Pengukuran Aset Tetap
a.Biaya perolehan digunakan untuk menilai aset tetap.
Pengukuran b.Nilai wajar digunakan pada saat tidak ada nilai
perolehan atau nilai perolehan tidak dapat
diidentifikasi

 Perolehan aset tetap dapat melalui pengadaan, pertukaran aset,


hibah/donasi, dan lainnya.
 Perolehan melalui pengadaan dapat dilakukan dengan cara membeli
Metode nilai
dari/kontrak
bersih yangkonstruksi dengan pihak ke tiga atau secara swakelola.
 Pembelian
dapat aset tetap dapat dilakukan secara tunggal atau gabungan
direalisasikan
Untuk perolehan dibawah nilai satuan minimum kapitalisasi maka:
Aset Tetap tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebgai Aset Tetap, namun
cukup diungkapkan dlm CaLK dan Catatan atas Laporan BMN.
Pengukuran Aset Tetap

Aset tetap Harga beli + seluruh biaya yang


Biaya perolehan diperoleh dengan = dikeluarkan sampai dengan aset
pembelian siap digunakan/dipakai

• Biaya Langsung = tenaga kerja


Aset tetap + bahan baku
diperoleh dengan = • Biaya tidak langsung = Biaya
membangun sendiri perencanaan dan
pengawasan, perlengkapan,
sewa peralatan, dll

Aset tetap
Nilai wajar diperoleh dengan =
Nilai tukar aset secara wajar
cara lain, misalnya
hibah

7
Batasan Minimum Kapitalisasi BMN

Uraian PMK 120/PMK.06/2007 PMK 181/PMK.06/2016


Peralatan dan Mesin Rp300.000,00 Rp1.000.000,00
Aset Tetap Renovasi-Peralatan dan Mesin Rp300.000,00 Rp1.000.000,00
Gedung dan Bangunan Rp10.000.000,00 Rp25.000.000,00
Aset Tetap Renovasi-Gedung dan Bangunan Rp10.000.000,00 Rp25.000.000,00
Berlaku s.d. TA 2017 Mulai TA 2018

Nilai satuan minimum kapitalisasi BMN tidak diperlukan untuk BMN berupa:
a. tanah;
b. jalan, irigasi, dan jaringan;
c. konstruksi dalam pengerjaan; atau
d. aset tetap lainnya, seperti koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian
KOMPONEN BIAYA

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari:


harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat
aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
 Biaya persiapan tempat
 Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost)
 Biaya pemasangan (instalation cost)
 Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
 Biaya konstruksi
 Testing cost
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN TANAH

 Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan


 Biaya perolehan mencakup:
 Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah
 Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak
 Biaya pematangan, penimbunan, dan
 Biaya lainnya yang dikeluarkan ,ataupun yang masih
harus dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai

Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak


pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua
tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan
Kasus-kasus Kepemilikan Tanah dan
Penyajiannya Dalam Laporan Keuangan
1
Dikuasai dan/atau digunakan oleh  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan
pemerintah namun belum ada bukti sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah.
kepemilikan yang sah  Diungkapkan secara memadai dalam CaLK

2
Tanah dimiliki oleh pemerintah,  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan
namun dikuasai dan/atau digunakan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah
oleh pihak lain  Diungkapkan secara memadai dalam CaLK bahwa
tanah tersebut dikuasai pihak lain

3
Tanah dimiliki oleh suatu entitas  Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah, namun dikuasai pemerintah yang mempunyai bukti kepemilikan,
dan/atau digunakan oleh entitas serta diungkapkan di CaLK.
pemerintah yang lain  Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau
menggunakan tanah cukup mengungkapkan
tanah tersebut secara memadai dalam CaLK
4
Perlakuan tanah yang masih dalam
1 2
sengketa atau proses pengadilan = dan
11
Tanah Wakaf

Tanah yang digunakan/dipakai oleh instansi


pemerintah yang berstatus tanah wakaf tidak
disajikan dan dilaporkan sebagai aset tetap tanah
pada neraca pemerintah, melainkan cukup
diungkapkan secara memadai pada CaLK.

12
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN PERALATAN
DAN MESIN

 Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah


pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan untuk
memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai
 Biaya perolehan peralatan dan mesin antara lain meliputi:
 Harga pembelian
 Biaya pengangkutan
 Biaya instalasi
 Serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap
untuk digunakan
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN GEDUNG DAN
BANGUNAN

 Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh


biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk
memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai
 Biaya perolehan gedung dan bangunan antara lain meliputi:
 Harga pembelian atau biaya konstruksi,
 Biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN JALAN, IRIGASI
DAN JARINGAN

 Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan


seluruh biaya yang dikeluarkan dan masih harus dikeluarkan
untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.
 Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan antara lain
meliputi:
Biaya perolehan atau biaya konstruksi, dan
Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan
jaringan tersebut siap pakai
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
ASET TETAP LAINNYA

Aset Tetap Lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok Aset Tetap Tanah, Aset Tetap Peralatan dan Mesin, Aset Tetap
Gedung dan Bangunan, Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh
dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai .

>>> Koleksi perpustakaan/buku dan non buku, barang bercorak


kesenian/kebudayaan/olah raga, hewan, ikan, dan tanaman.
Termasuk dalam kategori Aset Tetap Lainnya adalah Aset Tetap-Renovasi, yaitu biaya
renovasi atas aset tetap yang bukan miliknya, dan biaya partisi suatu ruangan kantor
yang bukan miliknya.

Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang


dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh aset
tersebut sampai siap pakai
RENOVASI ASET TETAP
• Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang memenuhi
syarat kapitalisasi.
Renovasi aset • Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
tetap milik
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
sendiri
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka
akan dicatat sebagai KDP

• Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai
Renovasi aset aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset
tetap bukan tetap.
Konstruksi Dalam Pengerjaan
milik-dalam • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
lingkup entitas dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan,
pelaporan maka akan dicatat sebagai KDP.
• Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik

• Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan
sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai
Renovasi aset kelompok aset tetap.
tetap bukan • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
milik-di luar
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan,
lingkup entitas
maka akan dicatat sebagai KDP.
pelaporan
• Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini seyogyanya
diserahkan pada pemilik
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) adalah aset-aset yang sedang dalam proses
pembangunan.

Pengukuran:
 Secara Swakelola:
 biaya yang berhubungan langsung dengan konstruksi;
 biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya
dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut;
 biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan
konstruksi ybs.

 Secara Kontrak:
 Termin yang telah dibayarkan;
 Kewajiban yang msh harus dibayar;
 Pembayaran klaim kepada kontraktor/pihak ketiga, misalnya
klaim karena keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja
PENYELESAIAN KDP

 KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang


bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah
selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat
memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan

 Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu


KDP adalah Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
(BAPP).
VARIASI PENYELESAIAN KDP
Berita Acara
Pembangunan Pemanfaatan
No. Penyelesaian Penyajian
Aset Aset
Pekerjaan (BAPP)
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah Aset Tetap
dimanfaatkan
2. Selesai Sudah diperoleh Belum Aset Tetap
dimanfaatkan
3. Selesai Belum diperoleh Sudah KDP
dimanfaatkan
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP
dimanfaatkan
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena KDP dapat
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka dihapuskan
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan
hilang
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
PENGECUALIAN KOMPONEN BIAYA
PEROLEHAN ASET TETAP

 Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan


suatu komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut
tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya
perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.
 Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa tidak
merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut
perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
AWAL

Apakah memperpanjang masa manfaat atau


kemungkinan besar memberi manfaat
ekonomi di masa yang akan datang dalam
Capital Expenditure
bentuk kapasitas, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja.?

Dikapitalisasi/ditambahkan
pada nilai tercatat aset yang
Revenue Expenditure bersangkutan

Sbg Beban

 Pengeluaran untuk pemeliharaan


 Pengeluaran untuk Biaya Rehabilitasi/Renovasi
PERTUKARAN ASET

 Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran


yang tidak serupa atau aset lainnya diukur berdasarkan nilai
wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai
tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah
setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang
ditransfer/diserahkan.
 Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas
suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa
dan memiliki nilai wajar yang serupa, maka aset yang baru
diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount)
atas aset yang dilepas.
PENYUSUTAN

 Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu


aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama
masa manfaat aset yang bersangkutan.
 Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban
penyusutan dalam laporan operasional.
 Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset
tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik
aset tersebut

24
METODE PENYUSUTAN
 Metode penyusutan aset tetap yang diperkenankan
bagi pemerintah pusat adalah metode penyusutan
garis lurus.
 Metode ini dilakukan dengan mengalokasikan nilai
yang dapat disusutkan dari aset tetap secara merata
selama masa manfaat aset terkait, dengan atau
tanpa memperhitungkan nilai sisa (residu).

25
PENGHENTIAN/PELEPASAN

• Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila
aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada
manfaat ekonomi masa yang akan datang.
• Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus
dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
• Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset
lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

26
Penghentian/Pelepasan
Penghentian Penggunaan Aset Tetap:
 Contoh:
Sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 1 Maret 20X6 dengan
harga Rp200.000.000 rusak berat tertimpa runtuhan bangunan
karena bencana alam gempa bumi pada bulan Agustus tahun
20X9. Pada akhir bulan Agustus 20X9 telah ada penetapan dari
bahwa mobil yang rusak berat tersebut dihentikan dari
penggunaan aktif untuk selanjutnya diproses penghapusannya
sesuai dengan ketentuan.
Pada tanggal 10 Oktober 20X9 telah diterbitkan penetapan dari
entitas yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD bahwa mobil yang
rusak berat tersebut dapat dikeluarkan dari neraca. Nilai buku
mobil pada saat kena gempa bumi adalah sebesar Rp80.000.000

27
Penghentian/Pelepasan
Penghentian Penggunaan Aset Tetap:
 Contoh:
Jurnal untuk mencatat reklasifikasi dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya pada tanggal 30
Agustus 20X9:

Tanggal Uraian Debet Kredit

30/08/20X9 Aset Lainnya 200.000.000


Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 120.000.000
Peralatan dan Mesin 200.000.000
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 120.000.000

Jurnal untuk mengeluarkan Aset Lainnya dari neraca pada tanggal 10 Oktober 20X9:

Tanggal Uraian Debet Kredit

30/08/20X9 Beban Non Operasional 80.000.000


Akumulasi Penyusutan Aset Aset Lainnya 120.000.000
Aset Lainnya 200.000.000

28
Penghentian/Pelepasan
Pelepasan Aset:
• Pelepasan aset tetap di lingkungan pemerintah lazim disebut sebagai pemindahtanganan.
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD,
pemerintah dapat melakukan pemindahtanganan BMN/BMD yang di dalamnya termasuk
aset tetap dengan cara: dijual, dipertukarkan, dihibahkan; atau dijadikan penyertaan
modal negara/daerah.
• Apabila suatu aset tetap dilepaskan karena dipindahtangankan, maka aset tetap yang
bersangkutan harus dikeluarkan dari neraca.
• Aset tetap yang dilepaskan melalui penjualan, dikeluarkan dari neraca pada saat
diterbitkan risalah lelang atau dokumen penjualan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
• Aset tetap yang dihibahkan, dikeluarkan dari neraca pada saat telah diterbitkan berita
acara serah terima hibah oleh entitas sebagai tindak lanjut persetujuan hibah.
• Aset tetap yang dipindahtangankan melalui mekanisme penyertaan modal
negara/daerah, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan penetapan penyertaan
modal negara/daerah
29
Penghentian/Pelepasan
Aset Tetap Hilang:
• Aset tetap hilang harus dikeluarkan dari neraca setelah diterbitkannya
penetapan oleh pimpinan entitas yang bersangkutan berdasarkan
keterangan dari pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Terhadap aset tetap yang hilang, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perlu dilakukan proses untuk mengetahui apakah
terdapat unsur kelalaian sehingga mengakibatkan adanya tuntutan ganti rugi.
• Aset tetap hilang dikeluarkan dari neraca sebesar nilai buku. Apabila
terdapat perbedaan waktu antara penetapan aset hilang dengan penetapan
ada atau tidaknya tuntutan ganti rugi, maka pada saat aset tetap dinyatakan
hilang, entitas melakukan reklasifikasi aset tetap hilang menjadi aset
lainnya (aset tetap hilang yang masih dalam proses tuntutan ganti rugi).
• Selanjutnya, apabila berdasarkan ketentuan perundang-undangan dipastikan
terdapat tuntutan ganti rugi kepada perorangan tertentu, maka aset lainnya
tersebut direklasifikasi menjadi piutang tuntutan ganti rugi. Dalam hal tidak
terdapat tuntutan ganti rugi, maka aset lainnya tersebut direklasifikasi
menjadi beban.
30
PENYAJIAN

•Aset Tetap disajikan dalam Neraca


•Biaya perolehan Aset Tetap tersebut dikurangi akumulasi
penyusutan

31
PENGUNGKAPAN
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap
sbb:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(1) Penambahan;
(2) Pelepasan;
(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
(4) Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode penyusutan yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode;

32
Perlakuan Khusus

Aset Reklasifikasi
Lainnya
Bersejarah Dan Koreksi

Penyajian aset Aset Tetap yg Peralatan militer, baik


bersejarah (heritage dihentikan dr yg umum maupun
assets) tidak penggunaan aktif pem. khusus, adl memenuhi
disajikan di neraca adl tidak memenuhi definisi Aset Tetap dan
tetapi diungkapkan def. Aset Tetap dan hrs harus diperlakukan
dlm CaLK, kecuali dipindahkan/dire- prinsip-prinsip yang
yang digunakan klasifikasi) ke pos aset sama seperti Aset
sebagai sarana lainnya sesuai dgn nilai Tetap yang lain.
operasional tercatatnya.
pemerintah.
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
1. Saldo Awal Aset Tetap
Kode Akun Akrual Kas
xxxxxx Aset Tetap XXX - -
xxxxxx Ekuitas XXX
xxxxxx Akumulasi Penyusutan xxxxx
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
2. Pengadaan/Perolehan Aset Tetap (i)

Saat BAST
Kode Akun Akrual Kas
xxxxxx Aset Tetap yang Belum XXX
Diregister
xxxxxx Utang yg belum XXX
diterima tagihannya

Saat registrasi
Kode Akun Akrual Kas
xxxxxx Aset Tetap – xxxxx XXX - -
xxxxxx Aset Tetap yang Belum XXX
Diregister
ILUSTRASI JURNAL STANDAR

Penerbitan Resume Tagihan


Kode Akun Akrual
xxxxxx Utang yang belum XXX
diterima tagihannya
xxxxxx Belanja modal yang XXX
masih harus dibayar

Penerbitan SP2D oleh Kuasa BUN

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Belanja modal yang XXX Belanja Modal xxx
masih harus dibayar
xxxxxx Ditagihkan ke entitas XXX Ditagihkan ke entitas lain xxx
lain
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
3. Perolehan KDP
Kode Akun Akrual Kas
xxxxxx Konstruksi Dalam XXX Belanja Modal XXX
Pengerjaan
xxxxxx Ditagihkan ke Entitas XXX Ditagihkan ke Entitas Lain XXX
Lain

4. Penyelesaian KDP
Kode Akun Akrual Kas
xxxxxx Aset Tetap XXX - -
xxxxxx Konstruksi Dalam XXX
Pengerjaan
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
5. Transfer Masuk Aset Tetap

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Aset Tetap XXX
xxxxxx Transfer Masuk XXX

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Transfer Masuk XXX
xxxxxx Akumulasi Penyusutan XXX

Transfer masuk adalah penerimaan aset tetap/aset lainnya dari entitas lain
yang masih dalam satu entitas pelaporan terkonsolidasi, baik pada tingkat
bawah (antar satker dalam satu K/L) atau tingkat atas (antar satker dan antar
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
6. Transfer Keluar Aset Tetap

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Transfer Keluar XXX

xxxxxx Aset Tetap XXX

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Akumulasi Penyusutan XXX
xxxxxx Transfer Keluar XXX

Transfer keluar adalah pengiriman / penyerahan as et tetap /a set lainnya ke


entitas lain yang masih dalam satu entitas pelaporan terkonsolidasi, baik pada
tingkat bawah (antar satker dalam satu K/L) atau tingkat atas (antar satker dan
antar K/L).
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
7. Penghentian Aset Tetap dari Penggunaan

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Akumulasi Penyusutan-AT XXX
xxxxxx Aset Tetap XXX

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Aset Lainnya XXX
xxxxxx Akumulasi XXX
Penyusutan-Aset
Lainnya
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
8. Penggunaan Kembali Aset Tetap

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Akumulasi Penyusutan- XXX
Aset Lainnya
xxxxxx Aset Lainnya XXX

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Aset Tetap XXX
xxxxxx Akumulasi XXX
Penyusutan-Aset Tetap
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
9. Hibah Masuk Aset Tetap

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Aset Tetap yang Belum XXX
Diregister
xxxxxx Hibah Langsung yang XXX
Belum Disahkan

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Aset Tetap XXX
xxxxxx Aset Tetap yang Belum XXX
Diregister

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Hibah Langsung yang XXX
Belum Disahkan
xxxxxx Pengesahan Hibah XXX
Langsung
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
10. Hibah Keluar Aset Tetap

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Beban Kerugian Pelepasan XXX
Aset
xxxxxx Aset Tetap XXX

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Akumulasi Penyusutan- XXX
AT
xxxxxx Beban Kerugian XXX
Pelepasan Aset
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
11. Rampasan/Sitaan Aset Tetap

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Aset Tetap XXX
xxxxxx Pendapatan XXX
Sitaan/Rampasan

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Pendapatan XXX
Sitaan/Rampasan
xxxxxx Akumulasi Penyusutan XXX
Aktiva Tetap
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
12 Penyusutan Aset Tetap
Kode Akun Akrual Kas
xxxxxx Beban Penyusutan AT – XXX - -
Mesin & Prltn
xxxxxx Akumulasi Penyusutan XXX
AT –Mesin & Prltn

Jurnal penyusutan aset tetap seperti tersebut di atas akan dibuat oleh Satker setiap
semester dalam Buku Besar Akrualnya, sampai masa manfaat traktor tersebut habis.
SAKUN tidak membuat jurnal penyusutan aset tetap.
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
13. Penghapusan Aset Tetap
a. Aset yang tidak dapat digunakan dalam kegiatan operasional

Kode Akrual Kas


Akun
xxxxxx Aset Tetap yang Tidak XXX - -
Digunakan dalam Operasi
Pemerintah

xxxxxx Aset Tetap XXX


Xxxxxx Akumulasi Penyusutan-AT XXX
Akumulasi Penyustan- XXX
Aset Tetap yang Tidak
Digunakan dalam
Operasi Pemerintah
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
13. Penghapusan Aset Tetap
a. Aset yang tidak dapat digunakan dalam kegiatan operasional….lanjutan

Kode Akrual Kas


Akun
xxxxxx Beban Kerugian Pelepasan XXX - -
Aset
xxxxxx Aset Tetap yang Tidak XXX
Digunakan dalam
Operasi Pemerintah

Xxxxxx Akumulasi Penyustan-Aset XXX


Tetap yang Tidak
Digunakan dalam Operasi
Pemerintah

xxxxx Beban Kerugian XXX


Pelepasan Aset
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
13. Penghapusan Aset Tetap
b. Aset Tetap yang Dinyatakan Hilang

Kode Akrual Kas


Akun
xxxxxx Aset Tetap yang Tidak XXX - -
Digunakan dalam Operasi
Pemerintah

xxxxxx Aset Tetap XXX


Xxxxxx Akumulasi Penyusutan-AT XXX
Akumulasi Penyustan- XXX
Aset Tetap yang Tidak
Digunakan dalam
Operasi Pemerintah
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
13. Penghapusan Aset Tetap
b. Aset Tetap yang Dinyatakan Hilang ….lanjutan
Kode Akrual Kas
Akun
xxxxxx Beban Kerugian Pelepasan XXX - -
Aset/Piutang TGR
xxxxxx Aset Tetap yang Tidak XXX
Digunakan dalam
Operasi Pemerintah

Xxxxxx Akumulasi Penyustan-Aset XXX


Tetap yang Tidak
Digunakan dalam Operasi
Pemerintah

xxxxx Beban Kerugian XXX


Pelepasan Aset/Piutang
TGR
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
13. Penghapusan Aset Tetap
c. Penjualan Aset Tetap dengan Keuntungan

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Akumulasi Penyusutan AT 280 Juta Diterima dari EL 550 Juta
xxxxxx Diterima dari EL 550 Juta Pendapatan PNBP – 550 Juta
Penjualan AT
xxxxxx Surplus Keg. Non Op – 30 Juta
Pelepasasan AT
xxxxxx Aset Tetap – M & P 800 Juta
ILUSTRASI JURNAL STANDAR
13. Penghapusan Aset Tetap
d. Penjualan Aset Tetap dengan Kerugian

Kode Akun Akrual Kas


xxxxxx Akumulasi Penyusutan AT 220 Juta Diterima dari EL 550 Juta
xxxxxx Diterima dari EL 550 Juta Pendapatan PNBP – 550 Juta
Penjualan AT
xxxxxx Defisit Keg. Non Op – 30 Juta
Pelepasasan AT
xxxxxx Aset Tetap – M & P 800 Juta
Soal Latihan

Pada tanggal 20 April 20XX, Satker XYZ melakukan pembelian sebuah


kompleks 7 gedung perkantoran dengan rincian:
- harga beli tanah Rp8.000.000.000, dan harga beli 8 gedung kantor
Rp12.000.000.000,
- biaya notaris dan balik nama Rp60.000.000, dan
- pajak Rp2.000.000.000.

Pembelian tersebut dilakukan secara tunai melalui SPM/SP2D 10 LS.


Berapa nilai tanah? Berapa nilai gedung?
Pembahasan

Untuk mengalokasikan biaya notaris, balik nama, dan pajak dapat dilakukan
dengan rata-rata tertimbang, sehingga nilai masing-masing tanah serta
gedung dan bangunan adalah:

Tanah = Rp8.000.000.000 + (Rp2.060.000.000 X 8/20)


= Rp8.824.000.000 17
Bangunan = Rp12.000.000.000 + (Rp2.060.000.000 X 12/20)
= Rp13.236.000.000
TERIMA KASIH, SOBAT!

Anda mungkin juga menyukai