Anda di halaman 1dari 18

DESAIN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

Dosen Pengampu:
Nur Fadhilah Ahmad Hasibuan, M. Ak

DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 3
Avivatur Rohima Arva (0502173453)
Fitri Maharani Ritonga (0502172388)
Irdina Maya Fadila (0502172368)
Muhammad Wahyudi (0502172366)
Nurul Mudrifah (0502173430)
Rizky Hamdalla (0502171027)
Syahannum (0502173511)

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Pemurah, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Desain Sistem Pengendalian Manajemen”. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Medan, 04 April 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Langkah-langkah dalam merancang SPM...................................................2


B. Faktor Yang Mempengaruhi Desain SPM...................................................6
C. Membangun Pelanggan Fokus Total Quality Management.........................9
D. Dampak Teknologi Informasi Pada Desain Sistem Pengendalian.............11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi struktur organisasi dan proses
pengendalian manajemen didalam suatu perusahaan. Para peneliti telah mencoba untuk
menguji faktor-faktor ini dengan menerapkan apa yang disebut teori kontinjensi, nama itu
berarti bahwa struktur dan proses bergantung, atau kontinjen terhadap, berbagai faktor
internal dan eksternal. Studi-studi penelitian telah mengidentifikasikan faktor-faktor
penting yang mempengaruhi desain sistem pengendalian. Diantaranya adalah ukuran,
lingkungan, teknologi, saling ketergantungan, dan strategi.

Manajemen membutuhkan sistem pengendalian manajemen yang efektif untuk


mengimplementasikan strategi dalam mencapai tujuan (goals) perusahaan. Dimana setiap
organisasi akan selalu menghadapi ketidakpastian lingkungan bisnis untuk itu dibutuhkan
pengendalian manajemen yang efektif agar dapat berkompetisi dengan para
pesaing, siap dalam menghadapi perubahan ekternal maupun internal perusahaan. Sistem
Pengendalian Manajemen yang efektif diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Langkah-langkah dalam merancang SPM
2. Faktor Yang Mempengaruhi Desain SPM
3. Membangun Pelanggan Fokus Total Quality Management
4. Dampak Teknologi Informasi Pada Desain Sistem Pengendalian
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan menambah wawasan
ilmu pengetahuan tentang desain sistem pengendalian manajemen bagi kami selaku mahasiswa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Dalam Merancang SPM

Dalam mendesain sistem perencanaan dan pengendalian manajemen terdapat 2


pendekatan, yaitu Pertama contigency approach merupakan suatu pendekatan yang
menggunakan kondisi lingkungan bisnis Pendesainan sistem berangkat dari penentuan
karakteristik lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan. Kedua Human-capital-
leverage-aprroach, dalam lingkungan bisnis kompetitif, sumber daya yang mampu menjadikan
perusahaan unggul (distinct) dalam persaingan adalah modal manusia, yaitu kemampuan dalam
menerapkan pengetahuan. Oleh karena itu, keahlian yang dituntut dari designer SPPM adalah
kemampuan mendesain SPPM yang dapat menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif
melalui human-capital-leverage-approach. 1

Perancangan sistem pengendalian membutuhkan pemahaman tentang apa yang organisasi


inginkan dari setiap karyawan mereka secara individual. Ini membutuhkan pengidentifikasian
peran setiap individu dari chief executive officer untuk setiap karyawan ditingkat organisasi yang
terendah dalam rangka mencapai tujuan organisasi. SPM tidak bisa dirancang tanpa pemahaman
tentang tindakan-tindakan utama yang dikendalikan. Ketika tujuan dari system pengendalian
adalah untuk mempengaruhi tindakan, mengidentifikasi tindakan adalah hal penting yang
diinginkan. Sebuah organisasi harus mencari tahu pengetahuan dan informasi apa yang
diperlukan untuk mengontrol tindakan karyawan. Cara lain untuk memahami apa yang harus
dikendalikan adalah untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan utama (KAS). KAS berbeda
antara perusahaan ke perusuhaan, dan dari individu ke individu. Untuk tingkat yang lebih rendah
adalah pada karyawan, para pekerja lini produksi. Kas mudah untuk diidentifikasi karena
dilakukan secara rutin dan mekanik. KAS karyawan adalah mengidentifikasi masalah pada
tingkat yang lebih tinggi, membangun tim dan mengambil keputusan investasi yang tidak dapat
dengan mudah dipahami karena perlu pertimbangan secara profesional. Ini menjadikannya tidak
mudah untuk menilai apakah tindakan yang sudah diambil sudah sesuai tanpa melakukan

1
BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 1, Juni 2015, hlm 113-124.
pemantauan ketat oleh seseorang yang memiliki pengetahuan profesional yang sama atau lebih
tinggi. Sebagian besar perusahaan memliki standar tindakan aturan untuk karyawan yang
menyiapkan proposal investasi, rencana bisnis, dan juga memberikan pembenaran untuk
keputusan perekrutan, ini disebut pengendalian tindakan.

Tuntutan peran juga dapat diidentifikasi melalui Kunci Hasil atau KRS. Kunci Hasil
asalah daerah penting untuk pertumbuhan organisasi. Contohny, kinerja penjualan, penerimaan
pesanan pelanggan dan lain-lain. KRS berubah sesuai dengan lingkungan internal dan eksternal
yang berlaku diorganisasi.

Langkah dalam mengikuti pemahaman tuntutan peran melibatkan pemahaman tindakan


atau hasil dari tuntutan peran. Jika analisis menunjukkan bahwa apa yang diinginkan tidak
berbeda dari apa yang mungkin, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memliki sistem
pengendalian manajemen yang efektif. Jika analisis menunjukkan perbedaan antara keduanya,
maka alasan akan diselidiki. Alasannya mungkin kurangnya arah, masalah motivasi atau
keterbatasan pribadi. Tergantung pada beratnya situasi, pengendalian yang berbeda keras
diterapkan.

a) Pilihan Pengendalian

Pilihan pengendalian tergantung pada tingkat keparahan masalah. Mekanisme


pengendalian dapat dipilih dari alternatif yang sesuai (yang akan memberikan manfaat
maksimal). Ketika menganalisa alternatif ini, pertama manajer harus mempertimbangkan
pengendalian pribadi atau budaya, karena ini memiliki sedikit konsekuensi dan biaya yang lebih
murah dalam pelaksanaannya. Biasanya dalam orgaanisasi kecil, sebagian besar masalah
diselesaikan dengan menerapkan pengendalian budaya dan pribadi. Namun, pengendalian ini
hanya bekerja ketika karyawan telah memiliki peran yang jelas, memahami tujuan mereka dan
tingkat kinerrja yang diharpkan. Pilihan diantara berbagai tindakan dan hasil pengendalian
tergantung pada keuntungan dan kerugian masing-masing pengendalian dalam aturan tertentu.

b) Pengendalian Tindakan

Pengendalian ini adalah pengendalian yang bekerja pada suatu aturan standar prosedur. Adapun
keuntungan dari pengendalian tindakan adalah:
1. Pengendalian ini secara langsung terkait dengan tugas yang sedang dilakukan.
2. Pengendalian ini mengerahkan perhatian manajerial terhadap tindakan yang diambil
dalam perusahaan.
3. Aplikasi pengendalian dalam suatu organisasi adalah seragam dan karena nya meeka
membantu dalam koordinasi organisasi.
4. Ketika pengendalian ini bekerja pada satu aturan standar tindakan, pengendalian ini
bertindak sebagai repository pengetahuan dan petunjuk pelaksanaan proses bahkan ketika
manajer kunci meninggalkan organisasi.
5. Dalam arti positif, pengendalian ini adalah sarana untuk mencapai tingkat efesiensi,
karena mereka adalah elemen kunci dalam bentuk birokrasi organisasi.

Pengendalian ini juga memiliki kelemahan mereka sendiri:

1. Pengendalian tindakan berguna hanya untuk pekerjaan yang sangat dirutinkan.


2. Jenis pengendalian ini tidak menumbuhkan kreativitas dan inovasi dikalangan karyawan,
karyawan harus mengikuti aturan yang kaku.
3. Ketika pengendalian ini tidak mendorong pada masalah kreativitas, karyawan cenderung
untuk berhenti bekerja.
4. Karena kekakuan aturan, perusahaan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan
lingkungan bisnis eksternal yang berubah.
c) Pengendalian Hasil

Pengendalian ini digunakan untuk mengontrol perilaku karyawan. Pengendalian yang


efektif dapat mengatasi masalah motivasi. Pengendalian memberitahukan karyawan tentang apa
yang diharapkan dari mereka dan apa yang harus mereka lakukan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan. Pengendalian hasil dapat didirkan dengan terlebih dahulu mendefenisikan dimensi
pada pengendalian yang harus diatur. Dimensi dapat berupa kepuasan pelanggan atau
profitabilitas produk. Langkah berikutnya melibatkan pengukuran kinerja berdasarkan dimensi
ini. Menetapkan target kinerja dan memberikan intensif adalah langkah terakhir. Keuntungan
dari pengendalian hasil adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian ini layak, dan memberikan pengendalian yang efektif bahkan dimana
pengetahuan tentang tindakan apa yang kurang diinginkan.
2. Pengendalian hasil memberikan pelatihan on-the-job dan juga mnyediakan karywawan
kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka.
3. Hasil pengendalian akhir karyawan adalah memotivasi, dan komitmen terhadap
pekerjaan karena memberikan karyawan otonomi yang lebih besar untuk melakukan
tugas mereka.

Kelemahan pengendalian hasil adalah:

1. Sering hasil pengendalian merupakan keinginan organisasi dan kinerja individu tidak
dapat diukur secara efektif.
2. Setiap maslah yang timbul akibat dari pengendalian ini selalu dikaitkan dengan kesalahan
karyawan.

Pengendalian hasil dan pengendalian tindakan adalah elemen utama dari sistem pengendalian
manajemen disemua organisasi. Setelah pengendalian, pilihan berikutnya adalah keputusan
tentang pengendalian yang ketat.

d) Pengendalian Yang Ketat

Apakah pengendalian harus ketat atau longgar tergantung pada bagaimana organisasi
memandang dalam mengikuti isu manfaat dari pengendalian yang ketat, biaya yang dikeluarkan,
dan jika ada efek samping dari pengendalian yang ketat. Beberapa organisasi lebih memlih
pengendalian ketat didaerah-daerah yang paling penting untuk keberhasilan mereka. Beberapa
bentuk pengendalian yang ketat dan mahal untuk diterapkan memerlukan sejumlah waktu yang
signifikan dari manajemen puncak, membutuhkan sistem informasi baru, pengukuran peralatan
atau studi ekstensif untuk mengumpulkan informasi yang berguna. Semua ini dapat menambah
pengeluaran organisasi. Akhirnya, pengendalian yang ketat diperlukan untuk mengetahui apakah
ada efek berbahaya dari pengendalian yang digunakan. Misalnya, jika lingkungan dimana
karyawan bekerja tidak dapat diprediksi, maka pengendalian yang ketat tidak akan bekerja,
karena karyawan membutuhkan otonomi untuk mengambil tindakan. Sebagai pengendalian yang
ketat yang membatasi kemampuan beradaptasi, karyawan akan merasa sulit untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan. Metode pegendalian yang terbaik akan menjadi kombinasi
dari lingkungan pengendalian yang ketat dan longgar dimana otonomi, kewirausahaan dan
inovasi didorong, dan pada saat yang sama, karyawan berbagi satu aturan nilai-nilai yang kaku.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES PENGENDALIAN

Mockler (1984) membagi pengendalian dalam 4 langkah yaitu:

1. Menetapkan Standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja

Standar yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni
titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi
kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang
terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.

2. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja


Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga
penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui lebih
dahulu.
3. Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar

Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah
ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala
sesuatunya beada dalam kendali.

4. Mengambil Tindakan Korektif

Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan
penyimpangan yanf terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka
pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah
mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu
atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Desain SPM

Desain sistem pengendalian dipengaruhi oleh beberapa faktor :

 Gaya manajerial
 Budaya perusahaan
 Struktur organisasi
 Slack organisasi
 Pengendalian stake holder dan desain sistem pengendalian
 Struktur komunikasi pemegang kepentingan

Gaya manajemen dan budaya perusahaan memainkan peran penting dalam merancang sistem
pengendalian. Sementara manajemen berhubungan dengan individu sedangkan budaya manajer
perusahaan berhubungan dengan konsep organisasi secara keseluruhan. Gaya manajemen dan
budaya perusahaan berkaitan satu sama lainnya oleh karna itu gaya manajemen saling kuat
terjalin.

a. Gaya manajerial dan sistem pengendalian

Para manajer berbeda dalam gaya mengelola karyawan mereka. Gaya yang berbeda
berdampak pada desain sistem pengendalian. Jika sistem pengendalian tidak dirancang dengan
gaya pikiran manajerial, maka konflik akan timbul antara tujuan organisasi dan gaya manajerial.
Perbedaan gaya manajerial mempengaruhi desain sistem pengendalian yaitu: pengendalian
eksternal, pengendalian internal dan pengendalian campuran.

1 .Pengendalian Eksternal

Pengendalian eksternal bekerja pada premis bahwa bawahan dapat termotivasu melalui
penghargaan. Gaya ini otoritatif dan mekanik sebagai tujuan organisasi yang ditetapkan oleh
manajemen puncak.

2. Pengendalian Internal

Gaya ini bekerja pada premis bahwa bawahan termotivasi dan berkomitmen untuk organisasi jika
mereka terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

3. Pengendalian Campuran

Dua jenis pengendalian diatas memiliki keuntugan dan kelemahan masing-masing. Terkadang
manajer harus menyeimbangkan kedua jenis gaya pengendalian dalam organisasi. Dalam
melakukannya, ia harus mempertimbangkan empat isu-isu penting yaitu:

 Kesesuaian antara pengendalian dan gaya manajerial


 Menganalisis iklim, struktur dan sistem penghargaan diri suatu organisasi
 Keandalan ukuran kinerja pekerjaan
 Perbedaan individual diantara bawahan
b. Budaya perusahaan dan desain sistem pengendalian

Budaya perusahaan membantu dalam mengkoordinasikan semua kegiatan dari organisasi.


Dalam sebuah organisasi ketika tujuan dan nilai-nilai bersama telah dibagikan kepada anggota
individu, masalah telah diminimalkan dan loyalitas kelompok pun terjadi. Contohnya misalnya
perusahan IBM merancang sistem kepercayaan berikut untuk para karyawannya.

1. Menghormati individu
2. Pelayanan pelanggan
3. Dedikasi untuk bekerja menuju keunggulan
4. Desentralisasi bisnis
5. Total manajemen mutu
6. Pemberdayaan masyarakat
c. Desentralisasi dan desain pengendalian

Hal ini diperlukan untuk setiap semua organisasi ketika mendesentralisasikan otoritas
pengambilan keputusan, sehingga sub-tujuan dapat diatur. Dengan cara ini setiap pembuat
keputusan dibuat bertanggung jawab hanya untuk sebagian kecil dari keseluruhan tujuan
organisasi. Desentralisasi memasitkan bahwa pembuat keputusan sampai pada keputusan yang
baik dengan memanfaatkan informasi yang cukup. Namun, para pengambil keputusan harus
menemukan cara untuk berurusan kompleksitas lingkungan organisasi. Tujuan dari sistem
pengendalian adalah untuk merajut subunit organisasi secara bersama. Apa yang penting bagi
organisasi adalah samapai sejauh mana hal itu harus didesentralisasikan.

d. Slack organisasi dan desain sistem pengendalian

Cyert dan march mendefinisikan slack organisasi sebagai “perbedaan antara sumber daya
yang tersedia untuk organisasi dan Pembayaran yang diperlukan untuk mempertahankan
koalisi”. Salck organisasi terjadi ketika lingkungan organisasi underexploit dibawah hasil
eksploitasi ini gaji lebih tinggi, tambahan upah dan penghasilan dari yang diperlukan untuk
melaksanakan tujuan dan sasaran perusahaan. Dividen mungkin lebih tinggi dari yang diperlukan
untuk menjaga kepercayaan pemegang saham. Tetapi, dalam hal sistem pengendalian
manajemen, slack bertindak sebagai bantalan terhadap perubahan lingkungan bisnis dan
penyediaan sumber daya untuk inovasi dan adaptasi diberbagai daerah.

e. Pengendalian stake holder dan desain sistem pengendalian

Stake holder termasuk investor, pelanggan, karyawan, pemasok dan masyarakat. Hal ini
diperlukan oleh organisasi untuk menentukan tujuan dan sasaran, ukuran kinerja dari masing-
masing kategori diatas. Sebuah struktur organisasi fungsional dirancang untuk menjaga tujuan
tujuan ini dalam pandangan dan dan pengendalian manajerial dirancang untuk departemen
organisasi. Berdasarkan hubungan dan tujuan, organisasi melakukan pengendalian atas pelaku
kepentingan. Analisis hubungan stakeholder dimulai dengan mengidentifikasi semua pemangku
kepentingan.

f. Struktur komunilasi dan pemegang kepentingan

Komunikasi formal dan informal dalam organisasi mencakup pertemuan, kontak sehari-hari
antara manajer, bahasa tubuh, dll. Semua komunikasi formal dan informal sangat penting dalam
memahami dan meningkatkan proses pengendalian.2

C. Membangun Pelanggan Fokus Total Quality Management

Seiring dengan meningkatnya volume dan kompleksitas pemanufakturan maupun jasa


yang harus berkualitas merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya saing
produk, selain biaya produksi dan ketepatan waktu produksi. Sistem kualitas modern dibagi
kedalam tiga bagian, yaitu kualitas desain, kualitas konformitas, kualitas pemasaran, serta
pelayanan purnajual.

Total quality management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas
produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. Salah satu tujuan TQM adalah memberikan
kepuasan pelanggan. Mekanismenya memahami harapan pelanggan melalui tiga tingkatan, yaitu

2
Muhamad Yamin Noch, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen ( Medan: Madenatera, 2019)
hlm 44-46.
dimulai dengan menampung keluhan, analisis penjualan dan umpan balik dari konsumen, dan
wawancara pribadi dengan konsumen.

Pada dasarnya Manajemen Kualitas (Quality Management) atau Manajemen Kualitas


Terpadu (Total Quality Management = TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan
performance/kinerja secara terus-menerus (continuous performance improvement) pada setiap
level operasi atau proses, dalam setiap era fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan
semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

Prinsip Total Quality Management

Empat prinsip utama dalam TQM adalah sebagai berikut :

1. Kepuasan pelanggan

Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk


didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas
perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang
dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka
semakin besar pula kepuasan pelanggan.

2. Respek terhadap setiap orang

Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk
terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

3. Manajemen berdasarkan fakta

Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling).
Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini:

 Prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada
semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada.
Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi
dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
 Variasi (Variation) atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan
gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap system
organisasi. Dengan demikian organisasi dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan
dan tindakan yang dilakukan.

4. Perbaikan berkesinambungan

Melakukan proses secara sistematik dalam melaksanakan perbaikan


berkesinambungan. Konsep siklus PDCA (Plant-Do-Check-Act), yang terdiri dari langkah-
langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan
tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.3

D. Dampak Teknologi Informasi Pada Desain Sistem Pengendalian

Peran sistem informasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mendukung
strategi bersaing bisnis sehingga keuntungan dapat diraih. Pemanfaatan sistem informasi dalam
suatu organisasi dapat optimal apabila direncanakan dengan baik dalam suatu perencaan
srategis.Teknologi informasi adalah alat yang digunakan untuk membantu mengumpulkan,
mengatur maupun mendistribusikan informasi.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur manfaat penggunaan teknologi


informasi menurut Sutarman (2012) yaitu:

1. Kecepatan (Speed);
2. Konsistensi (Consistency);
3. Ketepatan (Precision); dan
4. Keandalan (Realibility);4
3
dosenpendidikan.go.id
4
Liza Mutiana, dkk Pengaruh Sistem Pengendalian Imterm, Teknologi Informasi, Kualitas
Sumber Daya Manusia Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan,
Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol 3 No 2, September 2017, ISSN. 2502-6976, hlm 151
Pada masa ini, sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah
satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal
itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu komoditi yang dapat diperdagangkan.

Teknologi informasi telah menguntungkan bagi system pengendalian tradisional dalam


banyak cara. Data dapat dikelola dengan lebih mudah, dan dengan biaya yang wajar. Berbagai
departemen organisasi dapat bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dan berkolaborasi untuk
pengambilan keputusan yang cepat;

Data dapat dikumpulkan untuk keputusan strategis dan operasional. Sebagai sistem
pengendalian yang mengoperasikan semua bidang organisasi, setiap perubahan yang mereka
butuhkan harus dibuat dalam struktur dan strategi organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manajer harus mengambil keputusan yang tepat dalam memilih jenis kebutuhan teknologi apa
yang diperlukan organisasi. Teknologi harus digunakan untuk membuat pekerjaan lebih mudah
dari pada terlibat dalam berbagai sistem yang mahal.

Menyediakan Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Operasional Dan strategis


Penurunan biaya pengolahan informasi menyebabkan munculnya sistem ABC (Biaya
berdasarkan Aktivitas). Sistem ini menyediakan data biaya yang akurat untuk keputusan
operasional dan strategis dalam suatu organisasi. Ketersediaan sebuah peralatan elektronik, yang
disebut scanning peralatan optik telah meningkatkan teknik pengendalian persediaan yang
efisiensi. Peralatan ini juga digunakan untuk melakukan riset pasar dengan mencatat pola
permintaan pelanggan.5

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong kemajuan di semua


bidang kehidupan, termasuk kemajuan dalam bidang teknologi informasi. Hal ini telah membuka
kesempatan bagi umat manusia untuk mengakses semua informasi global yang mengakibatkan
terjadinya gejala dunia tanpa batas (bordless world).

Manfaat teknologi informasi begitu luas, sehingga tidak bisa dapat paparkan secara detil
satu persatu, tetapi selain manfaat teknologi informasi secara umum terdapat beberapa manfaat
teknologi informasi yang bisa kita rasakan dalam beberapa bidang seperti dalam bidang
5
Muhamad Yamin Noch, op.cit. hlm 53-56
pendidikan baik untuk Peserta didik maupun untuk penyelenggara pendidikan, juga dalam
bidang pemerintahan, telecenter bagi masyarakat dan lain lain sebagainya.6

6
Siti Zulfah, Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Lingkungan, ISSN. 2598-
3814. c
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Perancang sistem pengendalian memerlukan pemahaman tentang apa yang organisasi


inginkan dari masing-masing karyawan, perancang ini melibatkan identifikasi peran
masing-masing individu dari chief executive officer untuk karya ditingkat hirarki
terendah dalam mencapai tujuan organisasi. Ketika merancang sistem pengendalian,
perubahan gaya manajerial dan budaya organisasi yang jelas untuk dianalisis. Ada tiga
jenis sistem pengendalian manajerial yaitu pengendalian eksternal, pengendalian internal
dan pengendalian campuran.
DAFTAR PUSTAKA

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 1, Juni 2015, hlm 113-124.

Dosenpendidikan.go.id

Mutiana Liza, dkk. 2017. Pengaruh Sistem Pengendalian Imterm, Teknologi Informasi, Kualitas
Sumber Daya Manusia Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan ,
Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol 3 No 2, September 2017, ISSN. 2502-6976, hlm
151

Muhamad Yamin Noch, dkk.2019. Sistem Pengendalian Manajemen. Medan : Madenatera

Siti Zulfah. “ Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Lingkungan. ISSN. 2598-3814.

Anda mungkin juga menyukai