Anda di halaman 1dari 14

RESUME

ASET TAKBERWUJUD
BUKU KIESO WEYGANDT WARFIELD

Oleh:
Nama : Septia Amanda
NIM : 7101420242

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
ISU-ISU ASET TAKBERWUJUD
Karakteristik
Aset takberwujud (intangible assets) memiliki tiga karakteristik utama, antara lain:

1. Aset tersebut dapat diidentifikasi. Agar dapat diidentifikasi, aset takberwujud harus
dipisahkan dari perusahaan (dapat dijual atau dialihkan), atau timbul dari hak
kontraktual atau hak hukum dari mana manfaat ekonomik atas kontrak tersebut akan
mengalir ke perusahaan.

2. Aset tersebut tidak memiliki eksistensi fisik. Berbeda dengan aset berwujud seperti aset
tetap memiliki bentuk fisik.

3. Aset tersebut bukan merupakan aset moneter.

Dalam kebanyakan kasus, aset takberwujud memberikan manfaat selama beberapa


periode tahun. Oleh karena itu, perusahaan biasanya mengklasifikasikan aset tersebut sebagai
aset tidak lancar.

Penilaian
Aset Takberwujud yang Dibeli

Perusahaan mencatat sebesar biaya perolehan atas aset takberwujud yang dibeli dari
pihak lain. Biaya perolehan umumnya termasuk harga pembelian, biaya jasa (fee) hukum, dan
biaya insidental lainnya. Kadang-kadang perusahaan memperoleh aset takberwujud melalui
pertukaran dengan saham atau aset lainnya. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan aset
takberwujud dalam nilai wajar dari aset yang dipertukarkan atau nilai wajar dari aset
takberwujud yang diterima, mana yang lebih jelas.

Aset Takberwujud yang Dibuat Sendiri

Perusahaan sering mengeluarkan biaya untuk berbagai sumber daya takberwujud,


seperti pengetahuan ilmiah atau teknologi, penelitian pasar, kekayaan intelektual, dan merek
dagang. Biaya tersebut sering disebut sebagai biaya penelitian dan pengembangan (research
and development-R&D).
Tahapan Penelitian & Pengembangan:

Awal Proyek Siap Dijual


atau Digunakan
$$$ Pengeluaran $$$
Tahap Penelitian Tahap Pengembangan

Beban Kapitalisasi an $$

an $$ Viabilitas Ekonomi
an $$
Seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi, semua biaya yang timbul dalam tahap
penelitian dibebankan pada saat terjadinya. Kemudian menuju tahap pengembangan, beberapa
biaya pengembangan tertentu akan dikapitalisasi. Viabilitas ekonomi (economic viability)
menunjukkan bahwa proyek ini sudah dalam tahap yang cukup jauh sehingga manfaat
ekonomik dari proyek R&D bisa dianggap akan mengalir ke perusahaan. Oleh karena itu, biaya
pengembangan yang dikeluarkan sejak saat itu memenuhi kriteria pengakuan dan harus dicatat
sebagai aset takberwujud. Singkatnya, perusahaan membebankan semua biaya tahap penelitian
dan beberapa biaya tahap pengembangan. Biaya pengembangan tertentu dikapitalisasi bila
kriteria viabilitas ekonomi terpenuhi.

Amortisasi Aset Takberwujud


Alokasi biaya perolehan aset takberwujud secara sistematis disebut amortisasi
(amortization). Aset takberwujud dapat memiliki umur manfaat yang terbatas (tertentu)-limited
(finite) useful life-maupun umur manfaat tidak terbatas (definite useful life).

Aset Takberwujud dengan Umur Manfaat Terbatas

Perusahaan mengamortisasi aset takberwujud yang umur manfaatnya terbatas melalui


pembebanan sistematis atas biaya perolehan selama umur manfaat aset. Diambil contoh
Perusahaan Walt Disney, yang mana dalam menentukan umur manfaat harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Penggunaan aset yang diharapkan oleh perusahaan.

2. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor ekonomi lainnya.

3. Setiap ketentuan (hukum, peraturan, atau kontrak) yang memungkinkan pembaharuan


atau perpanjangan umur manfaat hukum atau kontrak atas aset tanpa harus
mengeluarkan biaya yang signifikan.

4. Tingkat pengeluaran pemeliharaan yang diperlukan untuk memperoleh arus kas masa
depan yang diharapkan dari aset.

5. Setiap ketentuan hukum, peraturan, atau kontrak yang mungkin membatasi umur
manfaat.

6. Umur manfaat yang diharapkan dari aset lain atau kelompok aset yang mungkin
berhubungan dengan umur manfaat aset takberwujud (seperti hak sewa studio).

Jumlah beban amortisasi untuk aset takberwujud yang umur manfaatnya terbatas harus
mencerminkan pola di mana perusahaan mengonsumsi atau menggunakan aset, jika
perusahaan dapat menentukan pola itu dengan andal.

Jumlah aset takberwujud yang diamortisasi harus sama dengan biaya perolehan
dikurangi nilai residu. Nilai residu diasumsikan nol kecuali pada akhir masa pakainya aset
takberwujud memiliki nilai bagi perusahaan lain. IFRS mengharuskan perusahaan untuk
menilai estimasi nilai residu dan umur manfaat aset takberwujud setidaknya sekali setiap tahun.
Jika sewaktu-waktu manfaat aset takberwujud dapat berubah yang harus dilakukan adalah
mengamortisasikan jumlah tercatat yang tersisa selama sisa umur manfaat yang telah direvisi.
Amortisasi Aset Takberwujud
Aset Takberwujud dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas

Jika tidak ada faktor (hukum, peraturan, kontrak, persaingan, atau lainnya) yang
membatasi umur manfaat aset takberwujud, maka perusahaan menganggap umur manfaatnya
tidak terbatas. Perusahaan tidak melakukan amortisasi atas aset takberwujud yang umur
manfaatnya tidak terbatas. Perusahaan harus menguji penurunan nilai atas aset takberwujud
yang umur manfaatnya tidak terbatas setidaknya setiap tahun. Rugi penurunan nilai harus
diakui sebesar nilai yang jumlah tercatat aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
kurang dari jumlah terpulihkan.

Perlakuan akuntansi untuk aset takberwujud

Jenis Aset Cara Perolehan Amortisasi Uji Penurunan


Takberwujud Dibeli Dibuat Sendiri Nilai
Aset Kapitalisasi Beban Selama umur Membandingkan
takberwujud manfaat jumlah
dengan Umur terpulihkan
manfaat terbatas dengan nilai
tercatat
Aset Kapitalisasi Beban Tidak dilakukan Membandingkan
takberwujud amortisasi jumlah
dengan umur terpulihkan
manfaat tak dengan nilai
terbatas tercatat
Tidak memasukkan biaya langsung, seperti biaya legal, dan biaya pengembangan setelah
memenuhi kriteria pengakuan.

JENIS-JENIS ASET TAKBERWUJUD


Ada beberapa jenis aset takberwujud, yang sering diklasifikasikan ke dalam enam
kategori utama berikut ini.

1. Aset takberwujud terkait pemasaran.

2. Aset takberwujud terkait pelanggan.

3. Aset takberwujud terkait artistik.

4. Aset takberwujud terkait kontrak.

5. Aset takberwujud terkait teknologi.

6. Goodwill.
1. Aset Takberwujud Terkait Pemasaran
Perusahaan menggunakan aset takberwujud terkait pemasaran dalam pemasaran atau
promosi produk atau jasa. Contohnya adalah merek/nama dagang, kepala surat kabar, nama
domain Internet, dan perjanjian non kompetisi. Perusahaan yang menggunakan merek dagang
atau nama dagang yang terdaftar dapat menganggap bahwa nama dagang tersebut memiliki
umur manfaat yang tidak terbatas, sehingga tidak mengamortisasi biaya perolehan.

Jika perusahaan membeli merek dagang atau nama dagang, maka perusahaan
mengkapitalisasi biaya pada harga pembelian. Jika perusahaan mengembangkan sendiri merek
atau nama dagang, perusahaan mengkapitalisasi biaya yang berkaitan dengan administrasi aset
tersebut, seperti biaya jasa pengacara, biaya jasa pendaftaran, biaya desain, biaya jasa
konsultasi, dan biaya pembelaan hukum yang berhasil. Nilai dari aset takberwujud terkait
pemasaran dapat menjadi substansial.

2. Aset Takberwujud Terkait Pelanggan


Aset takberwujud terkait pelanggan merupakan hasil dari interaksi dengan pihak luar.
Contohnya termasuk daftar pelanggan, pesanan atau backlog produksi, dan hubungan
pelanggan kontraktual maupun nonkontrak.

Jurnal untuk mencatat pembelian (contoh pembelian daftar pelanggan)


Nama Rekening Debit Kredit
Daftar Pelanggan xxx
Kas xxx
Jurnal untuk mencatat beban amortisasi
Nama Rekening Debit Kredit
Beban Amortisasi Daftar Pelanggan xxx
Daftar Pelanggan/Akum Amortisasi Daftar Pelanggan xxx

Jika perusahaan dapat menjual daftar tersebut, maka untuk mengetahui beban
amortisasi adalah dengan mengurangkan nilai residu dari biaya perolehan. Pengurangan
tersebut akan menghasilkan dasar amortisasi. Untuk mencari beban amortisasi yaitu dasar
amortisasi tersebut dibagi periode amortisasi.

3. Aset Takberwujud Terkait Artistik

Aset takberwujud terkait artistik mencakup hak kepemilikan atas drama, karya sastra,
karya musik, gambar, foto, dan video can materi audio visual lainnya. Hak cipta melindungi
hak-hak kepemilikan tersebut.

Hak cipta (copyright) adalah pemberian hak eksklusif untuk mereproduksi dan menjual
sebuah karya seni atau publikasi kepada pemilik atau ahli warisnya yang diberikan oleh
pemerintah kepada semua penulis, pelukis, musisi, pemahat, dan seniman lainnya atas kreasi
dan ekspresi mereka.

Perusahaan mengapitalisasi biaya untuk memperoleh dan mempertahankan hak cipta.


Perusahaan mengamortisasi biaya yang dikapitalisasi selama umur manfaat hak cipta jika
kurang dari umur manfaat hukumnya (umur manfaat pencipta ditambah 73 tahun).
4. Aset Takberwujud Terkait Kontrak

Aset ini mencerminkan nilai dari hak yang timbul dari perjanjian kontrak Contohnya
adalah perjanjian waralaba dan lisensi, izin konstruksi hak siaran, dan kontrak jasa atau
pasokan.

Waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual di mana pemilik waralaba


(franchisor) memberikan kepada pembeli waralaba (franchisee) atas hak untuk menjual produk
atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau untuk
menjalankan fungsi tertentu, biasanya dalam wilayah geografis yang ditentukan. Franchisor,
setelah mengembangkan konsep atau produk yang unik, melindungi konsep atau produk
tersebut melalui paten, hak cipta, atau merek dagang/nama dagang. Franchisee memperoleh
hak untuk mengeksploitasi ide atau produk franchise dengan menandatangani perjanjian
waralaba.

Waralaba dan lisensi bisa berlaku untuk jangka waktu tertentu, untuk waktu yang tidak
terbatas, atau selamanya. Perusahaan harus mengamortisasi biaya waralaba (atau lisensi) yang
umur manfaatnya terbatas sebagai beban operasi selera umur waralaba. Perusahaan tidak boleh
mengamortisasi waralaba dengan umur manfaat yang tidak terbatas atau waralaba yang tidak
berkesudahan, di mana perusahaan harus mencatat waralaba pada biaya perolehannya.

Pembayaran tahunan yang dilakukan berdasarkan perjanjian waralaba harus


dimasukkan sebagai beban operasi pada periode terjadinya. Pembayaran ini tidak dianggap
sebagai aset karena tidak terkait langsung dengan hak masa depan untuk menggunakan aset
tersebut.

5. Aset Takberwujud Terkait Teknologi


Aset takberwujud terkait teknologi berhubungan dengan inovasi atau kemajuan
teknologi. Contoh aset ini misalnya teknologi yang dipatenkan dan rahasia dagang yang
diberikan oleh badan pemerintah. Paten (patent) adalah pemberikan hak kepada pemegang hak
eksklusif untuk menggunakan, memproduksi, dan menjual produk atau proses untuk jangka
waktu 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggaran oleh pihak lain.

Perusahaan harus mengamortisasi biaya perolehan paten atas umur hukum atau amur
manfaatnya (periode dimana manfaat diterima), mana yang lebih pendek. Perubahan
permintaan, penemuan baru yang menggantikan penemuan lama. ketidakcukupan, dan faktor-
faktor lain seringkali membatasi umur manfaat paten gga kurang dari umur hukumnya.

Seperti disebutkan sebelumnya, perusahaan mengapitalisasi biaya untuk


mempertahankan hak cipta. Perlakuan akuntansi untuk pertahanan paten serupa. Perusahaan
membebankan semua biaya jasa hukum dan biaya lainnya yang terjadi untuk pembelaan
gugatan paten yang berhasil pada akun Paten, yang termasuk akun aset. Biaya tersebut harus
diamortisasi bersama dengan biaya perolehan selama sisa umur hak paten.

6. Goodwill
Goodwill adalah sisa-kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aset neto yang dapat
diidentifikasi. Meskipun perusahaan dapat mengapitalisasi biaya tertentu yang dikeluarkan
untuk mengembangkan aset yang dapat diidentifikasi seperti paten dan hak cipta, jumlah yang
dikapitalisasi umumnya tidak signifikan. Akan tetapi, perusahaan mencatat jumlah aset
takberwujud yang material saat membeli aset takberwujud lainnya, terutama dalam situasi yang
melibatkan kombinasi bisnis (pembelian bisnis lain). Dalam sebagian besar kombinasi bisnis,
perusahaan membeli mencatat goodwill. Goodwill diukur sebagai selisih antara biaya
perolehan dan nilai wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang dibeli.

Secara konseptual, goodwill merepresentasikan manfaat ekonomik masa depan yang


timbul dari aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak diidentifikasi secara
individu dan secara terpisah. Goodwill disebut sebagai “aset takberwujud yang paling
berwujud” karena hanya diidentifikasi dengan bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya cara
untuk menjual goodwill adalah dengan menjual bisnis.

Mencatat Goodwill

Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak dapat dikapitalisasi dalam akun.
Alasannya? Pengukuran komponen goodwill terlalu rumit, dan mengaitkannya antara setiap
biaya dengan manfaat masa depan terlalu sulit. Goodwill yang Dibeli, untuk mencatat goodwill
perusahaan membandingkan nilai wajar dari aset berwujud neto dan aset takberwujud yang
dapat diidentifikasi dengan harga pembelian (biaya perolehan) dari bisnis yang diperoleh.

Dalam sebagian besar kasus, nilai aset tidak lancar seperti aset tetap dan aset
takberwujud mungkin telah meningkat secara substansial selama beberapa tahun terakhir,
Perbedaan ini dapat disebabkan oleh estimasi umur manfaat yang kurang akurat, pembebanan
pengeluaran yang terlalu kecil (misalnya, kurang dari 5300) secara terus menerus, perkiraan
nilai residu yang kurang akurat, dan penemuan beberapa aset yang sebelumnya tidak tercatat.
Perusahaan sering mengakui goodwill pada laporan posisi keuangan sebagai kelebihan biaya
perolehan di atas nilai wajar aset neto yang diperoleh.

Penghapusan Goodwill

Perusahaan yang mengakui goodwill dalam kombinasi bisnis menganggap bahwa


goodwill memiliki alur manfaat yang tidak terbatas dan karenanya tidak harus melakukan
amortisasi. Investor menganggap bahwa beban amortisasi sedikit penggunaannya dalam
mengevaluasi kinerja keuangan.

Selain itu, komunitas investasi ingin mengetahui jumlah yang diinvestasikan dalam
goodwill, yang seringkali merupakan aset takberwujud yang terbesar dalam laporan posisi
keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan menyesuaikan nilai tercatatnya hanya ketika
goodwill turun nilainya.

Beberapa percaya bahwa nilai goodwill pada akhirnya akan hangus. Oleh karena itu,
mereka berpendapat bahwa perusahaan harus membebankan goodwill selama periode yang
terkena dampak, untuk mengaitkan beban dan pendapatan yang lebih baik. Adapun yang
berpendapat bahwa perusahaan segera membebankan goodwill yang dibuat secara internal, dan
perlakuan yang sama untuk goodwill yang dibeli. Meskipun argumen ini mungkin memiliki
beberapa justifikasi, goodwill yang tidak diamortisasi dan dikombinasikan dengan uji
penurunan nilai yang memadai dianggap dapat memberikan informasi keuangan yang paling
berguna untuk komunitas investasi.

Pembelian Tawar-Menawar
Ketika pihak pembeli dalam kombinasi bisnis membayar kurang dari nilai wajar aset
neto yang dapat diidentifikasi disebut sebagai pembelian tawar-menawar (bargain purchase).
Situasi tersebut akan mengakibatkan harga pembelian lebih kecil dari nilai aset neto yang dapat
diidentifikasi. Jumlah kelebihan ini dicatat sebagai keuntungan oleh pihak pembeli.

IASB mencatat bahwa keuntungan ekonomi yang melekat dalam pembelian tawar-
menawar. IASB mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan sifat transaksi ini.
Pengungkapan tersebut akan membantu pengguna untuk lebih mengevaluasi kualitas laba yang
dilaporkan.

PENURUNAN NILAI ASET TAKBERWUJUD


Aset takberwujud turun nilainya (impaired) ketika perusahaan tidak dapat memulihkan
jumlah tercatat aset melalui penggunaan atau dengan penjualan aset. Jika jumlah tercatat aset
lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, maka selisihnya merupakan rugi penurunan nilai. Jika
jumlah terpulihkan lebih besar dari jumlah tercatat, maka tidak ada penurunan nilai yang
dicatat.

Penurunan Nilai Aset Takberwujud dengan Umur Manfaat yang Terbatas


Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, perusahaan harus meninjau aset
takberwujud yang memiliki umur manfaat terbatas untuk menentukan penurunan nilai. Jika
terdapat indikasi bahwa aset takberwujud turun nilainya, maka perusahaan melakukan uji
penurunan nilai membandingkan nilai tercatat aset takberwujud dengan jumlah terpulihkan.

Ingat bahwa jumlah teralihkan (recoverable amount) didefinisikan sebagai jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakainya. Nilai pakai
adalah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dari penggunaan aset di masa depan dan
penjualan aset pada akhir a manfaatnya. Rugi penurunan nilai (impairment loss) adalah jumlah
tercatat aset dikurangi jumlah terpulihkan dari aset yang turun nilainya. Seperti dengan
penurunan nilai lainnya, kerugian tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi.

Contoh kasus, asumsikan bahwa Lerch, Inc. memiliki paten terkait cara mengekstrak
minyak dari batuan serpih (shale rock), dengan nilai tercatat sebesar $5.000.000 pada akhir
2010. Sayangnya, beberapa penemuan minyak nonserpih (nonshale) baru-baru ini
memengaruhi permintaan untuk teknologi minyak serpih (shale oil), yang menunjukkan bahwa
paten tersebut turun nilainya. Lerch menentukan jumlah terpulihkan untuk paten tersebut
berdasarkan nilai pakai (karena tidak ada pasar aktif untuk paten). Lerch memperkirakan nilai
pakai paten padi $2.000.000. berdasarkan arus kas neto masa depan didiskontokan yang
diharapkan pada suku bunga pasar.

Perhitungan Kerugian atas Penurunan Nilai


Paten
Jumlah tercatat paten $5.000.000
Jumlah terpulihkan (berdasarkan nilai pakai) ($2.000.000)
Kerugian atas penurunan nilai $3.000.000
Jurnal untuk mencatat kerugian:
Nama Rekening Debit Kredit
Kerugian atas Penurunan Nilai 3.000.000
Paten 3.000.000

Lerch harus mengamortisasi jumlah terpulihkan dari paten ini (jumlah tercatat baru)
selama sisa umur manfaat atau umur hukum, mana yang lebih pendek.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai


Untuk mengilustrasikan, dengan melanjutkan contoh paten Lerch di atas, asuransikan
bahwa sisa umur paten adalah lima tahun dengan nilai residu sebesar nol Ingat bahwa jumlah
tercatat paten setelah penurunan nilai adalah $2.000.000 ($5.000.000-$3.000.000). Dengan
demikian, beban amortisasi Lerch adalah $400.000 ($2.000.000 5) selama lima tahun sisa umur
paten.

Tahun Beban Amortisasi Jumlah Tercatat


2011 400.000 1.600.000
2012 400.000 1.200.000
2013 400.000 800.000
2014 400.000 400.000
2015 400.000 0

Pada awal tahun 2012, Lerch mengukur kembali jumlah terpulihkan dari paten menjadi
$1.750.000. Dalam hal ini. Lerch membalikkan sebagian rugi penurunan nilai tersebut dengan
jurnal berikut.

Nama Rekening Debit Kredit


Paten 150.000
Pemulihan Rugi Penurunan Nilai 150.000

Pemulihan rugi penurunan nilai dilaporkan dalam bagian "Pendapatan dan beban lain-
lain dari laporan laba rugi.

Penurunan Nilai Aset Takberwujud dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas


Selain Goodwill
Uji penurunan nilai aset takberwujud yang umur manfaatnya tidak terbatas selain
goodwill adalah sama dengan uji penurunan nilai untuk aset takberwujud yang umur
manfaatnya terbatas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan jumlah terpulihkan dari aset
takberwujud dengan nilai tercatat aset. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat,
maka perusahaan mengakui penurunan nilai. Untuk mencari jumlah kerugian atas penurunan
nilai dengan mengurangi nilai tercatat license penyiaran dengan jumlah terpulihkan
(berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual).
Penurunan Nilai Goodwill
Pemilihan waktu uji penurunan nilai untuk goodwill adalah sama dengan waktu untuk
aset takberwujud yang umur manfaatnya tak terbatas lainnya. Namun, karena goodwill
menghasilkan arus kas hanya dalam kombinasi dengan aset lainnya, uji penurunan nilai
dilakukan berdasarkan unit penghasil kas di mana goodwill ditetapkan.

Perusahaan mengidentifikasi unit penghasil kas (cash-generating unit) berdasarkan


kelompok aset terkecil yang dapat diidentifikasi yang menghasilkan arus kas secara independen
untuk arus kas dari aset lainnya. Berdasarkan IFRS, ketika perusahaan mencatat goodwill
dalam kombinasi bisnis, perusahaan harus menetapkan goodwill pada unit penghasil kas yang
diharapkan dapat menerima manfaat dari sinergi dan manfaat lain yang timbul dari kombinasi
bisnis tersebut.

Jika jumlah terpulihkan kurang dari jumlah tercatat aset neto, maka harus mencatat
penurunan nilai. Penurunan nilai yang dimaksud adalah kerugian atas penurunan nilai dengan
mengurangi jumlah terpulihkan dengan aset neto yang dapat diidentifikasi.

Jurnal untuk mencatat penurunan nilai:


Nama Rekening Debit Kredit
Kerugian atas Penurunan Nilai xxx
Goodwill Xxx

Jika kondisi berubah pada periode berikutnya, sehingga jumlah terpulihkan dari aset
selain goodwill melebihi nilai tercatatnya, perusahan dapat membalikkan rugi penurunan nilai
atas aset selain goodwill. Pembalikan rugi penurunan nilai goodwill tidak diperbolehkan.

BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Biaya penelitian dan pengembangan (research and development-R&D-costs) bukan
merupakan aset takberwujud dengan sendirinya. Namun, penyajian akuntansi untuk biaya
R&D karena aktivitas R&D sering menimbulkan paten atau hak cipta (seperti produk baru,
proses, gagasan, rumus, komposisi, atau karya sastra) yang dapat memberikan nilai masa
depan.

IFRS mensyaratkan bahwa semua biaya penelitian dibebankan pada saat terjadinya.
Setelah proyek bergerak ke tahap pengembangan, blaya pengembangan tertentu dapat
dikapitalisasi. Dimulai ketika proyek sudah berada cukup jauh dalam proses sehingga mantaat
ekonomik dar proyek R&D) tersebut akan mengalir ke perusahaan (proyek tersebut layak
secara ekonomi).

Mengidentifikasi Aktivitas R&D


Aktivitas R&D meliputi aktivitas penelitian dan aktivitas pengembangan.

- Aktivitas Penelitian

Investigasi asli dan direncanakan yang dilakukan dengan prospek untuk memperoleh
pengetahuan dan pemahaman ilmiah atau teknik yang baru. Contoh Penelitian laboratorium
yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru menggali penerapan dan temuan
penelitian baru.

- Aktivitas Pengembangan

Penerapan hasil penemuan penelitian atau pengetahuan lainnya atas rencana atau desain
untuk produksi baru atau, secara substansial memperbaiki beban baku perangkat, produk,
proses, system, melalui jasa sebelum dimulainya produksi atau penggunaan secara komersial.
Contoh Formulasi konseptual dan desain atas alternatif produk atau proses pembangunan
prototipe dan pengoperasian pabrik percontohan.

Aktivitas R&D tidak termasuk perubahan rutin atau berkala atas produk yang sudah
ada, lini produksi, proses manufaktur, dan operasi yang sedang berlangsung lainnya, meskipun
perubahan ini merupakan perbaikan dari kondisi sebelumnya.

Akuntansi untuk Aktivitas R&D


Biaya yang berkaitan dengan aktivitas R&D dan perlakuan akuntansi yang diberikan
adalah sebagai berikut.

1. Bahan, peralatan, dan fasilitas.


2. Personel. Membebankan gaji, upah, dan biaya terkait lainnya dari karyawan yang
terlibat dalam R&D.
3. Aset takberwujud yang dibeli. Mengakui dan mengukur pada nilai wajar. Setelah
pengakuan awal, catatlah sesuai dengan sifatnya (baik sebagai aset takberwujud yang
umur manfaatnya terbatas atau tidak terbatas).
4. Jasa kontrak. Membebankan biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan
dengan R&D pada saat terjadinya.
5. Biaya tidak langsung. Menyertakan alokasi yang wajar dari biaya tidak langsung pada
biaya R&D, kecuali untuk biaya umum dan administrasi, yang harus dilakukan secara
jelas dengan aktivitas R&D agar dimasukkan dalam komponen R&D.

Biaya Serupa dengan Biaya R&D


Sebagian besar biaya memiliki karakteristik yang mirip dengan biaya penelitian dan
pengembangan. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.

1. Biaya persiapan untuk operasi baru.


2. Kerugian operasi awal.
3. Biaya iklan.

Untuk sebagian besar, biaya ini dibebankan pada saat terjadinya, mirip dengan
akuntansi untuk biaya R&D. Bagian ini menjelaskan secara singkat biaya tersebut sebagai
berikut.

1. Biaya Persiapan

Biaya persiapan (start-up casts) dikeluarkan untuk aktivitas satu kali untuk memulai
operasi baru. Contohnya mencakup pembukaan pabrik baru, perkenalan produk atau jasa baru,
atau operasi bisnis di wilayah baru.
Akuntansi untuk biaya persiapan membebankan biaya peralatan pada saat terjadinya.
Perusahaan mengeluarkan biaya persiapan dengan harapan mendapatkan penghasilan di masa
depan atau peningkatan efisiensi. Namun, untuk menentukan jumlah dan umur manfaat masa
depan sangat sulit sehingga memerlukan pendekatan konservatif-dengan membebankan biaya
pada saat jadinya yang diperlukan.

Contoh pengeluaran R&D dan Perlakuan Akuntansi:

Jenis Pengeluaran Perlakuan Akuntansi Alasan


1. Pembangunan fasilitas Mengapitalisasi dan Memiliki alternatif
penelitian jangka panjang menyusutkan sebagai biaya penggunaan masa depan.
(digunakan dalam proyek R&D.
sekarang dan masa depan).
2. Perolehan peralatan R&D Membebankan langsung Biaya penelitian
untuk penggunaan proyek sebagai R&D.
saat ini saja.
3. Perolehan mesin digunakan Mengapitalisasi sebagai Memiliki alternatif
pada proyek R&D saat ini persediaan dan penggunaan masa depan.
dan masa depan. mengalokasikan ke proyek
R&D membebankan pada
saaat dikonsumsi.
4. Pembelian bahan untuk Mencatat sebagai persediaan Memiliki alternatif
digunakan pada proyek- dan mengalokasikan ke penggunaan masa depan.
proyek R&D saat ini dan proyek R&D membebankan
masa depan. pada saat dikonsumsi.
5. Gaji staf peneliti yang Membebankan langsung Biaya penelitian.
merancang pemindai sebagai R&D.
(scanner) tulang laser baru.
6. Biaya penelitian yang Mencatat sebagai piutang. Bukan biaya R&D (beban
dibayarkan atas kontrak pengganti).
dengan New Horizon, inc.,
dan ditagih bulanan.
7. Biaya bahan, tenaga kerja, Membebankan langsung Tidak memenuhi kriteria
dan overhead dari prototipe sebagai R&D. pengakuan.
pemindai laser (viabilitas
ekonomi tidak tercapai).
8. Biaya pengujian prototipe Membebankan langsung Tidak memenuhi kriteria
dan modifikasi desain sebagai R&D. pengakuan.
(viabilitas ekonomi tidak
tercapai).
9. Biaya jasa hukum untuk Mengapitalisasi sebagai Biaya langsung paten.
mendapatkan paten pada paten dan mengamortisasi ke
pemindai laser baru. overhead sebagai bagian
dari beban pokok produksi.
10. Gaji eksekutif Membebankan sebagai Bukan biaya R&D (biaya
bahan operasi. administrasi dan umum).
11. Biaya penelitian pemasaran Membebankan sebagai Bukan biaya R&D (beban
untuk mempromosikan beban operasi. penjualan).
pemindai laser baru.
12. Biaya Teknik yang Mengapitalisasi sebagai Memenuhi kriteria
dikeluarkan untuk R&D. pengakuan.
mendorong pemindai laser
ke tahap produksi penuh
(viabilitas ekonomi
dicapai).
13. Biaya keberhasilan Mengapitalisasi sebagai Biaya langsung dari paten.
mempertahankan paten atas paten dan mengamortisasi ke
pemindai laser. overhead sebagai bagian
dari beban pokok produksi.
14. Komisi untuk staf penjualan Membedakan sebagai beban Bukan biaya R&D (beban
pemindai laser baru. operasi. penjualan).

2. Kerugian Operasi Awal

Beberapa pihak berpendapat bahwa perusahaan seharusnya diperbolehkan untuk


mengapitalisasi kerugian operari awal yang terjadi dalam memulai bisnis. IFRS mengharuskan
kerugian operasi selama tahun-tahun awal tidak boleh dikapitalisasi. Singkatnya, standar
akuntansi dan pelaporan seharusnya tidak berbeda untuk suatu perusahaan yang sedang
berusaha untuk mendirikan bisnis baru dan untuk perusahaan lain.

3. Biaya Iklan

Perusahaan harus membebankan biaya iklan pada saat terjadinya. IASB mengakui
bahwa aktivitas iklan dan promosi dapat meningkatkan atau menciptakan hubungan pelanggan,
yang pada gilirannya menghasilkan pendapatan. Mengapa dibebankan saat terjadinya?
pengeluaran tersebut tidak berbeda dari aset takberwujud yang dihasilkan secara internal
lainnya (misalnya, merek, kepala surat kabar, dan daftar pelanggan). Jadi pengeluaran tersebut
terutama berkontribusi pada pengembangan bisnis secara keseluruhan.

Pertanyaan Konseptual
Persyaratan bahwa perusahaan membebankan sebagian besar biaya R&D pada saat
terjadinya adalah contoh dari konflik antara relevansi dan penyajian yang tulus atau jujur. Di
sini persyaratan ini bersandar kuat pada penyajian yang tulus atau jujur serta konsistensi dan
dapat dibandingkan.

PENYAJIAN ASET TAKBERWUJUD DAN ITEM TERKAIT


Penyajian Aset Takberwujud
Pada laporan posisi keuangan, perusahaan harus melaporkan secara terpisah semua aset
tak berwujud selain goodwill. Jika terdapat goodwill, maka perusahaan harus melaporkannya
secara terpisah. IASB menyimpulkan bahwa mengingat goodwill dan aset takberwujud lainnya
berbeda secara signifikan dari jenis aset lainnya, maka pengungkapan semacam itu akan
menguntungkan pengguna laporan posisi keuangan.
Pada laporan laba rugi, perusahaan harus menyajikan beban amortisasi dan penurunan
nilai dan pembalikan untuk aset takberwujud selain goodwill secara terpisah dalam laba
neto(biasanya dibagian operasi), biasanya disajikan sebagai item baris terpisah. Catatan atas
laporan keuangan harus mencakup informasi tentang aset takberwujud yang diperoleh,
termasuk beban amortisasi untuk setiap jenis aset.
Penyajian Biaya Penelitian dan Pengembangan
Perusahaan harus mengungkapkan total R&D yang dibebankan setiap periodenya
dalam laporan keuangan (umumnya dalam catatan atas laporan keuangan).

Anda mungkin juga menyukai