Disusun oleh:
Kelompok 1
Penyajian
Pos-pos operasi pada umumnya dilaporkan pada pernyataan laba rugi sedangkan pos-pos yang
jelas-jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui pernyataan laba ditahan atau
pernyataan perubahan ekuitas.
BAB 11 Ekuitas
Ekuitas merupakan hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ekuitas
bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena di definisi atas dasar aset dan
kewajiban, nilai ekuitas juga tergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur. Secara
substansi ekonomik, kreditor menanggung risiko lebih kecil sehingga imbalan tetap berupa
bunga dan pokok pinjaman sedangkan pemegang saham menanggung risiko lebih besar sehingga
berhak atas rate of return yang bervariasi melalui pembagian laba.
Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Dua komponen penting, yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi
modal saham (capital stock) sebagai modal yuridis dan modal setoran tambahan (additional paid
in capital), dan komponen lain yang merefleksikan transaksi pemilik (saham treasuri atau modal
sumbangan). Modal setoran disebut juga invested capital, original capital, atau original
investment. Modal yuridis disebut juga formal capital, restricted capital, stated capital, atau
capital stock.
Tujuan Penyajian Ekuitas
Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi
dan kepengurusan manajemen. Selain itu, menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek
investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Informasi yang harus disampaikan minimal: 1)
sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya, 2) peraturan yuridis yang membatasi
pembagian dividen dan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham, dan 3) prioritas
beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.
Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba
ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Secara yuridis karena modal setoran merupakan dana
dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain,
sedangkan laba ditahan merupakan jumlah rupiah secara yuridis dapat digunakan untuk
pembagian dividen.
Modal Yuridis: timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan ada sejumlah rupiah yang
harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain. Bentuk ketentuan
hukumnya adalah saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan
untuk menunjukkan hak yuridis.
Besarnya Modal Yuridis: dikenal juga dengan modal saham, yang mana menunjukkan jumlah
rupiah perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal per saham.
Modal Setoran Lain: penerbitan saham tanpa nilai nominal, yaitu 1) untuk menghindari utang
bersyarat dalam hal saham terjual di bawah harga nominal, 2) tidak ada hubungan antara nilai
nominal dengan harga pasar saham.
Perubahan Modal Setoran
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas
antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat transaksi modal. Berbagai
sumber dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoritisnya.
a. Pemesanan saham, yaitu investor yang berminat membeli saham perusahaan harus
memesan lebih dahulu saham yang akan dibeli dengan harga yang sesuai kesepakatan
pada saat pembelian.
b. Obligasi terkonversi atau berhak tukar. Hak tukar dianggap melekat pada obligasi
sehingga tidak dapat diukur secara pasti nilainya. Perubahan dalam penilaian obligasi
dianggap mempunyai pengaruh terhadap modal pemegang saham, tetapi karena harga
pasar obligasi merefleksi nilai hak tukar maka nilai tukar harus ditaksir dan dikeluarkan
dari nilai pasar obligasi. Secara konseptual, pengakuan laba rugi tidak valid karena
konversi ini merupakan transaksi modal bukan operasi. Secara teoritis, transaksi modal
tidak menimbulkan pendapatan, laba, atau rugi.
c. Saham istimewa terkonversi. Nilai nominal saham prioritas plus porsi premium
ditransfer ke modal pemegang saham dan premium modal pemegang saham biasa. Tidak
ada untung atau rugi yang diakui pada saat konversi. Jika ada selisih antara harga pasar
baik saham biasa maupun saham prioritas, selisih tersebut harus dikompensasi ke atau
dari laba ditahan.
d. Dividen saham, yaitu distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham
yang mula - mula diterbitkan. Jika distribusi dividen saham tidak disertai dengan
kapitalisasi laba ditahan, dividen saham akan menyerupai pemecahan saham (stock split).
Pembagian dividen saham tanpa kapitalisasi laba ditahan sama saja dengan
mempertahankan klasifikasi ekuitas atas dasar sumber.
e. Hak beli saham, opsi, dan waran. 1) hak beli saham, yaitu hak yang diberikan bagi
pemegang saham lama untuk membeli sejumlah saham. Hak beli saham sering dianggap
mempunyai harga pasar sehingga timbul pendapat bahwa hak beli saham tersebut
dikapitalisasi. 2) opsi saham, yaitu klaim untuk membeli atau menjual saham yang
sengaja diciptakan untuk dijual kepada investor lain. Ada dua jenis opsi, yaitu call dan
put. 3) waran, yaitu efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka
waktu tertentu.
Penurunan Modal Setoran: modal setoran tidak akan berkurang kecuali ada
pembayaran atau pembagian dividen yang dapat dikategori sebagai dividen likuidasi atau
penarikan kembali saham yang beredar secara permanen.
f. Saham treasuri. Alasan perusahaan melakukan penarikan kembali saham sebagai saham
treasuri: 1) saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam program
opsi saham, dan 2) saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam
transaksi penggabungan usaha.
Perubahan Laba Ditahan
Beberapa hal yang menyebabkan laba ditahan dalam suatu periode berubah selain karena
transaksi modal, yaitu penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan
sebelumnya, pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi reorganisasi.-
Koreksi sebagai penyesuaian laba ditahan
Penyesuaian yang diperlukan terhadap laba yang pernah dilaporkan harus dilakukan terhadap
akun laba yang pernah dilaporkan harus dilakukan terhadap akun laba ditahan untuk semua kasus
kecuali untuk koreksi yang jumlahnya material sehingga tidak mengganggu pelaporan laba
normal.
Koreksi sebagai penyesuaian modal setoran lain
Pemisahan antara modal setoran dan modal laba harus ditetapkan maka tidaklah tepat untuk
menggunakan modal setoran untuk menyerap koreksi atas laba yang pernah dilaporkan kecuali,
laba bersih tahun berjalan, laba ditahan yang diakumulasi setelah penyesuaian modal tersebut.
Koreksi sebagai komponen statemen laba rugi
Jika koreksi langsung dilakukan dalam akun laba ditahan tanpa ada petunjuk atau penjelasan
maupun dalam statemen laba rugi, beberapa statement laba rugi yang pernah diterbitkan tidak
dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba
Penyesuaian retroaktif
Metode ini mengakui pengaruh kumulatif perubahan dalam aba periode yang lalu sebagai
penyesuaian periode lain. Jadi jika ada perubahan akuntansi, statement keuangan periode yang
lalu harus disusun kembali untuk merefleksi prinsip akuntansi yang baru.
Penyesuaian sekarang
Mengakui seluruh pengaruh perubahan dalam laba periode yang lalu sebagai komponen dalam
menghitung laba periode sekarang. Perlakuan ini didasarkan pada gagasan.
Penyesuaian sekarang prospektif
Metode ini menyebarkan pengaruh kumulatif dalam laba periode yang lalu ke periode sekarang
dan beberapa periode mendatang yang sesuai. Perlakukan ini dilandasi oleh argumen bahwa
perubahan akuntansi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dalam proses akuntansi
yang bersifat memenuhi kebutuhan yang berkembang.
Perubahan taksiran akuntansi
Perubahan dapat terjadi jika ditemukan fakta baru atau informasi baru atau akibat pengalaman
tambahan yang diperoleh perusahaan bersangkutan dengan taksiran tertentu.
Perubahan kesatuan/subjek pelaporan
- Penyajian statemen keuangan konsolidasi atau gabungan sebagai ganti statement
perubahan secara individual
- Perubahan grup perusahaan anak yang dimasukkan dalam statemen keuangan
konsolidasian
- Perubahan grup perusahaan yang membentuk statemen keuangan gabungan
Kuasi reorganisasi
Terdiri atas beberapa langkah:
- Aset dan kewajiban perusahaan dinilai kembali atas dasar nilai pasar atau nilai wajar
pada saat rekognisi
- Modal setoran lain atau agio saham harus ditentukan jumlahnya sehingga cukup untuk
menutup defisit.
Urutan penyerapan rugi
1. Pendapatan kotor, pos ni menyerap semua biaya dan rugi yang berasal dari transaksi
2. Laba bersih, hal ini terjadi pendapatan kotor tidak cukup untuk menutup semua kos
terhabiskan baik yang berasal dari konsumsi manfaat maupun hilangnya manfaat
3. Laba ditahan, hal ini dilakukan apabila laba bersih periode berjalan tidak cukup untuk
menyerap suatu rugi tertentu atau rugi luar biasa
4. Premium modal saham, harus tetap dijaga keutuhannya sampai premium modal saham
benar-benar telah habis
5. Modal saham, bila keutuhan modal yuridis telah terpengaruh secara substansial,
kebijakan untuk melakukan kuasi-reorganisasi atau bahkan likuidasi perusahaan.
Urutan menerima distribusi aset
- Karyawan dan pemerintah
- Kreditor berjaminan
- Kreditor tak berjamin
- Pemegang saham prioritas
- Pemegang Saham
Laba komprehensif
1. Laba kinerja sekarang
Pendukung pendekatan ini mengajukan beberapa argument :
- Laba harus mengukur efisiensi penggunaan sumber ekonomik untuk periode berjalan
sehingga laba harus dari hal-hal yang mengaburkan efisiensi
- Laba merupakan pengukur kinerja manajemen
- Laba harus dapat digunakan untuk melakukan perbandingan intraperiode dan antar
perusahaan secara bermakna
- Karena fiksasi fungsional pembaca statement laba rugi yang hanya melihat angka akhir
2. Semua termasuk atau surplus bersih
Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar kontinuitas usaha yang memandang statement laba
rugi merupakan penggalan aliran operasi dan biaya dalam jangka panjang.
Penyajian laba komprehensif
Komponen-komponen pembentuk statemen laba rugi
1. Seksi operasi utama
a. Penjualan atau pendapatan
b. Kos barang terjual
c. Biaya penjualan
d. Biya administrative atau umum
2. Seksi operasi tambahan
a. Pendapatan lainya dan untung
b. Biaya lainya dan rugi
3. Pajak penghasilan
4. Operasi hentian/taklanjutan
5. Pos-pos luar biasa
6. Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi
7. Pengaruh kumulatif perubahaan estimate
8. Perubahan ekuitas nonpemilik lainya