Dosen Pengampu :
Dr. Prasetyono, S.E., M.Si., Ak., CFrA
Disusun Oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb.
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan – Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw. yang kita nanti – nantikan syafaatnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapata kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar–besarnya.
i
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.2.5 Variasi………………………………………………………………9
2.3.3 Variasi……………………………………………………………..14
1.1 KESIMPULAN..............................................................................................22
1.2 SARAN...........................................................................................................22
ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang disebabkan oleh buruknya desain SPM atau oleh implementasi tipe
pengendalian yang spesifik. Biaya tidak langsung yang lain disebabkan
oleh buruknya desain SPM atau oleh implementasi tipe pengendalian
yang salah pada situasi tertentu. Untuk membuat penilaian biaya
keuntungan, manajer harus memahami efek samping, penyebab, dan
konsekuensinya (biaya).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada organisasi dengan level yang lebih tinggi, sistem pengendalian hasil
keuangan seringkali lebih luas jangkauannya dan mendominasi bentuk
pengendalian.
3
2. Pengukuran keuangan memberikan sebuah ringkasan pengukuran
kinerja dengan menghitung semua efek dari seluruh inisiatif operasi
pada berbagai tingkat yang memungkinkan berbagai pasar,
produk/jasa, atau aktivitas dalam satu (atau beberapa) pengukuran.
Dengan demikian, mereka meningkatkan kemampuan komparatif
dari pengaruh inisiatif dan mengurangi kemungkinan munculnya
tanda-tanda konflik di sekitar kepentingannya. Pengukuran
keuangan mengingatkan karyawan bahwa berbagai inisiatif operasi
yang mereka lakukan, seperti inisiatif untuk memperbaiki waktu
respon, tingkat produk cacat, keandalan pengiriman, atau tingkat
kepuasan konsumen, hanya bermanfaat bagi organisasi apabila
hasilnya mampu memperbaiki kinerja keuangan. Oleh karena
pengukuran keuangan Adalah pengukuran komprehensif ringkasan
kinerja, mereka memberikan sesuatu yang relative mudah,
terstandarisasi, dan murah bagi organisasi untuk mengevaluasi hasil
dari berbagai inisiatif operasional tanpa perlu memperoleh dan
mengevaluasi secara rumit dan mendetail dari tiap-tiap inisiatif.
4
(seperti kegagalan untuk mencapai target kinerja) tampak pada
ringkasan pengukuran. Proses keterlibatan hanya terjadi ketika
timbul yang dikenal sebagai manajemen pengecualian. dalam hal ini,
Pengendalian hasil keuangan yang mengurangi jumlah informasi
yang dibutuhkan manajer tertinggi untuk berasimilasi. pada waktu
yang sama, pengendalian hasil keuangan memberikan bentuk yang
relatif tidak mengganggu kontrol manajemen karena mereka
memberikan pengendalian yang diikuti bentuk otonomi yang cukup.
3. Banyak pengukuran keuangan sudah relatif tepat dan objektif.
Mereka umumnya memberikan keunggulan pengukuran signifikan
lebih dari informasi yang subjektif atau kualitatif dan masih banyak
lagi alternatif lain yang bersifat kuantitatif ( seperti pengukuran
kualitas atau kepuasan konsumen). arus kas- pengukuran keuangan
yang sederhana- relatif mudah untuk di observasi dan diukur. Aturan
akuntansi, yakni ketika sebagian besar pengukuran keuangan
dibentuk, membatasi pengukuran kebijakan Manager, memperbaiki
objektivitas pengukuran, dan memfasilitasi verifikasi pengukuran
hasil.
5
manajer) yang bertanggung jawab pada seluruh organisasi (pusat
pertanggungjawaban). Tanggun jawab dapat ditunjukkan dalam istilah
kuantitas dari input yang digunakan, unit fisik dari output yan dihasilkan,
karakteristik khusus dari proses produksi atau jasa (misalnya, kerusakan,
jadwal pencapaial kepuasan konsumen) atau indikator keuangan untuk kinerja
pada bagian tersebut.
6
perbedaan konseptual antara pusat laba dan pusat investas yaitu manajer
pusat laba bertanggung jawab pada laba tetapi tidak pada investasi yang
menghasilkan keuntungan.
7
Sebagian besar manajer pusat pendapatan juga bertanggung jawab
untuk beberapa biaya. Sebagai contoh, beberapa manajer penjualan
bertanggung jawab pada gaji tenaga penjualan mereka, komisi dan
mungkin beberapa biaya perjalanan, pengiklanan, dan pengeluaran
untuk promosi. Manajer ini dapat disebut sebagai pengelola pusat
pendapatan bersih. Sementara manajer ini bertanggung jawab pada
pendapatan dan beberapa biaya, mereka seharusnya tidak memerhatikan
manajer pusat laba karena tidak ada perhitungan laba yang
menghubungkan antara output dan input. Pusat pendapatan ini tidak
dikenakan biaya untuk biaya produk atau jasa yang mereka jual.
8
discretionary cost centre mengikuti tingkat anggaran dari pengeluaran
yang secara sukses menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.
2.2.5 Variasi
9
Salah satu bagian penting yang harus diingat adalah adanya garis antara
tipe pusat pertanggungjawaban keuangan yang tidak selalu mudah untuk
dilihat, sehingga pusat pertanggungjawaban tidak selalu informatif. Pada
praktik nyata, pusat pertanggungjawaban keuangan dapat tersusun secara
mulus pada kontinum dari pusat biaya atau pendapatan sampai pusat
investasi. Sebagai contoh, perhatikan contoh kasus pada manajer pabrik yang
bertanggung jawab untuk memenuhi spesifikasi konsumen, standar kualitas
produk, dan jadwal pengiriman yang menambah biaya. Dalam kombinasinya,
faktor nonbiaya mungkin sebagian besar menentukan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, dan manajer dengan jelas
memiliki tradeoff antara biaya dan faktor yang memengaruhi pendapatan.
Akan tetapi, secara teknik, manajer-manajer ini adalah manajer pusat biaya.
Presiden Direktur
(IC)
10
2.3 MASALAH HARGA TRANSFER
Pusat laba (investasi) sering menawarkan produk atau jasa untuk pusat
atau laba yang lain dalam perusahaan yang sama. Ketika hal ini terjadi,
beberapa mekanisme untuk menentukan harga transfer harus ditentukan.
Harga transfer secara langsung berhubungan dengan pendapatan dari
penjualan (penawaran) pusat laba, biaya dari pembelian(penerimaan) pusat
laba dan konsekuensinya pada kedua entitas laba. Pengaruh dari harga transfer
Sebagian besar tergantung pada jumlah dan besarnya transfer internal relative
pada ukuran masing-masing entitas. Ketika jumlah dari transfer signifikan,
kegagalan untuk menentukan harga transfer yang tepat dapat memberikan efek
yang signifikan pada sejumlah keputusan penting, termasuk kuantitas
produk,sumber, alokasi sumber daya dan evaluasi dari manajer terhadap
penjualan dan pembelian pusat laba.
11
dari manajemen perushaan yang memberikan kerumitan lain mengenai
harga transfer.
12
Harga transfer biaya marginal sering kali juga sulit untuk
diimplementasikan. Secara relative, sedikit perusahaan dapat
mengukur biaya marginal secara akurat. Biaya langsung ( bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung) bukanlah sebuah masalah,
tetapi yang menjadi masalah adalah biaya tidak langsung.
Perusahaan yang menggunakan harga transfer biaya marginal
biasanya mendefinisikan biaya marginal sebagai biaya standar
variable, tetapi tidak ada perbedaan yang jelas antara biaya tidak
langsung variable dan tetap.
3. Harga transfer biaya penuh
Transfer pada biaya penuh atau biaya penuh ditambah markup
digunakan secara luas. Harga transfer biaya penuh menawarkan
beberapa keunggulan. Pertama, memberikan pengukuran
kelangsungan hidup dalam jangka Panjang. Kedua, transfer biaya
penuh relatif mudah untuk diimplementasikan karen perusahaan
memiliki sistem dalam perusahaan untuk menghitung biaya penuh
dari produksi (barang) atau provisi (laba). Jadi, transfer biaya penuh
tidak menganggu tujuan evaluasi karen apusat laba penjualan
diperbolehkan untuk memperbaiki paling tidak biaya penuh dari
produksi atau provisi.
Harga transfer biaya penuh bukanlah sebuah obat mujarab. biaya
penuh jarang menggambarkan kondisi sesungguhnya, biaya yang
berasal dari produk atau jasa dapat ditransferkan. Sebagai tambahan,
harga transfer biaya penuh yang ketat tidak memberikan insentif
untuk pusat laba penjualan untuk mentransfer secara internal karena
mereka tidak memasukkan margin laba. Transfer pada biaya penuh
ditambah markup, memungkinkan pusat laba penjualan untuk
menghasilkan laba dari produk atau jasa yang ditransfer secara
internal.
4. Harga transfer yang dinegoisasi
Alternatif dari harga transfer memperbolehkan penjualan dan
pembelian oleh manajer pusat laba untuk bernegosiasi antar
13
kelompok mereka sendiri. Kebijakan ini dapat menjadi efektif hanya
bila pusat laba tidak saling menahansatu dengan yang lainnya.
Dalam hal ini, pusat laba penjualan memiliki beberapa kemungkinan
untuk menjual produk di luar perusahaan dan pusat laba pembelian
memiliki beberapa sumber di luar penawaran.
Bagaimanapun, harga transfer yang dinegosiasi sering kali
menyebabkan beberapa masalah lain. Negosiasi pada sejumlah
transaksi yang memiliki potensi besar akan memakan biaya mahal
jika dikaitkan dengan manajemen waktu. Negosiasi kerap
menimbulkan konflik antara manajer pusat laba dan penyelesaian
dari konflik tersebut sering kali memerlukan mediasi dari pihak
manajemen perusahaan.
2.3.3 Variasi
Dual rate transfer price merupakan variasi lain. Dalam kasus ini,
pusat laba penjualan dikreditkan dengan harga pasar (yang
mendekatinya), tetapi pusat laba pembelian hanya membayar biaya
marginal (biaya penuh) dari produksi. Dual rate transfer price memiliki
dua keunggulan dasar. Pertama, manajer pada pusat laba penjualan dan
pembelian menerima sinyal ekonomi yang tepat untuk membuat
keputusan. Penjualan menerima harga pasar, sehingga tidak putus asa
untuk bertransaksi secara internal. Dual rate transfer price hampir
14
memastikan bahwa transaksi internal akan berlangsung dan
memungkinkan untuk memelihara integritas proses produksi secara
vertical.
ZUMWALD AG
Pada Agustus 2002, terjadi percekcokan soal harga antara para manajer
dari sejumlah divisi pada Zumwald AG. Rolf Fettinger, direktur manajemen
perusahaan, harus memutuskan apakah ia harus campur tangan dalam
keributan tersebut.
PERUSAHAAN
15
Ada tiga divisi perusahaan yang terlibat dalam keributan diatas :
SENGKETA
Bogardus NV 120.500
16
mendukung khususnya. Jika Heidelberg mendapatkan pesanan tersebut dari
ISD, Heidelberg akan membeli semua komponen elektronik dari ECD. Dalam
diskusi selanjutnya, muncul fakta-fakta berikut:
KEPUTUSAN
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kami mendefinisikan pengendalian yang ketat dalam artian tingginya
kepastian bahwa karyawan akan berperilaku sesuai dengan keinginan
organisasi. Pada beberapa perusahaan, tipe pengendalian khusus diganti
dengan tipe yang lain yang lebih sesuai dengan situasi untuk tujuan
pengendalian ketat.
Beberapa perusahaan memperketat pengendaliannya dengan
mengganti “sikap sopan” (pengendalian personel) dengan insentif berbasis
kinerja yang “tidak terpengaruh perasaan” (pengendalian hasil). Perusahaan
lain memperketat pengendalian dengan tidak menekankan pada pengendalian
hasil, tetapi menekankan pada kajian detail pratindakan (pengendalian
tindakan). Akan tetapi, manajer tidak hanya terbatas pada bekerja dengan
karakteristik satu bentuk pengendalian atau mengganti satu dengan yang lain.
Untuk memperketat pengendalian, perusahaan harus sering
mendasarkan pada berbagai bentuk pengendalian dan menyesuaikan satu
dengan yang lain. Selanjutnya, pengendalian tersebut menguatkan satu sama
lain atau saling melengkapi, sehingga bisa saling mengisi, yang kombinasinya
menciptakan pengendalian ketat pada seluruh factor penting keberhasilan
perusahaan.
Selanjutnya penerapan seluruh pengendalian pada hakikatnya
mengharuskan perusahaan untuk mengadakan beberapa biaya langsung dalam
bentuk tunai. Namun, terkadang biaya langsung diperkecil oleh biaya tidak
langsung yang disebabkan oleh sejumlah efek samping yang merugikan.
3.2 SARAN
Demikian makalah ini kami susun. Kami menyadari banyaknya
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangatlah kami perlukan. Semoga dengan makalah ini, kami
18
dapat memberi gambaran tentang Pengendalian dengan Berdasar Hasil, serta
Pengendalian Personel dan Kultural. Akhirnya dengan mengucap syukur
Alhamdulillah, semoga apa yang kami kerjakan bermanfaat dan diridhai oleh
Allah Swt. Aamiinn.
19
DAFTAR PUSTAKA
20