Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKTIVA DAN PENGUKURANNYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Teori Akuntansi

Dosen Pengampu : Hani Sri Mulyani,SE.,M.Si

Di susun Oleh :

Kelompok 1

1. Dara Bella Febiola (15.06.1.0121)


2. Bella Bintara Irianti (17.06.1.0007)
3. Dewi Ayu Wulandari (17.06.1.0056)

Kelas : Akuntansi V-A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2019/2020
i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aktiva

2.1.1 Pengertian Aktiva

1. Berdasarkan PSAK No. 9 Paragraf 8

Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai


akibat peristiwa masa lampau dan bagi perusahaan diharapkan akan
menghasilkan manfaat ekonomis dimasa depan.

2. Menurut FASB (Financial Accounting Standart Board)

Aktiva adalah manfaat ekonomi dimasa yang akan datang, yang


mungkin akan diperoleh atau dikendalikan kesatuan usaha tertentu sebagai
akibat transaksi atau peristiwa yang terjadi dimasa yang lalu.

3. Menurut IAI dalam SAK

Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai


akibat dari masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian utama, yaitu :

1. Aktiva Lancar 2. Aktiva Tidak Lancar


Kas/Uang Tunai Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Pendek Aktiva Tetap
Piutang Wesel Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Piutang Dagang
Persediaan
Piutuang Penghasilan

1
2.1.2 Karakteristik Aktiva

Dalam informasi di tiga elemen penting dalam aktiva yang merupakan


karakteristiknya yaitu :

1. Manfaat ekonomi di masa yang akan datang

Aktiva menyimpan kemungkinan Manfaat ekonomi di masa yang


akan datang. Secara sendiri - sendiri atau dalam kombinasi dengan aktiva
lain untuk secara langsung atau tidak langsung memberi sumbangan pada
aliran masuk kas bersih dimasa depan. Hak yang sudah kadaluwarsa atau
mempunyai manfaat negatif tidak dapat dimasukkan sebagai aktiva.

2. Pengendalian oleh kesatuan usaha

Unit usaha tertentu dapat memperoleh manfaat tersebut dan


mengendalikan akses pihak lain atas aktiva itu. Aktiva adalah sumber
daya di bawah kendali unit usaha.

3. Sebagai transaksi masa yang lalu

Transaksi, kejadian atau peristiwa yang menimbulakn hak atau


kendali atas manfaat tersebut sudah terjadi. Aktiva tidak boleh mencakup
manfaat yang akan timbul di masa depan tetaoi saat ini belum ada atau
tidak berada dalam kendali unit usaha.

2
2.1.3 Ciri dan Sifat Aktiva

Menurut Hendriksen :

1. Harus ada hak tertentu atas manfaat dan jasa potensial di masa yang akan
datang. Hak-hak ini harus mempunyai manfaat positif dan apabila hak-
hak ini mempunyai manfaat lain atau negatif maka hak-hak tersebut tidak
disebut aktiva

2. Ketidakpastian mengenai nilai di kemudian atas suatu aktiva janganlah


digunakan untuk mengenyampingkannya dari pengertian aktiva. karena
walaupun ketidakpastian mempengaruhi penilaian tetapi ha i tidak
mengubah sifat dari aktiva

3. Hak tersebut harus dapat diperoleh atau dikendalikan oleh orang atau
kesatuan usaha tertentu

4. Harus ada klaim yang dapat dipaksakan secara legal atas hak atau jasa
atau hukti lain bahwa bukti pencrimaan manfaat di masa yang akan datang
adalah mungkin. Manfaat ekonomi tersebut haruslah sebagai akibat atau
peristiwa yang telah terjadi.

Menurut KDPPLK (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan


Keuangan) :

1. Digunakan sendiri maupun bersama aktiva lain dalam produksi barang dan
jasa yang dijual perusahaan

2. Dapat dipertukarkan dengan aktiva lain.

3. Dipergunakan untuk menyelesaikan kewajiban

4. Dibagikan kepada para pemilik perusahaan

3
2.2 Pengukuran Aktiva

2.2.1 Pengertian Pengukuran Aktiva

Pengukuran berarti memberi nilai-nilai numerical (kuantifikasi) dalam


satuan moneter atas aktiva, bukan pengukuran dalam satuan fisik, walaupun
pengukuran secara umum dapat dilakukan dalam satuan fisik dan dapat pula
dalam satuan moneter.

Pengukuran dalam Aktiva ada 2 (dua) yaitu :

1. Nilai Pertukaran (Exchange Value)


2. Nilai Perubahan (Conversion Value)

2.2.2 Dasar Pengukuran Aktiva

Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa ada dua jenis nilai pertukaran


yang dapat digunakan yaitu nilai keluaran (output values) dan nilai masukan
input values). Nilai keluaran menunjukan aliran dana (kas) yang diperkirakan
akan diterima perusahaan dimasa mendatang sesuai dengan harga pertukaran
output/produk yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan nilai masukan
menunjukan pula rupiah yang harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh
aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Untuk
memahami pengukuran aktiva, maka perlu dipahami penggolongan aktiva
yaitu :

a. Aktiva Moneter

Yaitu klaim terhadap jumlah dari satuan mata uang pada tingkat daya
beli saat itu, Aktiva moneter memiliki nilai satuan uang tetap namun dengan
4
daya beli yang dapat berbeda. Sehingga aktiva moneter adalah pos-pos aktiva
yang besanya ditentukan oleh kontrak sehingga besanya tidak terpengaruh
oleh perubahan nilai uang. Misalnya : kas, tabungan, deposito, piutang
dagang.

b. Aktiva Non-Moneter

Yaitu klaim atau sejumlah uang pada suatu tanggal tertentu dimasa
depan. yang pada saat ini jumlahnya tidak dapat diketahui dengan pasti.
Dengan kata lain, aktiva non-moneter adalah pos - pos aktiva yang besarnya
terpengaruh oleh perubahan nilai uang. Misalnya : surat berharga,
Persediaan, aktiva tetap.

2.2.3 Metode Pengukuran Aktiva

Terdapat 3 metode dalam pengukuran aktiva, yaitu :

1. Exchange Output Value / Exit Value (Nilai Keluaran)

Metode ini mendasarkan pengukuran pada nilai keluaran artinya atas


jumlah kas (rupiah) atau penghargaan lainnya (non kas) yang diterima suatu
unit usaha apabila suatu aktiva atau potensi jasa yang keluar dari perusahaan
karena penjualan atau suatu pertukaran.
Ada beberapa nilai keluaran diantaranya :
- Discounted Future Cash Receipt / Service Potentials

- Current Output Price (COP)

- Current Cash Equivalent (CCE)

- Liquidation Value (LV)

2. Exchange Input Value (Nilai Masukan)

5
Metode pengukuran ini mendasarkan pengukuran pada ukuran
masukan, yang menunjukkan nilai maksimum perusahaan atau produk
perusahaan tidak memiliki harga pasar sehingga tidak mungkin untuk
memperoleh nilai keluaran.
Dasar penilaian yang dapat digunakan diantaranya :
- Historical Cost

- Current Input Cost

- Discounted Future Input Cost

- Standard Cost

3. Lower of Cost or Market Valuation (Nilai Terendah Antara Biaya dan Pasar)

Metode ini memperbandingkan harga pasar dan harga beli dari barang
tersebut, sedangkan penilaian akuntansinya dicatat berdasarkan nilai
terendah antara harga pasar atau harga beli.

2.2.3 Tujuan Pengukuran Aktiva

1. Sebagai salah satu langkah dalam pengukuran laba.

2. Sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan

3. Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai dalam pelaporan


keuangan

4. Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian


untuk kepentingan manajemen.

6
2.3 Keandalan

Keandalan seringkali diajukan sebagai justifikasi utama bagi biaya historis


dan argumentasi pertama terhadap semua pesaingnya. Nilai masukan lebih disukai
daripada nilai keluaran karena alasan yang sama, yaitu nilai masukan diyakini lebih
dapat diuji, mungkin karena nilai ini tidak memungkinkan dilaporkannya pedapatan
sebelum direalisasi. Dengan kata lain, kita semua sepakat bahwa harga pertukaran
(harga pasar) itu relevan dengan laporan eksternal dan bahwa karena keputusan
ekonom hanya bisa memengaruhi hasil-hasil berjalan dan masa depan, harga
pertukaran masa berjalan dan masa depan secara sepintas lebih relevan daripada
masa pertukaran masa lalu. Tetapi kita tetap masih bisa beragumentasi bahwa
pembatasan-pembatasan, seperti adanya ketidakpastian dan keinginina objektivitas
dan keandalannya, membuat harha pasar masa berjalan lebih andal daripada harga
masa depan, dan dalam banyak kasus, harga pertukaran masa lalu lebih andal dari
masa berjalan. Biaya historis aktiva, karena didasarkan pada satu atau lebih transaksi,
jauh lebih unggul karena dapat diuji. Karenanya, kita dapat menyimpulkan, dengan
alasan keandalan bahwa harga pertukaran masa lalu, yaitu biaya historis lebih
disukai.

Relevansi dan keandalan kadang-kadang tampak berlawanan, kita bisa


mendapatkan salah satunya tetapi tidak keduanya. Hal ini tidak mesti benar. Banyak
kontrak yang ditetapkan berdasarkan harga pertukaran masa lalu. Oleh karenanya,
harga masa lalu sama relevannya untuk pelaporan eksternal seperti untuk pelaporan
berjalan dan masa depan. Jadi keandalan dan relevansi dalam banyak kasus berjalan
berdampingan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dalam penilaian aktiva, tidak ada satu konsep atau prosedur yang ideal
dalam penyajian laporan posisi keuangan, dalam penentuan penghasilan, atau dalam
penyajian informasi lain yang relevan dengan keputusan para investor, kreditor, dan
pemakai laporan keuangan lainnya. Dari sudut pandang struktural biaya historis
kerapkali diasumsikan ideal sepanjang didasarkan pada pembukuan double-entry
yang mengharusan pencatatan semua perubahan sumberdaya dan memungkinkan
pengidentifikasian selanjutnya. Akan tetapi, struktruk-struktur yang formal juga
dapat dirumuskan untuk konsep-konsep penilaian lainnya. Akuntansi, sebagai
akaibatnya, bersifat eklektis, dan memilih nilai keluaran dalam beberapa kasus dan
nilai masukan dalan kasus-kasus lainnya. Walaupun nilai keluaran mungkin secara
konseptual lebih baik untuk penyajian laporan keuangan, dalam banyak situasi nilai
masukan dinggap lebih tepat karena nilai masukan menunjukkan nilai maksimum
bagi perusahaan atau karena tidak ada pasar keluaran pertukaran yang tidak mungkin
didapat. Masalahnya adalah kita tidak benar-benar mengetahui ukuran-ukuran apa
yang diinginkan pemakai. Misalnya, walaupun teori menyatakan bahwa angkaangka
yang sudah disesuaikan dngan inflasi lebih disukai oleh banyak pemakai, praktik
mengungkapan bahwa angka-angka itu tidak digunakan. Atau, informasi itu mungkin
sudah tersedia di tempat lain dengan biaya yang lebih rendah, sehingga penyajiannya
dalam laporan keuangan tidak relevan. Akibatnya, pelaporan keuangan dan
perubahan harga yang memperkenalkan angka-angka ini secara eksperimental pada
akhirnya ditinggalkan.

8
3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hendriksen, Eldon S. 2002. Diterjemahkan Oleh Herman Wibowo. Teori Akunting


Edisi Kelima, Buku Satu. Jakarta : Interaksara

Hendriksen, Eldon S dan Michael F Van Breda. 2002. Diterjemahkan Oleh Herman
Wibowo. Teori Akunting Edisi Kelima, Buku Dua. Jakarta : Interaksara

https://prezi.com/zq8p2g246ee8/aktiva-pengukurnya/ Sumber : Situs Web, Diakses


Pukul :
20:31 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai