BAB V DAN VI
DISUSUN OLEH:
SEMESTER 7
KELAS A
DIPLOMA IV
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
2009
BAB 5
KONSEP PENGHASILAN
Pengukuran pendapatan fisik sulit karena kebutuhan manusia tidak dapat diukur dan
terpuaskan pada tingkat yang berbeda sebagaimana perolehan pendapatan riil individu.
Pendapatan uang lebih mudah diukur tetapi tidak membawa perubahan pertimbangan
dalam nilai unit moneter. Definisi mengenai penghasilan biasanya didasarkan pada
pandangan J.R. Hicks yang menyatakan :
Tujuan kalkulasi penghasilan dalam hal-hal praktis ialah memberi seseorang
petunjuk mengenai jumlah yang dapat dikonsumsi tanpa memberatkan dirinya.
Kelanjutan dari gagasan ini adalah agaknya kita perlu merumuskan penghasilan
seseorang sebagai nilai maksimum yang dapat dikonsumsikannya selama satu minggu
dan diharapkan pada akhir minggu sama sejahteranya seperti pada awal minggu.
Definisi ini menekankan pendapatan individu, namun juga dapat digunakan
sebagai dasar perumusan pendapatan bisnis dengan mengubah kata konsumsi menjadi
distribusi. Kekayaan pada awal dan akhir tiap periode adalah jumlah aktiva bersih
(aktivat dikurangi kewajiban) yang tersedia untuk menjalankan usaha entitas bisnis.
Pendapatan bisnis adalah perubahan dalam aktiva bersih selama periode akuntansi, di
luar investasi pemilik dan distribusi pendapatan kepada pemilik. Konsep penentuan
pendapatan yang disebut konsep pemeliharaan modal ini berpendapat bahwa tidak ada
pendapatan yang harus diakui sampai modal (ekuitas atau aktiva bersih) ditahan dan
biaya tertutupi.
Konsep Pemeliharaan Modal
Terjadinya pendapatan secara tidak langsung menyatakan pengembalian modal
yang diinvestasikan, yang akan terjadi hanya setelah jumlah yang diinvestasikan telah
dipertahankan atau tertutupi.
Terdapat dua pandangan dalam konsep ini yaitu :
Financial Capital Maintenance Concept
Menurut konsep ini, laba diperoleh apabila jumlah uang dari aktiva bersih pada akhir
periode melebihi jumlah uang dari aktiva bersih pada awal periode, setelah
dikurangi dengan transaksi pemilik.
Physical Capital Maintenance Concept
Menurut konsep ini, laba diperoleh apabila kapasitas produktif fisik (atau
kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal
periode, setelah dikurangi dengan transaksi pemilik.
Menurut Edward dan Bell, entry price saat ini memberikan penilaian keputusan
manajerial untuk menguasai aktiva dengan memisahkan nilai sekarang pendapatan dari
pendapatan operasi saat ini. Biaya pengganti dapat menyediakan ukuran biaya untuk
menggantikan kapasitas operasi saat ini dan, karena itu, berarti mengevaluasi berapa
banyak yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham serta tetap
mempertahankan kapasitas produktifnya.
Meski demikian, banyak masalah pengukuran dalam menentukan nilai biaya
pengganti. Perusahaan mungkin dapat menentukan dengan tepat biaya pengganti untuk
persediaan dan aktiva tertentu lainnya, tetapi untuk banyak aktiva lain, terutama untuk
aktiva tetap, tidak tersedia pasar untuk memperoleh aktiva penggantinya.
Sebuah pendekatan alternative untuk memperkirakan biaya pengganti adalah
dengan menggunakan indeks daya beli spesifik. Indeks harga spesifik didesain untuk
mengukur dampak pada harga segmen ekonomi tertentu, contohnya peralatan yang
digunakan dalam industri baja atau pertambangan.
Akhirnya relevansi entry values dipertanyakan, Sterling berpendapat bahwa entry
value dari aktiva yang tidak dimiliki, relevan hanya ketika pembelian aktiva memang
dimaksudkan. Untuk aktiva yang dimiliki, entry value tidak berhubungan dengan apa
yang dapat direalisasikan atas penjualan aktiva dan dengan pembeliannya karena aktiva
tersebut telah dimiliki.
Pengukuran ( Measurement)
Pengukuran yaitu memberikan angka kepada obyek atau kejadian dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai proses
membandingkan untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat guna membedakan
satu alternatif dari alternatif lain dalam situasi pengambilan keputusan.
Pada prakteknya, dalam konsep pengukuran ini terdapat beberapa
masalah/kendala yang menyulitkan dalam pengukuran akuntansi, yaitu :
a. Ketidakstabilan nilai dari suatu ukuran (uang)
b. Keputusan arbitrary haus dibuat untuk keperluan pelaporan berkala.
FASB mendefinisikan revenue sebagai ”arus masuk atau peningkatan lain dari
aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama
suatu periode dari penyerahan atau produksi barang, sumbangan jasa atau kegiatan lain
yang merupakan operasi berkelanjutan dari entitas tersebut”.
Pada umumnya, pengakuan revenue dilakukan ketika terjadi penjualan, meskipun
pengakuan pendapatan mungkin saja terlambat atau lebih cepat dalam transaksi-
transaksi tertentu, karena sifat alamiah transaksi tersebut.
Menurut GAAP, revenue harus diakui ketika dua kondisi berikut terpenuhi :
1. Revenue telah diperoleh.
Yaitu ketika perusahaan telah menyelesaikan semua hal yang harus dilakukan
untuk berhak atas keuntungan yang digambarkan oleh Revenue tersebut.
2. Revenue telah direalisasikan atau dapat direalisasi
Realization berarti bahwa barang atau jasa telah ditukarkan dengan kas atau
diklaim menjadi kas. Apa yang tersembunyi dalam kata Realized dan Realizable
adalah fakta bahwa revenue dapat diukur dengan tingkat kepastian yang
masuk akal. Dengan kata lain, jumlah revenue dapat diukur dengan kepastian
yang layak atas akurasinya.
PENANDINGAN (MATCHING)
Ketika perusahaan telah memenuhi kriteria kegiatan krusial dan pengakuan
pendapatan, biaya untuk menghasilkan pendapatan tersbut harus diidentifikasi. Dalam
pembuatan laporan keuangan juga harus diperhatikan tentang kapan penetapan
pendapatan dan proses menandingkan antara pendapatan (revenue) dan biaya (cost).
Proses menghubungkan pendapatan dan biaya disebut konsep penandingan (matching).
Meskipun merupakan konsep yang relatif mudah dipahami, konsep penandingan
harus dilakukan secara hati-hati. Penetapan kapan suatu biaya tidak mempunyai
manfaat di kemudian hari karena itu harus dibebankan terhadap pendapatan pada
periode yang berjalan tergantung pada definisi cost, expense, dan loss;
Cost yaitu jumlah yang dilepaskan untuk barang/harta (aset) yang diterima atau
akan diterima. Cost dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu unexpired cost (aset)
yang akan dipakai untuk menghasilkan pendapatan yang akan datang dan expired
cost yang tidak dipakai untuk mengasilkan pendapatan yang akan atang dan
dikurangkan dari pendapatan atau laba ditahan pada periode berjalan.
Expense yaitu aliran keluar, penggunaan aset atau timbulnya hutang atau
kombinasinya selama satu periode karena menyerahkan atau menghasilkan
barang atau melaksanakan kegiatan lain yang merupakan inti dari badan usaha.
Asset yaitu kemungkinan keuntungan ekonomis masa depan yang diperoleh atau
dikontrol suatu entitas sebagai hasil dari kegiatan atau transaksi yang telah lalu.
aset memiliki 3 karakter yaitu (1)Memberikan kemungkinan keuntungan dimasa
depan langsung atau tidak pada net cash inflows (2) Perusahaan tersebut dapat
memperoleh keuntungan dan kontrol atas keuntungan tersebut (3)Transaksi atau
kejadian lain yang meningkatkan hak perusahaan atas kontrol keuntungan telah
terlaksana
Loss yaitu penurunan ekuitas (aset bersih) karena transaksi sampingan
(pheripheral) atau insidentil dari ekuitas serta karena semua transaksi, kejadian
dan keadaan lainnya yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode
kecuali yang disebabkan oleh beban atau distribusi kepada pemilik.
Dengan kata lain expense adalah berakhirnya biaya untuk menghasilkan revenue,
sedangkan loss adalah berakhirnya masa biaya tidak untuk menghasilkan revenue.
Sebagai contoh adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan. Pembelian persediaan
ini merupakan pembelian aset. Ketika aset ini dijual maka masa biaya telah berakhir.
Kemudian perusahaan mengakuinya sebagai expense karena hasil penjualan adalah
revenue. Tetapi apabila persediaan tersebut terbakar, masa biaya tersebut juga telah
habis tanpa menghasilkan revenue. Sehingga diakui sebagai loss.
Bisa atau tidaknya perusahaan untuk mengakui pendapatan sangat tergantung
pada kemampuan untuk mengukur pendapatan (arus masuk) dan beban (arus keluar)
yang ada. Mengukur berarti menentukan jumlah dengan tingkat akurasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Ketika arus masuk ataupun arus keluar tidak dapat diukur,
perusahaan harus menunda pengakuan income karena GAAP mensyaratkan informasi
laporan keuangan harus diungkapkan dalam unit mata uang.
KONSERVATISME (CONSERVATISM)
Penggunaan prinsip ini dipandang penting dalam praktek akuntansi karena
dengan adanya prinsip ini para pemakai informasi keuangan dipandang lebih sedikit
kemungkinannya untuk disesatkan. Sterling dalam bukunya “ Theory of the
measurement of enterprise income” menyatakan bahwa prinsip konservatisme
menekankan pada pemilihan alternatif akuntansi yang paling kecil kemungkinannya
melebih-lebihkan aset dan penghasilan.
MATERIALITAS (MATERIALITY)
Konsep materialitas mempunyai peranan yang relatif besar dalam pengukuran
dan pengungkapan seluruh informasi yang disajikan dalam laporan keuangan terutama
terhadap pos pendapatan dan biaya. Namun demikian sampai saat ini belum ada definisi
yang baku mengenai konsep materialitas.
Dalam menentukan definisi materialitas, terdapat dua aspek penting yang perlu
diperhatikan yaitu aspek kualitatif dan asperk kuantitatif. Accounting Research Study
(ARS) nomor 7 memberikan definisi kualitatif materialitas sebagai berikut : Suatu
pernyataan, faktor atau unsur material jika dengan memperhatikan sepenuhnya
keadaan yang mengelilinginya pada saat itu, hal itu (pernyataan, fakta, unsur)
mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga pengungkapannya akan kemungkinan besar
mempengaruhi atau membuat lain pertimbangan dan tingkah laku seseorang yang
wajar.
Accounting Principles Board (APB) Opinion No. 18 memberikan batasan
kuantitatif terhadap materialitas yaitu suatu investasi sebesar 20 % atau lebih dalam
saham bersama dari suatu investor dianggap material.
APB Opinion No. 15 menyatakan bahwa pengurangan sebesar kurang dari 3 %
dalam himpunan penghasilan perusahaan dianggap tidak material. FASB juga
memberikan batasan terhadap materialitas sebesar 10 % dari pendapatan, laba operasi
dan aset.
Dalam Statement of Financial Accounting Concept no. 2, FASB membuat
pernyataan mengenai materialitas sebagai berikut: ”seorang yang mebuat keputusan
akuntansi dan seorang auditor secara terus menerus menghadapi kebutuhan akan
keputusan materialitas. Pertimbangan materialitas terutama kuantitatif sifatnya. Hal ini
berhubungan dengan pertanyaan, apakah unsur itu cukup besar untuk dapat
mempengaruhi pemakai informasi. Unsur yang dianggap kecil untuk dianggap material
kalau dihasilkan dari transaksi yang rutin dapat dianggap jadi material kalau timbulnya
dari keadaan yang tidak normal”.
Manajemen Pendapatan
Manajemen pendapatan adalah aspek lain dalam masalah kualitas pendapatan.
Manajemen pendapatan (Earnings Management) didefinisikan sebagai suatu usaha
yang dilakukan oleh pegawai perusahaan untuk mempengaruhi laporan income jangka
pendek. Suatu penelitian menyebutkan bahwa manajemen pendapatan terjadi karena
beberapa alasan, termasuk mempengaruhi harga saham, meningkatkan kompensasi
manajemen, mengurangi kemungkinan pelanggaran persetujuan pinjaman, dan
menghindari campur tangan pemerintah. Manajemen berusaha melakukan manajemen
pendapatan karena mereka percaya bahwa pelaporan pendapatan akan mempengaruhi
keputusan kreditor dan investor. Sebagian besar teknik manajemen pendapatan adalah
dengan memperbaiki kualitas pelaporan income dan mengurangi biaya modal
perusahaan. Tetapi ada teknik lain yang mengindikasikan adanya kecurangan.
Penentuan teknik manajemen pendapatan sangat tergantung pada tujuan
manajemen pendapatan itu sendiri. Dalam beberapa hal manajemen pendapatan
diusahakan masih dalam lingkup GAAP. Manajemen perusahaan sering memilih
kebijakan akuntansi yang akan memaksimalkan pendapatan perusahaan dan
meningkatkan nilai pasar perusahaan.
Menurut Arthur Levitt ada 5 teknik manajemen pendapatan yang mengancam
integritas laporan keuangan yaitu:
a) Taking a bath teknik dimana biaya restrukturisasi dilaporkan lebih besar untuk
mengurangi aset, dimana hal ini akan mengurangi expense di masa depan.
b) Akuntansi untk akuisisi yang kreatif. Menghindari expense di masa depan dengan
membebankan sekali pada riset dan pengembangan yang masih dalam proses.
c) Cadangan “ Cookie jar ” . Melaporkan terlalu tinggi retur penjualan dan garansi
pada saat keadaan perusahaan bagus. Dan menggunakan kelebihan ini pada saat
keadaan perusahaan buruk.
d) Menyalahgunakan konsep materialitas. Dengan sengaja mencatat kesalahan
atau mengabaikan kesalahan dalam laporan keuangan dengan asumsi bahwa
pengaruh kesalahan ini tidak signifikan.
e) Pengakuan pendapatan yang tidak tepat. Yaitu dengan mengakui pendapatan
sebelum pendapatan ini dihasilkan.
Lingkungan laporan keuangan di Amerika saat ini terdiri atas berbagai kelompok
dimana investor sebagai fokus. Investasi mencakup penggunaan sumber daya investor
terlebih dahulu untuk memperoleh kentungan di masa mendatang yang memiliki
ketidakpastian. Konsekuensinya, investor memerlukan informasi yang dapat membantu
mereka untuk menilai arus kas sekuritas di masa mendatang.
Keuntungan, Penambahan aktiva bersih hasil dari aktifitas sampingan suatu entitas dan
dari seluruh transaksi dan kejadian selama periode tertentu kecuali yang berasal dari
pendapatan atau investasi dari pemilik
Beban, Arus keluar atau penggunaan aktiva dan penambahan kewajiban (atau
gabungan keduanya) selama periode dari pembuatan barang, penyediaan jasa atau
aktifitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan
Kerugian, Penurunan aktiva bersih dari aktifitas sampingan suatu entitas dan dari
seluruh transaksi dan kejadian selama periode tertentu kecuali pengeluaran dan
distribusi ke pemilik
Ada dua pandangan mengenai perbedaan penti ng antara pendapatan
dengan keuntungan dan beban dengan kerugian ialah apakah mereka
berhubungan dengan kegiatan yang terus menerus, yaitu current
operati ng performence concept dan the all inclusive concept .
Discontinued Operations
Studi atas hasil aplikasi opini no.9 APB oleh berbagai entitas mengungkapkan
beberapa penyalahgunaan pelaporan.Contohnya, beberapa perusahaan melaporkan
hasil penghentian segmen bisnisnya sebagai extraordinary sementara pendapatan dari
segmen ini selama proses penghentian dilaporkan sebagai ordinary income. Opini no. 30
APB menambahkan beberapa kriteria yang diperlukan untuk mengidentifikasi
penghentian segmen bisnis. Penerbitan opini mensyaratkan penyajian terpisah antara
hasil operasi segmen bisnis yang dihentikan dengan keuntungan atau kerugian atas
penjualan aktiva segmen bisnis tersebut, termasuk keuntungan dan kerugian operasi
selama periode penghentian. Informasi ini diperlukan bagi pengguna dalam rangka
mengevaluasi operasi masa lalu dan masa depan suatu entitas bisnis.
Opini ini telah diubah dengan SFAS No. 144 “ Accounting for Impairment or
Disposal of Long Lived Aktiva”. Agar dapat dikategorikan ke dalam discontinued
operations, suatu item harus memenuhi beberapa kriteria :
Unit yang dihentikan harus dianggap sebagai komponen bisnis. Komponen yang
dimaksud dalam hal ini adalah bagian yang dapat dipisahkan dengan jelas dari
operasional dan arus kas bagian lainnya baik untuk tujuan pelaporan keuangan
maupun pelaporan operasional.
Jika terpenuhi, maka :
Operasi dan arus kas dari komponen yang dihentikan harus dihilangkan dari hasil
transaksi operasional dan arus kas entitasnya
Entitas harus tidak memiliki keterlibatan yang signifikan dalam operasi
komponen
Saat manajemen memutuskan untuk menjual komponen, maka aktiva dan
kewajiban komponen diklasifikasikan “held for sale” pada neraca. Kemudian, apabila
penghentian komponen telah dilakukan, hasil dari operasi komponen harus dilaporkan
sebagai discontinued operations dan dicantumkan tepat dibawah bagian income from
continuing operations. Hasil ini dilaporkan bersih setelah dikurangi pajak.
Extraordinary items
Defi nisi sesuai dengan APB Opinion No.9 adalah peristi wa dan
kejadian yang memiliki efek material yang diperkirakan ti dak akan
berulang kali terjadi dan ti dak dianggap sebagai faktor yang sering terjadi
dalam proses evaluasi operasi perusahaan.
Dalam APB Opinion No.30 tentang reporti ng the result of operati on
extraordinary items didefi nisikan sebagai peristi wa atau transaksi yang
dibedakan oleh:
Unusual nature , yaitu peristi wa atau transaksi memiliki ti ngkat
abnormal yang ti nggi dan ti dak berhubungan atau insidenti l
terhadap operasi normal perusahaan,
Infrekuensi keterjadian, yaitu peristi wa atau transaksi dengan
sangat beralasan diperkirakan ti dak akan terjadi lagi dimasa yang
akan datang.
FASB kemudian menyatakan dalan SFAC nomor No.5 bahwa tujuan
dari laporan rugi laba all-inclusive adalah untuk menghindari
penghilangan yang ti dak jelas dalam laporan rugi laba meskipun
pencantuman unusual atau non recurring keuntungan atau kerugian
mungkin akan mengurangi daya predikif dari suatu laporan rugi laba.
Accounting Changes
Standar akuntansi mengenai konsistensi mengindikasikan bahwa transaksi yang
sama harus dilaporkan dengan menggunakan metode yang sama setiap tahunnya.
Bagaimanapun, perusahaan terkadang menyadari bahwa perubahan metode dan
prosedur perlu dilakukan untuk meningkatkan pelaporan. Selain itu, perubahan metode
mungkin disyaratkan oleh SEC ataupun FASB. Meskipun perubahan ini tidak
mempengaruhi harga saham, namun perubahan penggunaan metode akuntansi harus
tetap dilaporkan karena apabila tidak maka komparabilitas laporan keuangan akan
berkurang.
Opini APB No.20 “Accounting Changes” mengidentifikasikan tiga jenis
perubahan dan satu jenis kesalahan sebagai berikut :
1. Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi. Jika suatu entitas mengadopsi GAAP
yang berbeda dari yang sebelumnya digunakan untuk tujuan pelaporan.contohnya
perubahan penghitungan persediaan dari LIFO ke FIFO
2. Perubahan dalam perkiraan akuntansi. contohnya perubahan perkiraan umur aktiva
yang dapat didpresiasi
3. Perubahan entitas pelaporan. Disebabkan oleh konsolidasi
4. Kesalahan, tidak dilihat sebagai perubahan namun hasil dari kesalahan perhitungan
matematis dan penggunaan metode akuntansi yang salah
Kesalahan/error
Pengungkapan terhadap terjainya error serta penyesuaian terhadap efek error terhadap
pendapatan operasi, laba bersih dan jumlah laba per saham terkait dilakukan pada
laporan keuangan yang terbit pada periode terjadinya kesalahan
Contoh error:
1. Perubahan dari praktek akuntansi yang tidak berterima umum ke praktek yang
berterima umum
2. Kesalahan matematis
3. Kelalaian menambahkan atau menangguhkan pendapatan dan biaya di akhir
periode akuntansi.
Basic EPS
Tujuan dari basic EPS adalah untuk mengukur kinerja perusahaan selama periode
tertentu dari sudut pandang pemegang saham biasa. Basic EPS dihitung dengan rumus:
Laba bersih – dividen saham preferen
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
Diluted EPS
Tujuan dari diluted EPS adalah mengukur kinerja pro forma suatu perusahaan selama
periode tertentu dari sudut pandang pemegang saham biasa apabila pengkonversian
sekuritas yang dilutif benar-benar terjadi. Efek dilutif dari call options dan warrants
dihitung dengan menggunakan treasury stock method. Efek dilutif dari sekuritas
konvertibel dihitung menggunakan as if-converted method. Sekuritas yang bersifat anti-
dilutif tidak dimasukkan dalam penghitungan diluted EPS. Ketika terdapat lebih dari satu
sekuritas yang bersifat dilutif, maka perhitungan diluted EPS dilakukan sesuai urutan
besarnya efek dilutif yang ditimbulkan sekuritas. Cara mengetahui efek dilutif adalah
dengan menghitung pendapatan dari kenaikan 1 lembar saham.
Convertible Securities
Ialah sekuritas (obligasi atau saham preferen) yang dapat ditukar dengan sekuritas lain
(saham biasa) pada harga yang telah ditentukan. Dengan metode ini:
1. Apabila perusahaan memiliki saham preferen konvertibel, dividennya tidak
dikurangkan dari laba bersih sebagai pembilang EPS. Jika saham preferen dikonversi,
lembar preferen tersebut tidak lagi beredar dan dividen preferen tidak akan
dibayarkan.
2. Apabila perusahanan memiliki obligasi konvertibel, beban bunga atas sekuritas
setelah pajak ditambahkan ke pembilang. Jika obligasi dikonversikan, bunga tidak
akan dibayarkan sehingga tidak akan ada penghematan pajak. Akibatnya, laba bersih
akan meningkat sebesar beban bunga dikurangi besarnya pajak.
3. Jumlah lembar yang diterbitkan pada pengkonversian sekuritas ditambahkan
sebagai penyebut.
Manfaat EPS
Tujuan dari EPS adalah untuk memberikan investor sebuah indikator atas nilai
perusahaan dan harapan dividen di masa mendatang. EPS sangat populer karena
diperkirakan mengandung informasi yang bermanfaat dalam membuat prediksi
mengenai dividen dan harga saham di masa mendatang, serta sebagai ukuran
keefisienan suatu perusahaan.
Beberapa akuntan yang menentang penggunaan laba indikator keseluruhan seperti EPS
menyatakan bahwa untuk memahami kinerja perusahaan membutuhkan analisis yang
mendalam, tidak hanya dengan rasio tunggal. Investor akan lebih puas dengan
mendapatkan prediksi atas arus kas di masa mendatang.
Comprehensive Income
Merupakan perubahan aktiva bersih atas suatu entitas bisnis dikarenakan transaksi,
kejadian, atau keadaan yang tidak berasal dari pemilik perusahaan selama periode
tertentu, meliputi perubahan dalam ekuitas selama periode tertentu kecuali perubahan
yang berasal dari investasi dan pembagian dividen kepada pemilik dan dimaksudkan
untuk melaporkan ukuran atas kinerja perusahaan secara keseluruhan.
SFAC No.5 menyebutkan bahwa konsep comprehensive income meliputi semua
perubahan ekuitas termasuk efek kumulatif dari penyesuaian akuntansi. Pada tahun
2005 FASB mengganti kesimpulannya dengan mensyaratkan penyajian retroaktif atas
efek perubahan prinsip akuntansi.
Laba bersih meliputi pendapatan dari operasi yang berkelanjutan, operasi yang
dihentikan, dan extraordinary. Item-item yang dikelompokkan dalam other
comprehensive income diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, contohnya mata uang
asing, penyesuaian kewajiban pensiun minimum, dan laba rugi yang belum terealisasi
dalam investasi sekuritas hutang dan ekuitas. Penyesuaian klasifikasi atas item other
comprehensive income selain penyesuaian kewajiban pensiun minimum diungkapkan
secara terpisah dari perubahan lainnya.
Menurut SFAS N0.30, komponen comprehensive income dapat ditampilkan dibawah
total laba bersih dalam:
1. Laporan Laba Rugi
2. Laporan terpisah yang dimulai dengan laba bersih
3. Laporan Perubahan Ekuitas.
Total dari comprehensive income, untuk elemen yang tidak dilaporkan dalam laporan
laba bersih tradisional, harus ditransfer ke komponen ekuitas terpisah dalam laporan
posisi keuangan di akhir periode. Akun akumulasi other comprehensive income
digunakan untuk menampung komponen ekuitas tersebut.
Penelitian oleh Hirst dan Hopkins menyatakan bahwa penyajian comprehensive
income mempengaruhi analis keuangan menaksir nilai dari sebuah perusahaan.
Sebaliknya, Dhaliwal, Subramanyam, dan Trezevant tidak menemukan bukti bahwa
comprehensive income berkaitan dengan nilai pasar saham perusahaan dan
comprehensive income bukan merupakan indikator arus kas masa mendatang yang
lebih baik dibandingkan laba bersih. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menilai
hubungan ini.
IASB menyatakan bahwa profit digunakan untuk mengukur kinerja maupun sebagai
basis dalam penentuan ROI (return on investment) dan EPS
Elemen yang terkait dalam pengukuran profit adalah income dan expenses, dimana
pengukurannya tergantung pada concept of capital dan capital maintenance
IAS No. 1
Laporan laba rugi harus menyertakan item-item yaitu pendapatan, hasil dari
operasi, beban pembiayaan, laba rugi dari investasi modal, beban pajak, laba
rugi dari operasi biasa, kepemilikan minoritas dan laba bersih
tidak mensyaratkan bahwa discontinued operation dan perubahan akuntansi
untuk dilaporkan dalam komponen yang terpisah dari laba serta tidak
mengijinkan suatu item untuk digolongkan sebagai extraordinary.
IAS No. 8
Dengan adanya revisi IAS No. 1, maka konsep kesalahan mendasar
ditiadakan dan tidak ada pembedaan antara ordinary maupun extraordinary
Kesalahan merupakan kelalaian atau pernyataan yang salah dari periode
sebelumnya yang baru ditemukan berdasarkan informasi yang tersedia
ketika laporan keuangan sebelumnya disiapkan
Kesalahan yang material akan diperlakukan secara retrospective dengan
mengemukakan kembali penyajian laporan sebelumnya dan menyesuaikan
kembali saldo laba ditahan
Pengakuan efek secara kumulatif dalam laba tidak dibenarkan.
IAS No. 18
Mendiskusikan konsep pengukuran pendapatan
Pendapatan diakui ketika adanya kemungkinan manfaat ekonomi masa
depan ke perusahaan, seharusnya diukur dengan nilai wajar dan diakui dari
penjualan barang ketika semua kondisi berikut terpenuhi:
1. Perusahaan telah mentransfer resiko signifikan dan hak kepemilikan
atas barang kepada pembeli.
2. Perusahaan tidak mempunyai keterlibatan manajerial yang berkaitan
dengan kepemilikan maupun kontrol efektif atas barang yang sudah
dijual
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4. Adanya kemungkinan manfaat ekonomi kepada perusahaan berkaitan
dengan transaksi
5. Biaya yang atau akan terjadi dalam hubungannya dengan transaksi
dapat diukur secara andal.
IAS No. 33
menyatakan perlunya tambahan pengungkapan dan pedoman sbb:
1. Basic dan diluted EPS harus disajikan untuk laba atau rugi dari operasi dan
untuk laba atau rugi bersih.
2. Suatu saham berpotensi menjadi dilutive hanya ketika konversinya menjadi
saham mengakibatkan berkurangnya EPS dari operasi berkelanjutan.
3. Kontrak yang akan dilunasi dengan uang tunai maupun saham diasumsikan
akan dilunasi dengan saham.
4. Jika perusahaan membeli saham preferennya sendiri dengan jumlah yang
lebih besar dari carrying amount maka atas kelebihannya diperlakukan
sebagai deviden dalam penghitungan basic EPS.
5. Pedoman dalam menghitung efek penerbitan saham kontijensi, potensi
saham dari anak perusahaan, joint venture, sekuritas partisipatif, written put
option dan pembelian put atau call option.
IAS No. 35 sebagai pengganti IFRS No. 5
discontinued operation merupakan penjumlahan antara laba rugi setelah
pajak dari discontinued operation dengan laba rugi setelah pajak yang diakui
ketika pengukuran nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual atau
nilai wajar dari penyesuaian asset yang didisposal
Pengungkapan detail disyaratkan dalam catatan ataupun di bagian yang
terpisah dalam laporan laba rugi
Disyaratkan juga pengungkapan tambahan sbb:
a. Penyesuaian yang dibuat dalam periode sekarang untuk jumlah yang
disajikan sebagai discontinued operation di periode sebelumnya
harus diungkapkan secara terpisah
b. Jika entitas tidak lagi mengklasifikasikan komponen sebagai ‘held for
sale’, hasil dari komponen tersebut yang sebelumnya disajikan dalam
discontinued operation harus direklasifikasi dan dimasukkan kedalam
laba dari operasi berkelanjutan untuk semua periode yang disajikan.