Anda di halaman 1dari 3

LABA DAN SEMIOTIKA

Pengertian Laba Akuntansi


Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Besar dan kecilnya laba yang di sebperoleh
suatu perusahaan menunjukkan kinerja/prestasi perusahaan tersebut. Dengan demikian, laba
dapat dimaknai dan di interpretasikan sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk
return on investment (ROI) (Suwardjono,2005, p, 459). FASB (financial Accounting Standards
Board) menyatakan bahwa informasi laba yang di hitung dengan dasar akrual biasanya bias
menunjukkan informasi prestasi yang lebih baik dibanding dengan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas (arus kas), sehingga laba dapat di interpretasikan sebagai alat untuk
mengkonfirmasi harapan-harapan investor atau pemakai lain dalam menilai kinerja perusahaan
(Suwardjono,2005, p, 456)

Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1 (1987:Erlangga) Laba
akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi
yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba
merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan
dalam berbagai konteks.

Tujuan Pelaporan Laba


Pengertian laba yang dianut oleh sistem struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang
merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Apapun pengertian dan cara
pengukurannya, laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan
antara lain sebagai :
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan
dalam tingkat kembalian atas investasi
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4. Alat pengendalian alokasi sumber data ekonomik suatu negara
5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik
6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus
8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
9. Dasar pembagian dividen

Konsep Laba Konvensional


Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan
(konvensional) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa
kelemahan berikut :
a) Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara
intuitif dan ekonomik bermakna
b) Panyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa atau residual
c) PABU sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya
ketektaatasasan (inkonsistensi) antar perusahaan
d) Karena didasarkan pada konsep historis, laba akuntansi secara umum belum
memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga
e) Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang
informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebuh bermanfaat sehingga
ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak.

Konsep Laba Dalam Tataran Semantik


Konsep ini berkaitan dengan masalah makna apakah yang harus dilekatkan oleh perekayasa
pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakan sebagai
informasi.

Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretesi sebagai pengukur keefisienan bila dihubungkan dengan tingkat
investasi karena efisiensi secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks.

Konfirmasi Harapan Investor


Perekayasaan pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa
harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja perusahaan memang
terealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasi sebagai sarana untuk mengkonfirmasi
harapan-harapan tersebut.

Estimator Laba Ekonomik


Perekayasaan akuntansi mengharapkan bahwa laba akuntansi akan mendekati laba ekonomik
atau paling tidak merupakan estimator yang baik untuk laba ekonomik. Artinya, perubahan laba
akuntansi diharapkan merefleksi pula perubahan ekonomik perusahaan.

Makna Laba
Pemaknaan laba sebagai pengukur efisiansi, konfirmasi harapan investor, dan estimator laba
ekonomik merupakan gagasan-gagasan untuk menemukan definisi laba yang tepat untuk tujuan
akuntansi. Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :
a) Kenaikan kemakmuran yan dimiliki atau yang dikuasai suatu entitas
b) Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (perioda) sehingga harus diidentifakasi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
c) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

Laba dan Kapital


Kapital dapat diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa. Jadi, kapital dapat dipandang sebagai
sediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara itu, laba dapat diasosiasi dengan aliran
kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dapat dinikmati dalam kurun waktu
tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.

Konsep Pemertahanan Kapital


Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/imbalan atau
return dan menikmatinya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala.

Konsep Laba dalam Tataran Sintaktik


Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sitaktik adalah mendefinisi laba sebagai selisih
pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Paralel dengan masalah pengukuran
pendapatan, terdapat dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba yaitu :
a) Pendekatan Transaksi
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi (terutama
transaksi eksternal) yang kemudian terakuimulasi sampai akhir perioda.
b) Pendekatan Kegiatan
Dengan pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan
atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu.

Pengukuran Laba dengan Mempertahankan Kapital


Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain :
a) Kapitalisasi aliran kas harapan
b) Penilaian pasar atas aset bersih penjualan
c) Setara kas sekarang
d) Harga masukan historis
e) Harga masukan sekarang
f) Pemertahanan daya beli konstan

Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik


Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan
sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah. Bila dikaitkan dengan
laba, tataran ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah infomasi laba
nyatanya digunakan.

Laba dan Harga Saham


Kebermanfaatan laba dapat diukur dari hubungan antara laba dan harga saham. Bahwa laba
merupakan prediktor aliran kas ke investor yang sebenarnya menunjukkan bahwa laba
menentukan harga saham.

Penyajian Laba
Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos
transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal).

Anda mungkin juga menyukai