Anda di halaman 1dari 18

ELEMEN LAPORAN KEUANGAN:

ASET
Nama Kelompok
Education 01 Adelphia Christian Wibowo
Plan 1707532118

02 Made Vikananda Narensi Sutela


1707532127

03 Luh Putu Arwati Cahyaningrum


1707532142

04 Anak Agung Istri Sintya Pradnyawati


1707532145
A. Definisi Aset
FASB
FASB mendefinisi asset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut
(SFAC No. 6, prg.25):
Assetts are probable future economic benefits obtained or contolled by a
particular entity as a results of past transactions or events
(Aset adalah mnfaat elektronik masa datang yang cukup pasti yang
diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu)
dengan makna sama, IASC mendefinisi asset sebgai berikut:
an asset is a resource controll
Definisi Aset
IASC
IASC mendefinisi asset sebgai berikut:
an asset is a resource controlled by the enterprise as a result of past
events and from which future economic benefits are expected to flow to
the enterprise
Definisi Aset
AASB
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting
Standars Board (AASB) mendefinisi asset sebagai berikut:
Assets are service potential or future economic benefits controlled by the
reporting entity as a result of past transaction or othe past events
APB dan Ijiri mendefinis aser sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan sehingga
suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transaksi ekonomik. APB juga
membedakan asset menjadi sumber ekonomik dan non sumber ekonomik. APB No.4 merinci asset yang
digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai berikut:

01 02 03 04 05
Sumber Produk yang Klaim untuk Hak pemilikan
Uang
Produktif merupakan menerima atau investasi
keluaran uang pada
kesatuan perusahaan
usaha lain
APB secara implisit menekankan pengertian asset sebagai sesuatu yang nyata-nyata dapat
digunakan dalam kegiatan produktif (penyediaan barang dan jasa).

Manfaat Ekonomik Karakteristik Pendukung

1. Melibatkan Kos
2. Berwujud
3. Tertukaran
4. Terpisahkan
Content Title 5. Berkekuatan Hukum
Here

Akibat Transaksi atau Dikuasai oleh entitas


kejaadian masa lalu
B. Pengakuan
Menurut Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan kondisi perlu (necessary) dan kondisi cukup (sufficient) yang
merupakan penguji (test) yang cukup rinci untuk mengakui aset tersebut, yaitu:

Sumber Elektronik Berkaitan dengan


Deteksi adanya aset
dan Kewjiban Entitas

Berkaitan dengan Verifikasi


Mengandung Nilai
Waktu Pelaporan
Bila kaidah pengakuan tidak dipenuhi, kos harus
diperlakuakn menjadi beban pendapatan sebagai
biaya atau rugi.

a. Beban Tangguhan
Kos yang mempunyai karakteristik unik sehingga
menimbulkan masalah penangguhan pembebanan
misalnya adalah yang terlibat dalam transaksi,
kejadian, atau keadaan berikut:
1. Sewaguna
2. Bunga selama masa konstruksi asset tetap
3. Riset dari pengembangan
4. Eksploitasi minyak dan gas bumi
5. Eksplorasi minyak valuta asing
6. Sumber daya manusia
7. Kos organisasi
b. Sewaguna
(lease)

menimbulkan masalah pelik dalam pengakuan


asset karena sewaguna diperlakukan sebagai
sewa-menyewa biasa sehingga jumlah rupiah
sewa yang dibayarkan diperlakuakan sebagai
biaya sewa. Praktik semacam ini, disebut
pendanaan lepas-neraca (off-balance-sheet
financing) dipandang tidak sehat dari segi
pelaporan keuangan karena terdapat utang yang
cukup besar yang tidak dilaporkan di dalam
neraca.
• Infographic Style
c. Aset Memenuhi Syarat
Kapitalisasi bunga dapat dilakukan untuk Atas dasar ketentuan di atas maka ada aset
aset berikut ini: yang tidak dapat dijadikan obyek
kapitalisasi yaitu:

1. Aset yang dibangun/diproduksi untuk 1. Aset yang bersangkutan sudah siap


digunakan sendiri oleh perusahaan. digunakan sesuai dengan tujuan
pembangunan atau sedang digunakan dalam
kegiatan menghasilkan pendapatan.

2. Aset yang dibangun/diproduksi dengan


tujuan untuk dijual sebagai unit/proyek yang
berdiri sendiri 2. Aset yang bersangkutan belum digunakan
untuk tujuan menghasilkan pedapatan dan
juga tidak sedang mengalami
penyeleseian/perbaikan atau aktivitas lain
yang diperlukan untuk menjadikan aktiva
tersebut siap digunakan lagi dalam operasi
d. Besarnya Kapitalisasi Bunga

Apabila dana rata-rata yang tertanam dalam konstruksi tidak


melebihi dana pinjaman, maka tarif yang digunakan adalah 01
tingkat bunga pinjaman untuk konstruksi tersebut.

Apabila dana rata-rata tertanam dalam konstruksi melebihi 02


besarnya dana pinjaman untuk konstruksi tersebut, maka tarif
kapitalisasi untuk kelebihan dana yang tertanam tersebut
adalah rata-rata tertimbang dari tingkat bunga sumber dana
lainnya.
e. Periode Kapitalisasi

Uang muka untuk Kegiatan konstruksi tetap Cost bunga telah terhimpun
konstruksi telah dibayar berlangsung dan tidak terhenti cukup atau terjadi bersamaan
lama selama periode bersangkutan dengan berjalannya
pembangunan konstruksi.
f. Pengungkapan
Agar statemen keuangan tetap informatif hal-hal berikut ini
harus diungkapkan sebagai penjelasan statemen keuangan:

Bila tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, total bunga yang
terjadi selama periode dan dibebankan sebagai biaya periode
tersebut.

Bila sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total yang terjadi


dan bagian yang dikapitalisasi
C. PENGUKURAN

Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk


mendefinisi aset tetapi merupakan kriteria
pengakuan aset. Salah satu kriteria pengakuan
aset adalah keterukuran (measurability) manfaat
ekonomik masa datang. Yang dimaksud
pengukuran dalam pembahasan disini adalah
penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan
pada suatu objek aset pada saat terjadinya yang
akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran
fisis objek tersebut
Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis yaitu:

1. Pengukuran 2. Pencatatan
3. Pembebanan ke
(measurement), berikutnya dalam
pendapatan perioda
pengakuan rangka mengikuti
berjalan atau perioda-
(recognition), dan aliran fisis aset
perioda yang akan
klasifikasi berupa
datang.
(classification) alokasi,distribusi,
dan penggabungan

a. Kos Sebagai b. Penghargaan c. Pengukuran d. Rugi dalam


Pengukur dan Sepakatan Kos Pemerolehan
Bahan Olah Sebagai Bukti Aset
Akuntansi
D. Penyajian
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip
akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:

Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca


berformatakun atau di bagian atas dalam neraca berformat
laporan
01

Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-
aset tetap. 02 04 pos tertentu harus diungkapkan (misalnya
metode depresiasi aset tetap dan dasar penilaian
sediaan barang).

Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau


03
kelancarannya, yang paling lancar dicantumkan pada urutan
pertama.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai