Kategori pertama menyajikan hasil dari aliran sumber daya selama waktu tertentu, termasuk
didalamnya laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.
Kategori kedua mengikhtisarkan keadaan dari sumber daya pada waktu tertentu.
Kedua kategori ini menyarankan pentingnya pembedaan dalam pengukuran antara Flows dan
Stocks. Flows adalah jasa produktif yang harus diukur dalam jangka waktu tertentu, dan stocks
adalah sumber daya yang harus diukur pada suatu titik waktu tertentu. Konsep matching
menekankan pada flows. Penekanan ini dihasilkan dari pengukuran langsung flows dan pelaporan
stock sebagai hasil sisa dari proses penandingan. Sebagai alternatif, menentukan earning sebagai
perubahan dari aset bersih transaksi bukan pemilik yang mengimplikasikan stock seharusnya
diukur langsung, dan sisanya adalah flows. Pernyataan sementara FASB selama ini konsisten
dengan pendekatan pengukuran terakhir yang mengindikasikan pergeseran penekanan dari
laporan laba rugi ke aset/ kewajiban, atau pendekatan neraca, ke pengukuran net income.
NERACA
Neraca seharusnya menyajikan kekayaan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Kekayaan
didefinisikan sebagai nilai sekarang dari seluruh sumber daya dikurangi dengan nilai sekarang dari
seluruh kewajiban. Penggunaan pengukuran dengan nilai sekarang (present value) tidak dapat
diterapkan untuk seluruh komponen dari neraca. Berbagai metode yang digunakan dalam
pengukuran komponen-komponen neraca saat ini antara lain:
Para pendukung Historical Cost berargumen dengan didasarkan pada premis bahwa cost itu
objektif dan dapat diverifikasi. Historical cost tidak didasarkan pada estimasi subjektif, akan tetapi
merupakan hasil dari transaksi antara penjual dan pembeli dalam transaksi “arm’s-length”.
Menurut mereka historical cost mencerminkan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa depan pada saat transaksi terjadi. Pihak yang tidak setuju dengan pendekatan ini beralasan
bahwa historical cost nilainya akan berubah seiring berjalannya waktu, sehingga menjadi tidak
relevan sebagai dasar penilaian.
Para pendukung pengukuran dengan Current Cost, berargumen bahwa nilai ini sesuai dengan
kondisi saat ini oleh karena itu mewakili nilai saat ini dari perusahaan. Kekurangan dari metode ini
adalah nilai saat ini tidak tersedia untuk seluruh komponen dari neraca dan pencatatan nilai
sekarang di neraca seharusnya juga mencatat keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasikan di laporan laba rugi.
Para pendukung metode Expected Future Value beralasan bahwa metode ini adalah yang paling
sesuai dengan konsep penghasilan dari sudut pandang ekonomi sehingga juga paling relevan
bagi para pengguna laporan keuangan. Kritik terhadap metode ini dikarenakan: beberapa elemen
dari neraca sulit untuk diestimasi, penentuan waktu yang tepat dari arus kas sulit ditentukan,
tingkat diskon sulit untuk ditentukan.
Elemen-Elemen Neraca
Aset adalah kemungkinan manfaat ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau dikontrol
oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu. Sebuah aset memiliki 3
karakteristik utama yaitu:
1. Berupa kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang melibatkan kemampuan, baik
tunggal ataupun dengan kombinasi aset lain, kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung atas arus kas masuk dimasa mendatang.
2. Suatu perusahaan dapat memperoleh keuntungan dan mengontrol akses pihak lain atas
aset ini.
3. Transaksi atau peristiwa yang menimbulkan hak atau kontrol perusahaan atas manfaat telah
terjadi.
Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomis di masa mendatang yang timbul
dari kewajiban entitas tertentu pada saat ini untuk mentransfer aset atau menyediakan jasa
kepada entitas lain di masa mendatang sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lampau.
Sebuah kewajiban memiliki 3 karakter utama yaitu:
1. Berupa tugas atau tanggung jawab saat ini kepada satu atau lebih entitas lain yang
meminta penyelesaian dengan kemungkinan transfer di masa mendatang atau
menggunakan aset pada saat yang telah ditentukan atau pada saat tibanya kejadian
tertentu atau atas permintaan.
2. Tugas ataupun tanggung jawab kewajiban suatu entitas tertentu yang bersifat mengikat
atau tidak bisa dihindari berupa pengorbanan masa mendatang.
Ekuitas adalah sisa hak kepemilikan atas aktiva suatu entitas setelah kewajiban entitas tersebut
dikurangkan. Dalam suatu perusahaan bisnis, ekuitas adalah hak kepemilikan (atau ekuivalennya).
Hal ini melibatkan suatu hubungan antara perusahaan dan pemiliknya sebagai pemilik selain
daripada pegawai, pemasok, konsumen, pemberi pinjaman, atau peran bukan pemilik lainnya.
Bentuk definisi di atas merupakan basis FASB dalam pendekatan aset-kewajiban untuk mengukur
stock atau flows yang lazim digunakan dalam berbagai standar.
Aktiva
Aktiva lancar
Investasi
Kewajiban
Kewajiban lancar
Kewajiban lainnya
Ekuitas pemegang saham
Modal saham
Laba ditahan
AKTIVA
Aktiva lancar
Aktiva lancar adalah aktiva yang sangat diharapkan direalisasikan menjadi kas, dijual atau
dikonsumsi selama siklus operasi normal suatu perusahaan atau dalam jangka waktu satu tahun,
periode mana yang lebih panjang.
Siklus operasi perusahaan dapat didefiisikan sebagai waktu rata-rata pembelian bahan baku,
pemroduksian, dan penagihan dari konsumen. Aktiva lancar disajikan dalam neraca sesuai
dengan likuiditasnya dan secara umum terdiri atas: kas, setara kas, investasi sementara, piutang,
persediaan, dan beban dibayar di muka.
Perusahaan membagi investasi sementara menjadi sekuritas utang dan sekuritas ekuitas yang
dapat dikategorikan lagi menjadi trading, available for sale, dan held to maturity. Sekuritas Trading
dan available for sale dilaporkan pada fair value. Sedangkan sekuritas held to maturity dilaporkan
pada nilai yang diamortisasi. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari sekuritas
trading dilaporkan sebagai pendapatan, sedangkan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dari sekuritas available for sale dilaporkan sebagai komponen dari other comprehensive
income.
Piutang biasanya dikonsumsi dalam jangka pendek, dan biasanya disajikan dalam jumlah kira-kira
present value. GAAP mensyaratkan piutang dinilai pada nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu
dicatat pada jumlah bersih setelah memperhitungkan beban tidak tertagih.
Penggunaan beberapa teknik asumsi yang telah diterima atas persediaan menentukan jumlah
yang masih tersisa dalam neraca. Dan penggunaan asumsi-asumsi yang berbeda ini akan
menghasilkan perbedaan nilai persediaan dalam kondisi pasar yang berfluktuasi. Sebagai
tambahan, prinsip konservatisme telah menentukan penilaian LOCM untuk persediaan.
Beban dibayar di muka dinilai pada historical cost, dengan jumlah yang tepat yang ditetapkan
sebagai beban tiap tahun sejak dikonsumsi. Beban di bayar di muka masuk dalam kategori aktiva
lancar dengan alasan bahwa jika tidak di bayar di muka, maka akan menggunakan dana yang
ada sekarang untuk pembayarannya.
Ada 2 masalah yang muncul ketika kita mencoba mengelompokkan aset sebagai aktiva lancar
yaitu:
Investasi
Investasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Sekuritas yang diperoleh untuk tujuan khusus, seperti penggunaan dana menganggur untuk
jangka waktu lama atau untuk mempengaruhi operasi perusahaan lain.
2. Aktiva yang tidak sedang digunakan oleh organisasi bisnis, seperti tanah yang dimiliki untuk
pembangunan di masa depan.
3. Dana khusus yang digunakan untuk tujuan khusus di masa depan, seperti sinking funds
(dana cadangan pelunasan utang).
Faktor utama yang digunakan untuk menentukan kategori investasi yang tepat disebut managerial
intent. Misalnya perusahaan mempunyai 2 blok saham di perusahaan lain, saham yang satu dapat
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar karena mungkin akan dilepas/dijual di periode sekarang,
namun sahamnya yang lain dapat diklasifikasikan sebagai investasi karena dimaksudkan akan
dimiliki untuk periode yang lebih lama.
Jika perusahaan memiliki hak untuk mengendalikan perusahaan investee, maka terjadi hubungan
perusahaan induk dan anak, dan GAAP mewajibkan laporan keuangan konsolidasi dibuat. Jika
perusahaan memperoleh ekuitas investee untuk mempengaruhi operasi perusahaan tersebut,
maka GAAP mewajibkan investasi tersebut dicatat dengan metode ekuitas. Untuk investasi yang
bersifat sementara, maka pencatatan dilakukan dengan metode biaya ketika tidak adanya fair
value yang dapat ditentukan.
Sekuritas ekuitas yang memiliki fair value yang dapat ditentukan dan sekuritas utang yang tidak
diklasifikasikan sebagai held-to-maturity disebut sebagai available-for-sale. Sekuritas-sekuritas
tersebut dicatat pada fair value, dan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dicatat pada
ekuitas pemegang saham sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya. Sekuritas utang
yang diklasifikasikan sebagai held-to-maturity dicatat pada nilai amortisasinya.
Aktiva Lainnya
Jenis aktiva yang termasuk dalam kategori ini misalnya aktiva tetap yang dimiliki untuk dijual
kembali atau piutang jangka panjang. Penilaian aset tersebut didasarkan carrying value di neraca
pada awal dilaporkan dalam kategori aktiva lainnya.
Penilaian Aset
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva
lancar atau dengan kewajiban jangka pendek lainnya.
Meskipun nilai saat ini dari instrumen utang sama dengan nilai sekarang dari arus kas masa
depannya, kewajiban lancar diukur dan dilaporkan pada nilai likuidasi karena periodenya relatif
pendek dan pelunasan kewajiban umumnya melibatkan pembayaran kas.
Penilaian Kewajiban
Sebagian besar penilaian kewajiban lancar mengabaikan nilai waktu uang. Pengukuran khas di
neraca sama dengan jumlah sumber daya yang akhirnya akan diperlukan untuk melunasi
kewajiban tersebut. Sebaliknya, pengukuran awal sebagian besar kewajiban jangka panjang sama
dengan nilai sekarang pembayaran masa depan yang didiskontokan pada tingkat bunga pasar
yang tersedia pada tanggal penerbitan. Diskon atau premi akan dilaporkan di neraca pada nilai
amortisasinya. Kewaijban jangka panjang pajak yang ditangguhkan tidak didiskontokan,
karenanya tidak dilaporkan pada nilai sekarang maupun nilai amortisasinya. Dalam semua kasus,
penilaian kewajiban tidak berubah untuk menggambarkan perubahan tingkat bunga pasar saat
ini, sehingga tidak dilaporkan pada nilai sekarangnya. Kegagalan untuk mempertimbangkan
tingkat suku bunga pasar saat ini dapat menyebabkan laporan keuangan menjadi bias, terutama
ketika banyak kewajiban yang bersifat jangka panjang.
Ekuitas
Saham Biasa
Saham biasa diukur pada biaya perolehannya, yaitu jumlah yang diterima dari investor saat
penerbitan saham. Semula, sebagian besar perusahaan menandakan nilai par atau nilai yang
dinyatakan atas sahamnya, dan saham biasa yang terjual dilaporkan di neraca pada bagian
saham biasa sesuai nilai par atau nilai yang dinyatakan tersebut. Perbedaan antara harga jual
dengan nilai par tersebut dilaporkan sebagai agio modal saham. Agio modal saham ini tidak
memiliki arti akuntansi tertentu, kecuali mungkin untuk menentukan harga rata-rata penerbitan
saham biasa jika memang penghitungan itu terlihat berarti.
Saham Treasuri
Perusahaan dapat mengurangi ekuitas pemegang sahamnya dengan memperoleh sahamnya di
pasar terbuka. Saham yang diperoleh kembali inilah yang disebut saham treasuri.
Perusahaan mungkin saja memiliki berbagai rencana jangka panjang dan komitmen yang tidak
membolehkan pembagian dividen saat ini, dan memberikan penyebaran informasi melalui
apropriasi laba ditahan. Apropriasi laba ditahan disebut dengan reserve dan diukur sebagai jumlah
laba ditahan yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Harus ditekankan bahwa reserve dan apropriasi
laba tidak menyediakan uang untuk mendanai proyek-proyek tersebut dan hanya disajikan untuk
menunjukkan niat/maksud manajerial, yang biasanya dengan mudah diungkapkan dalam catatan
kaki laporan keuangan.
Level 1- Harga pasar diberikan untuk aktiva dan Saham biasa perusahaan A dipertukarkan dan
kewajiban yang identik di pasar aktif diberikan di Bursa Saham New York
Level 2- Input yang dapat diobservasi Saham biasa Perusahaan B diperdagangkan
dan dihargai hanya di pasar yang tidak aktif di
negara baru
Level 3- Input yang tidak dapat diobservasi Saham perusahaan yang tertutup yang nilainya
berdasarkan proyeksi arus kas
Apabila nilai wajar diperoleh dari lebih dari satu level hirarki maka klasifikasi nilai wajar didasarkan
atas level yang lebih rendah dengan dampak yang kuat
Disclosure
Pengungkapan pengukuran didesain untuk menunjukkan kahandalan dari pengukuran nilai wajar.
SFAS No. 157 meminta pengungkapan terpisah item-item yang diukur pada nilai wajar yang terjadi
berulang (recurring) dan dan tidak berulang (non recurring). Berikut ini adalah pengungkapan
yang disyaratkan pada tanggal neraca tahunan dan interim :
1. Untuk item-item yang tidak berulang dan diukur pada nilai wajar, tabel terpisah untuk setiap
kategori utama aktiva dan kewajiban yang mengandung nilai wajar dipersyaratkan. Dalam
setiap tabel, aktiva dan kewajiban dipisahkan menurut tingkat hirarki. Tabel juga meliputi
keuntungan dan kerugian total yang diakui untuk setiap kategori
2. Untuk item-item yang berulang dan diukur pada nilai wajar, tabel sebagaimana yang
dipersyaratkan pada item-item nonrecurring dipersyaratkan. Dan informasi tambahan
berkaitan dengan nilai wajar berdasarkan level 3 termasuk unrealized gain and losses juga
dipersyaratkan.
Ilustrasi pengungkapan dengan tabel untuk asset yang diukur dengan basis nonrecurring
Pada tahun-tahun belakangan ini, analis keuangan telah menghimbau agar dilakukan
penyesuaian baik pada numerator ataupun denominator rasio ROA sehingga dapat meningkatkan
fungsinya dalam menilai keuntungan. Penyesuaian yang disarankan termasuk diantaranya:
1. Penentuan pendapatan tetap dengan mengesampingkan efek paska pajak dari item-item
yang tidak berulang (transit) dari keuntungan bersih. Misal, penuruna nilai aktiva,
discontinued operations, extraordinary items.
2. Penghapusan beban bunga setelah pajak untuk meningkatkan komparabilitas antar
perusahaan dengan cara menghapus dampak struktur modal pada rasio
3. Penyesuaian yang berkaitan dengan pendanaan yang mengandung efek off-balance sheet
ROA dapat dipecah menjadi dua komponen Profit Margin Ratio (PMR), dihitung dengan :
Net income
Net Sales
Dan asset utilization rate (AUR) atau asset turnover ratio (ATR), dihitung dengan :
Net sales
FASB dengan SFAC No.1 menyatakan bahwa pelaporan keuangan yang efektif harus membuat
investor, kreditur, dan pengguna lain untuk:
Menilai kemungkinan arus kas
Mengevaluasi likuiditas, solvabilitas, dan arus kas.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaaan untuk merubah aset yang dimilikinya menjadi kas
atau membayar hutang lancar. Likuiditas berguna untuk memberikan informasi dalam
pengevaluasian waktu arus kas masa depan.
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo.
Perusahaan yang tidak solvabilitas tidak dapat lagi dianggap “going concern.”
Penyajian arus kas bertujuan untuk memungkinkan investor membuat keputusan rasional dengan
memberikan informasi yang bermanfaat. SFAC No.2 menyebutkan relevan dan andal sebagai
unsur penting yang membuat informasi keuangan menjadi bermanfaat.
Tahun 1987, FASB menerbitkan SFAS no.95, “Statement of Cash Flows” yang menggantikan Opini
APB No.19. SFAS No.95 mewajibkan setiap perusahaan untuk menyajikan laporan arus kas dalam
laporan perubahan posisi keuangan sebagai bagian dari laporan keuangan yang utuh.
Pada tahun 1984, FASB menerbitkan SFAC No.5 “Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan
Perusahaan” yang menyimpulkan bahwa laporan arus kas seharusnya menjadi bagian laporan
keuangan yang utuh. Secara bersamaan, Financial Executive Institutes (FEI) meninjau penerbitan
laporan arus kas dan menerbitkan “Laporan Dana: Struktur dan Penggunaan” yang berfokus pada
beberapa perbedaan sifat dalam laporan perubahan posisi keuangan.
Selama tahun 1985 dan 1986, FASB menerbitkan exposure draft mengenai standar pelaporan arus
kas. FASB memperhatikan bahwa perbedaan pelaporan akan mempengaruhi pemahaman dan
dan manfaat atas informasi yang disajikan kepada investor, kreditur, dan pengguna lainnya. Selain
itu, beberapa pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa akuntansi akrual yang
menghasilkan laba bersih tidak menggambarkan keadaan arus kas yang sebenarnya, sebagai
contoh adalah penangguhan pajak dan penyusutan.
Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
pemasukan dan pengeluaran kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Tujuan ini sesuai
dengan SFAC No.1 dan No.5.
SFAC No.1 menekankan pelaporan keuangan harus memberikan informasi kepada investor dan
calon investor dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian pemasukan kas dari bunga,
dividen, penjualan sekuritas, dan hasil dari pinjaman. SFAC No.5 menyatakan bahwa (1)laporan
keuangan yang lengkap harus menunjukkan arus kas selama periode tersebut dan (2)manfaat
dari pelaporan arus kas untuk menilai likuiditas, fleksibilitas, profitabilitas, dan resiko perusahaan.
Tujuan dalam SFAC No.1 dan No.5 meyakinkan FASB untuk mengganti laporan perubahan posisi
keuangan dengan laporan arus kas. Alasan lain untuk lebih fokus terhadap kas dibandingkan
dengan working capital adalah bahwa working capital yang positif belum pasti menunjukkan
likuiditas, dan sebaliknya.
Format Laporan
Laporan arus kas melaporkan perubahan kas dan setara kas dalam suatu periode yang berasal
dari:
1. Aktivitas Operasi
2. Aktivitas Investasi
3. Aktivitas Pendanaan.
Setara kas ialah investasi yang dapat dengan mudah dan cepat diubah menjadi kas. Secara
umum, hanya investasi yang mendekati tanggal jatuh tempo ( tiga bulan dari pembelian) akan
dikelompokkan sebagai setara kas.
SFAS no.95 menganjurkan perusahaan untuk melaporkan aktivitas operasi dengan membagi
kelompok besar atas penerimaan kas kotor, kelompok besar atas pengeluaran kas, dan selisihnya
adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi. Melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas kotor
disebut Direct Method, yang juga meliputi pelaporan hal-hal berikut ini:
1. Penerimaan kas dari pelanggan.
2. Penerimaan dividen dan bunga.
3. Penerimaan lainnya dari aktivitas operasi.
4. Pembayaran kas kepada pegawai dan pemasok
5. Pembayaran dividen.
6. Pembayaran pajak penghasilan.
7. Pembayaran aktivitas operasi lainnya.
Perusahaan yang tidak menggunakan direct method untuk aktivitas operasi harus melaporkan
jumlah yang sama apabila menggunakan direct method dengan menyesuaikan laba bersih
dengan arus kas aktivitas operasi. Metode ini disebut indirrect method. Penyesuaian yang harus
dilakukan meliputi dampak dari penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas, penerimaan dan
pengeluaran kas yang akrual, dampak aktivitas investasi dan pendanaan seperti penyusutan,
amortisasi goodwill, serta untung dan rugi dari penjualan properti, bangunan, dan peralatan.
Perusahaan yang menggunakan direct method harus merekonsiliasi laba bersih terhadap arus kas
bersih dari aktivitas operasi di tempat yang terpisah. Sedangkan apabila menggunakan indirrect
method, rekonsiliasi dilaporkan dalam laporan arus kas.
Arus kas dari aktivitas operasi menyangkut pemberian dan penerimaan kembali pinjaman,
pembelian dan penjualan kembali dari sekuritas hutang dan modal serta pembelian dan
penjualan kembali asset tetap. Jadi arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi dapat
dilihat dalam table berikut:
Jenis Arus Kas Cash Inflow Cash Outflow
Pinjaman ke entitas lainnya Penarikan kembali pinjaman Pemberian pinjaman
Instrumen hutang dan modal Penjualan Pembelian
Asset tetap Penjualan Pembelian
Aktivitas pembiayaan berasal dari perolehan sumber daya dari pemilik, memberikan
pengembalian kepada pemilik atas investasinya, peminjaman dan pengembalian hutang serta
perolehan dan pengembalian sumber daya jangka panjang lainnya.
Penyajian laporan arus kas diusulkan dengan memperluas versi dari metode langsung dengan
tambahan pengungkapan untuk setiap kategori pernyataan.
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
pemasukan dan pengeluaran kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Tujuan ini sesuai
dengan SFAC No.1 dan No.5.
SFAC No.1 menekankan pelaporan keuangan harus memberikan informasi kepada investor dan
calon investor dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian pemasukan kas dari bunga,
dividen, penjualan sekuritas, dan hasil dari pinjaman. SFAC No.5 menyatakan bahwa (1)laporan
keuangan yang lengkap harus menunjukkan arus kas selama periode tersebut dan (2)manfaat
dari pelaporan arus kas untuk menilai likuiditas, fleksibilitas, profitabilitas, dan resiko perusahaan.
Tujuan dalam SFAC No.1 dan No.5 meyakinkan FASB untuk mengganti laporan perubahan posisi
keuangan dengan laporan arus kas. Alasan lain untuk lebih fokus terhadap kas dibandingkan
dengan working capital adalah bahwa working capital yang positif belum pasti menunjukkan
likuiditas, dan sebaliknya.
Format Laporan
Laporan arus kas melaporkan perubahan kas dan setara kas dalam suatu periode yang berasal
dari:
1. Aktivitas Operasi
2. Aktivitas Investasi
3. Aktivitas Pendanaan.
Setara kas ialah investasi yang dapat dengan mudah dan cepat diubah menjadi kas. Secara umu,
hanya investasi yang mendekati tanggal jatuh tempo (3bulan dari pembelian) akan dikelompokkan
sebagai setara kas.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
SFAS no.95 menganjurkan perusahaan untuk melaporkan aktivitas operasi dengan membagi
kelompok besar atas penerimaan kas kotor, kelompok besar atas pengeluaran kas, dan selisihnya
adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi. Melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas kotor
disebut Direct Method, yang juga meliputi pelaporan hal-hal berikut ini:
1. Penerimaan kas dari pelanggan.
2. Penerimaan dividen dan bunga.
3. Penerimaan lainnya dari aktivitas operasi.
4. Pembayaran kas kepada pegawai dan pemasok
5. Pembayaran dividen.
6. Pembayaran pajak penghasilan.
7. Pembayaran aktivitas operasi lainnya.
Perusahaan yang tidak menggunakan direct method untuk aktivitas operasi harus melaporkan
jumlah yang sama apabila menggunakan direct method dengan menyesuaikan laba bersih
dengan arus kas aktivitas operasi. Metode ini disebut indirrect method. Penyesuaian yang harus
dilakukan meliputi dampak dari penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas, penerimaan dan
pengeluaran kas yang akrual, dampak aktivitas investasi dan pendanaan seperti penyusutan,
amortisasi goodwill, serta untung dan rugi dari penjualan properti, bangunan, dan peralatan.
Perusahaan yang menggunakan direct method harus merekonsiliasi laba bersih terhadap arus kas
bersih dari aktivitas operasi di tempat yang terpisah. Sedangkan apabila menggunakan indirrect
method, rekonsiliasi dilaporkan dalam laporan arus kas.
Arus kas dari aktivitas operasi menyangkut pemberian dan penerimaan kembali pinjaman,
pembelian dan penjualan kembali dari sekuritas hutang dan modal serta pembelian dan
penjualan kembali asset tetap. Jadi arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi dapat dilihat
dalam table berikut:
Aktivitas pembiayaan berasal dari perolehan sumber daya dari pemilik, memberikan
pengembalian kepada pemilik atas investasinya, peminjaman dan pengembalian hutang serta
perolehan dan pengembalian sumber daya jangka panjang lainnya.
Penyajian laporan arus kas diusulkan dengan memperluas versi dari metode langsung dengan
tambahan pengungkapan untuk setiap kategori pernyataan.
Analisis Keuangan atas Informasi Arus Kas
Tujuan utama dari akuntansi adalah untuk menyediakan data yang memungkinkan investor dan
kreditur dalam memprediksi jumlah kas yang akan didistribusikan dalam bentuk deviden dan
bunga dan untuk keperluan evaluasi resiko. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
kas melalui kegiatan operasi merupakan indikasi kesehatan perusahaan dan derajat resiko yang
terkait dengan perusahaan tersebut.
Studi empiris menyatakan bahwa data arus kas mempunyai informasi tambahan yang tidak
disediakan oleh laba akrual dan data arus kas lebih baik dibandingkan dengan informasi working
capital. Salah satu metode dalam menganalisa laporan arus kas adalah dengan menentukan
jumlah pembiayaan tahunan yang diperlukan untuk menjaga kesinambungan aktivitas
perusahaan. Arus kas bebas merupakan jumlah yang dihasilkan dari kegiatan operasi dikurangi
dengan jumlah pengeluaran modal dan aktivitas investasi. Arus kas bebas merupakan indikator
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, deviden dan menjaga pertumbuhan. Rumus
arus kas bebas:
Terdapat beberapa masalah mengenai konsep modal kerja: (1) tidak konsistennya dalam
hal pengukuran berbagai komponen dalam modal kerja, (2) Perbedaan pendapat terhadap apa
saja yang masuk dalam elemen modal kerja, (3) Tidak tepatnya pengertian terhadap istilah
tertentu dalam mendefinisikan modal kerja seperti liquidity dan current.
Utang lancar
1. Kewajiban untuk item2 yang telah masuk dalam siklus operasi seperti utang yang terjadi
pada perolehan bahan dan perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
2. Tagihan yang diteroma di muka atas pengiriman barang dan pemberian jasa
3. Utang yang timbul dari operasi yang berhubungan langsung dengan siklus operasi seperti
utang gaji, utang sewa, utang royalti, utang pajak, dsb.
4. Utang lainnya yang likuidasi normalnya diharapkan untuk terjadi dalam periode relatif
singkat, biasanya dua belas bulan.
Aktiva lancar
Kas
Jumlah kas yang diungkapkan sebagai aktiva lancar meliputi penghitungan kas di tangan, kas
di bank, serta negotiable paper seperti cek personal, cek kasir, dan bank draft yang tersedia untuk
penggunaan sekarang dan tidak merupakan bagian dari restriksi (misalnya kas untuk dana
cadangan pembayaran utang jangka panjang)
Setara kas
Kas ekivalen adalah investasi jangka pendek yang memenuhi kriteria:
(1) Siap dikonversi dalam jumlah kas yang telah diketahui
(2) Hampir mencapai tanggal jatuh tempo sehingga nilai pasarnya tidak sensitif pada perubahan
tingkat bunga
Investasi temporer
Adalah investasi yang siap dipasarkan dan dikonversi ke kas dalam satu siklus operasi atau
satu tahun, mana saja yang lebih panjang. Metode penilaian investasi temporer terdiri atas:
1. Historical cost = melaporkan pada harga perolehan hingga investasi dicairkan
2. Market value = melakukan penyesuaian untuk menggambarkan penurunan dan
peningkatan nilai investasi, perubahan tersebut diakui sebagai gain dan loss dalam
laporan laba rugi
3. Lower of Cost or Market (LCM) melakukan penyesuaian hanya jika terjadi penurunan nilai
Piutang
Saldo piutang outstanding seringkali merupakan sumber arus kas masuk yang besar untuk
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, sehingga komposisi saldo harus dievaluasi dengan
hati-hati, jumlah yang akan diterima pada tanggal pelunasan harus merupakan estimasi yang
wajar. Jumlah yang tidak dapat dibayar oleh konsumen diakui sebagai bad debt expense yang
dilaporkan dengan metode:
1. Direct write-off method (piutang dihapus dan beban tak tertagihnya piutang diakui pada
saat akun piutang konsumen tertentu ditetapkan tidak tertagih), akibatnya jumlah piutang
yang dilaporkan pada neraca dan income dinilai terlalu tinggi karena mengandung jumlah
yang tidak diharapkan untuk diterima.
2. Allowance method (nilai yang diperkirakan tak tertagih dicadangkan sebagai kontra akun
piutang, beban diakui tiap akhir periode)
Persediaan
Adalah item2 agregat yang terdiri dari properti personal berwujud yang ditujukan untuk dijual
pada aktivitas bisnis sehari-hari, pada proses produksi untuk penjualan tertentu, akan segera
digunakan pada produksi barang atau jasa yang tersedia untuk dijual.
Fluktuasi Pasar
- Beberapa akuntan menyarankan penggunaan dari nilai pasar untuk menilai persediaan
karena mereka percaya bahwa aktiva lancar harus merefleksikan nilai sekarang
- mungkin menambah informasi untuk penghitungan modal kerja; tapi prinsip konservatif
telah dilanggar apabila menilai sesuai dengan nilai sekarang
- AICPA telah memberikan definisi untuk digunakan dalam penerapan aturan LOCOM
terhadap persediaan
- istilah harga pasar berarti harga pengganti yang berlaku sekarang (dengan pembelian
atau memproduksi) dengan syarat :
1. harga pasar tidak lebih tinggi dari nilai bersih yang dapat direalisasikan (misal:
perkiraan harga jual dalam situasi bisnis yang normal dikurangi perkiraan biaya untuk
penyelesaian atau pelepasan)
2. harga pasar tdak boleh kurang dari nilai bersih yang dapat direalisasikan dikurangi
pencadangan untuk taksiran normal profit margin
Prepaid
- Merupakan pencatatan atas ekspektasi manfaat masa depan atas jasa yang dikerjakan
- Harta lancar bukan dalam artian mudah dikonversikan dalam bentuk kas, tetapi dalam
pengertian bahwa akan memerlukan penggunaan harta lancar selama siklus operasi
apabila item ini tidak ada
- Dua metode untuk mengukur prepaid adalah sbb:
1. Identifikasi khusus -> untuk item-item yang dikonsumsi, misal office supplies
2. Waktu -> apabila tidak ada harta berwujud dan hak yang ada melebihi satu periode
tertentu, misal unexpired insurance dan prepaid rent
Payable
Jumlahnya sudah ditetapkan berdasarkan transaksi dan menyertakan janji
pembayaran pada tanggal setelah transaksi
pencatatan diskonto tidak terlalu perlu karena periode yang pendek
dividen dan pajak merupakan hutang yang memrlukan pembayaran dengan dana
yang ada
Defferals
Evaluasi atas posisi working capital siklus operasi saat ini akan memperjelas ada tidaknya
masalah likuiditas dalam perusahaan. Masalah likuiditas dapat dikarenakan oleh kegagalan
perusahaan dalam mengkonversi asset lancar tepat pada waktunya atau bisa juga dari kerugian
piutang taktertagih.
Beberapa rasio yang digunakan untuk mengevaluasi likuiditas suatu perusahaan adalah sbb:
1. Working Capital
Informasi yang diperoleh dengan menggunakan working capital sebagai alat
evaluasi tidaklah banyak karena tidak dapat dibandingkan dengan bench mark,
satandar industri, ataupun perusahaan lain
Formula:
2. Current Ratio
Untuk mengatasi keterbatasan working capital
Formula:
Current Asset
Current Liabilities
Current Liabilities
365
Asset Turn Over Ratio
365
Inventory Turnover Ratio
7. Accounts Payable Turnover Ratio
Mengevaluasi pola pembayaran hutang perusahaan kepada pemasok
Formula:
Inventory Purchases
365
Accounts Payable Turnover Ratio