Anda di halaman 1dari 8

PSAK NO.

1
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian
PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK
digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan.

Tujuan
Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum
(general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan
keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan,
struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.

Ruang Lingkup
Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.
PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.

Definisi

Berikut adalah istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:


Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai ’laporan keuangan’) adalah
laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan.
Ketidak praktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak
dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari:
(a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
(b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan
adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama sama, dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat
dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memerhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau
gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu. Penilaian apakah suatu kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari
pengguna laporan, dan dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan
mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa ‘pengguna laporan keuangan
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.’ Oleh
karena itu, penilaian tersebut perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan
karakteristik tersebut diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.
Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas
apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan
laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan
dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan
komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen
pendapatan komprehensif lain.
Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode
berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau
periode sebelumnya.
Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi
dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
Komponen pendapatan komprehensif lain meliputi:
(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tidak
Berwujud)
(b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan
paragraf 94 PSAK 24: Imbalan Kerja
(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing
(lihat PSAK 11:Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing)
(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan yang dikategorikan
sebagai ’tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan
danPengukuran)
(e) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran)

Tujuan Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi:
a) aset
b) laibilitas
c) ekuitas
d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
f) arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan,
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Komponen Laporan Keuangan Lengkap


Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode
(d) laporan arus kas selama periode
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lainnya; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang
digunakan dalam Pernyataan ini

Karakteristik Umum

Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK


Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi,
peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalamKerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
LaporanKeuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK
kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK.
Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset,
laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut
memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsurunsur tersebut dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Materialitas dan Agregasi


Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut
tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang
diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan
pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak
material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan
atas laporan keuangan.

Saling Hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau pendapatan dan
beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK
Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara
tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan
untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan
terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:
(a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
(b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan
secara keseluruhan
Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk
seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan
lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan ke uangan
periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan
periode berjalan.

Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten kecuali:
(a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas
laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain
akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan
dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau
(b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK
PSAK 4

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

Tujuan

Untuk mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, ventura
bersama, dan entitas asosiasi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai informasi tambahan.

Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan pada entitas induk yang menyajikan laporan keuangan
tersendiri dalam mencat atinvestasi padaentitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi.

Definisi

- Laporan keuangan konsolidasiana dalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang di
dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kasentitas induk dan
entitas anaknya disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
- Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang diasajikan oleh entitas induk
(yaitu investor yang memiliki pengendalian atas entitas anak) yang mencat atinvestasi pada
entitas anak, entitas asosisasi, dan ventura bersama berdasarkan biaya perolehan atau sesuai
dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan : pengakuan dan pengukuran.

Penyusunan Laporan KeuanganTersendiri

Laporan Keuanga tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku, kecuali :
Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk tersebut mencatat
investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi pada :
(a) Biaya perolehan ,atau;
(b) Sesuai PSAK 55
Jika entitas induk juga bertindak sebagai investor atau venturer memilih, sesuai dengan
PSAK 15.
Ketika entitas induk berhenti menjadi entitas investasi, maka entitas mencatat perubahan
dari tanggal ketika perubahan status tersebut terjadi :
(i) Mencatat investasi dalam entitas anak pada biaya perolehan. Nilai wajar entitas
anak pada tanggal perubahan status diperlakukan sebagai biaya perolehan bawaan
pada tanggal tersebut atau
(ii) Meneruskan mencatat investasi pada entitas anak sesuaidengan PSAK 55 :
Instrumen Keuangan : Pengakuandan Pengukuran.
Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi
yang telah diakui nyata kerugian dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen
ditetapkan.
Ketika entitas induk mereorganisasi struktur kelompok usahanya dengan membentuk
suatu entitas induk baru sebagai entitas induk yang memenuhi kreteria berikut :
(a) entitas induk baru memperoleh pengendalian atas entitas induk awal dengan
menerbitkan instrumen equitas yang ditukarkan dengan instrumen ekuitas entitas
induk awal
(b) aset dan liabilitas kelompok usaha baru dan kelompok usaha awal adalah sama segera
sebelum dan setelah reorganisasi
(c) pemilik entitas induk awal sebelum reorganisasi memiliki kepentingan yang sama
secara absolute dan relative atas aset neto kelompok usaha awal dan kelompok usaha
baru segera sebelum dan setelah reorganisasi.
dan entitas induk baru mencatat investasinya dalam entitas induk awal sesuai dengan ketentuan
sebelumnya dalam laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk baru mengukur biaya
perolehan pada nilai tercatat atas bagiannya atas pos-pos ekuitas dalam laporan keuangan
tersendiri entitas induk awal pada tanggal akuisisi.
Serupa dengan hal tersebut, entitas yang bukan merupakan entitas induk mungkin mendirikan
entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kreteria.

Anda mungkin juga menyukai