Anda di halaman 1dari 31

BAB 7

LAPORAN KEUANGAN II : NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan Keuangan dapat dibagi menjadi dua kategori :

 Kategori pertama menyajikan hasil dari aliran sumber daya selama waktu tertentu, termasuk
didalamnya laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.
 Kategori kedua mengikhtisarkan keadaan dari sumber daya pada waktu tertentu.

Kedua kategori ini menyarankan pentingnya pembedaan dalam pengukuran antara Flows dan
Stocks. Flows adalah jasa produktif yang harus diukur dalam jangka waktu tertentu, dan stocks
adalah sumber daya yang harus diukur pada suatu titik waktu tertentu. Konsep matching
menekankan pada flows. Penekanan ini dihasilkan dari pengukuran langsung flows dan pelaporan
stock sebagai hasil sisa dari proses penandingan. Sebagai alternatif, menentukan earning sebagai
perubahan dari aset bersih transaksi bukan pemilik yang mengimplikasikan stock seharusnya
diukur langsung, dan sisanya adalah flows. Pernyataan sementara FASB selama ini konsisten
dengan pendekatan pengukuran terakhir yang mengindikasikan pergeseran penekanan dari
laporan laba rugi ke aset/ kewajiban, atau pendekatan neraca, ke pengukuran net income.

NERACA

Neraca seharusnya menyajikan kekayaan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Kekayaan
didefinisikan sebagai nilai sekarang dari seluruh sumber daya dikurangi dengan nilai sekarang dari
seluruh kewajiban. Penggunaan pengukuran dengan nilai sekarang (present value) tidak dapat
diterapkan untuk seluruh komponen dari neraca. Berbagai metode yang digunakan dalam
pengukuran komponen-komponen neraca saat ini antara lain:

 Orientasi masa lalu- Historical cost

 Orientasi saat ini- jumlah replacement (replacement cost)

 Orientasi masa depan- jumlah yang diekspektasikan (expected value)

Para pendukung Historical Cost berargumen dengan didasarkan pada premis bahwa cost itu
objektif dan dapat diverifikasi. Historical cost tidak didasarkan pada estimasi subjektif, akan tetapi
merupakan hasil dari transaksi antara penjual dan pembeli dalam transaksi “arm’s-length”.
Menurut mereka historical cost mencerminkan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa depan pada saat transaksi terjadi. Pihak yang tidak setuju dengan pendekatan ini beralasan
bahwa historical cost nilainya akan berubah seiring berjalannya waktu, sehingga menjadi tidak
relevan sebagai dasar penilaian.

Para pendukung pengukuran dengan Current Cost, berargumen bahwa nilai ini sesuai dengan
kondisi saat ini oleh karena itu mewakili nilai saat ini dari perusahaan. Kekurangan dari metode ini
adalah nilai saat ini tidak tersedia untuk seluruh komponen dari neraca dan pencatatan nilai
sekarang di neraca seharusnya juga mencatat keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasikan di laporan laba rugi.

Para pendukung metode Expected Future Value beralasan bahwa metode ini adalah yang paling
sesuai dengan konsep penghasilan dari sudut pandang ekonomi sehingga juga paling relevan
bagi para pengguna laporan keuangan. Kritik terhadap metode ini dikarenakan: beberapa elemen
dari neraca sulit untuk diestimasi, penentuan waktu yang tepat dari arus kas sulit ditentukan,
tingkat diskon sulit untuk ditentukan.

Elemen-Elemen Neraca

Dalam FASB No. 6 telah disebutkan elemen-elemen neraca yaitu:

Aset adalah kemungkinan manfaat ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau dikontrol
oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu. Sebuah aset memiliki 3
karakteristik utama yaitu:

1. Berupa kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang melibatkan kemampuan, baik
tunggal ataupun dengan kombinasi aset lain, kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung atas arus kas masuk dimasa mendatang.

2. Suatu perusahaan dapat memperoleh keuntungan dan mengontrol akses pihak lain atas
aset ini.

3. Transaksi atau peristiwa yang menimbulkan hak atau kontrol perusahaan atas manfaat telah
terjadi.

Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomis di masa mendatang yang timbul
dari kewajiban entitas tertentu pada saat ini untuk mentransfer aset atau menyediakan jasa
kepada entitas lain di masa mendatang sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lampau.
Sebuah kewajiban memiliki 3 karakter utama yaitu:
1. Berupa tugas atau tanggung jawab saat ini kepada satu atau lebih entitas lain yang
meminta penyelesaian dengan kemungkinan transfer di masa mendatang atau
menggunakan aset pada saat yang telah ditentukan atau pada saat tibanya kejadian
tertentu atau atas permintaan.

2. Tugas ataupun tanggung jawab kewajiban suatu entitas tertentu yang bersifat mengikat
atau tidak bisa dihindari berupa pengorbanan masa mendatang.

3. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan kewajiban telah terjadi.

Ekuitas adalah sisa hak kepemilikan atas aktiva suatu entitas setelah kewajiban entitas tersebut
dikurangkan. Dalam suatu perusahaan bisnis, ekuitas adalah hak kepemilikan (atau ekuivalennya).
Hal ini melibatkan suatu hubungan antara perusahaan dan pemiliknya sebagai pemilik selain
daripada pegawai, pemasok, konsumen, pemberi pinjaman, atau peran bukan pemilik lainnya.

Bentuk definisi di atas merupakan basis FASB dalam pendekatan aset-kewajiban untuk mengukur
stock atau flows yang lazim digunakan dalam berbagai standar.

Klasifikasi secara umum dari neraca dapat disajikan berikut ini:

Aktiva

Aktiva lancar

Investasi

Bangunan, properti dan peralatan

Aktiva tidak berwujud

Aktiva tidak lancar lainnya

Kewajiban

Kewajiban lancar

Kewajiban jangka panjang

Kewajiban lainnya
Ekuitas pemegang saham

Modal saham

Tambahan modal saham

Laba ditahan

AKTIVA

Aktiva lancar

Aktiva lancar adalah aktiva yang sangat diharapkan direalisasikan menjadi kas, dijual atau
dikonsumsi selama siklus operasi normal suatu perusahaan atau dalam jangka waktu satu tahun,
periode mana yang lebih panjang.

Siklus operasi perusahaan dapat didefiisikan sebagai waktu rata-rata pembelian bahan baku,
pemroduksian, dan penagihan dari konsumen. Aktiva lancar disajikan dalam neraca sesuai
dengan likuiditasnya dan secara umum terdiri atas: kas, setara kas, investasi sementara, piutang,
persediaan, dan beban dibayar di muka.

Perusahaan membagi investasi sementara menjadi sekuritas utang dan sekuritas ekuitas yang
dapat dikategorikan lagi menjadi trading, available for sale, dan held to maturity. Sekuritas Trading
dan available for sale dilaporkan pada fair value. Sedangkan sekuritas held to maturity dilaporkan
pada nilai yang diamortisasi. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari sekuritas
trading dilaporkan sebagai pendapatan, sedangkan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dari sekuritas available for sale dilaporkan sebagai komponen dari other comprehensive
income.

Piutang biasanya dikonsumsi dalam jangka pendek, dan biasanya disajikan dalam jumlah kira-kira
present value. GAAP mensyaratkan piutang dinilai pada nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu
dicatat pada jumlah bersih setelah memperhitungkan beban tidak tertagih.

Penggunaan beberapa teknik asumsi yang telah diterima atas persediaan menentukan jumlah
yang masih tersisa dalam neraca. Dan penggunaan asumsi-asumsi yang berbeda ini akan
menghasilkan perbedaan nilai persediaan dalam kondisi pasar yang berfluktuasi. Sebagai
tambahan, prinsip konservatisme telah menentukan penilaian LOCM untuk persediaan.
Beban dibayar di muka dinilai pada historical cost, dengan jumlah yang tepat yang ditetapkan
sebagai beban tiap tahun sejak dikonsumsi. Beban di bayar di muka masuk dalam kategori aktiva
lancar dengan alasan bahwa jika tidak di bayar di muka, maka akan menggunakan dana yang
ada sekarang untuk pembayarannya.

Ada 2 masalah yang muncul ketika kita mencoba mengelompokkan aset sebagai aktiva lancar
yaitu:

1. Periode waktu untuk konsumsi aktiva.

2. Teknik penilaian secara tepat.

Investasi
Investasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Sekuritas yang diperoleh untuk tujuan khusus, seperti penggunaan dana menganggur untuk
jangka waktu lama atau untuk mempengaruhi operasi perusahaan lain.
2. Aktiva yang tidak sedang digunakan oleh organisasi bisnis, seperti tanah yang dimiliki untuk
pembangunan di masa depan.
3. Dana khusus yang digunakan untuk tujuan khusus di masa depan, seperti sinking funds
(dana cadangan pelunasan utang).

Faktor utama yang digunakan untuk menentukan kategori investasi yang tepat disebut managerial
intent. Misalnya perusahaan mempunyai 2 blok saham di perusahaan lain, saham yang satu dapat
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar karena mungkin akan dilepas/dijual di periode sekarang,
namun sahamnya yang lain dapat diklasifikasikan sebagai investasi karena dimaksudkan akan
dimiliki untuk periode yang lebih lama.

Jika perusahaan memiliki hak untuk mengendalikan perusahaan investee, maka terjadi hubungan
perusahaan induk dan anak, dan GAAP mewajibkan laporan keuangan konsolidasi dibuat. Jika
perusahaan memperoleh ekuitas investee untuk mempengaruhi operasi perusahaan tersebut,
maka GAAP mewajibkan investasi tersebut dicatat dengan metode ekuitas. Untuk investasi yang
bersifat sementara, maka pencatatan dilakukan dengan metode biaya ketika tidak adanya fair
value yang dapat ditentukan.

Sekuritas ekuitas yang memiliki fair value yang dapat ditentukan dan sekuritas utang yang tidak
diklasifikasikan sebagai held-to-maturity disebut sebagai available-for-sale. Sekuritas-sekuritas
tersebut dicatat pada fair value, dan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dicatat pada
ekuitas pemegang saham sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya. Sekuritas utang
yang diklasifikasikan sebagai held-to-maturity dicatat pada nilai amortisasinya.

Properti, Pabrik, Peralatan, dan Aktiva tak Berwujud


Prosedur penilaian untuk properti, pabrik, peralatan, dan aktiva tak berwujud adalah serupa,
kecuali untuk tanah dimana biaya terkait dialokasikan ke berbagai periode akuntansi yang
mendapatkan manfaat dari penggunaannya. Untuk properti, pabrik, dan peralatan, carrying value
adalah perbedaan antara biaya dan akumulasi depresiasi. Sedangkan aktiva tak berwujud
dilaporkan pada jumlah bersih dari biaya dikurangi amortisasinya.

Aktiva Lainnya
Jenis aktiva yang termasuk dalam kategori ini misalnya aktiva tetap yang dimiliki untuk dijual
kembali atau piutang jangka panjang. Penilaian aset tersebut didasarkan carrying value di neraca
pada awal dilaporkan dalam kategori aktiva lainnya.

Penilaian Aset

Dasar pengukuran untuk penyajian aktiva dalam neraca sebagai berikut :

Aktiva Dasar Pengukuran

Kas Nilai sekarang


Piutang Nilai masa depan yang diharapkan
Surat berharga Nilai wajar atau nilai diamortisasi
Persediaan Nilai sekarang atau nilai perolehan
Investasi Nilai wajar, nilai diamortisasi, atau hasil penerapan
metode ekuitas
Properti, pabrik, dan peralatan Nilai perolehan yang disesuaikan dengan depresiasi

Kewajiban
Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva
lancar atau dengan kewajiban jangka pendek lainnya.

Meskipun nilai saat ini dari instrumen utang sama dengan nilai sekarang dari arus kas masa
depannya, kewajiban lancar diukur dan dilaporkan pada nilai likuidasi karena periodenya relatif
pendek dan pelunasan kewajiban umumnya melibatkan pembayaran kas.

Kewajiban Tidak Lancar dan Kewajiban Lainnya


Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang tidak diharapkan akan dibayar dalam waktu 12
bulan atau dalam satu siklus operasi yang melebihi 12 bulan. Kewajiban ini dinilai pada
pertimbangan jumlah yang diterima entitas yang mengeluarkan obligasi tersebut. Hasil penilaian
utang menyatakan bahwa saldo awal pinjaman sama dengan nilai sekarang dari arus kas masa
depan instrumen utang yang didiskontokan pada tingkat bunga yang dibebankan kreditor. Jika
suku bunga pasar berbeda dengan suku bunga yang dinyatakan dalam instrumen utang atau saat
tidak terdapat suku bunga yang ditetapkan, maka utang akan diterbitkan pada diskon atau premi.
GAAP mewajibkan diskon atau premi dialokasikan sepanjang umur obligasi untuk
menggambarkan dengan tepat tingkat bunga efektif pada utang.

Penilaian Kewajiban

Sebagian besar penilaian kewajiban lancar mengabaikan nilai waktu uang. Pengukuran khas di
neraca sama dengan jumlah sumber daya yang akhirnya akan diperlukan untuk melunasi
kewajiban tersebut. Sebaliknya, pengukuran awal sebagian besar kewajiban jangka panjang sama
dengan nilai sekarang pembayaran masa depan yang didiskontokan pada tingkat bunga pasar
yang tersedia pada tanggal penerbitan. Diskon atau premi akan dilaporkan di neraca pada nilai
amortisasinya. Kewaijban jangka panjang pajak yang ditangguhkan tidak didiskontokan,
karenanya tidak dilaporkan pada nilai sekarang maupun nilai amortisasinya. Dalam semua kasus,
penilaian kewajiban tidak berubah untuk menggambarkan perubahan tingkat bunga pasar saat
ini, sehingga tidak dilaporkan pada nilai sekarangnya. Kegagalan untuk mempertimbangkan
tingkat suku bunga pasar saat ini dapat menyebabkan laporan keuangan menjadi bias, terutama
ketika banyak kewajiban yang bersifat jangka panjang.

Ekuitas
Saham Biasa
Saham biasa diukur pada biaya perolehannya, yaitu jumlah yang diterima dari investor saat
penerbitan saham. Semula, sebagian besar perusahaan menandakan nilai par atau nilai yang
dinyatakan atas sahamnya, dan saham biasa yang terjual dilaporkan di neraca pada bagian
saham biasa sesuai nilai par atau nilai yang dinyatakan tersebut. Perbedaan antara harga jual
dengan nilai par tersebut dilaporkan sebagai agio modal saham. Agio modal saham ini tidak
memiliki arti akuntansi tertentu, kecuali mungkin untuk menentukan harga rata-rata penerbitan
saham biasa jika memang penghitungan itu terlihat berarti.

Saham Treasuri
Perusahaan dapat mengurangi ekuitas pemegang sahamnya dengan memperoleh sahamnya di
pasar terbuka. Saham yang diperoleh kembali inilah yang disebut saham treasuri.

Laba Ditahan dan Pendapatan Komprehensif Lainnya


Hak kepemilikan dalam perusahaan dapat didefinisikan sebagai hak sisa atas aktiva perusahaan
setelah dikurangi kewajiban. Jumlah yang dilaporkan di ekuitas pemegang saham sebagai Laba
Ditahan dan Pendapatan Komprehensif Lainnya dihubungkan dengan metode pengukuran yang
digunakan untuk mencatat aktiva dan kewajiban khusus. Pengalihan aktiva menjadi beban dan
keberadaan kewajiban menentukan pengukuran dalam perubahan ekuitas. Karena itu, ekuitas
tidak memiliki kriteria pengukuran melainkan hanya penilaian sisa.

Perusahaan mungkin saja memiliki berbagai rencana jangka panjang dan komitmen yang tidak
membolehkan pembagian dividen saat ini, dan memberikan penyebaran informasi melalui
apropriasi laba ditahan. Apropriasi laba ditahan disebut dengan reserve dan diukur sebagai jumlah
laba ditahan yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Harus ditekankan bahwa reserve dan apropriasi
laba tidak menyediakan uang untuk mendanai proyek-proyek tersebut dan hanya disajikan untuk
menunjukkan niat/maksud manajerial, yang biasanya dengan mudah diungkapkan dalam catatan
kaki laporan keuangan.

Perusahaan juga mewajibkan pengungkapan atas komponen pendapatan komprehensif lainnya,


yang jumlahnya menggambarkan seluruh perubahan yang tidak berhubungan dengan ekuitas
pemilik yang dihasilkan dari perubahan penilaian item-item neraca yang tidak dimasukkan dalam
laba bersih.

Fair Value Measurement under SFAS No. 157


Bulan September 2007, FASB menerbitkan SFAS No. 157 berjudul “Fair Value Measurements”.
Pernyataan ini menjelaskan bagaimana menetapkan Fair Value ketika pengukuran disyaratkan
oleh GAAP. Aspek-aspek yang penting dari pernyataan ini adalah :
1. Definisi baru dari nilai wajar
2. Hirarki nilai wajar digunakan untuk mengklasifikasi sumber informasi yang digunakan dalam
pengukuran nilai wajar
3. Pengungkapan baru atas aktiva dan kewajiban yang diukur pada nilai wajar berdasarkan
tingkat hirarki
4. Modifikasi atas anggapan bahwa harga transaksi aktiva dan kewajiban sama dengan nilai
wajar awal

Definition of Fair Value


SFAS no.157 mendefinisikan nilai wajar sebagai harga/nilai yang akan diterima dari penjualan
aktiva atau yang akan dibayar dari pemindahan kewajiban yaitu sama dengan nilai transaksi yang
terjadi pasar.

Fair Value Hierarchy


SFAS No.157 menetapkan hirarki yang mengurutkan kualitas dan kehandalan dari informasi yang
digunakan untuk menetapkan nilai wajar

Level dan input informasi yang digunakan Contoh

Level 1- Harga pasar diberikan untuk aktiva dan Saham biasa perusahaan A dipertukarkan dan
kewajiban yang identik di pasar aktif diberikan di Bursa Saham New York
Level 2- Input yang dapat diobservasi Saham biasa Perusahaan B diperdagangkan
dan dihargai hanya di pasar yang tidak aktif di
negara baru
Level 3- Input yang tidak dapat diobservasi Saham perusahaan yang tertutup yang nilainya
berdasarkan proyeksi arus kas
Apabila nilai wajar diperoleh dari lebih dari satu level hirarki maka klasifikasi nilai wajar didasarkan
atas level yang lebih rendah dengan dampak yang kuat

Disclosure
Pengungkapan pengukuran didesain untuk menunjukkan kahandalan dari pengukuran nilai wajar.
SFAS No. 157 meminta pengungkapan terpisah item-item yang diukur pada nilai wajar yang terjadi
berulang (recurring) dan dan tidak berulang (non recurring). Berikut ini adalah pengungkapan
yang disyaratkan pada tanggal neraca tahunan dan interim :
1. Untuk item-item yang tidak berulang dan diukur pada nilai wajar, tabel terpisah untuk setiap
kategori utama aktiva dan kewajiban yang mengandung nilai wajar dipersyaratkan. Dalam
setiap tabel, aktiva dan kewajiban dipisahkan menurut tingkat hirarki. Tabel juga meliputi
keuntungan dan kerugian total yang diakui untuk setiap kategori
2. Untuk item-item yang berulang dan diukur pada nilai wajar, tabel sebagaimana yang
dipersyaratkan pada item-item nonrecurring dipersyaratkan. Dan informasi tambahan
berkaitan dengan nilai wajar berdasarkan level 3 termasuk unrealized gain and losses juga
dipersyaratkan.

Ilustrasi pengungkapan dengan tabel untuk asset yang diukur dengan basis nonrecurring

(in million dollar) Fair Value Measurement Using


Description Year ended Quoted Significant Significant Total
12/31/XX prices in other unobservable Gain (Losses)
active inputs observable inputs
identical (Level 2) (Level 3)
assets
(level 1)
Long-lived asset 75 75 (25)
held and used
Goodwill 30 30 (35)
Long lived asset 26 26 (15)
held for sale

Modification of the Transaction Price Presumption


Menurut GAAP sebelumnya, harga pada saat transaksi dianggap sebagai nilai wajar item tersebut
selama tidak ada bukti yang meyakinkan sebaliknya. menurut SFAS No.157, entitas sebaiknya
mempertimbangkan beberapa faktor yang apabila ada, mengindikasikan bahwa nilai transaksi
tidak mencerminkan nilai wajar. Contohnya :
1. Transaksi antar pihak-pihak yang terkait
2. Transaksi terjadi dalam situasi dimana penjual terpaksa menerima harga karena keadaan
yang mendesak
3. Jumlah rekening yang diwakili oleh transaksi berbeda dengan jumlah rekening untuk aktiva
dan kewajiban yang diukur dengan nilai wajar
4. Pasar dimana transaksi terjadi berbeda dari pasar pada umumnya.
FASB juga menerbitkan invitasi untuk pendapat mengenai apa dan bagaimana masalah-masalah
yang berkaitan dengan penetapan nilai dibahas. Pertanyaan penting yang menjadi diskusi adalah :
1. Apakah pedoman penilaian yang spesifik dibutuhkan untuk pelaporan keuangan
2. Seberapa besar partisipasi perusahaan dalam membuat pedoman penilaian untuk
pelaporan keuangan
3. Proses apa yang sebaiknya digunakan untuk menerbitkan pedoman penilaian untuk
pelaporan keuangan
4. Apakah proses pembuatan pedoman dibahas pada tingkat nasional atau internasional

Format yang diajuan dari pernyataan posisi keuangan


Revisi yang diajukan terhadap pernyataan atas posisi keuangan dibahas pada fase B proyek
presentasi FASB-IASB. Proposal ini tidak lagi membagi aktiva dan kewajiban menjadi kategori
terpisah dalam neraca. Aktiva dan kewajiban dikelompokkan secara bersama-sama menurut
kategori aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Sedangkan kepemilikan pemegang saham
tetaap berada pada bagian terpisah

Evaluasi posisi keuangan perusahaann


Investor dan analis sekuritas memonitor performa perusahaan dengan menggunakan rasio
keuangan. Rasio keuangan menilai hubungan antara elemen-elemen pernyataan keuangan dan
akan dirasakan manfaatnya apabila dibandingkan terhadap hasil-hasil yang diperoleh pada tahun-
tahun sebelumnya, hasil perusahaan pesaing, rata-rata industri, atau suatu tolok ukur. Rasio
pengembalian terhadap asset (Return on Assets = ROA) mengukur persentase pengembalian dari
asset-aset yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dan dihitung
Net income

Average Total Assets

Pada tahun-tahun belakangan ini, analis keuangan telah menghimbau agar dilakukan
penyesuaian baik pada numerator ataupun denominator rasio ROA sehingga dapat meningkatkan
fungsinya dalam menilai keuntungan. Penyesuaian yang disarankan termasuk diantaranya:
1. Penentuan pendapatan tetap dengan mengesampingkan efek paska pajak dari item-item
yang tidak berulang (transit) dari keuntungan bersih. Misal, penuruna nilai aktiva,
discontinued operations, extraordinary items.
2. Penghapusan beban bunga setelah pajak untuk meningkatkan komparabilitas antar
perusahaan dengan cara menghapus dampak struktur modal pada rasio
3. Penyesuaian yang berkaitan dengan pendanaan yang mengandung efek off-balance sheet

ROA dapat dipecah menjadi dua komponen Profit Margin Ratio (PMR), dihitung dengan :

Net income

Net Sales

Dan asset utilization rate (AUR) atau asset turnover ratio (ATR), dihitung dengan :

Net sales

Average total assets

LAPORAN ARUS KAS

Evolusi Laporan Arus Kas


Pada awalnya, Laporan Dana (Fund Statement) tidak dibuat secara seragam, metode sumber
pelaporan dan aplikasi sumber daya tergantung atas konsep dana perusahaan. Secara umum,
terdapat 3 kategori konsep dana, yaitu:
1. Kas
Merangkum semua perubahan kas. Pada akhirnya laporan ini akan menjadi laporan
perubahan arus kas, yang melaporkan dampak dari setiap pemasukan dan pengeluaran kas.
2. Working capital
Melaporkan semua transaksi yang berakibat pada perubahan working capital (aset lancar
dikurangi kewajiban lancar). Dalam konsep ini, dana didefinisikan sebagai nilai bersih kenaikan
atau penurunan kas, piutang, persediaan, hutang, dan item lancar lainnya
3. All Financial Resources
Perusahaan melaporkan seluruh dampak transaksi dengan pihak luar. Penggunaan konsep ini
harus dihubungkan dengan konsep dana yang lain (kas dan working capital). Contoh dari
transaksi all financial resources adalah pembelian aset yang didanai dengan penerbitan
saham.
Keuntungan konsep ini ialah dimasukkannya semua transaksi penting dalam administrasi
keuangan. Namun, kekurangannya adalah investor akan bingung dengan dimasukkannya
transaksi-transaksi yang tidak berhubungan dengan perubahan yang dihitung.

Opini APB No.3 dan 19


Tahun 1963, APB menerbitkan Opini No.3 yang menyarankan laporan dana harus disajikan
sebagai tambahan informasi dalam pelaporan keuangan. tahun 1971, APB menerbitkan Opini
No.19 yang menyatakan laporan dana harus dilaporkan setiap kali laporan laba rugi dan neraca
dilaporkan. Laporan dana tersebut disusun dengan konsep all financial resources dan diberi judul
“Laporan Perubahan Posisi Keuangan.”
Opini APB No.19 menjabarkan format laporan tersebut sebagai berikut:
1. Laporan dilaporkan sebagaimana mestinya untuk memperlihatkan posisi keuangan yang
berhubungan dengan kas, setara kas, aset jangka pendek, aset cepat, atau working capital
selama aset-aset tersebut digunakan dengan konsep all financial resources dan memberikan
gambaran terbaik aktivitas pendanaan dan investasi perusahaan.
2. Laporan harus mengungkapkan perubahan kas, aset jangka pendek, aset cepat atau working
capital tergantung pada bentuk penyajian.
3. Laporan harus mengungkapkan pengeluaran untuk aset jangka panjang, hasil dari penjualan
aset jangka panjang, penukaran hutang jangka panjang dan saham preferen ke saham biasa,
penerbitan dan pembayaran hutang, penerbitan dan pembelian kembali modal saham, dan
dividen.
Laporan Perubahan Posisi Keuangan disusun untuk melaporkan operasi keuangan perusahaan,
mengungkapkan dampak dari kebijakan keuangan manajemen perusahaan, serta meningkatkan
kemampuan pengambilan keputusan oleh pengguna.

Informasi Arus Kas


Penyajian informasi arus kas oleh perusahaan dapat membantu investor dalam :
 Memprediksikan kas yang akan dibagikan sebagai dividen atau bunga di masa depan.
 Mengevaluasi resiko-resiko yang mungkin muncul atas investasinya.

FASB dengan SFAC No.1 menyatakan bahwa pelaporan keuangan yang efektif harus membuat
investor, kreditur, dan pengguna lain untuk:
 Menilai kemungkinan arus kas
 Mengevaluasi likuiditas, solvabilitas, dan arus kas.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaaan untuk merubah aset yang dimilikinya menjadi kas
atau membayar hutang lancar. Likuiditas berguna untuk memberikan informasi dalam
pengevaluasian waktu arus kas masa depan.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo.
Perusahaan yang tidak solvabilitas tidak dapat lagi dianggap “going concern.”

Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari


kesempatan investasi baru atau bereaksi cepat atas situasi genting.

Penyajian arus kas bertujuan untuk memungkinkan investor membuat keputusan rasional dengan
memberikan informasi yang bermanfaat. SFAC No.2 menyebutkan relevan dan andal sebagai
unsur penting yang membuat informasi keuangan menjadi bermanfaat.

Tahun 1987, FASB menerbitkan SFAS no.95, “Statement of Cash Flows” yang menggantikan Opini
APB No.19. SFAS No.95 mewajibkan setiap perusahaan untuk menyajikan laporan arus kas dalam
laporan perubahan posisi keuangan sebagai bagian dari laporan keuangan yang utuh.

Sudut Pandang Historis

Pada tahun 1984, FASB menerbitkan SFAC No.5 “Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan
Perusahaan” yang menyimpulkan bahwa laporan arus kas seharusnya menjadi bagian laporan
keuangan yang utuh. Secara bersamaan, Financial Executive Institutes (FEI) meninjau penerbitan
laporan arus kas dan menerbitkan “Laporan Dana: Struktur dan Penggunaan” yang berfokus pada
beberapa perbedaan sifat dalam laporan perubahan posisi keuangan.

Selama tahun 1985 dan 1986, FASB menerbitkan exposure draft mengenai standar pelaporan arus
kas. FASB memperhatikan bahwa perbedaan pelaporan akan mempengaruhi pemahaman dan
dan manfaat atas informasi yang disajikan kepada investor, kreditur, dan pengguna lainnya. Selain
itu, beberapa pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa akuntansi akrual yang
menghasilkan laba bersih tidak menggambarkan keadaan arus kas yang sebenarnya, sebagai
contoh adalah penangguhan pajak dan penyusutan.
Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
pemasukan dan pengeluaran kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Tujuan ini sesuai
dengan SFAC No.1 dan No.5.

SFAC No.1 menekankan pelaporan keuangan harus memberikan informasi kepada investor dan
calon investor dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian pemasukan kas dari bunga,
dividen, penjualan sekuritas, dan hasil dari pinjaman. SFAC No.5 menyatakan bahwa (1)laporan
keuangan yang lengkap harus menunjukkan arus kas selama periode tersebut dan (2)manfaat
dari pelaporan arus kas untuk menilai likuiditas, fleksibilitas, profitabilitas, dan resiko perusahaan.

Tujuan dalam SFAC No.1 dan No.5 meyakinkan FASB untuk mengganti laporan perubahan posisi
keuangan dengan laporan arus kas. Alasan lain untuk lebih fokus terhadap kas dibandingkan
dengan working capital adalah bahwa working capital yang positif belum pasti menunjukkan
likuiditas, dan sebaliknya.

Format Laporan

Laporan arus kas melaporkan perubahan kas dan setara kas dalam suatu periode yang berasal
dari:
1. Aktivitas Operasi
2. Aktivitas Investasi
3. Aktivitas Pendanaan.
Setara kas ialah investasi yang dapat dengan mudah dan cepat diubah menjadi kas. Secara
umum, hanya investasi yang mendekati tanggal jatuh tempo ( tiga bulan dari pembelian) akan
dikelompokkan sebagai setara kas.

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Arus kas masuk dari aktivitas operasi antara lain:
1. Pemasukan dari penjualan barang dan jasa serta pembayaran utang dari pelanggan.
2. Penerimaan bunga dan dividen.
3. Semua penerimaan yang bukan berasala dari aktivitas investasi dan pendanaan.
Arus kas keluar dari aktivitas operasi meliputi
1. Pembayaran pembelian bahan baku untuk produksi atau untuk dijual kembali, serta
pembayaran hutang kepada kreditur.
2. Pembayaran kas kepada pemasok dan pegawai.
3. Pembayaran kas kepada pemerintah berupa pajak, denda dll.
4. Pembayaran bunga kepada kreditur.
5. Semua pembayaran transaksi yang bukan berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan.

SFAS no.95 menganjurkan perusahaan untuk melaporkan aktivitas operasi dengan membagi
kelompok besar atas penerimaan kas kotor, kelompok besar atas pengeluaran kas, dan selisihnya
adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi. Melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas kotor
disebut Direct Method, yang juga meliputi pelaporan hal-hal berikut ini:
1. Penerimaan kas dari pelanggan.
2. Penerimaan dividen dan bunga.
3. Penerimaan lainnya dari aktivitas operasi.
4. Pembayaran kas kepada pegawai dan pemasok
5. Pembayaran dividen.
6. Pembayaran pajak penghasilan.
7. Pembayaran aktivitas operasi lainnya.

Perusahaan yang tidak menggunakan direct method untuk aktivitas operasi harus melaporkan
jumlah yang sama apabila menggunakan direct method dengan menyesuaikan laba bersih
dengan arus kas aktivitas operasi. Metode ini disebut indirrect method. Penyesuaian yang harus
dilakukan meliputi dampak dari penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas, penerimaan dan
pengeluaran kas yang akrual, dampak aktivitas investasi dan pendanaan seperti penyusutan,
amortisasi goodwill, serta untung dan rugi dari penjualan properti, bangunan, dan peralatan.

Perusahaan yang menggunakan direct method harus merekonsiliasi laba bersih terhadap arus kas
bersih dari aktivitas operasi di tempat yang terpisah. Sedangkan apabila menggunakan indirrect
method, rekonsiliasi dilaporkan dalam laporan arus kas.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas operasi menyangkut pemberian dan penerimaan kembali pinjaman,
pembelian dan penjualan kembali dari sekuritas hutang dan modal serta pembelian dan
penjualan kembali asset tetap. Jadi arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi dapat
dilihat dalam table berikut:
Jenis Arus Kas Cash Inflow Cash Outflow
Pinjaman ke entitas lainnya Penarikan kembali pinjaman Pemberian pinjaman
Instrumen hutang dan modal Penjualan Pembelian
Asset tetap Penjualan Pembelian

Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Aktivitas pembiayaan berasal dari perolehan sumber daya dari pemilik, memberikan
pengembalian kepada pemilik atas investasinya, peminjaman dan pengembalian hutang serta
perolehan dan pengembalian sumber daya jangka panjang lainnya.

Arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan antara lain:


1. Perolehan dari penerbitan instrumen saham
2. Perolehan dari penerbitan hutang atau pinjama jangka pendek atau panjang lainnya.

Arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan antara lain:


1. Pembayaran deviden serta pengembalian lainnya kepada pemilik.
2. Pembayaran pinjaman kepada kreditur.

Format yang Diusulkan untuk Laporan Arus Kas

Penyajian laporan arus kas diusulkan dengan memperluas versi dari metode langsung dengan
tambahan pengungkapan untuk setiap kategori pernyataan.

Sudut Pandang Historis


T a hun 19 8 0 FAS B me ne r bi tk a n Me mora ndum Di sk usi ya ng be r j udul La por a n Ar us
Da na , Li k ui di t a s, Fl ek si bi l i t a s k eua nga n ya ng me r upa k a n ba gi a n k onse p k er a ngk a
k er j a . Pe r t a nya a n ut a ma y a ng munc ul pa da pe ner bi t k a n Me mor a ndum Di sk usi
t er ma suk :
1 . K onse p a pa ya ng di dopsi da l a m pe l a por a n a r us k a s?
2 . T ra nsa k si y a ng ba ga i ma na ya ng ti da k me mpe nga r uhi se ca r a l a ngsung
da l a m pe l a por a n a r us k a s?
3 . Pe ndek a t a n a pa sa j a y a ng di a pk a i unt uk me ny a ji k a n l a por a n a r us k a s?
4 . I nfor ma si ya ng ba ga i ma na t et a ng a r us da na da r i ak t iv i t a s ope ra si y a ng
a ka n di sa j ik a n?
5 . Apa k a h i nfor ma si a r us da na pa da a r us da na ke l ua r a ka n di pi sa ka n me nj a di
(a ) ka pa si t a s ope r a si ut a ma , (b) ka pa si t a s oper a si da l a m ha l
pe nge mba nga n pe r usa ha a n, da n (c ) tuj ua n se l a i n a kt i vi t a s ope r a si ?

Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
pemasukan dan pengeluaran kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Tujuan ini sesuai
dengan SFAC No.1 dan No.5.

SFAC No.1 menekankan pelaporan keuangan harus memberikan informasi kepada investor dan
calon investor dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian pemasukan kas dari bunga,
dividen, penjualan sekuritas, dan hasil dari pinjaman. SFAC No.5 menyatakan bahwa (1)laporan
keuangan yang lengkap harus menunjukkan arus kas selama periode tersebut dan (2)manfaat
dari pelaporan arus kas untuk menilai likuiditas, fleksibilitas, profitabilitas, dan resiko perusahaan.

Tujuan dalam SFAC No.1 dan No.5 meyakinkan FASB untuk mengganti laporan perubahan posisi
keuangan dengan laporan arus kas. Alasan lain untuk lebih fokus terhadap kas dibandingkan
dengan working capital adalah bahwa working capital yang positif belum pasti menunjukkan
likuiditas, dan sebaliknya.

Format Laporan

Laporan arus kas melaporkan perubahan kas dan setara kas dalam suatu periode yang berasal
dari:
1. Aktivitas Operasi
2. Aktivitas Investasi
3. Aktivitas Pendanaan.
Setara kas ialah investasi yang dapat dengan mudah dan cepat diubah menjadi kas. Secara umu,
hanya investasi yang mendekati tanggal jatuh tempo (3bulan dari pembelian) akan dikelompokkan
sebagai setara kas.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas masuk dari aktivitas operasi antara lain:


1. Pemasukan dari penjualan barang dan jasa serta pembayaran utang dari pelanggan.
2. Penerimaan bunga dan dividen.
3. Semua penerimaan yang bukan berasala dari aktivitas investasi dan pendanaan.

Arus kas keluar dari aktivitas operasi meliputi


1. Pembayaran pembelian bahan baku untuk produksi atau untuk dijual kembali, serta
pembayaran hutang kepada kreditur.
2. Pembayaran kas kepada pemasok dan pegawai.
3. Pembayaran kas kepada pemerintah berupa pajak, denda dll.
4. Pembayaran bunga kepada kreditur.
5. Semua pembayaran transaksi yang bukan berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan.

SFAS no.95 menganjurkan perusahaan untuk melaporkan aktivitas operasi dengan membagi
kelompok besar atas penerimaan kas kotor, kelompok besar atas pengeluaran kas, dan selisihnya
adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi. Melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas kotor
disebut Direct Method, yang juga meliputi pelaporan hal-hal berikut ini:
1. Penerimaan kas dari pelanggan.
2. Penerimaan dividen dan bunga.
3. Penerimaan lainnya dari aktivitas operasi.
4. Pembayaran kas kepada pegawai dan pemasok
5. Pembayaran dividen.
6. Pembayaran pajak penghasilan.
7. Pembayaran aktivitas operasi lainnya.

Perusahaan yang tidak menggunakan direct method untuk aktivitas operasi harus melaporkan
jumlah yang sama apabila menggunakan direct method dengan menyesuaikan laba bersih
dengan arus kas aktivitas operasi. Metode ini disebut indirrect method. Penyesuaian yang harus
dilakukan meliputi dampak dari penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas, penerimaan dan
pengeluaran kas yang akrual, dampak aktivitas investasi dan pendanaan seperti penyusutan,
amortisasi goodwill, serta untung dan rugi dari penjualan properti, bangunan, dan peralatan.
Perusahaan yang menggunakan direct method harus merekonsiliasi laba bersih terhadap arus kas
bersih dari aktivitas operasi di tempat yang terpisah. Sedangkan apabila menggunakan indirrect
method, rekonsiliasi dilaporkan dalam laporan arus kas.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas operasi menyangkut pemberian dan penerimaan kembali pinjaman,
pembelian dan penjualan kembali dari sekuritas hutang dan modal serta pembelian dan
penjualan kembali asset tetap. Jadi arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi dapat dilihat
dalam table berikut:

Jenis Arus Kas Cash Inflow Cash Outflow


Pinjaman ke entitas lainnya Penarikan kembali pinjaman Pemberian pinjaman
Instrumen hutang dan modal Penjualan Pembelian
Asset tetap Penjualan Pembelian

Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Aktivitas pembiayaan berasal dari perolehan sumber daya dari pemilik, memberikan
pengembalian kepada pemilik atas investasinya, peminjaman dan pengembalian hutang serta
perolehan dan pengembalian sumber daya jangka panjang lainnya.

Arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan antara lain:


1. Perolehan dari penerbitan instrumen saham
2. Perolehan dari penerbitan hutang atau pinjama jangka pendek atau panjang lainnya.

Arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan antara lain:


3. Pembayaran deviden serta pengembalian lainnya kepada pemilik.
4. Pembayaran pinjaman kepada kreditur.

Format yang Diusulkan untuk Laporan Arus Kas

Penyajian laporan arus kas diusulkan dengan memperluas versi dari metode langsung dengan
tambahan pengungkapan untuk setiap kategori pernyataan.
Analisis Keuangan atas Informasi Arus Kas

Tujuan utama dari akuntansi adalah untuk menyediakan data yang memungkinkan investor dan
kreditur dalam memprediksi jumlah kas yang akan didistribusikan dalam bentuk deviden dan
bunga dan untuk keperluan evaluasi resiko. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
kas melalui kegiatan operasi merupakan indikasi kesehatan perusahaan dan derajat resiko yang
terkait dengan perusahaan tersebut.

Studi empiris menyatakan bahwa data arus kas mempunyai informasi tambahan yang tidak
disediakan oleh laba akrual dan data arus kas lebih baik dibandingkan dengan informasi working
capital. Salah satu metode dalam menganalisa laporan arus kas adalah dengan menentukan
jumlah pembiayaan tahunan yang diperlukan untuk menjaga kesinambungan aktivitas
perusahaan. Arus kas bebas merupakan jumlah yang dihasilkan dari kegiatan operasi dikurangi
dengan jumlah pengeluaran modal dan aktivitas investasi. Arus kas bebas merupakan indikator
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, deviden dan menjaga pertumbuhan. Rumus
arus kas bebas:

Standar Akuntansi Internasional


1. Pembahasan tentang “Statement of Financial Position”
Dalam pernyataan ini, IASB menyatakan bahwa keputusan ekonomi yang diambil oleh
pengguna laporan keuangan membutuhkan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas. Informasi tentang sumber daya ekonomi dikendalikan oleh perusahaan
dan kapasitasnya di masa lalu untuk memanfaatkan sumber daya ini sangat berguna dalam
memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa datang.
2. IAS No.1
Dalam IAS No 1 yang sudah direvisi mensyaratkan asset untuk diklasifikasikan sebagai lancar
dan tidak lancar kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih
relevan dan andal serta menyatakan bahwa terdapat perbedaan dalam sifat dan fungsi dari
asset, kewajiban dan ekuitas yang sangat fundamental sehingga harus disajikan di neraca.
3. IAS No 7
Sebagaimana dalam US GAAP., laporan ini terdiri dari arus kas dari operasi, investasi dan
pembiayaan. Arus kas dari operasi dapat disajikan dalam bentuk langsung maupun tidak
langsung. Arus kas yang berasal dari item extraordinary disajikan secara terpisah serta arus
kas dari akuisisi maupun penjualan/penghentian anak perusahaan juga disajikan secara
terpisah dan diungkapkan dalam aktivitas investasi.
CHAPTER 8
WORKING CAPITAL

Terdapat beberapa masalah mengenai konsep modal kerja: (1) tidak konsistennya dalam
hal pengukuran berbagai komponen dalam modal kerja, (2) Perbedaan pendapat terhadap apa
saja yang masuk dalam elemen modal kerja, (3) Tidak tepatnya pengertian terhadap istilah
tertentu dalam mendefinisikan modal kerja seperti liquidity dan current.

Perkembangan Konsep Modal Kerja


Konsep modal kerja diawali dengan perbedaan antara modal tetap dan modal yang
berputar yang etrjadi pada permulaan abad 20. Pertama kalinya definisi dari medal tetap adalah
uang yang tersimpan sekali dan untuk selamanya, sedangkan modal berputar didefinisikan
sebagai item yang dilepaskan dan diganti dalam kegiatan sehari-hari bisnis.
Definisi diatas tidak diterima oleh anggota profesi akuntan. Para akuntan dari Inggris dan
Amerika mulai mengevaluasi berdasarkan berbagai macam aset dan memberikan tambahan
perhatian terhadap metode akuntansi yang dinamakan Double Account System, yang membagi
neraca dalam dua bagian.
Selama periode yang bersamaan, liquidity ditetapkan sebagai dasar untuk klasifikasi aset
dalam laporan keuangan. Klasifikasi berdasarkan liquidity dimaksudkan untuk melaporkan
solvabilitas perusahaan, akan tetapi konsep ini masih dalam perdebatan karena bertentangan
dengan prinsip going concern. Paton menyebutkan faktor untuk membedakan antara fixed aset
dan current aset yaitu berapa lama dapat dipakai, tarif penggunaan dan metode konsumsi. Dia
menjelaskan faktor tersebut yaitu, fixed aset berada dalam perusahaan dalam dua atau lebih
periode dimana current aset digunakan dengan lebih cepat; fixed aset dibebankan sebagai beban
lebih dari satu peiode sedang curent aset digunakan lebih cepat; dan fixed aset digunakan secara
keseluruhan untuk memberikan jasa sedang current aset dikonsumsi.
Tahun 1947 ARB No. 30 mendefinisikan current aset sebagai kas atau sumber daya lain
yang dapat diidentifikasikan sebagai sesuatu yang layak diharapkan dapat diubah menjadi kas
atau dijual atau dikonsumsi selama siklus normal operasi perusahaan. Current liabilities
didefinisikan sebagai hutang atau kewajiban, likuidasi atau pembayaran dengan menggunakan
sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai current aset atau membentuk current
liabilities lain. Siklus operasi didefinisikan sebagai rata-rata waktu antara perolehan material/jasa
dan realisasi kas final, juga ditetapkan bahwa satu tahun sebagai dasar untuk klasifikasi apabila
siklus operasi lebih pendek daripada satu tahun. (ARB telah dimodifikasi dgn ARB No 43 kemudian
SFAC No. 115, dibahas dalam bab selanjutnya).
Penggunaan konsep working capital memberikan informasi yang berguna dengan
mengindikasikan tingkat likuiditas perusahaan dan memberikan perlindungan terhadap kreditur
hutang jangka pendek. Penyajian working capital dapat dikatakan menambah arus informasi
terhadap pemakai laporan keuangan dengan (1) mengindikasikan jumlah penyangga yang dapat
digunakan untuk melunasi kewajiban lancar, (2) menyajikan arus aset lancar dan hutang lancar
dari periode sebelumnya (3) menyajikan informasi yang digunakan sebagai dasar
memprediksikan arus kas masuk dan keluar.

Penggunaan Masa Kini


Konsep modal kerja menyediakan informasi yang bermanfaat dengan memberi indikasi
likuiditas entitas dan tingkat proteksi yang diberikan pada kreditor jangka pendek. Secara spesifik
penyajian modal kerja dapat menambah arus informasi ke pengguna laporan keuangan dengan:
(1) Mengindikasikan jumlah batas yang disediakan untuk memenui kewajiban sekarang
(2) Menyajikan arus aktiva lancar dan kewajiban lancar dari periode yang lalu
(3) Menyajikan informasi sebagai dasar prediksi arus masuk dan arus keluar masa depan

Komponen Modal Kerja


Klasifikasi aktiva lancar dan utang lancar menurut APB No 43:
Aktiva lancar
1. Kas yang tersedia untuk operasi sekarang dan item2 yang setara dengan kas
2. Persediaan barang dagangan, bahan baku, barang dalam proses, barang jadi,
perlengkapan operasi, dan bahan pemeliharaan sehari-hari
3. Trade accounts, notes, dan acceptances receivable
4. Piutang kepada pejabat, pegawai, afiliasi, dsb yang ditagih pada bagian sehari-hari bisnis
dalam satu tahun
5. Akun2 cicilan dan pembayaran yang ditangguhkan dan wesel tagih jika umumnya sesuai
dengan aktivitas perdagangan normal dan berhubungan dengan bisnis
6. Marketable securities mewakili investasi kas yang disediakan untuk operasi sekarang
7. Prepaid expenses misalnya pembayaran asuransi, bunga, sewa, pajak dsb.

Utang lancar
1. Kewajiban untuk item2 yang telah masuk dalam siklus operasi seperti utang yang terjadi
pada perolehan bahan dan perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
2. Tagihan yang diteroma di muka atas pengiriman barang dan pemberian jasa
3. Utang yang timbul dari operasi yang berhubungan langsung dengan siklus operasi seperti
utang gaji, utang sewa, utang royalti, utang pajak, dsb.
4. Utang lainnya yang likuidasi normalnya diharapkan untuk terjadi dalam periode relatif
singkat, biasanya dua belas bulan.

Aktiva lancar
Kas
Jumlah kas yang diungkapkan sebagai aktiva lancar meliputi penghitungan kas di tangan, kas
di bank, serta negotiable paper seperti cek personal, cek kasir, dan bank draft yang tersedia untuk
penggunaan sekarang dan tidak merupakan bagian dari restriksi (misalnya kas untuk dana
cadangan pembayaran utang jangka panjang)

Setara kas
Kas ekivalen adalah investasi jangka pendek yang memenuhi kriteria:
(1) Siap dikonversi dalam jumlah kas yang telah diketahui
(2) Hampir mencapai tanggal jatuh tempo sehingga nilai pasarnya tidak sensitif pada perubahan
tingkat bunga

Investasi temporer
Adalah investasi yang siap dipasarkan dan dikonversi ke kas dalam satu siklus operasi atau
satu tahun, mana saja yang lebih panjang. Metode penilaian investasi temporer terdiri atas:
1. Historical cost = melaporkan pada harga perolehan hingga investasi dicairkan
2. Market value = melakukan penyesuaian untuk menggambarkan penurunan dan
peningkatan nilai investasi, perubahan tersebut diakui sebagai gain dan loss dalam
laporan laba rugi
3. Lower of Cost or Market (LCM) melakukan penyesuaian hanya jika terjadi penurunan nilai

SFAS No 115 mengklasifikasikan sekuritas sebagai:


1. Trading securities (sekuritas yang ditujukan untuk dijual) dilaporkan menurut nilai wajar,
unrealized holding gain or loss diakui dalam earning
2. Securities available for sale dilaporkan menurut nilai wajar, unrealized holding gain or loss
diakui sebagai kompenen other comprehensive income
3. Securities held to maturity (sekuritas hutang yang dipegang sampai jatuh temponya) dilaporkan
dengan memakai biaya amortisasi pada diskon dan premium semasa hidupnya
Transfer antar kategori investasi dihitung pada nilai wajarnya unrealized holding gain or loss
diakui sebagai:
1. Transfer dari trading: telah diakui dalam earnings sehingga tidak ada lagi pengakuan
2. Transfer ke trading : pada tanggal transfer dilaporkan pada earning
3. Securities held to maturity ke available for sale: diakui sebagai other comprehensive income
4. Securities available for sale ke held to maturity: akumulasi other comprehensive income
tetap dilaporkan dan diamortisasi sampai jatuh temponya

Piutang
Saldo piutang outstanding seringkali merupakan sumber arus kas masuk yang besar untuk
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, sehingga komposisi saldo harus dievaluasi dengan
hati-hati, jumlah yang akan diterima pada tanggal pelunasan harus merupakan estimasi yang
wajar. Jumlah yang tidak dapat dibayar oleh konsumen diakui sebagai bad debt expense yang
dilaporkan dengan metode:
1. Direct write-off method (piutang dihapus dan beban tak tertagihnya piutang diakui pada
saat akun piutang konsumen tertentu ditetapkan tidak tertagih), akibatnya jumlah piutang
yang dilaporkan pada neraca dan income dinilai terlalu tinggi karena mengandung jumlah
yang tidak diharapkan untuk diterima.
2. Allowance method (nilai yang diperkirakan tak tertagih dicadangkan sebagai kontra akun
piutang, beban diakui tiap akhir periode)

Pendekatan untuk mengestimasi nilai kerugian tak tertagihnya piutang:


1. Penjualan tahunan, memenuhi matching konsep karena beban berhubungan langsung dengan
pendapatan
2. Saldo outstanding akun piutang, mendekati net realizable value (jumlah yang diharapkan
diterima di masa yang akan datang)

Persediaan
Adalah item2 agregat yang terdiri dari properti personal berwujud yang ditujukan untuk dijual
pada aktivitas bisnis sehari-hari, pada proses produksi untuk penjualan tertentu, akan segera
digunakan pada produksi barang atau jasa yang tersedia untuk dijual.

Kuantiatas persediaan ditentukan dengan metode:


1. Perhitungan aktual, dilakukan paling tidak setahun sekali pada perusahaan yang melakukan
audi laporan keuangan untuk memastikan kebenaran jumlah persediaan. Apabila dilakukan
untuk menentukan nilai persediaan akhir disebut periodic inventory system.
2. Pencatatan perpetual, nilai perubahan persediaan dicatat seiring dengan pembelian dan
penjualannya, nilai tercatat akan dibandingkan dengan nilai riil persediaan untuk
menginvestigasi penyebab perbedaan
3. Prosedur estimasi, apabila tidak mungkin untuk menghitung langsung ataupun menyediakan
catatan perpetual persediaan dengan menggunakan metode gross profit dan retail

Asumsi Arus Persediaan


Metode yang berterima umum untuk menghitung aliran barang dari pembelian ke penjualan:
1. Specific identification, nilai persediaan ditentukan dengan mencatat secaraterpisah setiap item
yang diperoleh dan menjumlah nilai total persediaan di tangan tiap akhir periode akuntansi.
2. First in First Out, berdasarkan asumsi aliran aktual barang dagangan pada perusahaan.
Memenuhi nilai historis dan matching prinsip. Nilai persediaan pada neraca mendekati
replacement cost item di tangan, namun dapat menimbulkan bias pada profit apabila terjadi
inflasi.
3. Last in First Out, berdasarkan pada asumsi biaya sekarang harus ditandingkan dengan
pendapatan sekarang. Pada masa inflasi, metode LIFO mendekati perkiraan aktual laba bersih.

Fluktuasi Pasar

- Beberapa akuntan menyarankan penggunaan dari nilai pasar untuk menilai persediaan
karena mereka percaya bahwa aktiva lancar harus merefleksikan nilai sekarang
- mungkin menambah informasi untuk penghitungan modal kerja; tapi prinsip konservatif
telah dilanggar apabila menilai sesuai dengan nilai sekarang
- AICPA telah memberikan definisi untuk digunakan dalam penerapan aturan LOCOM
terhadap persediaan
- istilah harga pasar berarti harga pengganti yang berlaku sekarang (dengan pembelian
atau memproduksi) dengan syarat :

1. harga pasar tidak lebih tinggi dari nilai bersih yang dapat direalisasikan (misal:
perkiraan harga jual dalam situasi bisnis yang normal dikurangi perkiraan biaya untuk
penyelesaian atau pelepasan)
2. harga pasar tdak boleh kurang dari nilai bersih yang dapat direalisasikan dikurangi
pencadangan untuk taksiran normal profit margin
Prepaid

- Merupakan pencatatan atas ekspektasi manfaat masa depan atas jasa yang dikerjakan
- Harta lancar bukan dalam artian mudah dikonversikan dalam bentuk kas, tetapi dalam
pengertian bahwa akan memerlukan penggunaan harta lancar selama siklus operasi
apabila item ini tidak ada
- Dua metode untuk mengukur prepaid adalah sbb:
1. Identifikasi khusus -> untuk item-item yang dikonsumsi, misal office supplies
2. Waktu -> apabila tidak ada harta berwujud dan hak yang ada melebihi satu periode
tertentu, misal unexpired insurance dan prepaid rent

Current Liabilities/ Hutang Lancar

- Merupakan dampak atas pengakuan suatu aset atau beban


- Pengakuan atas hutang lancar mungkin akan memberikan dampak signifikan terhadap
posisi working capital
- Beberapa hutang lancar diantaranya adalah payable, defferals, dan current maturities

Payable
 Jumlahnya sudah ditetapkan berdasarkan transaksi dan menyertakan janji
pembayaran pada tanggal setelah transaksi
 pencatatan diskonto tidak terlalu perlu karena periode yang pendek
 dividen dan pajak merupakan hutang yang memrlukan pembayaran dengan dana
yang ada

Defferals

 kewajiban dimana memerlukan adanya pemenuhan jasa bukannya pembayaran


uang
 umumnya dicatat sebesar nilai sisa dari jumlah yang telah diakui sebagai
pendapatan
 perlu diperhatikan bahwa tidak akan ada pencatatan sebagai pendapatan apabila
belum ada jumlah yang benar-benar diterima

Current Maturities (Jatuh Tempo dalam Waktu Dekat)


 GAAP mensyaratkan agar bagian dari long-term debt yang akan jatuh tempo dalam
waktu dekat (periode ybs) diklasifikasikan sebagai current liabilities
 Jika hutang jangka panjang akan dilunasi dengan dana khusus atau dengan
menerbitkan hutang jangka panjang lain maka tidak seharusnya diklasifikasikan
sebagai kewajiban lancar

Analisis Keuangan atas Posisi Working Capital Perusahaan

Evaluasi atas posisi working capital siklus operasi saat ini akan memperjelas ada tidaknya
masalah likuiditas dalam perusahaan. Masalah likuiditas dapat dikarenakan oleh kegagalan
perusahaan dalam mengkonversi asset lancar tepat pada waktunya atau bisa juga dari kerugian
piutang taktertagih.

Beberapa rasio yang digunakan untuk mengevaluasi likuiditas suatu perusahaan adalah sbb:

1. Working Capital
 Informasi yang diperoleh dengan menggunakan working capital sebagai alat
evaluasi tidaklah banyak karena tidak dapat dibandingkan dengan bench mark,
satandar industri, ataupun perusahaan lain
 Formula:

Current Aset – Current Liabilities

2. Current Ratio
 Untuk mengatasi keterbatasan working capital
 Formula:

Current Asset

Current Liabilities

3. Acid Test (Quick) Ratio


 Memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya
yang akan jatuh tempo
 Formula:

Cash + Marketable Securities + Receivables

Current Liabilities

4. Cash Flow from Operations to Current Liabilities Ratio


 Memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya dari
operasi jangka pendeknya
 Formula:

Net Cash Provided from Operating Activities

Average Current Liabilities

5. Account Receivable Turn Over Ratio


 Mengukur kemampuan perusahaan untuk mencairkan piutang tepat pada
waktunya
 Formula:
Net Credit Sales
Average Accounts Receivable
 Formula lain yakni dengan menggunakan “Number of Days in Receivable”:

365
Asset Turn Over Ratio

6. Inventory Turnover Ratio


 Mengetahui efisiensi perusahaan dalam mengatur persediaannya
 Formula:

Cost of Goods Sold


Average Inventory
 Rasio lain, “Average Number of Days in Inventory”:

365
Inventory Turnover Ratio
7. Accounts Payable Turnover Ratio
 Mengevaluasi pola pembayaran hutang perusahaan kepada pemasok
 Formula:

Inventory Purchases

Average Accounts Payable

 Formula lain, “Average Days Payables are Outstanding”:

365
Accounts Payable Turnover Ratio

STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

IASB menerbitkan pernyataan berikut yang terkait dengan Working Capital:


1. Pemaparan current assets dan current liabilities dalam IAS No. 1
2. Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas investment securities dalam IAS No. 25
3. Akuntansi untuk inventory dalam IAS No. 2

Anda mungkin juga menyukai