Anda di halaman 1dari 87

Standar Akuntansi Keuangan

PSAK 30, PSAK 48 dan PSAK 58

Universitas Budi Luhur – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Outline
PSAK 19 – Aset Tak Berwujud
1

2 PSAK 30 – Sewa

3 PSAK 48 – Penurunan Nilai Aset

444 PSAK 58 – Aset Tidak Lancar yang Dimiliki


Untuk Dijual
5

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
PSAK 19
ASET TAK BERWUJUD

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Tujuan

• Menentukan perlakuan akuntansi untuk aset


PERLAKUAN takberwujud yang tidak diatur secara khusus
AKUNTANSI dalam PSAK lain.

• Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk


KRITERIA mengakui aset takberwujud jika, dan hanya jika,
PENGAKUAN kriteria tertentu dipenuhi.

PENGUKURAN • Pernyataan ini mengatur cara mengukur jumlah


& tercatat dari aset takberwujud dan menentukan
pengungkapan yang disyaratkan tentang aset
PENGUNGKAPA takberwujud.
N

4
Types of Intangibles

Six Major Categories:


(1) Marketing-related. (4) Contract-related.
(2) Customer-related. (5) Technology-related.
(3) Artistic-related. (6) Goodwill.

5
Definisi Aset Takberwujud

Keteridentifikasian 1
Aset takberwujud: Aset
nonmoneter Pengendalian atas sumber daya
2
teridentifikasi tanpa
wujud fisik Adanya manfaat ekonomi masa
depan
3

Note:
Jika suatu unsur tersebut tidak memenuhi definisi aset takberwujud, maka
pengeluaran untuk memperoleh atau menciptakan aset tersebut (secara internal)
diakui sebgai beban pada saat terjadinya.
Namun jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, maka unsur
tersebut diperlakukan sebgai bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi.

6
Keteridentifikasian 1

Perihal PSAK 19 (Revisi 2000) PSAK 19 (Revisi 2010)


Suatu aset • Tidak menyebutkan • Dapat dipisahkan, yaitu dapat
dikatakan secara individu atau dipisahkan atau dibedakan dari entitas
teridentifikasi keseluruhan dan dijual, dialihkan, dilisensikan,
jika: disewakan atau ditukarkan, baik secara
individual atau bersama dengan kontrak
terkait, aset teridentifikasi, atau liabilitas
teridentifikasi, terlepas apakah entitas
bermaksud untuk melakukan hal tersebut;
atau
• Tidak menjelaskan • Timbul dari hak kontraktual
masalah kontrak dan atau hak legal lain, terlepas apakah hak
hak legal tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan
dari entitas atau dari hak dan kewajiban
lain .

7
Pengendalian atas Sumber Daya Ekonomi 2

 Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomi


masa depan dari suatu aset takberwujud biasanya timbul
dari hak legal yang dapat dipaksakan dalam
pengadilan.
 Jika tidak ada hak legal, maka entitas akan lebih sulit
menunjukkan adanya pengendalian.
 Tetapi, pemaksaan legal dari hak bukan merupakan
syarat perlu bagi pengendalian karena entitas dapat saja
mengendalian manfaat ekonomi masa depan dengan
cara lain.

8
Manfaat Ekonomi Masa Depan 3

Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset


takberwujud, mencakup:
1. Pendapatan dari penjualan barang atau jasa;
2. Penghematan biaya; atau
3. Manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset oleh
entitas.

Contoh: Penggunaan HAKI dalam suatu proses produksi tidak


meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi mengurangi biaya produksi
masa depan.

9
Kriteria Pengakuan

Aset takberwujud diakui jika, dan hanya jika:


a. Kemungkinan besar b. Biaya perolehan aset
entitas akan tersebut dapat diukur
memperoleh manfaat secara andal.
ekonomi masa depan
dari aset tersebut; dan

10
Contoh 1

Setelah pemasangan Enterprise management system, PT


Cemerlang menginvestasikan sekitar Rp 200.00.000 untuk melatih
semua pegawai dan menambah image perusahaan. Direktur PT
Cemerlang berpendapat bahwa pengeluaran yang dilakukan tersebut
dapat dikapitalisasi menjadi Aset Takberwujud. Apakah pendapat
Direktur tersebut tepat?

11
Solusi Contoh 1

Biaya pelatihan karyawan tidak bisa dikapitalisasi karena


perusahaan tidak memiliki cukup kendali atas manfaat
ekonomis dari keterampilan karyawan tersebut (karyawan bisa
meninggalkan perusahaan kapanpun mereka mau).

12
Goodwill yang Dihasilkan secara Internal

Goodwill yang dihasilkan secara internal


tidak diakui sebagai aset karena bukan
merupakan suatu sumber daya
teridentifikasi yang dikendalikan oleh
entitas dan dapat diukur secara andal biaya
perolahannya.

13
Aset Takberwujud yang Dihasilkan secara Internal

Untuk mengakui a. Tahap penelitian


aset takberwujud atau tahap riset
yang dihasilkan
secara internal,
maka
dikelompokkan b. Tahap
menjadi dua pengembangan
tahap:

14
PSAK 30
SEWA

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Ruang Lingkup
 PSAK 30 diterapkan pada akuntansi untuk setiap sewa
selain :
(a) Sewa dalam rangka eksplorasi atau pengembangan
mineral, minyak, gas alam, dan sumjber daya serupa
yang tidak dapat diperbarui; dan
(b) Perjanjian lisensi untuk item seperti film, rekaman
video, karya panggung, manuskrip (karya tulis), hak
paten dan hak cipta.
 Pernyataan ini tidak diterapkan sebagai dasar
pengukuran untuk :
(a) Properti yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai
properti investasi (PSAK 13)
(b) Properti investasi yang disediakan oleh lessor yang
dicatat sebagai sewa operasi (PSAK 13)
Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Definisi Sewa

Sewa adalah suatu perjanjian yang mana lessor memberikan


kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama
periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee
melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran
kepada lessor.

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Awal Sewa & Awal Masa Sewa
 Awal Sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal
perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak berkomitmen
terhadap persyaratan pokok sewa. Pada tanggal ini :
(a) Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa
pembiayaan ; dan
(b) Untuk sewa pembiayaan, ditentukan jumlah yang diakui
pada awal masa sewa.

 Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak


untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan
tanggal pertama kali pengakuan sewa (yaitu pengakuan
aset, liabilitas, pendapatan, atau beban sewa).
Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Klasifikasi Sewa
 Lease = Sewa
 Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mangalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga
tidak dialihkan. (Par. 8)
 Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset. (Par.8)

Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa


operasi didasarkan pada substansi transaksi dan
bukan pada bentuk kontraknya.

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Indikator-indikator Klasifikasi
Klasifikasi Sewa Pembiayaan (Finance Lease) :
(a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa
sewa.
(b) Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang
diperkirakan cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal
opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat
dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan.
(c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset
meskipun hak milik tidak dialihkan.
(d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
secara substansial mendeteksi seluruh nilai wajar aset sewaan dan ;
(e) Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Indikator Tambahan
Klasifikasi Sewa Pembiayaan (Finance Lease) :
(a) Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka kerugian lessor yang
terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh lessee.
(b) keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu
dibebankan pada lessee (misalnya, dalam bentuk potongan harga
rental yang sama dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada
akhir sewa) dan ;
(c) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode
kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah
daripada nilai pasar rental.

Indikator-indikator diatas tidak selalu harus


konklusif
Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Sewa – Tanah & Bangunan
 IAS 17 mengatur transaksi atas sewa tanah dan bangunan sebagai
sewa pembiayaan atau sewa operasi sesuai klasifikasi yang ada.
 PSAK menyesuaikan pengaturan dengan ketentuan IAS 17, namun
tetap memperhatikan pengaturan terkait hak atas sewa tanah dalam
ISAK 25.
 Perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan
(diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi diatur
tersendiri)
 Dalam menentukan klasifikasi, pada umumnya tanah memiliki umur
ekonomik yang tidak terbatas.
 Pembayaran sewa dialokasikan antara elemen tanah dan bangunan
secara proporsional sesuai nilai wajar relatif bagian perjanjian sewa
pada awal kontrak.
 Apabila tidak dapat dialokasikan, seluruh sewa diklasifikasikan
sebagai sewa pembiayaan kecuali sangat jelas bahwa kedua elemen
tersebut adalah sewa operasi. Bila demikian maka seluruh sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Sewa – Tanah & Bangunan

 Tanah dianggap tidak material, maka tanah dan bangunan dapat


diakui sebagai unit tunggal untuk tujuan klasifikasi sewa dan
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.
 Umur ekonomik bangunan dianggap sebagai umur ekonomik
seluruh aset sewaan.
 Pengukuran elemen tanah dan bangunan secara terpisah tidak
diperlukan apabila bagian lessee atas tanah dan bangunan
diklasifikasikan sebagai properti investasi PSAK 13 dan metode nilai
wajar diadopsi.
Apabila pengklasifikasian tidak jelas, maka perlu dibuat suatu
perhitungan secara rinci untuk penilaian ini.

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Kasus – Klasifikasi Sewa
PT XYZ menyewa mobil selama 5 tahun. Masa manfaat mobil tersebut
adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli mobil tersebut
pada akhir masa sewa seharga 50% dari nilai pasar mobil ditambah 0.5%
dari nilai pasar mobil pada tanggal opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran
tersebut adalah untuk menutup biaya penjualan mobil.
Sewa ini akan diklasifikasikan sebagai …..?

 Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset


tersebut pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Kasus – Klasifikasi Sewa (2)
Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan kepada
PT XYZ. Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai wajar peralatan).
Perjanjian sewa mengandung klausul – klausul berikut ini:
 Masa Sewa 8 tahun
 Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya sebesar $ 4,500
 Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun
 Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000
Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang tidak
signifikan. PT XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT ABC pada
akhir masa sewa. PV dari pembayaran sewa minimum (dihitung dengan
menggunakan tingkat bunga implisit 11.65%) adalah sebesar $ 18,271
Bagaimana pengakuan sewa ini di dalam laporan keuangan
entitas?
Kasus – Jawaban
 Apakah kepemilikan aset akan berpindah pada akhir masa sewa?
PT XYZ akan mengembalikan aset pada akhir masa sewa χ
?
 Apakah ada opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar?
Tidak ada cukup informasi

 Apakah masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset?
Masa sewa adalah 8 tahun, sama dengan 80% dari masa manfaat aset √
Apakah aset sewaan bersifat khusus?
Tidak ada cukup informasi
?
Kasus – Jawaban
 Apabila lessee membatalkan sewa, apakah kerugian
lessor akan ditanggung oleh lessee?
PT XYZ dikenakan pinalti yang tidak signifikan χ
 Apakah lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan
sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara
substansial lebih rendah dari nilai rental pasar?
Tidak ada cukup informasi
PT XYZ akan mengembalikan peralatan pada akhir masa sewa
χ
Kasus – Jawaban

?
 Apakah laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar
residu akan dibebankan kepada lessee?
Tidak ada cukup informasi
Kasus – Jawaban
Kesimpulan
Tes masa sewa dan tes masa kini hanya menunjukkan
bahwa sebagian besar manfaat akan dialihkan pada awal
masa manfaat aset.
Sewa dapat dibatalkan dengan penalti yang tidak signifikan.
Kurangnya informasi yang tersedia, sehingga tidak dapat
dilakukan analisa yang mendalam.
Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.
Pengakuan Awal (Par. 20)
 Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai wajar aset sewaan atau
sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini
lebih rendah dari nilai wajar.
 Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat suku bunga implisit
dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak,
digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee.
 Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam
jumlah yang diakui sebagai aset, termasuk biaya sehubungan dengan
aktivitas sewa tertentu, seperti negosiasi dan pemastian pelaksanaan
sewa.

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Pengukuran setalah Pengakuan Awal (Par. 25)

 Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang


merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan
kewajiban.

 Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa


sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik
yang konstan atas saldo liabilitas.

Rental kontijen dibebankan pada peridoe terjadinya.

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Penyusutan dan Penurunan Nilai
 Penyusutan (Par. 27-29)
 Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan
aset yang dimiliki sendiri, berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007) dan
PSAK 19.
 Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset
sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa
sewa dan umur manfaat aset sewaan.
 Penurunan Nilai (Par. 30)
 Untuk menentukan apakah suatu aset sewaan mengalami
penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai
Aktiva

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Penyajian dan Pengungkapan
 Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50 (Revisi 2006), hal-hal berikut ini
harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 27):
 Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal neraca
 Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada
tanggal neraca, dengan nilai kininya untuk setiap periode berikut:
 Sampai dengan satu tahun
 Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
 Lebih dari lima tahun
 Rental kontijen yang diakui sebagai beban periode tersebut
 Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di masa
depan dari kontrak sewa lanjut tidak dapat dibatalkan pada tanggal
neraca.
 Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material:
 Dasar penentuan utang rental kontinjen
 Opsi perpajangan atau pembelian
 Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa,
misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa
lanjut.
Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
PSAK 48
PENURUNAN NILAI ASET

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Definisi
 Biaya pelepasan adalah biaya inkremental yang secara langsung dapat
diatribusikan pada pelepasan aset atau unit penghasil kas, tidak termasuk biaya
pendanaan dan beban pajak penghasilan.
 Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu aset setelah dikurangi
akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.
 Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya.
 Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang
merupakan pengganti biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai
residunya.
 Nilai pakai adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan akan diterima dari
aset atau unit penghasil kas.
 Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayarkan untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. (PSAK 68 : Pengukuran
Nilai Wajar).
Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Tujuan dan Ruang Lingkup
 Tujuan PSAK 48 : KONSERVATIF
Menetapan prosedur akuntansi agar aset
dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya  impairment

Impairment

Aset
tercatat > Aset
terpulihkan

Penjualan
? Penggunaan

Mana yang lebih tinggi


36
PENGECUALIAN PSAK 48 Par 2

PSAK 48 diterapkan penurunan nilai, KECUALI :


1. Persediaan PSAK - 14
2. Aset yang dari kontrak konstruksi - PSAK 34
3. Aset Pajak Tangguhan - PSAK 46
4. Aset yang timbul dari imbalan kerja - PSAK 24
5. Aset keuangan - PSAK 55
6. Properti investasi - PSAK 13
7. Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang
timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan
kontrak asuransi - PSAK 28
8. Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual - PSAK 58

37
RUANG LINGKUP
entitas anak  PSAK 4/65: Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri

Berlaku untuk aset Pengaturan bersama  PSAK 66:


keuangan yang pengaturan bersama
dikelompokkan
sebagai investasi. entitas asosiasi dan ventura bersama 
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi
dan ventura bersama

PSAK 48 berlaku untuk: aset yang dicatat pada jumlah


revaluasian (nilai wajar) sesuai dengan Pernyataan lain,
misal PSAK 16: Aset Tetap.
38
Konsep & Istilah Penting

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris


 Uji Penurunan Nilai  Impairment Test
 Rugi Penurunan Nilai  Impairment Losses
 Jumlah Tercatat  Carrying Amount
 Jumlah Terpulihkan  Recoverable Amount
 Jumlah Tersusutkan  Depreciable Amount
 Nilai Pakai  Value in Use
 Nilai Wajar dikurangi Biaya  Fair Value less Costs to Sell
Penjualan (FV-C2S)
 Unit Penghasil Kas (UPK)  Cash Generating Unit (CGU)
 Biaya Pelepasan  Costs of Disposal
 Aset Korporat  Corporate Assets
 Goodwill  Goodwill
39
Pendekatan Penurunan Nilai (Impairment)

Review Aset secara Periodik

Goodwill?

Y Apakah terdapat indikasi


N
Estimasi recoverable amount
secara individu
Y

Hitung recoverable amount Hitung recoverable amount


secara individu unit penghasil kas /UPK/CGU

Hitung penurunan nilai Hitung penurunan nilai

Pertimbangkan pembalikan* Pertimbangkan pembalikan*


40
Review
AKHIR PERIODE ADA INDIKASI

Menilai apakah terdapat mengestimasi jumlah


indikasi suatu aset mengalami terpulihkan aset.
penurunan nilai

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai :


 Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test):
 Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
 Aset tidak berwujud yang belum digunakan
 Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis

41
Identifikasi Indikasi Penurunan Nilai
PSAK 48 par 12

Informasi minimum yang dipertimbangkan

Informasi eksternal Informasi internal


• Perubahan signifikan nilai pasar; • Bukti keusangan atau kerusakan
• Perubahan signifikan teknologi, fisik aset;
pasar, ekonomi dan lingkup • Perubahan signifikan atas
hukum; penggunaan, penghentian dan
• Perubahan suku bunga; masa manfaat aset;
• Jumlah tercatat aset neto entitas • Bukti internal mengindikasikan
melebihi kapitalisasi pasarnya. bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk dari yang diharapkan.

42
Nilai Terpulihkan
Jumlah terpulihkan = Jumlah yang lebih tinggi antara :

Nilai wajar dikurang biaya penj. dan Nilai pakai


(Fair Value Less Costs to Sell) (Value in Use)

Jumlah yang dapat dihasilkan dari Nilai sekarang dari taksiran


penjualan suatu aset atau unit arus kas yang
penghasil kas dalam transaksi antara diharapkan akan diterima
pihak-pihak yang mengerti dan atau unit penghasil kas.
berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.

43
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48
Nilai terpulihkan aset < Nilai tercatat Par 59-60-61

– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai


terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai.

Rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi,


• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai
dengan standar lain (Contoh PSAK 16).

44
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
PSAK
• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian 16
diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

diakui dalam pendapatan komprehensif


lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak
melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset
yang sama.

rugi penurunan nilai atas aset revaluasian


mengurangi surplus revaluasi untuk aset
tersebut.

45
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh:
PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya.
Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya
menjual Rp180 juta dan nilai pakainya 205 juta.

Rp 200 juta Rp 205 juta

Nilai Nilai diperoleh Tidak ada


Dibandingkan penurunan nilai
tercatat kembali

Lebih tinggi
antara

Nilai wajar
Nilai
dikurangi b.
pakai
penjualan
Rp 180 juta Rp 205 juta
46
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: PT Anggrek, (informasi sama) kecuali nilai pakai dari
peralatan sebesar Rp 175 juta.
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai

Rp 200 juta Rp 180 juta


Nilai Nilai diperoleh
Dibandingkan
tercatat kembali

Lebih tinggi
antara
Nilai wajar
Nilai
dikurangi b.
pakai
penjualan
Jurnal mencatat kerugian penurunan nilai:.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta Rp 180 juta Rp 175 juta
Cr. Ak. Dep– Peralatann Rp 20 juta

47
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Contoh

PT Melody melakukan review penurunan nilai aset pada 2010. Sebidang tanah
dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50 juta, aset-aset
lainnya dicatat pada nilai historis dikurangi akumulasi depresiasi atau amortisasi.
Haril dari review sebagai berikut:

Fair value less Carrying


costs to sell Value in use amount
Tanah (nilai wajar) Rp 212 juta Rp 220 juta Rp 300 juta
Aset tak berwujud, pada Rp 8.2 juta Rp 6.5 juta Rp 9 juta
biaya yang teramortisasi
Mesin, setelah Rp21 juta Rp 18 juta Rp 30 juta
didepresiasikan

Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?

48
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Solusi Contoh

Berdasarkan informasi yang tersedia, aset PT Melodi yang mengalami kerugian


penurunan nilai adalah:
Recoverable Carrying
amount amount Impairment loss
Tanah, pada nilai wajar Rp 220 juta Rp 300 juta Rp 80 juta
Aset Tak Berwujud, pada biaya Rp 8.2 juta Rp 9 juta N/A
teramortisasi
Mesin, setelah didepresiasikan Rp 21 juta Rp 30 juta Rp 9 juta

Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.


Dr Surplus revaluasi Rp 50 juta
Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta) 30 juta
Cr Tanah Rp 80 juta
(Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah)

Dr Kerugian penurunan nilai Rp 9 juta


Cr Mesin Rp 9 juta
(Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin)

49
Unit Penghasil Kas (UPK)
 Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak
dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati PSAK 48
nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan; dan Par 67
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari kelompok aset lain.

 Dalam kasus ini, nilai pakai dan jumlah PSAK 48


Lihat Par 67:
terpulihkan hanya dapat ditentukan untuk Unit Contoh
Penghasil Kas Aset.

50
Unit Penghasil Kas
 Tidak mungkin mengestimasi jumlah
terpulihkan aset individual  menentukan
nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang PSAK 48
mana aset tercakup (aset dari unit penghasil Par 66, 68:
Contoh
kas = UPK).
Unit penghasil kas aset  kelompok
terkecil dari aset yang termasuk aset
tersebut dan menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk dari
aset atau kelompok aset lain.

51
Unit Penghasil Kas
Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas dikurangi
biaya penjualan dengan nilai pakainya. PSAK 48
Par 74-76
Jumlah tercatat dari UPK:
(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat
diatribusikan langsung, atau dialoksikan dengan dasar yang
layak dan konsisten, ke UPK dan akan menghasilkan arus kas
masuk yang digunakan dalam menentukan nilai pakai unit
penghasil kas; dan

(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang


diakui, kecuali jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas tidak
dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan liabilitas tersebut.
52
Unit Penghasil Kas
Rugi Penurunan Nilai
• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit PSAK 48
tersebut (kelompok dari unit) < jumlah tercatatnya. Par 98
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset
dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan
sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas
setiap goodwill yang dialokasikan ke unit Pertama,
penghasil kas (kelompok dari unit); dan Goodwill
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut dibagi
pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di
dalam unit tersebut (kelompok dari unit). Kemudian
pro rata

53
Unit Penghasil Kas
Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai, entitas
tidak harus mengurangi jumlah tercatat PSAK 48
aset dengan jumlah yang tertinggi dari: Par 100

(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual


(jika ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.

Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset 


harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit).

54
CONTOH - UPK
Sebuah perusahaan manufaktur memiliki mesin yang
digunakan untuk memproduksi di satu divisi produksi. Mesin
tersebut tidak memiliki harga jual kecuali harga jual sebagai
besi bekas dan sulit untuk mengidentifikasi arus kas secara
terpisah dari penggunaan mesin tersebut.

Konsekuensinya jika perusahaan menentukan ada indikasi


impairment atas mesin, maka penilaian impairment harus
dilihat sebagai satu kesatuan divisi produksi. Perhitungan
nilai diperoleh kembali harus dihitung atas keseluruhan unit
penghasil kas divisi produksi.

55
CONTOH - UPK
Sebuah perusahaan transportasi memperoleh kontrak dari
Pemda untuk mengoperasikan 6 jalur koridor busway sebagai
satu kesatuan. Perusahaan dapat mengidentifikasi aset dan
arus kas dari masing-masing jalur tersebut. Satu koridor
busway mengalami kerugian (indikasi penurunan nilai).

Walaupun kerugian penurunan nilai dapat diidentifikasi untuk


satu koridor, namun karena perusahaan terikat kontrak untuk
menjalankan keenam koridor tersebut maka penurunan nilai
harus dilihat sebagai satu kesatuan. Pengukuran penurunan
nilai dilakukan atas UPK atas keenam koridor busway
tersebut.

56
Case 1: Penurunan Nilai UPK
Case
Suatu entitas mengoperasikan peralatan minyak di dasar laut.
Entitas menyediakan biaya restorasi senilai Rp 10 M, yang
mencerminkan nilai kini dari biaya tersebut. Entitas tersebut
menerima tawaran untuk membeli peralatan minyak seharga Rp
16 M, dan nilai biaya pelepasan seharga Rp 2 M. Nilai pakai
sebesar Rp 24 M. Sedangkan nilai tercatat dari peralatan
sebesar Rp 20 M.

 Apakah nilai dari peralatan menurun?

solusi
57
Kasus 1: Penurunan Nilai UPK

Solution
 Nilai wajar dikurangi cost to sell dari peralatan adalah Rp 14 M
(Rp 16 M – Rp 2 M).
 Nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 14 M (Rp 24 M – Rp 10
M).
 Nilai tercatat dari peralatan adalah Rp 10 M (Rp 20 M – Rp 10
M).
 Sehingga, nilai terpulihkan dari unit penghasil kas melebihi
nilai tercatatnya, sehingga aset ini tidak diturunkan nilainya.

58
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
 Rugi penurunan nilai yang telah diakui
dalam periode-periode sebelumnya untuk PSAK 48
aset selain goodwill harus dibalik jika, dan Par 109
hanya jika, terdapat perubahan estimasi
yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi
penurunan nilai terakhir diakui.
 jumlah tercatat aset, dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya.
 Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan
rugi penurunan nilai.

59
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu

 Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill),


PSAK 48
yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak
Par 112-114
boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi
atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi
penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
 Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain
goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan
Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16).
 Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian
harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali
sesuai dengan PSAK terkait.

60
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai untuk UPK
 Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk
goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya.
 Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk
aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini. 
 Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai  jumlah tercatat aset
tidak boleh dinaikkan di atas nilai yang terendah dari:
PSAK 48
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan Par 117-
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau 118
depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai
yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode
sebelumnya.
 Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah
dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata ke
aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.
61
Pengungkapan PSAK 48
Par 121-130

Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan

Pengungkapan tambahan utama termasuk:

Setiap UPK (atau


Asumsi utama dan Periode di mana
kelompok UPK) yang
pendekatan manajemen telah
memiliki nilai tercatat
manajemen yang memproyeksikan
goodwill atau aset
digunakan untuk arus kas, tingkat
tidak berwujud
mengukur nilai pertumbuhan,
dengan masa manfaat
terpulihkan; tingkat diskonto.
tidak terbatas;
62
PSAK 58
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan

Universitas Budi Luhur - Fakultas Ekonomi dan


Bisnis
Aset Tidak Lancar yang Akan Ditinggalkan
Diklasifikasikan sebagai AHFS, apabila :
 Memenuhi kriteria par. 37 (a)-(c)
 Disajikan sesuai par. 38 dan 40 pada tanggal aset tsb.
dihentikan pemakaiannya.
Operasi Dihentikan
• Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual mungkin
mencakup Operasi Dihentikan.
• Tidak semua operasi dihentikan dapat memenuhi
klasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual.
• Kriteria sebagai “operasi dihentikan”:
- Lini usaha/area geografis,
- Operasi utama yang terpisah,
- Bagian dan rencana tunggal untuk dilepaskan, atau
- Entitas anak yang diperoleh khusus untuk dijual
kembali.
Pengukuran
• Ketika aset tidak lancar memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan
sebagai “Dimiliki untuk Dijual”, aset diukur pada mana yang
terendah antara :
 Nilai tercatat, dengan
 Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

• Rugi penurunan nilai diakui;

• Penyusutan dihentikan;
;
• Pada saat terjual (pelepasan akhir):
Selisih antara nilai tercatat kini dengan penggantian (proceed)
diakui sebagai keuntungan/kerugian pelepasan aset, bukan
penyesuaian atas impairment yang diakui sebelumnya.
Tahap Pengukuran Awal
14

Keputusan Sesaat Pada saat


untuk sebelum reklasifikasi
menjual reklasifikasi

• Penurunan • Mengukur nilai tercatat • Mana yang


nilai sesuai terendah
PSAK 48 • Meng-update Penurunan antara nilai
Nilai tercatat dan
nilai wajar
• Menghentikan dikurangi biaya
depresiasi/amortisasi menjual
Pengukuran selanjutnya
15

Masih memenuhi kriteria Aset Dimiliki untuk Dijual?

Ya

Nilai Wajar dikurangi


Nilai Tercatat? biaya menjual?

Pemulihan terbatas
Rugi Penurunan Nilai atau
pada akumulasi rugi
Pemulihan ? yang telah diakui
Pengukuran selanjutnya

Masih memenuhi kriteria Aset Dimiliki untuk Dijual?

Tidak

Dihentikan pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk dijual, dengan


pengukuran yang lebih rendah antara :
• Nilai tercatat sebelum aset direklasifikasi, disesuaikan dengan
penyusutan dengan :
• Nilai terpulihkan pada tanggal keputusan dihentikan.

Selisih dengan nilai tercatat kini diakui di Laba Rugi.


Nilai Terpulihkan
• Nilai terpulihkan adalah nilai tertinggi antara :
• Nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual,
dengan
• Nilai pakai aset.

• Nilai pakai aset adalah nilai kini dari taksiran arus


kas masa depan yang diharapkan akan timbul dari
penggunaan aset.
Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Posisi Keuangan

• Disajikan terpisah sebagai kelompok Aset dimiliki untuk


dijual;
• Kelompok Lepasan tetap disajikan terpisah antara aset
dan liabilitas (tidak boleh di net-off);
• Laporan periode lalu tidak disajikan kembali dengan
adanya reklasifikasi ini;
• Pengungkapan tentang rencana penjualan.
Laporan Laba Rugi komprehensif
• Keuntungan/kerugian pelepasan aset disajikan terpisah dan
diungkapkan;

• Jumlah tunggal laba/rugi setelah pajak operasi yang


dihentikan dan laba/rugi penyesuaian nilai wajar atau
pelepasan aset terkait operasi yang dihentikan;

• Keuntungan/kerugian pengukuran aset dimiliki untuk dijual,


yang tidak memenuhi kategori operasi dihentikan,
dimasukkan dalam laporan laba rugi dari operasi yang
dilanjutkan.
2005 Annual Report:
2005 Annual Report:
87

Anda mungkin juga menyukai