TEORI AKUNTANSI
“BAB ASET”
Dosen pembimbing:
Nyimas Wardatul Afiqoh, SE., M.S.A.
Disusun oleh:
1. Mohammad Khoirul Tamam (180302083)
2. Nabilah (180302103)
3. Achmad Lutfi Mardiyansyah (180302153)
Akuntansi 5/B Sore
PRODI AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ASET” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Nyimas Wardatul
Afiqoh, SE., M.S.A. selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Penyusun
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti diperoleh atau
dikuasasi/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian
masa lalu.)
(Aset adalah potensi layanan atau manfaat ekonomi masa depan yang
dikendalikan oleh entitas pelaporan sebagai akibat dari transaksi sebelumnya
atau peristiwa sebelumnya lainnya)
Definisi FASB dan AASB cukup luas dibanding definisi lain karena aset
disifati sebagai manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan sebagai
sumber ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak membatasi
bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat dimasukkan sebagai aset
Terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau
pos dapat disebut aset yaitu :
Pengukuran disini adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu objek asset pada saat terjadinya yang akan dijadikan data dasar untuk
mengikuti aliran fisis objek tersebut. Dengan konsep kontinuitas usaha, pos atau
sumber ekonomik akan mengalami tiga tahap perlakuan sejalan dengan kegiatan
usaha yaitu tahap pemerolehan (acquisition), pengolahan (processing), dan
penjualan/penyerahan (sales/delivery). Tahap terakhir (penjualan) melibatkan
penyerahan barang atau jasa (keluarnya sumber ekonomik).
Secara akuntansi (aliran informasi), aliran fisis suatu sumber ekonomik atau
objek harus dipresentasi dalam jumlah rupiah sehingga hubungan antar objek
bermakna sebagai informasi. Kos merupakan representasi kuantitatif suatu objek.
Kos menjadi data dasar untuk mengikuti aliran fisis kegiatan ekonomik badan
usaha. Sebagai aliran informasi, kosjuga mengalami tiga tahap perlakuan
akuntansi mengikuti aliran fisis yaitu:
Dasar penilaian assets menurut FASB (SFAC No. 5, prgf 67) dapat disarikan
sebagai berikut ini:
Suatu jumlah rupiah atau kos diakui sebagai aset apabila jumlah rupiah tersebut
timbul akibat transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempengaruhi aset.
Dengan mengutip Sterling, Belkaoui (1993, hlm. 194-195) menunjukkan
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau
dibagian atas dalam neraca berformat laporan.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan tetap.
a. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang
disewagunausahakan pada akhir masa masa sewa guna usaha dengan harga
yang disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha
ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan
barang modal yang disewagunakan serta bunganya,sebagai keuntungan
perusahaan sewa guna usaha
c. Masa sewa guna usaha minimum 2 tahun.
d. Jadi kriteria kaoitalisasi menurut PSAK No 30 adalah lemah bahkan
kosong dengan makna kesubstanfan transaksi sebagaipembelian sehingga
kalau suatu sewa memenuhi ketiga kriteria kapitalisasi tersebut akan
bersifat arbirer.
3.1 Kesimpulan
Manfaat ekonomik asset ditunjukan oleh potensi jasa atau utilitas yang
melekat padanya yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang dapat
dimanfaatkan kesatuan usaha dalam upayanya untuk mendatangkan
pendapatan melalui kegiatan ekonomik yaitu konsumsi, produksi, dan
pertukaran.