Anda di halaman 1dari 48

Microlearning

Kebijakan Akuntansi Aset


Tetap dan Penyusutan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Tujuan Pembelajaran

Untuk memahami aset tetap yang meliputi:

Definisi Jenis

Pengakuan Pengukuran Penyajian

Pengungkapan Perlakuan Khusus

2
Pokok Bahasan

Jenis

Pengakuan

Definisi

Aset
Tetap Pengukuran

Perlakuan
Khusus

Pengung- Penyajian
kapan
Definisi Aset Tetap

mempunyai masa manfaat lebih dari 12


Aset bulan, (dimaksudkan) digunakan untuk
Berwujud kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.

4
Pengakuan Aset Tetap

Diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya
dapat diukur dengan andal.

Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya atau saat penguasaannya berpindah

Aset tetap dari hibah/donasi diakui pada saat diterima dan/ atau hak
kepemilikannya berpindah.

Aset tetap yang diperoleh dari sitaan/rampasan diakui pada saat terdapat
keputusan instansi yang berwenang yang memiliki kekuatan hukum tetap.
Pengakuan Aset Tetap

Berwujud

Masa manfaat lebih dari 12 bulan

Kriteria Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Tidak untuk dijual dalam operasi normal entitas

Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

6
Pengakuan Aset Tetap
Transaksi Aset Tetap
Perolehan perolehan sampai siap digunakan

peningkatan nilai yang berakibat pada peningkatan masa manfaat,


Pengembangan peningkatan efisiensi, peningkatan kapasitas, peningkatan mutu
produksi dan kinerja, atau penurunan biaya pengoperasian

Pengurangan penurunan nilai karena berkurangnya volume/nilai atau penyusutan

Penghentian dan penghentian penggunaan aktif dari operasional pemerintah atau


Pelepasan penghentian permanen
7
Pengakuan Aset Tetap

Tanah
Tanah Kepemilikan tanah ditunjukkan dengan bukti telah
terjadi perpindahan hak kepemilikan atau
penguasaan secara hukum seperti sertifikat tanah.

Bagaimana untuk tanah yang belum


disertifikatkan atas nama pemerintah atau
dikuasai/digunakan oleh pihak lain?

8
Pengakuan Aset Tetap
Tanah belum sertifikat atau dikuasai pihak lain
No Sertifikat Penguasaan Neraca CALK
1 Belum ada Pemerintah Aset Tetap Tanah Diungkapkan memadai
Aset Tetap Tanah
2 Ada Pihak lain Digunakan pihak lain

Entitas pemerintah Pemilik sertifikat: Aset Tetap Pemilik sertifikat: digunakan entitas lain
3 Ada Pemakai: diungkapkan memadai
yang lain Tanah

Sengketa/proses pengadilan
4 Belum ada Pemerintah Aset Tetap Tanah Diungkapkan memadai
5 Belum ada Pihak Lain Aset Tetap Tanah Diungkapkan memadai
6 Ganda Pemerintah Aset Tetap Tanah Diungkapkan memadai
7 Ganda Pihak Aset Tetap Tanah Diungkapkan sertifikat ganda

9
Pengakuan Aset Tetap

Lalu, Bagaimana dengan pengakuan tanah di


luar negeri?

Pengakuan tanah di luar negeri


Pengakuan tanah di luar negeri sebagai aset tetap
hanya dimungkinkan apabila perjanjian penguasaan
dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku
di negara yang bersangkutan mengindikasikan
adanya penguasaan yang bersifat permanen.
10
Pengakuan Aset Tetap

Tanah
Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
KDP adalah aset tetap dalam proses pembangunan/ pengerjaan dan belum siap digunakan
pada tanggal pelaporan.

diakui saat biaya perolehannya dapat diukur secara andal

diperoleh keyakinan yang memadai bahwa aset tetap tersebut tidak langsung siap digunakan.

KDP dipindahkan ke Aset Tetap setelah selesai dan siap digunakan sesuai tujuan
perolehannya.

Bukti penyelesaian berupa Berita Acara Serah Terima (BAST)


11
Pengakuan Aset Tetap: KDP

Konstruksi
KDP dapat dihentikan Dalam
sementaraPengerjaan (KDP)
atau permanen pembangunannya
dana, kondisi politik, ataupun kejadian-kejadian lainnya.
karena ketidaktersediaan

Penghentian sementara: KDP tetap disajikan neraca dan diungkapkan memadai di Catatan
atas Laporan Keuangan.

Pengentian permanen: KDP dieliminasi dari neraca dan diungkapkan secara memadai di
CALK.

Pada prinsipnya dinilai dengan biaya perolehan.

Jika tidak ada biaya perolehan maka menggunakan nilai wajar pada saat perolehan.
12
Pengukuran Aset Tetap
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan
lain yang diberikan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan.

Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Nilai wajar digunakan untuk mencatat aset tetap yang bersumber dari donasi/hibah atau
rampasan/sitaan yang tidak diketahui nilai perolehannya.

Penggunaan nilai wajar itu bukan proses penilaian kembali (revaluasi).

Aset bonus dari pembelian menggunakan nilai wajar saat perolahan.


13
Pengukuran Aset Tetap
Komponen Biaya Perolehan

Harga pembelian atau


biaya konstruksi, Contoh biaya yang dapat langsung dihubungkan/
termasuk bea impor dan diatribusikan dengan aset:
pajak pembelian,
dikurangi diskon/rabat 1. persiapan tempat
2. pengiriman awal (initial delivery), simpan, bongkar
muat (handling cost)
3. pemasangan (installation cost)
4. tenaga professional: arsitek, insinyur
Biaya lainnya yang dapat 5. Biaya konstruksi
langsung dihubungkan/
diatribusikan dengan 6. pengujian fungsi aset: misal karoseri mobil
aset sehingga dapat
digunakan.
Pengukuran Aset Tetap
Termasuk Biaya Perolehan
Biaya perjalanan dan jasa yang terkait dengan perolehan aset tetap :
konsultan perencana, konsultan pengawas, pengembangan perangkat lunak (software).

Pada pembelian dimana jangka waktu kredit melebihi jangka waktu normal, diakui harga kas pada dokumen
kontrak/perjanjian.

Perbedaan/selisih antara nilai rupiah harga perolehan dengan total pembayaran diakui sebagai beban bunga
selama jangka waktu kredit kecuali selisih tersebut dapat dikapitalisasi sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

Biaya administrasi dan biaya overhead lainnya bukan merupakan komponen dari biaya perolehan suatu aset
kecuali dapat diatribusikan langsung.

Biaya permulaan (start-up cost) dan biaya lain yang sejenis adalah bukan komponen biaya suatu aset kecuali biaya
tersebut diperlukan untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan
harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar aset yang bersangkutan.
Pengukuran Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap dengan cara swakelola meliputi:

Pengukuran harus memperhatikan


ketentuan nilai satuan minimum
Biaya langsung untuk tenaga kerja dan bahan baku kapitalisasi aset tetap. Jika di bawah
nilai satuan minimum kapitalisasi
maka tidak dapat diakui dan disajikan
sebagai Aset Tetap, namun tetap
Biaya tidak langsung: perencanaan, pengawasan, diungkapkan dalam Catatan atas
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan Laporan Keuangan dan Catatan atas
Laporan BMN.
Khusus aset tetap berupa tanah, jalan,
irigasi dan jaringan tidak memiliki nilai
Semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan satuan minimum kapitalisasi. Oleh
denganpembangunan/perolehan. karena itu, berapa pun nilainya akan
dikapitalisasi.
Pengukuran Aset Tetap

Pengeluaran setelah tanggal perolehan dikapitalisasi dengan syarat:

Mengakibatkan bertambahnya masa manfaat, kapasitas, kualitas, dan volume aset yang telah
dimiliki

Memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi aset tetap.

Pertambahan masa Peningkatan kapasitas Peningkatan kualitas aset Pertambahan volume aset
manfaat adalah adalah bertambahnya adalah bertambahnya adalah bertambahnya jumlah
bertambahnya umur kapasitas atau kualitas dari aset tetap yang atau satuan ukuran aset yang
ekonomis yang kemampuan aset tetap sudah ada. sudah ada.
diharapkan dari aset tetap yang sudah ada. Misal jalan tanah menjadi Misalnya penambahan luas
yang sudah ada. Misal generator 200 KW jalan aspal bangunan dari 400 m2 menjadi
Misal dari 10 tahun menjadi 300 KW 500 m2.
menjadi 15 tahun
Pengakuan Aset Tetap

Pengeluaran setelah tanggal perolehan


Perbaikan atau pemeliharaan untuk memulihkan atau mempertahankan economic benefit atau potensi service atas
aset dimaksud pada performa standar diperlakukan beban pada saat dikeluarkan atau pada saat terjadinya.

Pengeluaran setelah perolehan awal karena bentuk atau lokasi penggunaannya memiliki risiko penurunan nilai
dan/atau kuantitas, yang mengakibatkan ketidakpastian perolehan potensi ekonomi di masa depan, maka tidak
dikapitalisasi melainkan diperlakukan sebagai biaya pemeliharaan (expense).

Komponen utama yang memerlukan penggantian secara periodik.


Contoh: interior pesawat seperti kursi dan toilet yang membutuhkan penggantian beberapa kali sepanjang umur
pesawat.
Komponen harus diperhitungkan sebagai aset terpisah karena memiliki umur yang berbeda dengan aset induk.

Biaya penggantian atau biaya untuk memperbarui aset dimaksud diakui sebagai perolehan aset yang terpisah.
18
Pengukuran Aset Tetap

Pertukaran
Aset yang diperoleh Pengukuran
Aset tidak serupa, nilai wajar berbeda Nilai wajar aset dilepas, disesuaikan dengan
kas/setara kas yang ditransfer/diserahkan

Aset tidak serupa, nilai wajar sama, dan ada Nilai wajar aset dilepas, disesuaikan dengan kas
perbaikan aset diterima untuk perbaikan

Aset serupa. manfaat serupa dan memiliki Nilai tercatat (carrying amount) aset yang dilepas.
nilai wajar yang sama.
Tidak diakui keuntungan dan kerugian.
Pengukuran Aset Tetap
Pertukaran
Aset tetap hasil pertukaran diakui bila penguasaan atas aset telah
berpindah dan nilai perolehan aset hasil pertukaran tersebut dapat diukur
dengan andal.

Pertukaran aset tetap dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima


(BAST), yang dijadikan sebagai dasar penerbitan Surat Keputusan
Penghapusan terhadap aset yang diserahkan.

BAST dan SK Penghapusan sebagai dasar mengeliminasi aset dilepas


dari neraca, dan daftar barang serta untuk membukukan Aset Tetap
pengganti.
20
Pengukuran Aset Tetap
Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu Aset Tetap
yang dapat disusutkan (depreciable asset) selama masa manfaatnya

Nilai penyusutan diakui sebagai pengurang nilai tercatat Aset Tetap dalam
neraca dan beban penyusutan dalam Laporan Operasional (LO)

Seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristiknya,


kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan.

Aset tetap lainnya berupa hewan, tanaman, buku perpustakaan tidak


dilakukan penyusutan secara periodik, melainkan diterapkan
penghapusan pada saat tidak dapat digunakan atau mati. 21
Pengukuran Aset Tetap

Penyusutan
Penyusutan aset tetap renovasi dilakukan sesuai dengan umur ekonomi
mana yang lebih pendek (whichever is shorter) antara masa manfaat aset
dengan masa pinjaman/sewa.

Manfaat ekonomi atau potensi servis yang melekat pada suatu aset tetap
pada prinsipnya dipakai/ dikonsumsi oleh entitas melalui penggunaan
aset tersebut.

Namun, faktor-faktor lainnya seperti aus karena pemakaian maupun


faktor teknis lainnya yang mengakibatkan aset menjadi idle (tidak
terpakai) seringkali mengakibatkan pengurangan manfaat ekonomi atau
potensi servis yang diharapkan dari Aset Tetap tersebut.
22
Pengukuran Aset Tetap

Penyusutan Ekspektasi (harapan) pemakaian aset oleh entitas berdasarkan


ekspektasi kapasitas aset atau output fisik yang dihasilkan

Ekspektasi tingkat keausan atau kerusakan aset tergantung


pada faktor-faktor operasional, seperti jumlah pemakaian dan
program perbaikan dan pemeliharaan yang diadakan, serta
Faktor-faktor yang perawatan dan perbaikan aset ketika tidak dipakai (idle)
perlu
dipertimbangkan
dalam menentukan Keausan teknis yang diakibatkan oleh perubahan atau
umur manfaat: kenaikan produksi atau dari perubahan permintaan pasar atas
produk atau output servis dari aset tersebut

Ketentuan hukum atau batasan sejenis lainnya atas pemakaian


aset, seperti tanggal kadaluarsa.
Pengukuran Aset Tetap
Penyusutan
Tanah dan bangunan merupakan aset yang terpisah dan mendapatkan perlakuan akuntansi secara
terpisah pula, meskipun keduanya diperoleh pada saat yang sama.

Tanah tidak mempunyai batasan umur dan karenanya tidak didepresiasikan.

Seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristiknya, kecuali tanah dan konstruksi
dalam pengerjaan.
Kenaikan nilai tanah dimana suatu bangunan berdiri tidak mempengaruhi penurunan masa manfaat
bangunan tersebut.
Besaran aset yang dapat didepresiasikan ditentukan setelah mengurangi nilai sisa (residual value)
aset tersebut.
Ketika nilai sisa aset tetap diperkirakan signifikan, estimasinya dapat ditetapkan pada tanggal
perolehan dan tidak mengalami kenaikan karena adanya perubahan nilai pada periode/tahun-tahun
24
sesudahnya.
Pengukuran Aset Tetap
Penyusutan
Penyusutan Aset Tetap dilakukan untuk:

Menyajikan nilai aset tetap secara wajar sesuai dengan manfaat


ekonomi aset dalam laporan keuangan

Mengetahui potensi BMN dengan memperkirakan sisa masa manfaat


suatu BMN yang diharapkan masih dapat diperoleh dalam beberapa
periode ke depan

Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis dan logis dalam


menganggarkan belanja pemeliharaan atau belanja modal untuk
mengganti atau menambah aset tetap yang sudah dimiliki.
Pengukuran Aset Tetap
Penyusutan
Aset tetap yang direklasifikasikan menjadi aset lainnya dalam neraca,
misalnya berupa aset kemitraan dengan pihak ketiga atau aset idle, tetap
disusutkan.

Aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang


sah dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang penghapusannya dan
aset tetap dalam kondisi rusak berat dan/ atau usang yang telah
diusulkan kepada Pengelola Barang penghapusannya, tidak disusutkan.
Aset tetap yang dinyatakan hilang dan sebelumnya telah diusulkan
penghapusannya kepada Pengelola Barang di kemudian hari ditemukan
kembali, maka aset tetap tersebut direklasifikasikan dari Daftar Barang
Hilang ke akun aset tetap dan disusutkan kembali sebagaimana layaknya
26
aset tetap.
Pengukuran Aset Tetap

Penyusutan

Aset tetap yang rusak berat dan/ atau usang yang telah diusulkan penghapusannya
kepada Pengelola Barang, direklasifikasi ke dalam daftar barang rusak berat dan
tidak dicantumkan dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan Keuangan
Satuan Kerja, Laporan Barang Pengguna, Laporan Keuangan K/ L, Laporan BMN
dan LKPP serta diungkapkan dalam catatan ringkas barang dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.

Apabila keputusan penghapusan mengenai aset tetap yang rusak berat dan/atau
usang telah diterbitkan oleh Pengguna Barang, maka aset tersebut dihapus dari
daftar barang rusak berat.
27
Pengukuran Aset Tetap

Penyusutan

Aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah
dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang penghapusannya,
direklasifikasi ke dalam Daftar Barang Hilang dan tidak dicantumkan dalam
Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan Keuangan Satuan Kerja,
Laporan Barang Pengguna, Laporan Keuangan K/ L, Laporan BMN dan
LKPP serta diungkapkan dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.

Apabila keputusan penghapusan mengenai aset tetap yang hilang telah


diterbitkan oleh Pengguna Barang, maka aset tersebut dihapus dari Daftar
Barang Hilang.
28
Pengukuran Aset Tetap

Penyusutan

Penambahan atau pengurangan nilai aset tetap diperhitungkan dalam nilai yang
dapat disusutkan.

Penambahan atau pengurangan kualitas atau nilai aset tetap meliputi penambahan
dan pengurangan yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan.

Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tetap sebagai akibat koreksi nilai aset tetap
yang disebabkan oleh kesalahan dalam pencantuman nilai yang diketahui di
kemudian hari, maka penyusutan atas Aset Tetap tersebut perlu disesuaikan.
Penyesuaiannya meliputi penyesuaian atas nilai yang dapat disusutkan dan nilai
akumulasi penyusutan. 29
Pengukuran Aset Tetap

Penyusutan
Penentuan nilai yang dapat disusutkan dilakukan untuk setiap unit Aset Tetap tanpa
ada nilai residu.

Nilai residu adalah nilai buku suatu Aset Tetap pada akhir masa manfaatnya.

Nilai yang dapat disusutkan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan,
kecuali untuk penyusutan pertama kali, didasarkan pada nilai buku akhir tahun
pembukuan sebelum penyusutan.

Metode penyusutan aset tetap yang diterapkan pemerintah untuk mengalokasikan


nilai/besaran aset yang dapat didepresiasikan (depreciable amount) secara
sistematis sepanjang umur aset adalah metode garis lurus (straight line method)
30
Pengukuran Aset Tetap
Penyusutan

Metode garis lurus menetapkan tarif penyusutan untuk masing-masing periode


dengan jumlah yang sama. Rumusan tersebut adalah:

Nilai yang dapat disusutkan


Penyusutan per periode =
Masa manfaat

Di antara kebaikan dari dipilihnya metode garis lurus adalah bahwa perhitungannya
mudah, sehingga penerapannya tidak akan mengganggu entitas akuntansi dalam
perhitungan dan analisanya.
Pengukuran Aset Tetap
Penghentian dan Pelepasan
Aset tetap yang dihentikan atau dilepas permanen harus dieliminasi dari neraca dan diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

Penghentian aset tetap akibat pemindahtanganan (dijual atau dipertukarkan) sehingga saat transaksi
belum seluruh nilai buku aset tetap disusutkan, maka selisih antara harga jual /pertukarannya dengan
nilai buku diperlakukan sebagai pendapatan/beban dari kegiatan non operasional pada Laporan
Operasional.

Penerimaan kas dari penjualan dibukukan sebagai pendapatan-LRA pada Laporan Realisasi
Anggaran, disajikan sebagai arus kas masuk/keluar dari aktifitas investasi pada Laporan Arus Kas.
32
Pengukuran Aset Tetap

Penilaian Kembali

Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak


diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut
prinsip penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau
pertukaran.

Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan


ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional
Pengukuran Aset Tetap

Penyusunan Neraca Awal

Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya


perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat
neraca awal tersebut.

Untuk periode selanjutnya setelah tanggal penyajian neraca awal,


atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya
perolehan atau nilai wajar bila biaya perolehan tidak ada.
Penyajian Aset Tetap

berdasarkan biaya perolehan


aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan.
Penyajian Aset Tetap
PEMERINTAH ABC
Ilustrasi NERACA
Per 31 Desember 2020
Penyajian
ASET
ASET LANCAR
…………….
ASET TETAP
Tanah XXX
Peralatan dan Mesin XXX
Gedung dan Bangunan XXX
Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX
Konstruksi dalam Pengerjaan XXX
Aset Tetap Lainnya XXX
(Akumulasi Penyusutan Aset Tetap) (XXX)
ASET LAINNYA
Pengungkapan Aset Tetap
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis Aset Tetap
sebagai berikut:

1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount)

2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode


a. Penambahan
b. Pelepasan
c. Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
d. Mutasi Aset Tetap lainnya.

3. Informasi penyusutan, meliputi:


a. Nilai penyusutan
b. Metode penyusutan yang digunakan
c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
Pengungkapan Aset Tetap

Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis Aset Tetap


sebagai berikut:

4. Informasi terkait pertukaran aset tetap (jika ada), meliputi:


a. Pihak yang melakukan pertukaran Aset Tetap
b. Jenis Aset Tetap yang diserahkan dan nilainya
c. Jenis Aset Tetap yang diterima beserta nilainya
d. Jumlah hibah selisih lebih dari pertukaran Aset Tetap

5. Hal lain yang juga harus mengungkapkan:


a. Eksistensi dan batasan hak milik atas Aset Tetap
b. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Aset Tetap
c. Jumlah pengeluaran pada pos Aset Tetap dalam konstruksi
d. Jumlah komitmen untuk akuisisi Aset Tetap.
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Aset Bersejarah

Penyajian aset bersejarah (heritage assets) tidak disajikan di neraca tetapi


diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beberapa aset tetap dikelompokkan sebagai aset bersejarah dikarenakan


kepentingan budaya, lingkungan, dan sejarah.

Contoh dari aset bersejarah adalah bangunan bersejarah, monumen, tempat


purbakala (archaeological sites) seperti candi, dan karya seni (works of art).
Pengukuran Aset Tetap

Tanah
Aset Bersejarah
Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin
secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan
harga pasar

Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi


Beberapa secara ketat pelepasannya untuk dijual
karakteristik
sebagai ciri
khas suatu aset Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat
bersejarah selama waktu berjalan walaupun kondisi fisiknya semakin
menurun

Sulit untuk mengestimasikan masa manfaatnya. Untuk beberapa


kasus dapat mencapai ratusan tahun.
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Aset Bersejarah
Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, dan rekonstruksi atas
aset bersejarah harus dibebankan sebagai belanja barang tahun
terjadinya pengeluaran tersebut.
Biaya tersebut termasuk seluruh biaya yang berlangsung untuk
menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada
pada periode berjalan.

Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya


kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, contoh bangunan bersejarah
digunakan untuk ruang perkantoran. Dalam kasus tersebut, aset ini akan
diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti Aset Tetap yang lain
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Reklasifikasi

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah secara


permanen oleh pimpinan entitas dan tidak lagi memenuhi definisi
Aset Tetap maka harus dipindahkan (direklasifikasi) ke pos aset
lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

Reklasifikasi Aset Tetap ke aset lainnya dapat dilakukan sepanjang


waktu, tidak tergantung periode laporan.
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Koreksi

Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi yang


dilakukan agar akun/ pos yang tersaji dalam laporan keuangan
menjadi sesuai dengan yang seharusnya.

Koreksi aset tetap dilakukan dengan menambah atau mengurangi


akun Aset Tetap yang bersangkutan.

Koreksi aset tetap dapat dilakukan kapan saja, pada saat ditemukan
kesalahan dan tidak tergantung pada periode pelaporan dan waktu
penyusunan laporan.
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Aset Tetap Tuntutan
Hukum
Dalam hal terjadi tuntutan hukum, pengelolaan data atas tuntutan
hukum yang telah berkekuatan hukum ditatausahakan dalam sistem
aplikasi yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.

Setiap K/L yang memiliki perkara tuntutan hukum melakukan


pemutakhiran informasi pada sistem informasi tersebut.

Setiap K/ L juga melaporkan Putusan Pengadilan yang inkracht atas


tuntutan hukum kepada Pemerintah berupa Aset Tetap dalam LKKL.
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Aset Tetap Tuntutan Hukum
Perlakuan akuntansi sebagai berikut:
1. Tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan tetap (inkracht), telah
dilakukan teguran (aanmaning) dari PN setempat, tidak dimungkinkan lagi
upaya hukum lanjutan/luar biasa dari Pemerintah dan telah dilakukan
prosedur penghapusan, maka nilai Aset Tetap tuntutan hukum yang sudah
inkracht:
a. tidak disajikan pada Neraca dan diungkapkan dalam CaLK pada LKKL
secara agregat (yaitu total nilai Aset Tetap tuntutan ganti rugi tanpa
rincian per tuntutan hukum) jika SK penghapusan sudah terbit
b. dikeluarkan dari Neraca namun tetap disajikan dalam daftar BMN dan
diungkapkan dalam CaLK pada LKKL jika SK penghapusan belum terbit
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Aset Tetap Tuntutan Hukum

Perlakuan akuntansi sebagai berikut:


2. Tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan tetap (inkracht),
tidak dimungkinkan lagi upaya hukum lanjutan/luar biasa namun
belum dilakukan prosedur penghapusan, maka Aset Tetap tersebut
masih disajikan di Neraca dan diungkapkan dalam CaLK LKKL
3. Tuntutan hukum masih belum memiliki putusan pengadilan yang
inkracht atau masih dimungkinkan dilakukan upaya hukum
lanjutan/luar biasa dari Pemerintah, maka Aset Tetap dalam sengketa
tetap disajikan pada Neraca dan tidak perlu diungkapkan dalam CaLK
LKKL
Perlakuan Khusus Aset Tetap

Tanah
Lainnya
Peralatan militer, baik yang umum maupun khusus, adalah memenuhi definisi
Aset Tetap dan harus diperlakukan prinsip-prinsip yang sama seperti Aset
Tetap yang lain.
Biaya yang timbul atas penyelesaian sengketa tanah, seperti biaya pengadilan
dan pengacara tidak dikapitalisasi sebagai biaya perolehan tanah.

Sisa material dari pelaksanaan konstruksi Aset Tetap secara swakelola yang
masih dapat digunakan disajikan dalam neraca sebagai persediaan

Pencatatan sebagai persediaan dilakukan apabila aset yang tersisa tersebut


material baik dari sisi jumlah/volume maupun dari sisi nilainya.
47
TERIMA KASIH

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai