38 OK
29
MASUKAN
2 Ni Wayan
Tiara
Septiana
Mustika
Dewi 32 31
Pratiwi
Rahadian
03 PERHITUNGAN
Patar PPN
Nur Aji
Elmaus
Parulian
01
FAKTUR PAJAK
DASAR HUKUM
03 Pereturan Menteri
Keuangan No.
151/PMK.03/2013
DOKUMEN TERTENTU
Dokumen tertentu
dipersamakan dengan faktur
pajak
SYARAT
Diisi secara lengkap, jelas, dan benar sesuai dengan
FORMAL
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
atau persyaratan yang diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (6)
SYARAT MATERIAL
Berisi keterangan yang sebenarnya atau
sesungguhnya mengenai penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud,
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
ekspor Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena
Pajak, atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean
KEWAJIBAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK
Pasal 13 ayat (1) UU No. 42 Tahun 2009
Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap:
Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D
Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh
Pengusaha
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Penyerahan Aktiva Yang Menurut Tujuan semula Tidak Untuk
Diperjualbelikan
Penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf c;
Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf g; dan/atau
Ekspor Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
Dalam
huruf hal
h. terjadi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang
Kena Pajak dan/atau menyerahkan Jasa Kena Pajak itu wajib
memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dan
memberikan Faktur Pajak sebagai bukti pungutan pajak.
Faktur Pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau berbeda dengan faktur
penjualan.
Faktur Pajak dapat berupa faktur penjualan atau dokumen tertentu yang
ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Direktur Jenderal Pajak
KLASIFIKASI UMUM FAKTUR PAJAK
0 0 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut
Kode Status
01
DASAR
HUKUM
saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
Pasal 13 ayat (1A) UU No. 42 Tahun 2009 penyerahan Jasa Kena Pajak;
saat penerimaan pembayaran dalam hal
penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum
penyerahan Jasa Kena Pajak;
saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
04 02
Faktur Pajak harus saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan
Faktur Pajak dibuat pada Peraturan Menteri Keuangan
Pengusaha Kena Pajak diperkenankan membuat Gabungan
pada saat PKP rekanan menyampaikan tagihan
Faktur Pajak gabungan paling lama pada akhir kepada Bendaharawan Pemerintah sebagai
bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Pemungut PPN
penyerahan Jasa Kena Pajak meskipun di dalam bulan
penyerahan telah terjadi pembayaran baik sebagian
03
maupun seluruhnya Batas Pembuatan
Faktur Pajak
Dalam hal PKP kehilangan Faktur Pajak yang Pajak Masukannya telah dikreditkan, maka dapat
diganti dengan cara sebagai berikut:
Mengajukan permintaan secara tertulis untuk dibuatkan fotokopi FP kepada PKP yang
membuat FP
Tembusan surat tersebut dikirimkan kepada KPP baik dari KPP dimana PKP yang kehilangan
terdaftar dan juga KPP di mana PKP yang membuat FP tersebut terdaftar
PKP pembuat FP membuat 2 lembar fotokopi dari FP lembar kedua, kemudian membawa
kedua fotokopi tersebut beserta aslinya ke KPP untuk dilegalisasi
Setalah dilegalisasi salah satu diantaranya diambil oleh pejabat KPP sebagai arsip,
sedangkan fotokopi yang satu lembar lagi dikembalikan kepada PKP pembuat FP untuk
diserahkan kepada PKP yang meminta fotokopi
DOKUMEN TERTENTU YANG KEDUDUKANNYA DIPERSAMAKAN
DENGAN FAKTUR PAJAK
1
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang dilampiri Surat Setoran
Pajak dan atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea
6 Ticket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Deliverry Bill, yang
dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri
2
dan Cukai untuk impor Barang Kena Pajak
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah difiat muat oleh pejabat
yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri
dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
7 Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean
3
dengan PEB tersebut
5
atas pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang
3
PM atas perolehan dan/atau impor BARANG
MODAL dapat dikreditkan bagi PKP yang belum
berproduksi. Walaupun PKP tersebut belum PK lebih Besar dari PM
melakukan penyerahan !!! Penyetoran & Pelaporan !!!
7
PM dikreditkan dengan
PM pada masa yang sama
1 Permohonan pengembalian atas
kelebihan PM pada akhir tahun buku
CONTOH PERHITUNGAN PPN
JAWA
B
SOAL
Bagaimana apabila terdapat PM masa januari yang belum
dikreditkan senilai 200.000?
JAWA
B
1. Jadi Pajak yang terutang senilai
2. PK – PM = 2500.000 – (2000.000+200.000) = 300.000
PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
PM sebelum dikukuhkan sebagai PKP
PM yang tidak mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usaha 1
2
perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak
sedan dan station wagon (kecuali barang dagangan atau
disewakan)
3 dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak
4
Perolehan BPK atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi
pemanfaatan BKP atau JKP dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya
tidak memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (6)
5 ketentuan pasal 13 ayat 5 atau ayat 9
6
perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang
perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam SPT
Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak
7 Masa PPN, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan
8
perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena
O1 O2
mempunyai peredaran usaha
dalam 2 (dua) tahun buku Atau Wajib Pajak yang baru
sebelumnya tidak melebihi Rp dikukuhkan sebagai
1.800.000.000,00 (satu miliar Pengusaha Kena Pajak
delapan ratus juta rupiah) untuk
setiap 1 (satu) tahun buku
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MEMPUNYAI
PEREDARAN USAHA TIDAK MELEBIHI JUMLAH TERTENTU
BESARAN PM YANG
DAPAT DIKREDITKAN
01
60% dari PK Penyerahan JKP
02
70% dari PK Penyerahan
BKP
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MEMPUNYAI
PEREDARAN USAHA TIDAK MELEBIHI JUMLAH TERTENTU
SOAL
Penyerahan Yuda sanjaya atas usaha jual elektronik tahun
sebelumnya tidak lebih dari 1,8 M. Pada bulan Januari ia melakukan
penyerahan BKP senilai 20.000.000. Tentukan PPN terutang !
CONTOH
PERHITUNGAN
JAWA
1. Nilai Penjualan
B Rp. 20.000.000
2. PK = 10% x 20.000.000 = 2000.000
3. PM = 70% x PK = 70% x 2000.000 = 1.400.000
4. PPN terutang = PK-PM = 600.000
01
USAHA penyerahan kendaraan
bermotor bekas secara eceran
02
USAHA penyerahan emas perhiasan
secara eceran
PMK NO.
79/PMK.03/2010 03
PM yang dapat dikreditkan usaha kendaraan
bermotor bekas
90% dari Pajak Keluaran
04
PM yang dapat dikreditkan emas
80% (delapan puluh persen) dari Pajak
Keluaran
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA
PAJAK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA TERTENTU
SOAL
Bulan Juli 2018, Bpk. Anto pemilik usaha jual beli motor bekas,
melakukan penyerahan senilai 130.000.000.
Dan pada saat perolehan BKP yang berhubungan dengan usaha bulan
Juli 2018, Pajak masukan atas perolehan tersebut senilai PM 8.000.000.
Hitung PPN nya !
CONTOH
PERHITUNGAN JAWA
Nilai Penyerahan
B 130 jt
PK = 10% dari 130 jt = 13 jt
PM yang dapat dikreditkan atas usaha jual motor
bekas = 90% dari PK = 11,7 jt
PPN terutang 1,3 juta
Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan yang terutang
pajak, Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor barang modal dapat dikreditkan.
Pajak Masukan yang telah dikreditkan diatas dan telah diberikan pengembalian wajib dibayar kembali oleh
Pengusaha Kena Pajak dalam hal : Pengusaha Kena Pajak tersebut mengalami keadaan gagal berproduksi dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak Masa Pajak pengkreditan Pajak Masukan dimulai
Ketentuan mengenai penentuan waktu, penghitungan, dan tata cara pembayaran kembali tsb diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Suatu keadaan dari Pengusaha Kena Pajak dengan kegiatan usaha utama sebagai produsen yang menghasilkan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak pertama kali
mengkreditkan Pajak Masukan tidak melakukan kegiatan:
1. penyerahan Barang Kena Pajak;
2. penyerahan Jasa Kena Pajak;
3. ekspor Barang Kena Pajak; dan/atau
4. ekspor Jasa Kena Pajak,
yang berasal dari hasil produksinya sendiri
Suatu keadaan dari Pengusaha Kena Pajak dengan kegiatan usaha utama Pengusaha Kena Pajak selain
produsen apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak pertama kali mengkreditkan Pajak Masukan tidak
melakukan kegiatan:
1. penyerahan Barang Kena Pajak;
2. penyerahan Jasa Kena Pajak;
3. ekspor Barang Kena Pajak; dan/atau
4. ekspor Jasa Kena Pajak,
GAGAL PRODUKSI
Besarnya Pajak Masukan yang wajib dibayar kembali adalah sebesar Pajak Masukan yang telah dikreditkan dan
telah diberikan pengembalian.
Pajak Masukan yang wajib dibayar kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disetorkan paling lama akhir
bulan berikutnya setelah saat gagal berproduksi.
Saat gagal berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berakhir dalam jangka waktu:
1. 3 (tiga) tahun untuk produsen
2. 1 (satu) tahun untuk selain produsen
Dalam hal gagal berproduksi disebabkan oleh bencana alam atau sebab lain di luar kekuasaan Pengusaha Kena
Pajak (force majeur), Pengusaha Kena Pajak tidak wajib membayar kembali Pajak Masukan atas impor
dan/atau perolehan Barang Modal yang telah dikreditkan dan telah diberikan pengembalian
고맙습니다
GOMABSEUBNIDA