Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR MANAJEMEN KELOMPOK 6

PENGENDALIAN MANAJEMEN

F (MANAJEMEN MALAM)

Disusun Oleh :
 Ida Bagus Aditya Paramartha (1902612010533) (03)
 Putu Ayu Pebriyanti (1902612010541) (11)
 Ade Puspita Dewi (1902612010551) (21)
 I Gst A Ira Cristin Wihelmina (1902612010557) (27)
 Amri Khoirunas Ade Wijaksono (1902612010563) (33)
 Kadek Putri Ariantini (1902612010564) (34)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENGENDALIAN MANAJEMEN
dengan tepat waku dalam rangka memenuhi tugas Mata Perkuliahan Pengantar
Manajemen. Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Mata Perkuliahan Pengantar
Manajemen atas tugas yang diberikan sehingga menambah pemahaman penulis terhadap
materi makalah yang penulis buat.
Kami mempersembahkan Makalah mengenai PENGENDALIAN MANAJEMEN yang
di ringkas dari beberapa sumber seperti internet yang secara garis besar membahas tentang
Pengendalian Manajemen.
Kami berusaha menyajikan makalah ini semaksimal mungkin agar mudah untuk dibaca
dan dipahami. Jika terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini,
saran dan kritik sangat kami perlukan.

Denpasar, 16 Mei 2020

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
2.1 Pengertian dan Pentingnya Pengendalian Manajemen ............................... 2
2.2 Jenis – Jenis Pengendalian Manajemen ...................................................... 4
2.3 Langkah – Langkah Pengendalian Manajemen .......................................... 5
2.4 Alat Bantu Pengendalian Manajerial .......................................................... 8

2.5 Teknik dan Metode Pengendalian Manajemen ........................................... 10


BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15
3.2 Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah hal yang penting dalam
pengendalian formal dan sistem umpan balik yang dimaksudkan untuk memonitor hasil
organisasi dan mengkoreksi penyimpangan standar dari kinerja yang ditetapkan
sebelumnya (Hosfstede, 1978 dalam Lekatompessy, 2012). Sistem Pengendalian
Manajemen adalah suatu mekanisme secara formal didesain untuk menciptakan kondisi
yang mampu meningkatkan peluang dan pencapaian harapan serta memperoleh hasil
(output) yang diinginkan dengan memfokuskan pada tujuan yang akan dicapai oleh
organisasi dan perilaku yang diinginkan partisipan (Porporato, 2006).

Anthony dan Govindrajan (2002:7) menyebutkan bahwa Sistem Pengendalian


Manajemen adalah suatu alat atau cara yang terstruktur yang digunakan oleh manajer
untuk memastikan bahwa orang-orang yang diawasinya mengimplementasikan strategi
yang dimaksudkan. Sedangkan menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) sistem
pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan
berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui visi yang telah dipilih dan untuk
mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Sehingga
dapat dikatakan sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang tersebut terdapat beberapa rumusan masalah :

1. Pengertian dan pentingnya pengendalian manajemen ?


2. Jenis – jenis pengendalian manajemen ?
3. Langkah – langkah pengendalian manajemen ?
4. Alat bantu pengendalian manajerial ?
5. Teknik dan metode pengendalian manajemen ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Pentingnya Pengendalian Manajemen
Pengendalian Manajemen adalah suatu sistematik untuk menetapkan standar
kinerja dengan sasaran perencanaa, mendesain system umpan balik informasi,
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah
terdapat penyimpangan, dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan
mengambil tindakan perbaikan yang di perlukan. Pengertian system pengendalian
menurut beberapa para ahli :

 Menurut suadi (1999:8-9) system pengendalian manajemen adalah sebuah system


yang terdiri beberapa subsistem yang saling berkaitan, yaitu : Pemrograman,
penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggung jawaban untuk membantu
manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan, agar mau
mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.
 Menurut horgren, dkk (2006) mendifinisikan system pengendalian manajemen
sebagai berikut : “ Management control system is means of gathering data to id
and coordinate the process of making decisions throughout the organization”.
 Sedangkan menurut Earl P Strong pengendalian adalah proses pengaturan
berbagai factor dalam suatu perusahaannya sesuai dengan ketetapan-ketetapan
dalam rencana.
 Menurut Harold Koonz pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap
pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah di buat untuk
mencapai tujuan perusahaan.
 Dan sedangkan menurut R. Terry pengendalian dapat definisikan sebagai proses
penentuan, apa yang sedang di lakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan
dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai
dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

2
Pengendalian Manajemen Penting Karena :

 pengendalian membantu manajer mengetahui apakah tujuan telah tercapao atau


tidaknya beserta alasannya
 Memberikan informasi dan umpan balik sehingga manajer merasa yakin dalam
pemberdayaan karyawan.
 Membantu melindungi perusahaan dan assetnya.

Pengendalian merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.


Dimana memiliki arti suatu proses mengendalikan, mengawasi dan mengevaluasi suatu
kegiatan. Suatu Pengendalian dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang
baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para karyawan.

Fungsi Pengendalian/pengawasan merupakan suatu unsur manajemen untuk


melihat apakah segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang
digariskan dan disamping itu merupakan hal yang penting pula untuk menentukan
rencana kerja yang akan datang.

Pengendalian atau pengawasan adalah pengukuran atau perbaikan terhadap


pelaksanaan kerja bawahan agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai
tujuan organisasi dapat terselenggara dengan baik. Dalam uraian tersebut
menggambarkan bahwa pengendalian atau pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses
penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standar apa yang sedang dilakukan berupa;
pelaksanaan, dan bila mana perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Pengendalian adalah proses pengawasan, perbandingan, dan perbaikan kinerja.


Sebagai langkah terakhir di proses manajemen, pengendalian memberikan kaitan kembali
ke perencanaan. Jika manajer tidak mengendalikan, manajer tidak akan mengetahui
apakah tujuan telah tercapai.

2.2 Jenis – Jenis Pengendalian Manajemen

3
Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
2. Pengendalian deteksi (detective controls)
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)

Rincian kelima jenis pengendalian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu
kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan
sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi
atau personel melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi:
kejujuran, personel yang kompeten, pemisahan fungsi, review pengawas dan
pengendalian ganda. Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah
daripada mengobati” demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh
lebih murah biayanya dari pada pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika
dirancang ke dalam sistem, pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang
mungkin terjadi sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian,
pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya kesalahan atau
kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.

2. Pengendalian deteksi (detective controls)


Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi
suatu kesalahan yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku
bank dengan saldo kas buku organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo
kas. Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan,
namun tetap dibutuhkan dengan alasan:

 Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian


pencegahan.
 Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem
pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani dengan pengendalian deteksi

4
ketika kesalahan tersebut terjadi. Pengendalian deteksi meliputi reviu dan
pembandingan seperti: catatan kinerja dengan pengecekan independen atas
kinerja,rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan fisik
persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)

Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi


oleh pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi
tidak terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri
atau oleh auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud
pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari
rekomendasi auditor.

4. Pengendalian pengarahan (directive controls)

Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan


sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
atau ketentuan yang berlaku. Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang
dilakukan langsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap
aktivitas pekerja.

5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)


Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena
terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik usaha
terhadap kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi
merupakan contoh pengendalian kompensatif.

2.3 Langkah – Langkah Pengendalian Manajemen


Terdapat empat langkah utama dalam pengendalian organisasi yaitu menetapkan
standar, mengukur kinerja, membandingkan kinerja nyata dengan standar yang
ditentukan dan mengambil tindakan koreksi (perbaikan) jika terjadi penyimpangan.
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai empat langkah dalam proses
pengendalian organisasi.

Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)

5
Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus
dicapai dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun organisasi
secara keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai kriteria untuk menilai kinerja
organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.

Pada umumnya, Standar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu Tangible dan
Intangible.

 Tangible (terukur atau nyata) – Tangible adalah standar yang dapat diukur dan
nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang terukur (Measurable
Standards). Standar Terukur yang ditentukan oleh Manajemen dapat berupa
Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar biaya (Cost), standar penjualan
(Sales), standar pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas (Productivity)
hingga laba yang harus dicapai (Profit).
 Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah standar yang
tidak dapat diukur secara moneter ataupun angka. Standar Intangible ini lebih sulit
diukur jika dibandingkan dengan standar tangible.
Langkah 2. Mengukur Kinerja (Performance Measurement)

Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah mengukur kinerja.


Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan ataupun
kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya, Pengukuran kinerja harus
berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan.
Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan seragam sepanjang proses
pengukuran atau penilaian ini. Misalnya, jika kita menentukan standar produktivitas
adalah dalam bentuk satuan persentasi (%), kita harus tetap menggunakan persentasi (%)
untuk mengukurnya dan tidak boleh menggunakan satuan lain seperti biaya (Rupiah)
untuk mengukurnya.

6
Langkah 3. Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan
(Comparison of actual and standard performance)

Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditentukan merupakan


langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran kinerja
pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini merupakan
langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen. Penyimpangan dapat didefinisikan
sebagai kesenjangan antara kinerja aktual dengan target atau standar yang ditetapkan.
Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah ini, yaitu bentuk
penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan.

Manajer juga harus mengetahui dan membedakan yang mana merupakan


penyimpangan minor (kecil) yang dapat diabaikan terlebih dahulu dan yang mana
merupakan penyimpangan utama yang harus segera mengambil tindakan yang serius.
Sebagai contoh, jika biaya alat-alat tulis terjadi kenaikan dari target 5% menjadi aktual
8% maka penyimpangan tersebut dapat dikategorikan sebagai penyimpangan minor
(kecil). Namun disisi lain, jika tingkat cacat produksi bulanan meningkatkan terus
menerus maka dapat dikategorikan sebagai penyimpangan besar yang harus segera
diambil tindakan perbaikannya. Setelah mengetahui penyimpangan yang terjadi, seorang
manajer harus segera mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.

Langkah 4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action)

Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui, tahap selanjutnya


adalah mengambil tindakan perbaikan. Jika penyimpangan yang terjadi merupakan
penyimpangan kecil yang masih dapat diterima maka tidak perlu melakukan tindakan
korektif. Namun jika penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan besar yang telah
melampai batas yang dapat diterima maka harus segera mengambil tindakan perbaikan
dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Contohnya, target tingkat kecacatan (reject rate) produk di produksi yang dapat
diterima adalah 2%, namun pada aktualnya tingkat kecacatan produk di produksi adalah
5%. Tingkat kecacatan tersebut telah melampaui batas yang dapat diterima sehingga
diperlukan penyelidikan terhadap penyimpangan tersebut. Setelah diselidiki, ternyata

7
yang menyebabkan tingginya tingkat kecacatan produk ini adalah adanya pengaturan
mesin yang salah.

Dengan diketahuinya penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, maka kita


harus mengambil tindakan perbaikan yaitu mengatur kembali mesin tersebut ke
pengaturan yang benar dan memberikan indikasi di mesin supaya tidak terjadi pengaturan
yang salah lagi di kemudian hari.

2.4 Alat Bantu Pengendalian Manajerial


Banyak teknik yang dapat membantu manajer supaya pelaksanaan pengendalian
menjadi lebih efektif.   Dua teknik yang paling  terkenal adalah manajemen dengan
pengecualian (management by exception) dan sistem informasi manajemen (management
information systems).

Management By Exception ( MBE )

Prinsip pengecualian,  memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya


pada bidang-bidang pengendalian yang paling kritis dan mempersilahkan para karyawan
atau tingkatan manajemen rendah untuk menangani variasi-variasi rutin. Hal ini dapat
dipraktekkan oleh manajer-manajer penjualan, produksi, keuangan, personalia,
pembelian, pengendalian mutu, dan bidang-bidang fungsional lainnya. Bahkan manajer-
manajer lini pertama dapat mempergunakan prinsip ini dalam pengendalian harian me-
reka.

Pengendalian yang ditujukan pada terjadinya kekecualian ini murah, tetapi


penyimpangan baru dapat diketahui setelah kegiatan terlaksana. Biasanya pengendalian
ini dipergunakan untuk operasi-operasi organisasi yang bersifat otomatis dan rutin.

Contoh dari MBE adalah sebagai berikut: Seorang manajer menetukan bahwa
jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai
75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak
bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis
menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan
mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.

8
Keputusan yang dapat diambil antara lain:
1. Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
2. Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3. Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.

Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :


1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
2. Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
3. Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan

Management - Information System ( MIS )
Sistem informasi manajemen atau management-information system memainkan
peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perencanaan dan
pengendalian dengan efektif. MIS dapat didefinisikan sebagai suatu metoda formal
pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat
dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi
fungsi perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi dilaksanakan secara
efektif. MIS adalah sistem pengadaan, pemrosesan, penyimpanan dan penyebaran
informasi yang direncanakan agar keputusan-keputusan manajemen yang efektif dapat
dibuat. Sistem menyediakan informasi waktu yang lalu, sekarang dan yang akan datang.

MIS dirancang melalui beberapa tahap utama, yaitu :


1. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah,
2. Tahap desain konsepsual,
3. Tahap desain terperinci, dan
4. Tahap implementasi akhir.

Agar perancangan MIS berjalan efektif, manajemen perlu memperhatikan 5(lima)


pedoman berikut ini :
1. Mengikut sertakan pemakai (unsur) ke dalam tim perancang.

9
2. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.
3. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi lebih dari pada pertimbangan
kuantitas.
4. Pengujian pendahuluan sebelum diterapkan.
5. Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis yang mencukupi bagi paraoperator dan
pemakai sistem.

Konsep MIS berhubungan sangat erat dengan teknologi komputer, yang


mencakup kapasitas komputer, program dan bahasa program, terminal jarak jauh,
diskette, dan lain-lainnya. Organisasi mungkin mempunyai MIS tanpa komputer, tetapi
sistem akan kehilangan sebagian "keampuhannya" tanpa bantuan komputer. Jadi, pada
dasarnya MIS membantu manajemen melalui penyediaan personalia yang tepat dengan
jumlah yang tepat dari informasi yang tepat dan pada waktu yang tepat.
Contoh penerapan MIS: Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah
sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis
layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi
untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi rumah sakit
umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan informasi-informasi yang
berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.

2.5 Teknik dan Metode Pengendalian Manajemen


Metode-metode pengendalian bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu
pengendalian non-kuantitatif dan pengendalian kuantitatif.

Pengendalian Non-kuantitatif

Pengendalian non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan


untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering
digunakan adalah :

 Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk


mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Misalnya suatu
perusahaan sedang memproduksi barang, maka staff pengawas akan melakukan

10
pengamatan mulai proses pembuatan dan hingga barang tersebut siap dijual.
Melalui kegiatan pengamatan tersebut, staff pengawas tersebut akan tahu, apakah
proses yang diamati susuai prosedur atau tidak.
 Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan
mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Contohnya staff
pengawasan melakukan inspeksi terhadap barang yang diproduksi apakah sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Mulai dari ukuran, berat , dll. Dari inspeksi yang
dilakukan, perusahaan menjadi lebih tahu secara detail tentang barang yang
diproduksi.
 Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi
yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan
relatif lebih cepat. Misalnya pegawai melaporkan kualitas barang yang dihasilkan
kepada atasannya secara lisan dan tertulis. Dari hasil laporan tersebut, atasannya
dapat memberikan perintah selanjutnya tentang bagaimana dan apa yang
semestinya dilakukan oleh pegawai tersebut.
 Evaluasi pelaksanaan. Evaluasi merupakan suatu penilaian akhir dari suatu
kegiatan dan tindakan apa yang selanjutnya diambil. Misalnya dalam sebulan
perusahaan memperoleh keuntungan penjualan yang cukup banyak. Maka
evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana cara mempertahankan hal tersebut
serta cara meningkatkannya.
 Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara
ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat
didiagnosis dan dipecahkan bersama. Misalnya seorang pegawai mengalami
masalah di bidang pemasaran. Agar solusinya terpecahkan, maka diskusi dengan
atasan atau manajer akan menjadi solusi yang baik.

Pengendalian Kuantitatif

Pengendalian kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.


Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengendalian kuantitatif adalah :

 Anggaran, anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan


bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun

11
bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi
mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai
pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping
sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengendalian. Anggaran
adalah bagian fundamental dari banyak program pengendalian organisasi.
Pengendalian anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu
sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi
kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan
pelaksanaan yang direncanakan.

Contoh penerapan anggaran dalam pengendalian kuantitatif adalah pemilik modal


memberikan anggaran sebesar Rp 10.000.000 kepada perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya selama 2 bulan. Melalui anggaran tersebut, pemilik modal dapat melihat
apakah modal yang awalnya sudah ditetapkan bersama pleh pemilik modal dan
perusahaan dapat digunakan dengan baik oleh perusahaan. Setelah perusahaan
menjalankan bisnisnya dan perusahaan mengatakan bahwa ternyata modal yang
diberikan kurang, maka dapat dikatakan bahwa di dalam perusahaan tersebut
terjadinya korupsi.

 Audit, metode pengawasan efektif lainnya adalah dengan menggunakan


pemeriksaan akuntan (auditing), yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh
bukti secara obyektif tentang pernyataan-pernyataan berbagai kejadian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan
penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Contohnya adalah audit memeriksa laporan laba rugi suatu perusahaan untuk
mengetahui apakah benar perusahaan mengalami keuntungan atau malah
mengalami kerugian.
Alat pengawasan ini dapat dibagi menjadi dua kategori :
- Internal Audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar
mengenai kegiatan mereka.

12
- Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang
bebas dari pengaruh manajemen.
 Analisis Break-even, Analisa “break-even” adalah peralatan yang berguna untuk
menjelaskan hubungan biaya, volume, dan laba. Analisa ini menggunakan konsep
yang sama seperti dalam peyiapan anggaran variabel. Analisa break-even
menganalisa dan menggabarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk
menentukan pada volume berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama
dengan penghasilan total sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi.
Contohnya adalah perusahaan ingin mengetahui bagaimana hubungan antara
banyaknya penjualan dan keuntungan yang didapat.memlalui analisa break
even,perusahan dapat mengetahui hubungan tersebut.
 Analisis Rasio, rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses
menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan
menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul
pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.

Menyangkut dua jenis perbandingan


1. Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu
2. Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis

Contohnya adalah perusahaan ingin membandingankan laba yang diperoleh pada periode
yang sebelumnya dengan sekarang. Dengan melakukan perbandingan, perusahaan akan
tahu apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Sehingga perusahaan
dapat mengambil tindakan selanjutnya untuk di periode yang akan datang.

13
 Bagan dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, yaitu :
- Bagan Ganti, bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan
waktu disumbu yang lain serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan
kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan
dalam hubunganya dengan waktu.

Contohnya adalah perusahaan membuat bagan tentang proyek yang dikerjakan.


Dari bagan manajer dapat melihat apakah suatu proyek sedang dikerjakan, telah
selesai, atau belum dikerjakan.

- Program Evaluation and Review Technique (PERT), Ddrancang untuk


melakukan scheduling dan pengendalian proyek – proyek yang bersifat
kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengendalian Manajemen adalah suatu sistematik untuk menetapkan standar
kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain system umpan balik informasi,
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah
terdapat penyimpangan, dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan
mengambil tindakan perbaikan yang di perlukan. Terdapat juga beberapa Pengertian
system pengendalian manajemen menurut para ahli yang sudah dijelaskan dalam makalah
ini.

Pengendalian merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.


Dimana memiliki arti suatu proses mengendalikan, mengawasi dan mengevaluasi suatu
kegiatan. Suatu Pengendalian dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang
baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para karyawan.

3.2 Saran
Pengendalian dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak
ada pengendalian dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-
kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.

Pengendalian menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu


komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta
pengendalian dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengendalian-controlling-empat-langkah-
pengendalian/

https://ngurahobelixs.blogspot.com/2016/05/pengendalian-manajemen.html?m=1

http://agustinnilams.blogspot.com/2019/07/makalah-pengantar-manajemen-
pengendalian.html?m=1

http://xdharizal.blogspot.com/2011/01/jenis-pengendalian-manajemen.html

https://ngurahobelixs.blogspot.com/2016/05/pengendalian-manajemen.html

16

Anda mungkin juga menyukai