Anda di halaman 1dari 2

Landasan Pikiran Dan Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga
jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengakuan pendapatan tidak boleh
menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu, secara konseptual pendapatan hanya
dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability), dan keterandalan (reliability).
Kualitas tersebut harus diopersionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan. Untuk
menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan pendapatan, perlu dipahami
dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi pendapatan.

A. Pembentukan Pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan
bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan menjadi ada. Dengan kata lain,
apakah pendapatan itu timbul dari keadaan produktif atau karena kejadian tertentu.
Konsep ini menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun atau terhal bersamaan
dan dengan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan
dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep dasar ini sering disebut pendekatan
proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan.
Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil capaian serta kontiuitas
usaha. Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenesitas kos yaitu bahwa semua
kegiatan atau unsur di dalamnya mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama
dalam menghasilkan pendapatan.
B. Realisasi Pendapatan
Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik produk
telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Konsep realisasi atau
pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan
pendapatan yaitu:
1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya.
2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset
lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan
konfirmasi proses penghimpunan dana.

C. Kriteria Pengakuan Pendapatan


Kriteria pengakuan pendapatan adalah pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk
selesei diproduksi dan penjualan benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan
penyerahan barang. Dengan kata lain, pendapatan belum dapat dikatakan ada dan diakui
sebelum ada penjualan yang nyata. Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah
satu dari dua kriteria berikut dipenuhi:
- Konsumsi manfaat (consumption of benefits)
Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan
atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atau
sentral entitas tersebut.
- Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future benefits)
Biaya atau rugi diakui bilamana asset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan
telah berkurang manfaat ekonomiknyan atau tidak lagi mempunyai manfaat
ekonomik.

Anda mungkin juga menyukai