TujuanPembelajaran :
Seperti yang dutunjukkan dalam cerita pembukaan kita, akuntansi dan pelaporan aset tak
berwujud menjadi semakin penting dalam era informasi ini, khusus nya untuk perusahaan seperti
Nokia (FIN) dan Roche (CHE). Dalam bab ini, akan dijelaskan isu konseptual dan pelaporan
dasar yang terkait dengan aset tidak berwujud. Isi dari bab ini adalah sebagai berikut;
KARAKTERISTIK
Aset terpenting Christian Dior (FRA) ialah citra merek (brand image), bukan
perlengkapan toko (store fixture) mereka. Perusahaan Coca-cola (USA) berhasil karena formula
rahasia mereka dalam membuat Coca-Cola, bukan karena fasilitas prabiknya. Ekonomi dunia
didominasi oleh penyedia informasi dan layanan. Bagi perusahaan-perusahaan itu, aset utama
mereka seringkali tak berwujud.
Apa sebenarnya aset tak berwujud itu? Aset tak berwujud mempunyai tiga karakter utama.
1. Teridentifikasi. Agar teridentifikasi, aset tak berwujud harus dapat dipisahkan dari
perusahaan (dapat dijual atau ditransfer), atau berkembang dari kontrak atau perjanjian legal
dimana keuntungan secara ekonomi mengalir ke perusahaan.
2. Tidak berfisik. Aset berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan mempunyai bentuk
fisik. Aset tak berwujud, sebaliknya, derive memperoleh nilai mereka dari hak istimewa (the
rights and privilages) yang diberikan kepada perusahaan yang memakainya.
3. Bukan aset keuangan. Aset seperti deposito bank, piutang, dan investment obligasi jangka
panjang dan saham juga termasuk tidak mempunyai substansi fisik. Bagaimanapun, aset
keuangan memperoleh nilai dari hak istimewa (right) untuk menerima kas atau setara kas di
masa depan. Aset keuangan tidak terklasifikasi sebagai tak berwujud.
Dalam kebanyakan kasus, aset tak berwujud memberikan keuntungan lebih dari satu
periode. Oleh karena itu, perusahaan biasanya mengklasifikasikannya sebagai Aset tidak lancar.
PENILAIAN
Pembelian intangibles (aset tak berwujud)
Perusahaan mencatat pembelian intangibles dari pihak lain pada biaya perolehannya.
Biaya perolehan termasuk semua biaya pengakuisisian (pengakuan) ditambah biaya-biaya untuk
membuat aset tak berwujud siap untuk digunakan. Khususnya biaya yang termasuk dalam harga
pembelian aset tak berwujud, biaya perijinan, dan beban isidentil lainya.
Terkadang perusahaan memperoleh aset tak berwujud dengan cara menukarkannya
dengan saham atau aset lainnya. Pada kasus seperti ini, biaya dari aset tak berwujud dinilai pada
nilai wajar dari penilaian (pertimbangan) yang diberikan atau pada nilai wajar dari aset tak
berwujud yang diterima, yang mana diantara keduanya yang lebih layak. Bagaimana jika
perusahaan membeli beberapa aset tak berwujud, atau kombinasi dari aset tak berwujud dan aset
berwujud? Pada kasus seperti “pembelian keranjang(pembelian paket)” perusahaan harus
mengalokasikan biaya didasarkan pada nilai wajarnya. Esensialnya , perlakuan akuntansi untuk
pembelian aset tak berwujud hampir miripdengan pembelian aset berwujud1.
Bisnis seringkali menghasilkan biaya pada bermacan-macam sumber daya yang tidak
berwujud seperti pengetahuan atau teknologi, riset pasar, kekayaan intelektual, dan brand. Biaya
ini pada umumnya mengacu pada biaya riset dan pengembangan (R&D). Aset tak berwujud yang
mungkin timbul dari pengeluaran tersebut termasuk paten, software komputer, copyright, dan
merk dagang. Contohnya, nokia (FIN) memasukkan Biaya R&D untuk pengembangan telepon
selularnya, memberikan dampak adanya paten yang berhubungan dengan teknologinya. Dalam
menentukan perlakuan akuntansi untuk biaya tersebut, Nokia harus menentukan apakah proyek
R&D tersebut cukup memberikan tingkat keuntungan yang berkelanjutan.
TABEL
Kapitalis
Ekonomic Viability
Alokasi biaya dari aset tak berwujud secara sistematis disebut amortisasi. Aset tak
berwujud memiliki baik umur manfaat yang tebatas ataupun yang tak terbatas. Contohnya,
perusahaan seperti Walt Disney (USA) memiliki kudua tipe aset tak berwujud. Walt Disney
melakukan amortisasi aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatasnya (misalnya hak cipta
dari film-filmna dan hak paten terkait produk bermereknya). Walt Disney tidak melakukan
amortisasi aset tak berwujud dengan masa manfaat tak terbatasnya (misalnya nama dagang atau
nama domain internetnya)2.
Perusahaan melakukan amortisasi atas aset tak berwujud dengan masa manfaat
terbatasnya dengan biaya sistematis untuk membebankan masa manfaatnya.
Faktor-faktor untuk memperkirakan umur manfaat aset:
1. Penggunaan aset yang diharapkan oleh perusahaan.
2. Efek dari keusangan, permintaan, kompetisi dan faktor ekonomi lainnya. Termasuk stabilitas
industri, kemajuan teknologi, tindakan legislatif yang menimbulkan ketidakpastian atau
perubahan lingkungan pengaturan dan perubahan jalur distribusi yang diharapkan.
3. ketentuan-ketentuan (hukum, peraturan, atau kontraktual) yang memungkinkan pembaharuan
atau perpanjangan aset hak atau masa kontrak tanpa biaya besar. Faktor ini mengasumsikan
bahwa ada bukti untuk mendukung pembaruan atau perpanjangan. disney juga harus mampu
menyelesaikan pembaruan atau perpanjangan tanpa modifikasi material dari syarat dan
kondisi yang ada.
4. tingkat pengeluaran pemeliharaan yang diperlukan untuk memperoleh arus kas yang
diharapkan dari aktiva tersebut. misalnya, tingkat material pemeliharaan yang diperlukan
dalam kaitannya dengan nilai tercatat aktiva tersebut mungkin menyarankan masa manfaat
yang sangat terbatas.
5. tindakan hukum. peraturan, atau kontrak ketentuan yang mungkin membatasi masa manfaat.
6. masa manfaat yang diharapkan dari aktiva lain atau kelompok aset yang masa manfaat aset
tidak berwujud mungkin berhubungan (seperti hak sewa untuk studio).
IFRS mengharuskan perusahaan untuk menaksir nilai residu yang diestimasi dan
kegunaan dari asset tidak berwujud paling tidak per tahun. Apa yang terjadi jika umur dari asset
tidak berwujud dengan umur terbatas itu berubah? Dalam hal ini, sisa nilai tercatat harus
diamortisasi melebihi sisa manfaat yang diperbaiki. Perusahaan juga harus mengevaluasi asset
tidak berwujud dengan umur terbatas per tahun untuk menentukan apakah ada indikasi dari
penurunan nilai. Jika ada indikasi penurunan nilai, uji penurunan nilai dilakukan. Kerugian
penurunan nilai harus diakui untuk jumlah nilai tercatat dari asset tidak berwujud lebih sedikit
dari nilai yang dapat diperoleh kembali. Mengingat kembali bahwa nilai yang dapat diperoleh
kembali lebih besar dari nilai wajar dikurang harga jual atay nilai yang digunakan. (kita akan
mengulas penurunan nilai dari asset tidak berwujud lebih dalam di bab selanjutnya.)
Jika tidak ada faktor-faktor (hukum, peraturan, kontraktual, kompetitif, atau yang lain)
yang membatasi manfaat dari asset tidak berwujud, perusahaan menganggap umurnya tidak
terbatas. Umur tidak terbatas maksudnya ialah bahwa tidak ada batas yang dapat diduga dalam
periode waktu dimana asset tidak berwujud diharapkan untuk menghasilkan arus kas. Perusahaan
tidak mengamortisasi asset tidak berwujud dengan umur yang tidak terbatas. Untuk
mengilustrasikannya, asumsikan Double Clik Inc. mengakuisisi merek dagang yang digunakan
untuk membedakan produk konsumen terkemuka. Ia memperbaharui merek dagang nya setiap 10
tahun. Semua bukti mengindikasikan bahwa merek dagang produk ini akan menghasilkan arus
kas untuk periode waktu yang tidak terbatas. Dalam hal ini, merek dagang memiliki umur yang
tidak terbatas; Double Clik tidak mencatat amortisasinya.
Perusahaan juga harus menguji asset tidak berwujud dengan umur tidak terbatas untuk
penurunan nilai paling sedikit per tahun. Uji penurunan nilai untuk asset tidak berwujud dengan
umur tidak terbatas mirip dengan asset tidak berwujud dengan umur terbatas. Yaitu, kerugian
penurunan nilai harus diakui untuk nilai yang karena itu, kerugian impairment seharusnya diakui
sebesar jumlah yang nilai carrying amont dari aset tidak berwujud yang mepunyai masa hidup
tidak terbatas adalah kurang dari recoverable amount
Pelanggan terkait aset tidak berwujud hasil dari interaksi dengan pihak luar.
Contohnya termasuk daftar pelanggan,pesanan atau produksi backlog, dan kedua hubungan
pelanggan kontrak dan noncontractual.
Kontrak aset tidak berwujud yang terkait merupakan nilai hak yang timbul dari
persetujuan kontrak, Contoh persetujuan atas fanchise dan perizinan, konstruksi, izin, hak siaran,
dan kontrak layanan atau pasokan.
Di beberapa negara, pemegang patent mempunyai hak yang esklusip untuk memproduksi
dan menjual suatu produk atau memprosesnya selama jangka waktu 20 tahun tanpa gangguan
atau pelanggaran oleh orang lain[9]. Perusahaan seperti Merck(USA) dan Canon (JPN)
mendirikan patent dan mebangun hak eskulsip yang telah diberikan oleh patent[10]. ada dua
macam principal di patent, product patent, yang mengcover produk fisik yang sebenarnya, dan
process patent, yang dimana mengatur proses pembuatan produk.
Perusahaan bisa mengamortisasi cost dari paten dengan legal lifenya atau useful lifenya
(periode di mana benefit diterima)—yang mana salah satu di antara keduanya yang lebih pendek.
Jika Samsung memiliki paten dari tanggal ia diberikan, dan mengharapkan paten jadi berguna
selama legal lifenya, perusahaan harus mengamortisasinya sebanyak 20 tahun. Jika diketahui
bahwa paten akan bisa berguna untuk periode yang lebih pendek, lima tahun misalnya, ia harus
mengamortisasi costnya sebanyak lima tahun.
Goodwill
Meskipun perusahaan boleh mengkapitalisasi jumlah tertentu dari biaya yang benar-benar
terjadi dalam mengembangkan aset yang dapat diidentifikasi secara terperinci seperti paten dan
hak cipta, jumlah yang dikapitalisasi pada umumnya tidak signifikan. Namun perusahaan
mencatat jumlah yang material dari intangible aset ketika pembelian intangible aset tersebut,
khususnya dalam situasi yang melibatkan sebuah penggabungan bisnis (pembelian bisnis yang
lain).
Pencatatan Goodwill
Pencatatan goodwill secara internal. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak
boleh dikapitalisasi dalam akun. Alasannya? Mengukur komponen-komponen goodwill terlalu
rumit, dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat di masa depan terlalu sulit. Manfaat
goodwill di masa depan mungkin tidak memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan
dalam pengembangan goodwill tersebut. Tambahan ketidakpastian lainnya, goodwill bahkan
mungkin ada tanpa adanya biaya spesifik untuk mengembangkannya. Akhirnya, karena tidak
terjadi transaksi objektif dengan pihak luar, banyak sekali subjektifitas – bahkan kekeliruan –
yang mungkin terjadi.
Dibanyak kasus, nilai dari non-current assets seperti property, plant, and equipment
(PPE) dan aset tidak berwujud mengalami peningkatan secara substansial selama tahun tersebut.
Perbedaan ini bisa saja disebabkan oleh estimasi masa manfaat yang tidak akurat, pembebanan
terus menerus atas pengeluaran kecil (kurang dari $300), estimasi nilai sisa yang tidak akurat,
dan penemuan beberapa aset yang tidak tercatat. (Contoh, pada kasus Tractoring Company,
analisis menunjukan paten mempunyai fair value $18,000.) Atau, fair value mengalami
peningkatan substansial.
Penghapusan Goodwill
Perusahaan mengakui goodwill dari dalam suatu bisnis dan menganggap bahwa goodwill
mempunyai hidup yang tak terbatas dan perusahaan tidak mengamortisasinya. Walaupun nilai
goodwill bisa menurun sepanjang waktu, memperkirakan hidup yang sebenarnya dari goodwill
dan pola amortisasi adalah cukup sulit. Sebagai tambahan, investor mancari biaya amortisasi
dalam sedikit penggunaan dievaluasi performa keuangan.
Lebih jauh lagi, komunitas investasi ingin mengetahui berapa jumlah investasi di dalam
goodwill, yang mana merupakan asset tidak berwujud terbesar dalam laporan keuangan suatu
perusahaan. Kemudian, perusahaan menyesuaikan carrying value hanya ketika goodwill di
impaired (nilai asset menurun). Pendekatan ini secara signifikan berpengaruh terhadap laporan
keuangan beberapa perusahaan.
Beberapa orang meyakini bahwa nilai goodwill akan menghilang pada akhirnya.
Kemudian mereka berpendapat perusahaan membabankan goodwill melalui beban/expense
selama periode yang dipengaruhi, untuk mencocokan beban dan pendapatan. Yang lain
berpendapat bahwa perlakuan akuntansi untuk goodwill yang diperoleh dengan pembelian dan
goodwill yang dibentuk secara internal harus konsisten. Mereka memandang bahwa perusahaan
sesegera mungkin membebankan goodwill yang dibuat secara internal dan harus mengikuti
perlakuan akuntansi untuk goodwill yang diperoleh dengan pembelian. Walaupun pendapat ini
mempunyai kelebihan, goodwill yang tidak diamortisasi digabung dengan impairment test yang
cukup harus menyediakan informasi keuangan yang paling berguna untuk komunitas investasi.
Kita mendiskusikan akuntansi untuk impairment goodwill di bab berikutnya
Bargain Purchase
Dalam beberapa kasus, pembeli dalam gabungan bisnis membayar kurang dari fair value
dari identifiable net assets. Situasi seperti itu disebut bargain purchase. Bargain purchase
timbul karena ketidaksempurnaan pasar; penjual lebih mendapat untung bila menjual asset
sendirian daripada menjual asset bersama-sama. Situasi ini (misal: likuidasi yang dipaksakan
sebagai akibat dari kematian pendiri perusahaan) dimana harga pembelian lebih kecil daripada
harga net identifiable asset. Kelebihan ini dicatat sebagai gain oleh pembeli.
IASB mencatat bahwa economic gain adalah bagian penting dari bargain purchase.
Pembelian akan menguntungkan bila fair value benda yang telah didapatkan melebihi jumlah
uang yang dikeluarkan. Some expressed concern that some companies may attempt inappropriate
gain recognition by making an intentional error dalam pengukuran asset ataupun kewajiban.
IASB pun mensyaratkan perusahaan untuk melaporkan keadaan gain transaksi ini. Pelaporan
seperti ini membantu para pengguna untung mengevaluasi kualitas pendapatan yang terjadi.
Sebuah intangible asset dianggap rusak ketika perusahaan tidak bisa memulihkan
carrying amount suatu asset dengan menggunakan maupun menjualnya. Seperti yang
didiskusikan pada bab 11, untuk menjelaskan apakah asset jangka panjang (property plant
equipment atau intangible asset) sudah rusak, sebuah review dibuat dari kemampuan suatu asset
menghasilkan kas lewat penggunaan atau penjualan. Jika carrying amount lebih dari recoverable
amount, selisihnya dicatat sebagai impairment loss. Bila sebaliknya, impairment loss tidak
dicatat. Prosedur spesifik untuk mencatat kerusakan tergantung pada jenis intangible asset –
limited life atau indefinite life (termasuk goodwill).
Apakah yang terjadi jika suatu pengulangan dalam suatu tahun yang akan datang
mengindikasikan suatu Intangible Asset yang tidak lebih lama masa Impairmnet karena nilai
wajar dari asset lebih tinggi dari carrying amount-nya ? Dalam kasus tersebut, kerugian
impairment bisa dibalik untuk mengilustrasikannya, contoh patent lerch yang berlanjut,
diasumsikan bahwa masa yang tersisa dari patent tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa
sebesar nol (0). Penilaian kembali nilai tercatat dari patent setelah impairment adalah $2.000.000
($5.000.000 – $3.000.000). Jadi amortisasi Lerch adalah sebesar $400.000 ($2.000.000/5) atas
masa patent yang tersisa selama 5 tahun. Amortisasi Expense dan nilai tercatat yang terkait
setelah impairment ditunjukkan dalam ilustrasi 12-8
Jumlah dari Recovery of impairment loss dilaporkan dalam bagian “other income and
expense” di Income Statement. Nilai tercatat dari patent sekarang adalah $1.750.000
($1.600.000+$150.000).15 Masa yang tersisa dari patent diasumsikan selama 4 tahun, Lerch
mencatat amortisasi expense di tahun 2012 sebesar $437.500 ($1.750.000/4)
Impairment Intangible Asset dengan umur yang tidak terbatas selain Goodwill
Intangible Asset dengan umur manfaat yang tidak terbatas (selain Goodwill) harus diuji
Impairmnet-nya paling tidak setahun sekali.16 Pengujian Impairment untuk Intangible asset
selain goodwill ini adalah pengujian nilai wajar. Pengujian ini membandingkan nilai wajar
Intangible Asset dengan jumlah tercatatnya. Jika nilai wajar dari Intangible Asset lebih kecil
daripada jumlah tercatatnya maka Impairment-nya diakui .
Waktu untuk tes penurunan nilai goodwill sama dengan aset tidak berwujud lainnya
dengan masa manfaat yang tidak tentu. Artinya, perusahaan harus menguji goodwill setidaknya
setiap tahun. Namun, karena goodwill menghasilkan arus kas hanya dalam kombinasi dengan
aset lainnya, tes penurunan nilai dilakukan berdasarkan pada unit penghasil kas dimana goodwill
dikaitkan. Ingat dari diskusi kita dalam bab 11 bahwa perusahaan mengidentifikasi unit
penghasil kas didasarkan pada grup terkecil yang dapat diidentifikasi atas aktiva yang
menghasilkan aliran kas secara independen terpisah dari arus kas dari aset lainnya. Berdasarkan
IFRS, ketika sebuah perusahaan mencatat goodwill dalam penggabungan usaha, perusahaan
harus menetapkan goodwill ke unit penghasil kas yang diharapkan dapat memberikan manfaat
dari sinerginya dan manfaat lain yang timbul dari penggabungan usaha tersebut.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Kohlbuy Corporation memiliki tiga divisi.
Perusahaan membeli salah satu divisi, Pritt Products, pada empat tahun lalu sebesar $ 2 juta.
Sayangnya, Pritt mengalami kerugian usaha selama tiga kuartal terakhir. Manajemen Kohlbury
sekarang meninjau divisi (unit penghasil kas), untuk tujuan pengujian penurunan nilai tahunan.
Ilustrasi 12-10 mencatat aktiva bersih divisi Pritt, termasuk Goodwill yang terkait senilai $
900,000 dari pembelian.
Illustrasi 12-10
Kohlbuy menentukan jumlah yang dapat diperoleh kembali untuk divisi Pritt menjadi $
2.800.000, berdasarkan estimasi nilai yang digunakan. Karena nilai wajar divisi melebihi nilai
tercatat aktiva bersih, Kohlbuy tidak mengakui penurunan nilai.
Namun, jika jumlah yang dapat diperoleh kembali untuk Divisi Pritt kurang dari nilai
tercatat aktiva bersih, maka Kohlbuy harus mencatat sebuah penurunan. Untuk mengilustrasikan,
asumsikan bahwa jumlah terpulihkan untuk Divisi Pritt adalah 1.900.000 $ bukan $ 2.800.000.
Ilustrasi 12-11 menghitung jumlah kerugian penurunan nilai untuk direkam.
Illustrasi 12-11
Jika kondisi berubah pada periode-periode selanjutnya, seperti perolehan kembali nilai
asset pritt division selain goodwill lebih tinggi dari nilai perolehannya, kohlbuy akan membalik
jurnal kerugian atas penyusutan asset pritt division selain dari goodwill. Pembalikan jurnal
kerugian atas penyusutan goodwill tidak diperkenankan.
BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Biaya penelitian dan pengembangan (R&D) tidak termasuk ke dalam Intangible Assets.
Akan tetapi, kami menghadirkan akuntansi untuk R&D ini karena Aktivitas R&D sering muncul
dalam pengembangan Patens atau Copyrights (seperti, produk baru, proses, ide, formula,
komposisi, dan karya sastra).
IFRS mengharuskan semua biaya penelitian dibebankan ke beban pada saat terjadinya.
Biaya pengembangan boleh atau tidak boleh dibebankan ke beban pada saat terjadinya. Sekali
suatu proyek melangkah pada tahap pengembangan, biaya pengembangn tertentu dikapitalisasi.
Kapitalisasi dimulai ketika proyek sudah cukup jauh berjalan sepanjang proses sehingga manfaat
ekonomi dari proyek penelitian dan pengembangan (R&D) mengalir pada perusahaan (proyek
secara ekonomis tetap berjalan).19 Untuk tujuan kegiatan rumah tangga, diasumsikan bahwa
semua biaya penelitian dan pengembangan (R&D) dibebankan ke beban pada saat terjadinya
kecuali kalau dinyatakan sebaliknya.
Sebagian besar dari biaya-biaya ini dibebankan ketika dikeluarkan, yang serupa dengan
akuntasi untuk biaya penelitian dan pengembangan (R&D). Suatu penjelasan singkat mengenai
biaya-biaya tersebut disajikan berikut ini.
5. Gaji staff penelitian yang mendesain scanner dibiayakan seketika sebagai Biaya penelitian
laser bone baru R&D
6. Biaya penelitian yang terjadi dibawah Dicatat sebagai receivable Bukan biaya R&D
kontrak dengan New Horison, Inc, dan
(expense yang dapat
ditagih bulanan
dibayar kembali
7. Biaya bahan baku, tenaga kerja dan dibiayakan seketika Tidak memenuhi
overhead atas prototype scanner laser sebagai R&D criteria pengakuan
(kelangsungan hidup ekonomi tidak
tercapai
8. Biaya mengetes prototype dan modifikasi dibiayakan seketika Tidak memenuhi
desain (kelangsungan hidup ekonomi tidak sebagai R&D criteria pengakuan
tercapai)
9. Upah legal untuk memperoleh paten pada Dikapitalisasi Biaya langsung paten
scanner laser yang baru sebagai paten dan
diamortisasi pada
overhead sebagai
bagian dari biaya
pembuatan barang
10. Gaji eksekutif dibiayakan sebagai Bukan biaya R&D
operating expense (general and
administrative expense
11. Biaya penelitian marketing untuk dibiayakan sebagai Bukan biaya R&D
mempromosikan scanner laser yang baru operating expense (selling expense
12. Biaya tehnik mesin yang terjadi untuk Dikapitalisasi sebagai R&D Memenuhi kriteria
kemajuan scanner laser ke tingkat produksi pengakuan
penuh (kelangsungan hidup ekonomi
13. Biaya atas kesuksesan mempertahankan Dikapitalisasi sebagai paten Biaya langsung paten
paten pada scanner laser dan diamortisasi pada
overhead sebagai bagian
dari biaya pembuatan
barang
14. Komisi untuk staff penjualan yang dibiayakan sebagai Bukan biaya R&D
memasarkan scanner laser yang baru operating expense (selling expense
Biaya awal
Biaya awal dikeluarkan untuk suatu aktivitas tunggal untuk memulai operasi baru.
Contohnya meliputi pembukaan pabrik/gedung baru, perkenalan suatu produk atau jasa baru,
atau membuka bisnis di suatu wilayah baru. Biaya awal meliputi biaya organisasional, seperti
biaya pembuatan perizinan secara hukum yang terjadi untuk mengembangkan badan usaha baru.
Biaya yang mungkin akan dilibatkan:
1. Biaya perjalanan yang terkait ; biaya yang terkait dengan gaji pegawai, dan biaya yang
terkait dengan penelitian, akuntansi, pajak, dan urusan dengan pemerintah.
2. Pelatihan pegawai local yang berkaitan dengan produksi, perawatan, sistem komputer,
keuangan, dan operasi.
3. Perekrutan, pengorganisasian, dan pelatihan yang berkaitan dengan pembentukan jaringan
distribusi.
Biaya Iklan
Selama bertahun-tahun, PepsiCo (AS) telah mempekerjakan berbagai bintang pop, seperti
Justin Timberlake dan Beyonce, untuk mengiklankan produk-produknya. Bagaimana seharusnya
mereka melaporkan biaya iklan seperti biaya yang berkaitan dengan juru bicara bintang pop
tersebut? Pepsi bisa membebankan biaya itu dalam berbagai cara:
Pertanyaan Konseptual
Persyaratan bahwa perusahaan membebankan biaya dengan segera pada semua biaya
penelitian dan biaya pengembangan sebelum kelayakan ekonomi dicapai (serta biaya awal)
merupakan hal yang konservatif, juga solusi yang praktis. Hal ini memastikan konsistensi dalam
praktek dan keseragaman antar perusahaan. Tetapi praktek menghapuskan biaya secara langsung
yang dibuat dengan harapan keuntungan di masa mendatang secara konseptual dianggap salah.
Pendukung dari metode pengeluaran langsung berpendapat bahwa dari sudut pandang
laporan laba rugi, aplikasi jangka panjang dari standar ini sering membuat sedikit perbedaan.
Mereka berpendapat bahwa karena sifat dari penelitian dan pengembangan yang sedang
berlangsung, jumlah biaya penelitian dan pengembangan yang dibebankan ke setiap periode
akuntansi adalah sama, apakah ada pembebanan langsung atau kapitalisasi dan amortisasi
berikutnya.
Yang lainnya mengkritik praktek ini. Mereka meyakini bahwa Laporan Posisi Keuangan
seharusnya melaporkan sebuah aktiva tak berwujud yang terkait pada pembelanjaan-
pembelanjaan yang mempunyai manfaat di masa yang akan datang. Untuk mencegah kapitalisasi
semua biaya penelitian berpindah dari laporan posisi keuangan yang mungkin merupakan aktiva
perusahaan yang paling banyak tersedia. Standar ini memperkenalkan satu dari beberapa
perdagangan yang dibuat diantararelefansi, keterwakilan, dan perbandingan biaya-keuntungan.
Bermerek
Untuk kebanyakan perusahaan, mengembangkan sebuah gambaran merek yang kuat
adalah sama pentingnya dengan mengembangkan produk-produk yang mereka jual. Sekarang,
lebih dari yang pernah ada, perusahaan melihat kehebatan merek yang kuat, dikembangkan
dengan investasi-investasi pengiklanan yang signifikan dan penting.
Pada laporan laba rugi perusahaan sebaiknya menyajikan biaya amortisasi dan kerugian
impairment serta pembalikan untuk aset tak berwujud selain daripada nama baik dipisahkan
dalam keuntungan bersih ( biasanya dalam bagian operasi ) , biasanya disajikan sebagai bagian
yang terpisah.
Catatan atas laporan keuangan sebaiknya memasukkan informasi tentang perolehan aset
tak berwujud , memasukkan biaya amortisasi sebagai bagian dari aset . catatan ini juga
memasukkan perubahan pada nilai terbawa bagian aset yang tak berwujud selama periode
tersebut.
Sudut Pertemuan
Aset Tak Nampak
Terdapat beberapa perbedaan signifikan antara IFRS dan U.S. GAAP dalam akuntansi
untuk aset tak nampak dan kerusakan. U.S. GAAP yang berhubungan dengan aset tak nampak
dipresentasikan menurut literatur FASB dalam reputasi baik dan aset tak nampak lain dan
kombinasi bisnis. Akuntansi untuk penelitian dan pengembangan, biaya permulaan dan biaya
iklan dinyatakan dalam bagian berbeda dari literatur FASB.
Fakta Relevan
a. U.S. GAAP dan IFRS memisahkan biaya yang berhubungan dengan penelitian dan
pengembangan menjadi dua komponen. Biaya dalam fase penelitian selalu dibebankan pada
IFRS dan U.S. GAAP. Menurut IFRS, bagaimanapun, biaya dalam fase pengembangan
dikapitalisasi ketika kesuksesan ekonomi diraih.
b. Ketika IFRS mengizinkan beberapa kapitalisasi dari aset tak nampak yang dihasilkan sendiri
(misalnya jenis dan biaya pengembangan memenuhi kriteria kesuksesan ekonomi), U.S.
GAAP memerlukan pembebanan dari seluruh biaya penelitian dan pengembangan.
c. Dibawah U.S. GAAP, kerugian atas kerusakan diukur sebagai kelebihan dari jumlah yang
dibawa melebihi nilai wajar aset. Dibawah IFRS, uji kerusakan didasarkan pada jumlah aset
yang dibawa dibandingkan dengan jumlahnya yang dapat kembali (nilai wajar aset yang
lebih tinggi dikurangi biaya untuk menjual dan nilainya yang terpakai).
d. Ketika IFRS mengizinkan mengubah kerugian atas kerusakan ketika terjadi perubahan dalam
kondisi ekonomi atau penggunaan aset yang diyakini, dibawah U.S. GAAP, kerugian atas
kerusakan tidak dapat dibalik untuk aset yang disimpan dan digunakan; kerugian atas
kerusakan menghasilkan dasar pembiayaan baru untuk aset. IFRS dan U.S. GAAP sama
dengan akuntansi untuk kerugian aset yang disimpan untuk dialihkan.
e. Dengan masalah dari pernyataan pertemuan baru-baru ini pada kombinasi bisnis (IFRS 3 dan
IFRS No.141 – Telah direvisi), IFRS dan U.S. GAAP sangat sama untuk perolehan aset tak
nampak dalam kombinasi bisnis. Sehingga, perusahaan mengakui sebuah aset tak nampak
terpisah dari reputasi baik jika aset tak nampak merepresentasikan kontraktual atau hak yang
sah atau kemampuan untuk dipisah atau dibagi dan dijual, dikirim, diberi hak cipta,
disewakan atau diubah. Sebagai tambahan, dibawah U.S. GAAP dan IFRS, perusahaan
mengakui perolehan penelitian dan pengembangan dalam proses (IPR&D) sebagai aset tak
nampak terpisah jika memenuhi definisi dari aset tak nampak dan nilai wajarnya dapat diukur
secara andal.
Oleh:
UNIVERSITAS MATARAM
2012