Anda di halaman 1dari 15

PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah : Dasar Dasar Manajemen

Dosen pembimbing :

Disusun oleh :

Kelompok 11
Agatha Siahaan
Zefanya Febiolyta R

PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

I.2 Rumusan Masalah ....

I.3 Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran dan Teknik Pengendalian dalam Manajemen

2.2 Jenis-jenis Pengendalian dalam Manajemen

2.3 Perancangan Sistem Pengendalian dalam Manajemen

2.4 Metode Pengendalian Anggaran

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan
praktikum manajemen ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset
mengenai "Sistem Pengendalian dalam Manajemen"'. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Dasar-dasar Manajemen Prodi
Perbankan dan Keuangan di Politeknik Negeri Medan. Terlepas dari semua itu,
kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Sistem Pengendalian
dalam Manajemen ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah hal yang penting dalam


pengendalian formal dan system umpan balik yang dimaksudkan untuk
memonitor hasil organisasi dan mengkoreksi penyimpangan standar dari kinerja
yang diciptakan sebelumnya (Hosfstede, 1978 dalam Lekatompessy, 2012).
Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu mekanisme secara formal didesain
untuk menciptakan kondisi yang mampu meningkatkan peluan dan pencapaian
harapan serta memperoleh hasil (output) yang diinginkan dengan memfokuskan
pada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan perilaku yang diinginkan
partisipan (Porporato,2006)

Anthony dan Govindrajan (2002:7) menyebutkan bahwa Sistem Pengendalian


Manajemen adalah suatu alat atau cara yang terstruktur yang digunakan oleh
manajer untuk memastikan bahwa orang orang yang diawasinya
mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan. Sedangkan menurut Mulyadi
dan Setyawan (2001) system pengendalian manajemen adalah suatu system yang
digunakan untuk merencanakann berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi
melalui visi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan dan memantau
pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Sehingga dapat dikatakan system
pengendalian manajemen adalah suatu system yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :

1. Apa-apa sajakah peran dan teknik Pengendalian dalam Manajemen ?

2. Ada berapakah jenis jenis Pengendalian dalam Manajemen?

3. Apakah perancangan system Pengendalian dalam Manajemen ?

4. Apa-apa sajakah metode pengendalian anggaran ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa apa saja peran dan teknik Pengendalian dalam
Manajemen

2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis Pengendalian dalam Manajemen

3. Untuk mengetahui apa itu perancangan system Pengendalian dalam Manajemen

4. Untuk mengetahui apa apa saja metode pengendalian anggaran


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran dan Teknik Pengendalian dalan Manajemen

Peran Pengendalian dalam Manajemen


Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuanketentuan dari
rencana

Melakukan tindakan perbaikan (Corrective), jika terdapat penyimpangan-


penyimpangan

(deviasi)

Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.

Teknik Pengendalian dalam Manajemen

1. Perencanaan Program

Perencanaan yang rinci penting untuk mengontrol proses manajemen. Ada


beberapa tahap perencanaan program yang harus dilalui, yaitu:

A. Penentu Tujuan

Program yang bagus harus dibuat berdasarkan tujuan atau target yang jelas. Buat
tujuan jangka pendek dan panjang, dan pastikan tujuan tersebut mendukung visi
serta misi perusahaan atau organisasi. Hal ini menjadi pijakan untuk membuat
perencanaan.

B. Penentu Durasi Program

Ingin merencanakan program secara lebih detail? Pastikan menetapkan durasi


untuk mencapai target program, baik jangka pendek maupun panjang. Adanya
durasi membuat setiap anggota organisasi, karyawan, atau departemen
berkomitmen untuk mencapai tujuan dalam periode yang ditentukan.

C. Penentuan Para Penanggung Jawab

Perusahaan, organisasi, dan bisnis ukuran sedang hingga besar memiliki


departemen atau bagian berbeda. Setiap bagian harus memiliki penanggung jawab
yang bertugas memastikan aktivitas berjalan lancar sesuai tugas masing-masing.
Pastikan masing-masing bagian atau departemen memiliki penanggung jawab
resmi yang diketahui semua orang.

D. Perencanaan Manajemen Risiko

Setiap rencana kegiatan pasti memiliki risiko. Hal tersebut adalah sesuatu yang
umum dipertimbangkan walau ada komitmen untuk menciptakan proses
manajemen yang lancar. Manajemen risiko diperlukan untuk menciptakan reaksi
cepat dalam menangani hambatan yang muncul sehingga kegiatan manajemen
bisa tetap berjalan lancar.

Manajemen risiko harus dilakukan secara menyeluruh. Setiap departemen atau


bagian organisasi harus menganalisis risiko spesifik dari tugas-tugas mereka dan
apa dampaknya terhadap tujuan bersama. Hal ini kemudian dijadikan
pertimbangan bersama ketika menyusun rencana manajemen risiko.

Perencanaan merupakan bagian penting dari manajemen karena merupakan


panduan dasarnya. Setelah perencanaan disusun secara matang, menjalankan
tahap lainnya akan lebih mudah karena sudah ada panduannya.

2. Perencanaan Pembiayaan

Perencanaan pembiayaan tidak hanya membahas jumlah yang dibutuhkan, tetapi


juga sumber pembiayaan serta rencana cadangan jika ada kebutuhan ekstra di luar
perkiraan. Pembiayaan juga menyangkut pembahasan resources yang dibutuhkan
untuk menjalankan tugas-tugas dalam kegiatan manajemen, mulai dari utilitas
hingga perlengkapan kantor dan material.

3. Pelaksanaan dan Pengawasan


Perencanaan pembiayaan harus dipresentasikan di depan jajaran pimpinan serta
pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perencanaan manajemen. Hal ini
untuk memastikan adanya kesepakatan terkait pembiayaan sehingga tidak ada
pemborosan atau kasus kekurangan dana. Perusahaan dan organisasi juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor seperti pajak dan pembayaran rutin lainnya.

Pengawasan secara terus-menerus sangat penting dalam proses pengendalian


manajemen. Dalam pelaksanaan ini, perusahaan atau organisasi harus memastikan
bahwa setiap karyawan, anggota, dan departemen mengikuti SOP serta aturan
yang telah ditentukan untuk meraih tujuan bersama. Hal ini didukung dengan
sistem pertanggungjawaban jika terjadi kesalahan atau pelanggaran.

Pengawasan yang menyeluruh memberikan berbagai manfaat dalam proses


manajemen. Perusahaan dan organisasi bisa mendeteksi risiko atau kesalahan
sejak dini, lalu mencegah agar mereka tidak berkembang menjadi hambatan besar.
Pengawasan juga memungkinkan adanya tindakan koreksi seketika sebelum
seluruh kegiatan manajemen terpengaruh dan bahkan terhambat.

Sebaliknya, perusahaan atau organisasi juga harus menerapkan sistem


penghargaan (reward) sesuai dengan kapasitas setiap anggota dan peraturan
terkait kompensasi yang berlaku. Hal ini berguna untuk menjaga tingkat kepuasan
staf atau anggota organisasi agar memiliki motivasi untuk menerapkan aktivitas
manajemen dengan baik. Selain kompensasi rutin, perusahaan bisa
mempertimbangkan adanya kompensasi tambahan atau spesial untuk staf atau
anggota yang melakukan tugas khusus.

4. Pencatatan dan Akunting

Pengendalian manajemen wajib melibatkan pencatatan dan akunting. Perusahaan


atau organisasi memiliki staf khusus yang melakukan pencatatan terkait berbagai
aspek manajemen, misalnya penggunaan sumber daya, pencapaian target harian
dan mingguan, serta kendala yang dihadapi. Pencatatan ini dilakukan dengan
menggunakan sistem khusus yang sifatnya konsisten dan dibuat berdasarkan
patokan tertentu untuk memudahkan pelaporan.
Penerapan pengendalian manajemen juga membutuhkan biaya. Proses akunting
dibutuhkan untuk mencatat setiap transaksi yang mendukung kelancaran
manajemen. Departemen atau bagian keuangan bertanggung jawab untuk
mencatat, mengumpulkan bukti transaksi, dan mempersiapkan laporan untuk audit
serta evaluasi.

5. Laporan dan Evaluasi

Akhirnya, setiap pencatatan kegiatan manajemen pasti berujung pada pelaporan.


Hal ini mencakup catatan keuangan, hasil kinerja, perbandingan kinerja pada
waktu-waktu tertentu, hingga hambatan dan masalah yang dihadapi saat
pelaksanaan. Era digital memungkinkan perusahaan, organisasi, hingga pemilik
bisnis kecil untuk melakukan pencatatan dan pelaporan secara otomatis
menggunakan software dan aplikasi manajemen.

Sistem pencatatan dan pelaporan penting karena adanya kebutuhan evaluasi.


Dengan membandingkan antara standar manajemen dan laporan pelaksanaan,
kamu bisa menemukan hal-hal yang sudah sesuai standar atau yang harus
diperbaiki. Evaluasi juga menjadi dasar untuk menerapkan program pelatihan,
meningkatkan kinerja perusahaan, melakukan survey, mempekerjakan pegawai
baru, dan berbagai keputusan penting lainnya.

2.2 Jenis Jenis Pengendalian

1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)

Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu


kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diingin-
kan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif
apabila fungsi atau personel melaksanakan perannya. Contoh pengendalian
pencegahan meliputi: kejujuran, personel yang kompeten, pemisahan fungsi,
review pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah dari pada
mengobati” demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh
lebih murah biayanya dari pada pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika
dirancang ke dalam sistem, pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan
yang mungkin terjadi sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demi-
kian, pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya kesalahan
atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain untuk meleng-
kapinya.

2. Pengendalian deteksi (detective controls)

Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi


suatu kesalahan yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada
buku bank dengan saldo kas buku organisasi merupakan kunci pengendalian
deteksi atas saldo kas. Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada
pengendalian pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan:

Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian pence-


gahan.

Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem
pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani dengan pengendalian deteksi
ketika kesalahan tersebut terjadi. Pengendalian deteksi meliputi reviu dan
pembandingan seperti: catatan kinerja dengan pengecekan independen atas
kinerja, rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kasopname, penghitungan fisik
persediaan, konfirmasi piutang/ utang dan sebagainya.

3. Pengendalian koreksi (corrective controls)

Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi


oleh pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah
terjadi tidak terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh
manajemen sendiri atau oleh auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi
oleh auditor, maka wujud pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksa-
naan tindak lanjut dari rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)

Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat


kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku. Contoh atas pengendalian ini
adalah kegiatan supervisi yang dilakukan langsung oleh atasan kepada bawahan
atau pengawasan oleh mandor terhadap aktivitas pekerja.

5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)

Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian


karena terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik
usaha terhadap kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena ketidak-adanya
pemisahan fungsi merupakan contoh pengendalian kompensatif.

2.3 Perancangan Sistem Pengendalian

Penyusun sistem pengendalian manajemen yang telah disusun dengan

lengkap rancangan dari struktur pengendalian manajemennya. Rancangan tersebut


antara lain mencakup :

Keputusan pembentukan dari sebuah pertanggungjawaban unit – unit organisasi


guna menjaga sumber-sumber organisai.

Sistem pengukuran prestasi yang dipakai untuk mengevaluasi pusat


pertanggungjawaban.

Penentuan ganjaran dan intensif untuk memotifasi perilaku bagi para manajer
pusat pertanggungjawaban di dalam mencapai tujuannya.

Tujuan perancangan suatu sistem pengendalian manajemen adalah:


1. pencapaian kegiatan yang efisien dan efektif;
2. perlindungan aset organisasi;
3. keterandalan pelaporan keuangan; dan
4. kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang
berlaku
Penyusunan sistem pengendalian manajemen bisa menggolongkan subjek
pengendalian manajemen dibagi 3 bagian, yakni :

1. Dengan pertimbangan pola-pola otonomi yang dipakai organisasi dalam


memperngaruhi perilaku para manajer yang mengarah pada pencapaian
tujuan organisasi. Bagian ini mencakup identifikasi tentang :
• Iklim sebagai penentu perilaku manajer, seperti gaya para manajer dan
juga philosopi organisasi yang berpengaruh otonomi manajerial serta
sistem pengendalian. Di dalam menyusun sistem pengendalian ini, pola
dianggap menjadi suatu yang sudah ditentukan.
• Perancangan sistem berikutnya memulai tugasnya caranya
mengindentifikasi strategi, tujuan serta kebijakan yang telah ditentukan
melewati proses perencanaan strategi.

2. Berikutnya adalah penyusun sistem pengendalian manajemen yang telah


disusun dengan lengkap rancangan dari struktur pengendalian
manajemennya. Rancangan tersebut antara lain mencakup :
• Keputusan pembentukan dari sebuah pertanggungjawaban unit – unit
organisasi guna menjaga sumber-sumber organisai.
• Sistem pengukuran prestasi yang dipakai untuk mengevaluasi pusat
pertanggungjawaban.
• Penentuan ganjaran dan intensif untuk memotifasi perilaku bagi para
manajer pusat pertanggungjawaban di dalam mencapai tujuannya.

3. Menyusun proses dari pengendalian manajemen yang bersifat berulang-


ulang. Proses pengendalian manajemen ini biasanya didukung dari sistem
informasi formal. Sistem itu jika dilaksanakan dengan benar, maka bisa
menjamin hubungan dari struktur dan proses pengendalian manajemen.
Proses pengendalian secara berulang-ulang tersebut disusun guna tujuan
pengolahan informasi yang bisa berikut ini :
• Menerjemahkan tujuan secara menyeluruh organisasi sebagai tujuan-
tujuan beragam sub-unit maupun pusat pertanggungjawaban sebuah
organisasi.
• Peka pada perubahan lingkungan yang bisa berpengaruh pada tujuan dan
strategi.
• Membandingkan tindakan guna menyelesaikan masalah yang telah
dihada[I dalam rangka mencapai tujuan.

Strukur pengendalian manajemen ini memusatkan dalam beragam jenis pusat


pertanggungjawaban pada suatu organisasi. Secara sederhana, istilah dari pusat
pertanggugjawaban ini dipakai untuk menunjukkan unit-unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang telah bertanggungjawab. Setiap pusat
pertanggungjawaban meliputi :

 Memakai masukan (input)

 Menjalankan pekerjaan (proses)

 Menghasilkan keluaran (output)

2.4 Metode Pengendalian Anggaran

A. Target Pendapatan Bersih

Target laba bersih adalah jumlah keuntungan bisnis yang diharapkan setelah pajak
untuk suatu periode akuntansi. Target pendapatan bersih digunakan untuk
menentukan tingkat pengeluaran dan biaya yang sesuai dalam anggaran untuk
menghasilkan tingkat pendapatan yang diinginkan untuk suatu bisnis atau
proyek.
Target laba bersih dapat digunakan dalam rumus analisis titik impas untuk
menentukan jumlah unit yang dibutuhkan untuk memenuhi target laba bersih
daripada menggunakan jumlah titik impas nol. Selisih antara penjualan dan biaya
variabel (penjualan – biaya variabel) disebut margin kontribusi.

Rumus target laba bersih adalah:

Target laba bersih = penjualan – biaya variabel – biaya tetap

Di mana,

Target pendapatan bersih = (unit x harga jual) – (unit x biaya variabel) – biaya
tetap

Anda dapat menggunakan rumus ini dengan memberikan jumlah target


pendapatan bersih untuk menyelesaikan unit atau dolar penjualan yang diperlukan
untuk mencapai target pendapatan bersih. Atau Anda dapat menentukan target
laba bersih jika Anda telah memperkirakan variabel lainnya.

B. Analisis Varians

Analisis varians membandingkan anggaran dan jumlah aktual untuk kategori


akuntansi untuk periode waktu atau proyek. Varians yang tidak menguntungkan
terjadi ketika biaya aktual melebihi jumlah anggaran. Varians yang
menguntungkan menunjukkan biaya aktual di bawah anggaran, yang
menunjukkan hasil aktual yang lebih baik dari yang diharapkan.

Sistem akuntansi biaya dengan biaya standar (sering digunakan oleh perusahaan
manufaktur) berguna untuk analisis varian biaya aktual vs. biaya standar untuk
tenaga kerja, bahan, dan overhead.

Setiap bulan dan pada akhir tahun atau penutupan proyek, analis keuangan
menelusuri sumber data dari varians yang tidak menguntungkan untuk
mengidentifikasi penyebab dan memperbaiki pengeluaran yang berlebihan melalui
pengurangan biaya atau pengeluaran di masa depan.

C. Manajemen Nilai yang Diperoleh


Manajemen nilai yang diperoleh (EVM) mengontrol proyek seiring kemajuannya,
termasuk jadwal dan biaya aktual vs biaya yang direncanakan. Perkiraan biaya
proyek yang direncanakan untuk persentase penyelesaian proyek sampai saat ini
dibandingkan dengan biaya aktual yang terjadi pada proyek sampai saat ini untuk
menetapkan pengendalian proyek dan mengevaluasi kinerja proyek.

Manajemen nilai yang diperoleh memberikan peluang untuk menggunakan


pengendalian biaya pada proyek saat proyek sedang berlangsung dengan
memantau apakah terjadi pembengkakan biaya. Ketika manajer mengurangi biaya
proyek sebagai respons terhadap metrik EVM, hasil manajemen proyek akan
meningkat.

BAB III

KESIMPULAN

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah hal yang penting dalam


pengendalian formal dan system umpan balik yang dimaksudkan untuk
memonitor hasil organisasi dan mengkoreksi penyimpangan standar dari kinerja.

Teknik Pengendalian dalam Sistem Manajemen yaitu Perencanaan Program,


Perencanaan Pembiayaan, Pelaksanaan dan Pengawasan, Pencatatan dan
Akunting, Laporan/Evaluasi.

Jenis jenis pengendalian yaitu Pengendalian pencegahan, deteksi, koreksi,


pengarahan, kompensatif.

Ada beberapa metode Pengendalian Anggaran yaitu Target Pendapatan Bersih,


Analisis varians, Manajemen Nilai yang Diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai