Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASET
Untuk memenuhi tugas matakuliah Teori Akuntansi yang dibimbing oleh :

Bapak Drs. Sunarto , Ak.,MM., CA

Disusun oleh :

Kelompok 8

1. Yullyana Mulyadi A.2016.1.34005


2. Mochammad Taufik Tegar W. A.2016.4.34017
3. Kastelia Azaria A.2016.1.34027
4. Gibran Girindra Yasir A.2016.1.34044
5. Sami Gandhi Bununaek A.2016.4.34050

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


MALANGKUҪEҪWARA
OKTOBER 2018
2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha


di kemudian hari. Aset merupakan elemen laporan keuangan yaitu neraca yang
akan membentuk informasi berupa posisi keuangan perusahaan bila dihubungkan
dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset merepresentasikan
potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha/perusahaan untuk
menyediakan barang dan jasa.

Aset atau aktiva bisa diperolah dengan cara diproduksi atau dibangun
sendiri, bisa didapat dengan dibeli, pertukaran aset maupun sumbangan dari pihak
lain. Jika ditelaah, kepemilikan aset tidak hanya mengenai aset aset yang ber-hak
milik saja, Tetapi bisa juga hak hak yang lain misalnya hak sewa, hak guna
bangunan, hak tagih, hak pakai maupun yang lainnya.

Sebagai seorang mahasiswa akuntansi memahami aset secara mendalam


merupakan kewajiban, karena aset adalah elemen dari laporan posisi keuangan
yang mana amat penting dalam dunia profesi akuntansi. Oleh sebab itu kami
penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mataeri mengenai aset dalam
makalah ini yang akan kami paparkan pada bab 2 pembahasan.

I.2 Tujuan

Makalah ini disusun dengan maksud sebagai berikut:

I.2.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Accounting Theory

I.2.2 Untuk lebih memahami secara mendalam mengenai apa itu Aset

I.2.3 Untuk lebih memahami apa saja karakteristik Aset.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN ASET

Aset adalah sumber daya yang dikuasi oleh perusahaan sebagai akibat dari
kejadian yang terjadi pada masa lalu dan mendatangkan manfaat ekonomis di
masa depan bagi perusahaan.

Aset bisa diperolah dengan cara diproduksi atau dibangun sendiri, bisa
didapat dengan dibeli, pertukaran aset maupun sumbangan dari pihak lain. Jika
ditelaah, kepemilikan aset tidak hanya mengenai asset-aset yang ber-hak milik
saja, Tetapi bisa juga hak hak yang lain misalnya hak sewa, hak guna bangunan,
hak tagih, hak pakai maupun yang lainnya. Perbedaan hak kepemilikan tersebut
nantinya akan mempengaruhi jenis item dan penggolongan aktiva didalam laporan
keuangan.

Menurut suwardjono dalam buu teori akuntansi, aset merupakan elemen


neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila di
hubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan equitas. Aset
merepresentasi potensi jasa fisis dan non fisis yang memampukan badan usaha
untuk menyediakan barang dan jasa.

FASB mendefinisi asset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC


No. 6, prg. 25): Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
yang diperoleh atau di kuasai / dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu.

IASC mendefinisikan asset sebagai berikut : An asset is a resource controlled by


the enterprise as a a result of past events and from which future economic
benefits are expected to flow to the enterprise.

Definisi- definisi di atas memisahkan antara makna atau pengertian dan


pengukuran serta pengakuan sehingga definisi tersebut lebih bersifat semantik

3
4

daripada struktural. Definisi IASC menanggalkan kata probable karena dianggap


bahwa tia merupakan kriteria pengakuan bukan sifat dari asset.

DEFINISI YANG MENGGABUNGKAN MAKNA, PENGUKURAN, DAN


PENGAKUAN DIAJUKAN OLEH APB DALAM APB NO. 4 SEBAGAI
BERIKUT (PRG.132):

“ Assets- economic resource of an enterprise that are recognized and measured


in conformity with generally accepted accounting principles. Assets also include
certain deffered charges that are not resources but that are recognized and
measured in conformity with generally accepted accounting principles.”

APB No. 4 merinci asset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai
berikut (prg.57):

1. Sumber produktif (productive resources)

2. Produk (products) yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas:

a. Barang jadi yang menunggu penjualan.

b. Barang dalam proses.

3. Uang (money)

4. Klaim untuk menerima uang (claims to receive money)

5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain (ownership interest in


other enterprises).

Aset sebagai sesuatu yang nyata- nyata dapat digunakan dalam kegiatan produktif
( penyedia barang dan jasa). Nyata- nyata dapat digunakan berarti berwujud
(tangible) maupun tak berwujud (intangible). Sumber ekonomi yang didefinisi
APB di atas dapat diklasifikasi menjadi objek fisis (physical objects) dan hak
(rights).

APB menggolongkan bentuk atau jenis asset selain yang disebut di atas
sebagai non sumber ekonomik meskipun tetap masuk dalam pengertian aset. Non
sumber ekonomik meliputi beban atau pengurangan pendapatan tangguhan

4
5

(deferred charges) seperti: goodwill, rugi, selisih kurs, kos organisasi dan
beberapa pos yang timbul akibat penyesuaian (sering disebut pos-pos transitoris).

IASC memaknai manfaat ekonomik masa datang (future economic benefits)


bukan sebagai potensi jasa yang sekarang dikuasai badan usaha tetapi sebagai
manfaat yang diharapkan mengalir ke badan usaha. Tetapi manfaat yang di
datangkan atau yang mengalir ke badan usaha.

TIGA KARAKTERISTIK

Tiga karakteristik utama yang harus di penuhi agar suatu objek atau pos
dapat disebut asset yaitu : (a) manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti,
(b) dikuasai atau dikendalikan oleh entitas, dan (c) timbul akibat transaksi masa
lalu. Kriteria (a) merupakan kriteria utama dan lebih memuat aspek semantic
sedangkan kriteria (b) dan (c) lebih memuat aspek pengakuan daripada semantik.

MANFAAT EKONOMIK

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat
ekonomik di masa datang yang cukup pasti (probable). Sejalan dengan APB
FASB menyatakan bahwa asset adalah sumber ekonomi karena potensi jasa
(service potential) atau utilitas (utility) yang melekat di dalamnya yaitu suatu daya
atau kapasitas langka (scarce) yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha dalam
upayanya untuk mendatangkan pendapatan melalui kegiatan ekonomik yaitu
konsumsi, produksi, dan pertukaran.

Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang
dapat tia beli atau karena daya tukarnya. Dengan kata lain, potensi jasa kas dapat
di tukarkan dengan potensi jasa apapun yang diperlukan kesatuan usaha untuk
malaksanakan kegiatan ekonomiknya. Kemampuan ini disebut dengan daya beli
atas sumber ekonomik (command over resources). Daya beli uang menjadi
pengukur manfaat ekonomik masa datang.

Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan


dengan kas, barang, atau jasa karena dapat digunakan untuk memproduksi barang
dan jasa atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban. FASB

5
6

mengajukan dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menilai apakah pada saat
tertentua suatu pos atau objek masih dapat disebut asset yaitu:

(a) Apakah suatu pos yang di kuasai oleh suatu kesatuan usaha pada pada
mulanya mengandung manfaat ekonomik masa datang.

(b) Apakah semua atau sebagaian manfaat konomik tersebut masih tetap ada
pada saat penilaian.

DIKUASAI OLEH ENTITAS

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki
oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Pemilikan (ownership) mempunyai
makna yuridis atau legal. Artinya, untuk memiliki suatu objek diperlukan proses
yang disebut transfer hak milik (transfer of title). Bila pemilikan menjadi kriteria
asset, akan banyak pos yang tidak masuk sebagai asset sehingga tidak dapat
dilaorkan dalam neraca. Dengan kata lain, pemilikan sebagai kriteria akan
mengakibatkan banyak pos dilaporkan di luar neraca (off-balance sheet).
Substansi atau tujuan dari pemilikan adalah penguasaan.Mengemukakan bahwa
penguasaan atau kendali terhadap suatu objek dapat diperoleh dengan cara:

1. Pembelian ( by purchase)

2. Pemberian (by gift)

3. Penemuan (by discovery)

4. Perjanjian (by agreement)

5. Produksi / transformasi (by production / transformation)

6. Penjualan ( by sale)

7. Lain-lain seperti pertukaran (by barter), peminjaman (by loan),


penjaminan (by bailment), pengkonsignaan (by consignment) dan berbagai
transaksi komersial (by commercial transactions) yang dilakukan hokum atau
kebiasaan bisnis.

6
7

Jadi, pemilikan sebenarnya hanya merupakan karakteristik pendukung karena


hak yuridis yang melekat (disebut property right atau legal right) menguatkan
penguasaan.

Pendefinisian aset lebih difokuskan pada manfaat ekonomikmasa datang


yang dikuasai oleh entitas dan baru kemudian pada objek fisis dan pihak yang
menyediakan manfaat.

AKIBAT TRANSAKSI ATAU KEJADIAN MASA LALU.

Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan


sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek. Kriteria
pengakuan elemen adalah definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan.
Bahwa aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria
untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, manfaat
ekonomik dan penguasaan atau ha katas manfaat saja tidak cukup untuk
memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha untuk dilaporkan via
statement keuangan (neraca). Kriteria pengakuan yang lain harus dipenuhi
( keterandalan, keberpautan dan keterukuran).

FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena


transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan
(mengurangi aset). Aset atau nilainya dapat dipengaruhi oleh kejadian atau
keadaan yang sebagaian atau seluruhnya diluar kemampuan kesatuan usaha atau
manajemennya untuk mengendalikan.

KARAKTERISTIK PENDUKUNG

Ketiga karakteristik di atas, FASB menyebutkan beberapa karakteristik


pendukung yaitu melibatkan kos ( acquired at a cost), berwujud (tangible),
tertukarkan ( exchangeable), terpisahkan (severable) dan berkekuatan hokum
(legally enfor ceable).

 Melibatkan kos

Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos (pengeluaran sumbek


ekonomik misalnya kas) sebagai penghargaan sepakatan (measured

7
8

consideration). Bila kos terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi akibat
pertukaran atau pembelian, objek tersebut lebih kuat untuk masuk sebagai aset.
Akan tetapi, tiadanya kos tidak membatalkan suatu objek sebagai aset.

Esensi aset lebih terletak pada manfaat ekonomik masa datang daripada
pada terjadinya kos. Walaupun demikian, terjadinya kos merupakan hal
penting untuk mengaplikasi definisi kos. Walaupun demikian, terjadinya kos
merupakan hal penting untuk mengaplikasi definisi kos karena dua hal yaitu:
(1) sebagai bukti pemerolehan suatu aset dan (2) sebagai pengukur artibut aset
yang cukup objektif

 Berwujud

Bila suatu sumber ekonomik secara fisis dapat dapat diamati, tia memang
lebih kuat untuk disebut sebagai aset. Akan tetapi, keterwujudan (tangibility)
bukan kriteria untuk mendefinisi aset.

Mengajukan tiga tes (kriteria) untuk memasukkan suatu pos ke dalam aset
tak berwujud, yaitu:

1. Apakah pos tersebut diperoleh dari suatu transaksi dengan pihak


independent (arm’s length transaction)? Hal ini dimaksudkan akan tidak
terjadi penilaian lebih (over- valuation) atas aset tak berwujud.

2. Dapatkah manfaaat ekonomik masa datang yang diharapkan


diidentifikasi? Dapat diidentifikasi artinya dapat dikaitkan dengan kemampuan
perusahaan mendatangkan laba di masa mendatang. Hal ini dimaksudkan
untuk meyakinkan bahwa objek tak berwujud memenuhi kriteria utama aset.

3. Dapatkah kos pos tersebut dipisahkan dengan kos aset lain yang di
peroleh?

Misalnya suatu kesatuan usaha membeli sebuah mesin secara khusus


dirancang oleh perusahaan lain melalui riset dan pengembangan. Kos riset dan
pengembangan dapat menjadi aset tak berwujud bagi pembeli mesin bila
rancang bangun (design) menjadi hak eksklusif pembeli dan kosnya dapat
dipisahkan dari kos kontrak pembuatan mesin.

8
9

 Tertukarkan

Memenuhi syarat sebagai aset, suatu sumber ekonomik harus dapat


ditukarkan dengan sumber ekonomik lainnya. Syarat ini diajukan dengan
alasan bahwa manfaat ekonomik akan menjadi cukup pasti dan terukur kalau
suatu sumber ekonomik mempunyai daya atau nilai tukar uang. Dengan kata
lain, manfaat ekonomik diturunkan dari daya tukar.

 Terpisahkan

Syarat ini diajukan berkaitan dengan ketertukaran (exchangeability).


Untuk dapat ditukarkan suatu sumber ekonomik harus dapat dipisahkan
dengan sumber ekonomik yang lain atau berdiri sendiri.

 Berkekuatan Hukum

Penguasaan atau ha katas aset tidak harus didukung secara yuridis formal.
Klaim seperti piutang usaha tidak harus didukung oleh dokumen yang
mempunyai daya paksa secara hokum(legally enforceable) untuk memenuhi
definisi aset.

 Pengukuran

Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk mendefinikasikan aset tetapi


merupakan kriteria pengakuan aset. Salah satu kriteria pengakuan aset adalah
keterukuran (measurability) manfaat ekonomi masa mendatang. Yang di
maksud pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan
pada suatu objek aset pada saat terjadinya yang akan dijadikan data dasar
untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut. Dengan konsep kontinuitas usaha,
pos, atau sumber ekonomik akan mengalami tiga tahap perlakuan sejalan
dengan kegiatan usaha yaitu tahap pemerolehan (acquisition), pengolahan
(processing), dan penjualan/ penyerahan (sales/delivery). Tahap terakhir
(penjualan) melibatkan penyerahan barang atau jasa (keluarnya sumber
ekonomik).

Secara akuntansi, (aliran informasi), aliran fisis suatu sumber ekonomik


atau objek harus direpresentasi dalam jumlah rupiah sehingga hubungan antar

9
10

objek bermakna sebagai informasi. Kos merupakan representati kualitatif


suatu objek. Kos menjadi data dasar untuk mengikuti aliran fisis kegiatan
ekonomik badan usaha

Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga perlakuan akuntansi


mengikuti aliran fisis, yaitu :

● pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat terjadinya.


Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pengukuran
saja.

● pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa


alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal /
manajerial atau kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya seluruh
kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran

● pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau periode – periode yang


akan datang. Kos yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan
tetap melekat pada objek menjadi aset badan usaha. Untuk selanjutnya
seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pembebanan ke pendapatan.

Bila suatu pengeluaran sumber ekonomik yang mengukur kos suatu objek
dicatat sebagai aset, tia dikategori menjadi pengeluaran untuk kapital (capital
expenditures) sedangkan kalau tia dicatat sebagai biaya, tia dikategori sebagai
pengeluaran untuk pendapatan (revenue expenditures).

10
11

KOS SEBAGAI PENGUKUR DAN BAHAN OLAH AKUNTANSI.

Pengukur aset pada saat pemerolehan yang paling objektif adalah jumlah
rupiah yang terlibat dalam transaksi pertukaran antara dua pihak independent yang
sama- sama berkehendak ( arm’s length bargaining). Jumlah rupiah tersebut akan
menjadi bahan olah akuntansi yang disebut kos. Jadi, kos dalam arti luas
mempunyai makna sebagai agregat harga (price aggregate) dalam pemerolehan
suatu aset.

Jadi, penghargaan sepakatan (kos) dalam transaksi antar pihak independent


menjadi dasar pengukuran karena jumlah rupiah tersebut di anggap cukup
terandalkan untuk mendekati atau mengaporsimasi nilai sebenarnya (true value)
atau nilai wajar ( fair value) suatu objek pada saat transaksi.

PENGHARGAAN SEPAKATAN SEBAGAI BUKTI

SAHAM SEBAGAI PENGHARGAAN

KOS DALAM REORGANISASI.

Bila suatu perusahaan sudah berjalan atau beroperasicukup lama kemudian


mengalami reorganisasi, perubahan tersebut biasanya tidak mempunyai data kos
yang memadai untuk menentukan kos asset yang dikuasainya. Karena tujuan
reorganisasi biasanya adalah menentukan nilai perusahaan pada saat tersebut,
diperlukanlah taksiran nilai yang wajar seluruh asset perusahaan dengan
mempertimbangkan kondisi asset dan keadaan pasar pada waktu itu.

HADIAH ATAS HIBAH.

Masalah khusus timbul bilamana barang atau jasa yang jelas-jelas


mempunyai manfaat ekonomik yang besar diperoleh perusahaan tanpa kos yang
berarti atau dengan kos yang tidak sebanding dengan nilai ekonomik barang
diperoleh. Alsannya adalah bahwa setiap fasilitas atau faktor ekonomik yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tnapa memandang asalnya, harus
diperlakukan dengan saksama sebagai potensi jasa.

KOS DALAM PEMBELIAN KREDIT.

11
12

Dengan sistem kredit, nilai waktu uang menjadi faktor yang sangat penting
dalam mengukur kos yang sebenarnya. Kos yang sebenarnya dalam transaksi
kredit bukanlah tanpa nilai kontrak yang harus dilunasi dalam beberapa kali
angsuran tetapi berapa kos yang sebenarnya pada saat transaksi.

POTONGAN TUNAI DAN KERINGANAN.

Kos akan tercatat terlalu tinggi kalau potongan tunai dan keringanan-
keringanan lain tidak dikurangkan terhadap harga kesepakatan. Potongan dan
keringanan lainnya sudah menjadi kebiasaan yang umum dalam setiap kegiatan
usaha dan pada umumnya akan selalu dimanfaatkan oleh perusahaan yang
dikelola dengan baik.

RUGI DALAM PEMEROLEHAN ASET.

Sebelum pendapatan terjadi yang ditimbulkan oleh upaya yang


direpresentasi oleh biaya, kos semata-mata mengalami penghimpunan,
penggabungan dan reklasifikasi. Kos yang terhimpun tersebut tetap
merepresentasi asset kalau asset tersebut belum dikeluarkan sebagai biaya.

TUJUAN PENILAIAN ASET

Karena asset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sebagai


informasi semantic bagi investor dan kreditor, tujuan penilaian asset harus berpaut
dengan tujuan pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai
jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha.

KONSEP DAN BASIS PENILAIAN

Karena asset merupakan komponen penentu posisi keuangan pada saat


tertentu basis pengukuran untuk menilai aset pada saat tersebut yang paling valid
adalah harga atau nilai pertukaran. Hal ini sejalan dengan konsep dasar
penghargaan sepakatan yang sebenarnya sama dengan harga/nilai pertukaran.

PENILAIAN

12
13

Pengukuran adalah penentuan angka satuan pengukur terhadap suatu objek


untuk menunjukkan makna tertentu objek tersebut. Objek dapat berupa barang,
jasa, binatang, tubuh manusia, dan banda atau konstruk lainnya.

NILAI MASUKAN

Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau
dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam
unit usaha. Kalau tujuan menyajikan makna aset ini adalah untuk menunjukkan
aliran kas yang akan keluar dari unit usaha maka nilai masukan merupakan
alternatif nilai keluaran untuk objek jasa bila memang tidak ada pasar objek
tersebut.

NILAI KELUARAN

Nilai keluaran dudasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan


lainnya yang diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa
akhirnya keluar dari kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi.

HARGA JUAL MASA LALU

Menunjukkan kas yang cukup pasti akan diterima dari konversi suatu pos
aset yang timbul karena transaksi masa lalu. Pos yang mempunyai atribut
semacam ini adalah oiutang usaha karena jumlah rupiah piutang usaha merupakan
harga jual masa lalu. Oleh karena itu, harga jual masa lalu merupakan salah satu
bentuk khusus penilaian yang disebut nilai terrealisasi neto.

NILAI PENAKSIRAN

Nilai taksiran kos sekarang atau nilai sekarang yang ditentukan dengan
prosedur dana analisis sistematik oleh pihak indenpenden yang kompeten.

NILAI WAJAR

Berarti jumlah rupiah yang dapat diterima untuk suatu objek dalam suatu
transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan.

NILAI TERREALISASI BERSIH DIKURANGI LABA NORMAL

13
14

Nilai yang diharapkan merepresentasi kos pengganti bila data untuk


menentukan kos pengganti tidak tersedia.

KOS HISTORIS

Kos historis merupakan nilai kesepakatan terendah bagi pembeli karena


dianggap pembeli tidak dapat memperoleh barang/jasa yang sama di tempat lain
denga nilai lebih rendah. Lebih dari itu, mekanisma pasar menjamin bahwa nilai
kesepakatan terendah ini merepresentasi nilai sebenarnya atau actual objek pada
saat transaksi.

KOS PENGGANTI

Kos pengganti atau kos masukan sekarang atau kos sekarang menunjukkan
jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh
unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau
penggantinya yang setara .

KOS HARAPAN

Nilai pengorbanan ekonomik di masa datang seandainya potensi jasa aset


tersebut diperoleh secara bagian demi bagian dan bukan sekaligus. Bila
pemerolehan aset dilakukan dengan kontrak utang, utang yang disepakati dan
angsurannya dapat dijadikan pengganti untuk kos potensi jasa masa datang.

HARGA JUAL SEKARANG

Sebagai alternatif penilaian dapat didasarkan atas harga jual sekarang.


Untuk piutang, harga jual sekarang dapat ditentukan atas dasr harga yang
disepakati oleh anjak piutang. Untuk harga sediaan barang, harga jual sekarang
hatus dikurangi dengan laba normal dan kos kegiatan tambahan untuk
mendapatkan nilai keluaran sekarang.

Harga jual sekarang didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan akan


berlangsung terus dan transaksi dilaksanakan dalam pasar yang normal. Bila tidak
ada pasar normal makan ditentukan nilai likuidasi

14
15

Nilai likuidasi ini sebenarnya tidak berbeda dengan harga jual sekarang
kecuali bahwa nilai keluarannya diperoleh dari kondisi pasar yang berbeda. Nilai
likuidasi dapat digunakan apabila produk atau jasa telah berkurang manfaat
normalnya, unit usaha merencanakan menutup usaha dalam wakru dekat.

Nilai jual sekarang sebenarnya didasari oleh konsep setara tunai sekarang.
Nilai ini menunjukkan jumlah rupiah kas atau daya beli yang di realisasi dengan
cara menjual setiap jenis aset dipasar bebas dalam kondisi perusahaan menjual
secara normal.

NILAI TEREALISASI HARAPAN

Penerimaan kas atau potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya
cukup pasti. Dasar penilaian ini lebih bermanfaat dan valid untuk menilai
investasi tunggal atau perusahaan secara keseluruhan dari sudut oandang investor.
Dasar ini mengandung kelemahan :

1. Kalau tidak ada pasar untuk aset, aliran kas bersifat subjektif

2. Pemilihan tarif yang xukup representif untuk merefleksi risiko tiap aset sangat
problematik

3. Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh aset sebagai atau satu
kesatuan dalam menghasilkan produk yang akhirnya dihual untuk mendatangkan
kas

4. Beberapa aset memang tidak terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh aset
tidak akan sama

KAS ATAU PASAR YANG LEBIH RENDAH

Kombinasi nilai masukan dan keluaran karena pengertian pasar dalam hal
ini dapat berarti pasar barang masukkan atau keluaran. Secara teoritis penilaian
dasar kos atau pasar yang lebih rendah punya banyak kelemahan

1. Konservatisma cenderung merendahkan aset total

2. Lebih rendahnya sediaan akhir pada suatu periode akan mengakibatkan lebih
rendahnya biaya sehingga laba semakin tinggi

15
16

3. Terjadi inkonsistensi penilaian baik dalam satu tahun atau antar periode

4. Salah satu argumen digunakannya metode KAPLYR adalah bila terjadi


penurunan manfaat

Kalau kos pengganti sediaan akhir ditentukan di batas bawah pada saat penjualan
sediaan tersebut diawal tahun berikut laba yang diperoleh akan tinggu dari harga
normal

PENILAIAN MENURUT FASB

FASB menyarankan untuk tetap menggunakan makna penilaian yang


sekarang dipraktikkan. FASB mengidentifikasi 5 makna:

1. Historical cost : jumlah rupiah kasbyang dikorbankan untuk memperolehnya

2. Current : jumlah rupiah kas yang harus dikorbankan kalau aset tertentu
diperoleh sekarang

3. Current market value : jumlah rupiah kas yang diperoleh kesatuan usaha dengan
menjual aset dalam kondisi perusahaan normal

4. Net realizable value : jumlah rupiah kas yang akan diterima dari aset tersebut
dikurangi dengan pengorbanan

5. Present : piutang dan investasi yang disajikan sebesar nilai sekarang


penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi

PENGAKUAN

Dengan mengutip Sterling, Belkaoui menunjukkan kondisi perlu dan


cukup yang merupakan penguji yang cukup rinci untuk mengakui aset

1. Deteksia adanya aset untuk mengakui aset harus ada transaksi yang menandai
timbulnya aset

2. Sumber ekonomik dan kewajiban untuk mengakui aset suatu objek harus
merupakan sumber ekonomik yang langka dibutuhkan dan berharga

3. Entitas untuk mengakui aset kesatuan usaha harus mengendalikan atau


menguasai subjek aset

16
17

4. Mengandung nilai untuk mengakui aset suatu objek harus mempunyai manfaat
yang terukur secara moneter

5. Berkaitan dengan waktu pelaporan untuk mengakui aset semua penguji harus
dipenuhi pasa tanggal pelaporan

6. Verifikasi untuk mengakui aset harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan
bahwa kelina penguji dipenuhi

BEBAN TANGGUHAN

Kesulitan semacam ini menimbulkan praktik bahwa kos semacam itu


ditampung dalam satu pos yang disebut beban tangguhan. Kaidah untuk
menetapkan apakah suatu kos memenuhi syarat untuk di tangguhkan
pembebanannya kependapatan di sajikan dalam gambar

Kos yang mempunyai karakteristik unik sehingga menimbulkan masalah


pertangguhan pembebannan :

1. Sewaguna

2. Bunga selama masa konstruksi aset tetap

3. Riset dan pengembangan

4. Eksplorasi minyak dan gas bumi

5. Rugi selisih kurs valuta asing atau penjabaran valuta asing

6. SDM

7. Kos organisasi

SEWAGUNA

Di Amerika sewaguna digunakan sebagai sarana pemerolehan aset tetap


atau fasilitas fisis tanpa harus menunjukkan utang yang timbul dari pemerolehan
tsb. FASB mewajibkan untuk mengakui dan melaporkan kewajiban yang timbul
dari sewaguna dan mengakui fasilitas yang di sewagunakan sebagai aset
perusahaan kalau secara substantif perjanjian sewaguna tsb sebenarnya

17
18

merupakan pembelian angsuran. Yang menjadi masalah adalah apa kriteria yang
harus dipenuhi agar suatu sewaguna dapat dinyatakan sebagai pembelian :

1. Kontrak sewaguna menyebutkan adanya transfer hak milik barang atau


properitas kepada tersewaguna pada akhir jangka sewa guna

2. Kontrak sewa guna memuat pasal bahwa tersewaguna boleh pilih untuk
membeli pada tanggal yang ditetapkan dalam jangka sewaguna dengan harga yang
ditetapkan

3. Jangka sewaguna 75% atau lebih

4. Pada tanda tangan kontrak sewaguna nilai sekarang semua pembayaran


sewaguna minimum selama janhka sewaguns adalah sama atau lebih besar 90%

IAI juga mengeluarkan standar untuj menghindari kapitalisasi sewaguna

1. Penyewa guna usaha harus memiliki hak opsi untuk membeli aset

2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha


ditambah dengan nilai sisa

3. Masa sewa guna usaha minimum 2 tahun

KOS BUNGA

Kos bunga sebagai unsur kos fasilitas fisis yang dibangun sendiri. FASB
menyebutkan bahwa tujuan mengkapitalisasi kos bunga untuk mendapatkan angka
kos perolehan yang palimh merefleksi investasi total kesatuan usaha dalam aset
untuk membebankan suatu kos yang berkaitan dengan pemerolehan suatu sumber
yang akan mendukung menfaay di masa datang untuk ditandingkan dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh manfaat tsb.

ARGUMEN PENDUKUNG

1. Dengan kesiapan pemakaian sebagai batas kegiatan pengukuran kos aset , kos
bunga jelas merupakan unsur kos aset

18
19

2. Bila keatuan usaha tidak memvangun sendiri fasilitas fisis bersangkutan


penghargaan sepakatan sebagai kos permerolehan pada umumnya termasuk pula
bunga yang harus dibayar oleh kontraktor

3. Pembebanan kos bunga langsung pendapatan selama masa konstruksi akan


mendistorsi laba

4. Kos bunga selama masa pembangunan bukan meeupakan kos pendanaan

ARGUMEN PENOLAK

1. Bunga lebih merupakan kos pendanaan daripada unsur aset

2. Kos suatu fasilitas fisis yang dibangun sendiri oleh suatu kesatuan usaha yang
mendanainya dengan ekuitas seharusnya tidak akab berbeda dengan fasilitas yang
sama dibangun perusahaan lain

3. Dengan konsep kesatuan bunga lebih bermaknas sebagai pembagian laba


daripada upaya

4. Karena merupakan kos pendanaan yang terpisah dengan kos permerolehan aset,
alokasi kos bunga ke semua aset non moneter hanya akan kecil pengaruhnya
terhadap laba peeiodik karena jumlah yang dikapitalisasi dalam suatu peeiode
akan dikompensasikan dengan amortisasi

19
20

BAB III.

PENUTUP

Kesimpulan

Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha


di kemudian hari. Aset merupakan elemen laporan keuangan yaitu neraca yang
akan membentuk informasi berupa posisi keuangan perusahaan bila dihubungkan
dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset merepresentasikan
potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha/perusahaan untuk
menyediakan barang dan jasa.

Maka kesimpulnya, aset adalah sumber daya yang dikuasi oleh perusahaan
sebagai akibat dari kejadian yang terjadi pada masa lalu dan mendatangkan
manfaat ekonomis di masa depan bagi perusahaan.

Saran

Sejatinya sebagai mahasiswa akuntansi, kita seharusnya memahami apa itu


Aset yang menjadi landasan bagi seorang akuntan dan menjalankan kegiatan
profesinya. Oleh sebab itu seharusnya kita lebih dapat memahami lebih lanjut
mengenai apa itu aset.

20

Anda mungkin juga menyukai