Anda di halaman 1dari 24

AKUNTANSI KEUANGAN 1

1. ARI ROKHMAWATI
2. MITA NUR ISNAINI

Oleh :
Kelompok 1
MATERI
PEMBAHASA
N
PERTEMUAN 16
PELEPASAN DAN PENURUNAN PROPERTI
INVESTASI
PERTEMUAN 17
AKUNTANSI ASET TIDAK BERWUJUD
PERTEMUAN 18
PENURUNAN NILAI ASET TIDAK BERWUJUD
0
PERTEMUAN 16 1
PELEPASAN DAN PENURUNAN PROPERTI INVESTASI

• Pelepasan Properti Investasi

Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan) pada saat:
a. Pelepasan atau
b. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan
yang dapat diharapkan pada saat pelepasan.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara:
1. Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat asset dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam periode terjadinya.
09 PENGUNGKAPAN PROPERTI INVESTASI

SUATU ENTITAS HARUS MENGUNGKAPKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT


• Apakah entitas tersebut menggunakan model biaya atau model nilai wajar
• Jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti yang dikuasai
dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investasi.
• Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan, maka kriteria yang digunakan untuk membedakan properti
investasi dan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan
usaha seharihari.
• Metode dan asumsi yang signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi,
yang mencakup pernyataan apakah penetuan nilai wajar tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak
faktor lain karena sifat properti tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat diperbandingkan.
• . Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau diungkapkan dalam laporan
keuangan) berdasarkan penilaian oleh penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional
yang relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut diungkapkan.
PENGUNGKAPAN PROPERTI INVESTASI

SUATU ENTITAS HARUS MENGUNGKAPKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT


• Jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk ;

• Penghasilan rental dari properti investasi.


• Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan
penghasilan rental selama periode tersebut.
• Perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laba rugi atas penjualan properti investasi dari sekelompok aset yang
mana model biaya digunakan ke kelompok yang menggunakan model nilai wajar.

• Eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan.
• Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan
atau peningkatan
05

PENURUNAN PROPERTI INVESTASI

SUMBER EKSTERNAL SUMBER INTERNAL

·Perubahan signifikan nilai pasar ·Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset
·Perubahhan signifikan teknologi, pasar ·Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian
ekonomi dan lingkup hukum dan masa manfaat aset
·Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi ·Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja
kapitalisasi pasarnya ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.
PSAK 48 PENURUNAN NILAI ASET

PADA SETIAP AKHIR PERIODE PELAPORAN,


ENTITAS MENILAI APAKAH TERDAPAT
INDIKASI ASET MENGALAMI PENURUNAN
NILAI. JIKA TERDAPAT INDIKASI TERSEBUT,
MAKA ENTITAS MENGESTIMASI JUMLAH
TERPULIHKAN ASET TERSEBUT.
03
PERTEMUAN 17
AKUNTANSI ASET TIDAK BERWUJUD

Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari
pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti
pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Dimana Aset tidak
berwujud merupakan bagian dari Aset Nonlancar.
03
PERTEMUAN 17
AKUNTANSI ASET TIDAK BERWUJUD

•Aset tidak berwujud berdasarkan IFRS


•sebagai aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa substansi fisik
03
ASET TETAP TIDAK BERWUJUD DIAKUI
JIKA DAN HANYA JIKA

Kemungkinan besar perusahaan akan


1. memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari Aset tersebut, dan

Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur


2.
secara andal.
ASET TAK BERWUJUD MEMPUNYAI KARAKTERISTIK
PENTING, YAITU :
• Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti Aset berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan. Aset tak
berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang
menggunakannya.
• Bukan merupakan instrument keuanganAset seperti deposito bank, piutang usaha, dan investasi jangka panjang dalam
obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai Aset tak berwujud.
• Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi Aset tak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun
tahun.
• Klasifikasi Aset Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition)
• Dapat diidentifikasi (identifiability)
• Dapat dipertukarkan (exchangeability)
• Periode manfaat yang diharapkan (period of expected benefit).
09

KESIMPULAN
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quisque
posuere ultricies dolor eleifend mollis. Aenean ut bibendum velit. Sed
justo nisl, aliquam eget eros eget, feugiat imperdiet ipsum. Sed venenatis
sit amet metus vitae congue. Aenean feugiat elit et enim tincidunt auctor.

Pellentesque a bibendum erat, varius dictum mauris. Sed eu sapien ac


elit commodo maximus. Vestibulum interdum efficitur elementum.
JENIS-JENIS ASSET TIDAK BERWUJUD

1. ASSET TIDAK BERWUJUD TERKAIT DENGAN PEMASARAN


2. ASSET TIDAK BERWUJUD TERKAIT PELANGGAN : DAFTAR
PELANGGAN, PESANAN, BACKLOGS PRODUKSI, DAN
HUBUNGANPELANGGAN KONTRAK DAN NON KONTRAK.
3. ASSET TIDAK BERWUJUD TERKAIT DENGAN ARTISTIK
4.ASSET TAK BERWUJUD TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI
5. GOODWILL
6. WARALABA
09
MENCATAT BIAYA PEMBELIAN ASET TAK
BERWUJUD

Sesuai dengan prinsip biaya, Aset tak berwujud harus dicatat pada saat
diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga
beli, biaya transfer dan hukum, dan setiap pengeluaran lainya yang
berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya pasar saat ini
dari semua penukar yang diserahkan atau dari Aset yang diterima, mana
yang lebih dapat ditentukan.
09
PRINSIP AKUNTANSI DASAR UNTUK ASET TAK
BERWUJUD
AKUNTANSI UNTUK ASET TAK BERWUJUD MELIBATKAN PRINSIP DAN PROSEDUR
AKUNTANSI SERUPA YANG DIAPLIKASIKAN UNTUK ASET TAK BERWUJUD
LAINYA, SEPERTI PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN YAITU :

• PADA AKUISISI MENERAPKAN PRINSIP BIAYA


• SELAMA PERIODE PENGGUNAAN, MENERAPKAN
PRINSIP PENANDINGAN.
• PADA DISPOSISI, MENERAPKAN PRINSIP
PENDAPATAN. KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN YANG
DIAKUI ATAS PELEPASAN SAMA DENGAN SELISIH
ANTARA PERTIMBANGAN YANG DITERIMA
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Pengakuan awal dicatat sebesar Harga


Dibeli
perolehan

aset tidak berwujud yang dihasilkan


Dibuat sendiri
secara internal tidak dapat dikapitalisasi

Biaya penelitian Secara realistis ada satu aset tak


dan berwujud yang dihasilkan secara
pengembangan internal yang dapat dikapitalisasi.
PENILAIAN ASET TIDAK BERWUJUD TERSEBUT

• PENDEKATAN BIAYA/ COST


APPROACH
• PENDEKATAN PASAR/MARKET
APPROACH
• PENDEKATAN PENDAPATAN
FAKOR YANG HARUS
DIPERTIMBANGKAN DALAM
MENGESTIMASI UMUR ASET TAK
BERWUJUD :
1.Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat maksimum.
2.Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat mengubah batas umur masa manfaat Aset
tersebut.
3.Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur manfaat.
4.Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
5.Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6.Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan dengan layak.
7.Apakah Aset tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur manfaat efektif yang bervariasi.
03
PERTEMUAN 18
PENURUNAN NILAI ASET TIDAK
BERWUJUD
Penurunan nilai aset tidak berwujud merupakan penyusutan terhadap aset tak berwujud . Aset
tak berwujud turun nilainya (impaired) ketika perusahaan tidak dapat memulihkan jumlah
tercatat aset melalui penggunaan atau dengan penjulan aset. Untuk menentukan apakah aset
berumur panjang (aset tetap atau aset tak berwujud) turun nilainya, perusahaan melakukan
telaah atas kemampuan aset dalam menghasilkan kas melalui penggunaan atau penjualan jika
jumlah tercatat aset lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, maka selisihnya merupakan rugi
penurunan nilai. Jika jumlah terpulihkan lebih besar dari jumlah tercatat, maka tidak ada
penurunan nilai yang tercatat. Proedur khusus untuk mencatat penurunan nilai tergantung
pada jenis aset tak berwujud – umur manfaatnya terbatas atau umur manfaatnya tidak terbatas
(temasuk goodwill).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENURUNAN NILAI ASET TIDAK BERWUJUD

1. Umur manfaat
2. Biaya Perolehan
3. Nilai Sisa/Residu
4. Metode Amortisasi
KATEGORI ASET TIDAK
BERWUJUD
Ditinjau dari masa manfaatnya, aset tak berwujud dapat dibagi 2, yaitu aset tak berwujud dengan
masa manfaat terbatas dan aset tak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas. Aset tak
berwujud dengan masa manfaat terbatas harus diamortiasi, sedangkan aset tak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi (tapi dilakukan uji penurunan nilai secara berkala).
KATEGORI ASET TIDAK
BERWUJUD
1.Aset tak berwujud yang mempunyai umur manfaat terbatas

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 19, Revisi 2015) menegaskan bahwa aset tak berwujud
yang masa manfaatnya terbatas harus diamortisasi secara sistematis selama masa manfaatnya dan
dikenai uji penurunan nilai bila ada indikasi penurunan nilai. Nilai yang dapat diamortisasi adalah
biaya perolehan aset atau jumlah yang direvaluasi dikurangi nilai sisa.
KATEGORI ASET TIDAK
BERWUJUD
2.Aset tak berwujud yang mempunyai umur manfaat tak terbatas

Aset tak berwujud yang mempunyai umur manfaat tidak terbatas, Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK19, Revisi 2015) menegaskan bahwa aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak
terbatas tidak boleh diamortisasi tetapi akan dikenai uji penurunan nilai sedikitnya setahun sekali
walaupun tidak ada indikasi penurunan nilai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai