Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR MANAJEMEN

FUNGSI, JENIS-JENIS, TEKNIK DAN METODE PENGENDALIAN

KELOMPOK XIII :

1. IDA BAGUS GEDE ARISA WIPRASTANIKA (04)


2. DEWA GEDE NOVAL (18)
3. I KOMANG HARDY TRIANDIKA PUTRA (31)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur saya panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa ( Ida
Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Pengantar Manajemen dengan judul “fungsi,
jenis-jenis, teknik dan metode pengendalian”
Penyajian materi pada makalah ini kami dapatkan di berbagai sumber,
sehingga dapat dipelajari sesuai dengan perkembangan terkini, dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Om Santih,Santih,Santih,Om

Gianyar, 22 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 2
2.1 Kekuatan Tenaga Kerja............................................................ 2
2.1.1 Mobilitas tenaga kerja internasional................................ 2
2.1.2 Komposisi angkatan kerja................................................ 3
2.1.3 Pertimbangan dalam kebijakan pemberian kerja............. 5
2.1.4 Hubungan pemberi kerja karyawan................................. 6
2.2 Kekuatan Persaingan................................................................ 8
2.2.1 Persaingan tingkat makro& analisis kekuatan kompetitif 8
BAB III PENUTUP........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan............................................................................... 11
3.2 Saran. ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia merupakan dua
arus yang saling mempengaruhi atau memperkuat satu dengan lainnya, yang
saat ini sedang menghadang dunia dan kedua arus tersebut akan semakin
kuat pada masa mendatang, seiring dengan kemajuan teknologi serta
peningkatan pendapatan perkapita dan penambahan jumlah penduduk dunia.
Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang
bersifat mendasar atau struktural, dan perubahan ini semakin kuat dengan
berlangsungnya perdagangan bebas dunia.
Pekerjaan atau ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam
sebuah aktifitas bisnis dan perekonomian suatu negara. Untuk mampu
memiliki keunggulan kompetitif dalam sebuah negara perlu sekali setiap
tenaga kerja mendapatkan lapangan pekerjaan, yang mana dapat
meningkatkan daya saing.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa saja kualitas sistem pengendalian yang efekti?
 Alat bantu bagaimana yang digunakan dalam pengendalian manajerial?
 Teknik dan metode apa saja yang digunakan dalam pengendalian?
1.3 Tujuan
 Mampu menjelaskan kualitas sistem pengendalian yang efektif.
 Mengetahui dan mampu menjelaskan alat bantu pengendalian manajerial.
 Mengetahui berbagai teknik dan metode pengendalian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kualitas sistem pengendalian yang efektif


Perencanaan strategis dibuat agar organisasi dapat mencapai tujuannya.
Saat impementasi atas rencana strategis yang telah dibuat, organisasi
membutuhkan sistem pengendalian untuk memastikan aktivitas operasional
berjalan sesuai rencana. Pada kondisi inilah akan terlihat kualitas dari sistem
pengendalian, apakah efektif atau tidak. Karena, sistem pengendalian yang efektif
akan dapat membatasi penyimpangan dari rencana strategis. Selain itu, juga
memastikan bahwa kegiatan organisasi mematuhi segala aturan yang ada.

Menurut Markgraf, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas dari
sistem pengendalian yang efektif, yaitu; 1) Information Quality, 2) Planning, 3)
Flexibility, 4) Objectivity, & 5) Economics. Kelima hal tersebut akan dibahas
secara berurutan dibawah ini:

 Information Quality

Faktor kunci dalam efektivitas sistem pengendalian adalah kualitas


informasi yang diterimanya. Sistem pengendalian yang baik mendapatkan
informasi yang akurat dan terbaru. Informasi ini diperoleh dari titik di mana
operasi menghasilkannya, seperti angka penjualan berdasarkan faktur dan
pengiriman berdasarkan slip. Hal ini memberikan waktu manajemen untuk
mengevaluasi masalah dan mengambil tindakan korektif, sehingga informasi
tersebut harus terbaru.

 Planning

Informasi sistem pengendalian yang masih mentah, tidak akan bermanfaat


bagi manajemen kecuali jika terdapat perbandingan dengan tolok ukur dan target
yang ditetapkan. Karena itu, perlu integrasi yang kuat antara sistem pengendalian
dengan proses perencanaan. Apabila rencana strategis memerlukan tingkat
kualitas tertentu yang ditentukan oleh hasil pengujian, sistem pengendalian harus
mampu melacak hasil tes tersebut. 
2
 Flexibility

Sistem pengendalian yang efektif sangat fleksibel. Hal ini berarti bahwa
system harus memiliki keseluruhan kemampuan akuisisi data dan pemrosesan data
yang manajemen dapat sesuaikan dengan perubahan kondisi. Apabila data yang
dikumpulkan dari satu sumber tidak lagi mencerminkan situasi aktual, maka
manajemen harus dapat mengidentifikasi sumber data lain yang lebih baik dan
mengadaptasi sistem untuk dapat menyesuaikannya. Dalam kasus seperti itu,
sistem harus dapat menerima proses bisnis baru yang memungkinkan
pengendalian manajemen di area aktivitas baru.

 Objectivity

Manajer harus dapat membuat keputusan dan bertindak berdasarkan hasil


sistem pengendalian. Mereka dapat melakukannya dengan kredibel dan membuat
keputusannya diterima oleh organisasi, karena keputusan diambil berdasarkan
data yang objektif dan evaluasi. Untuk mencapai objektivitas seperti itu, sistem
pengendalian harus transparan dan mengukur parameter yang relevan dengan
bisnis.

 Economics

Biaya sistem pengendalian harus dibandingkan dengan bisnis yang


dikendalikan. Manfaat yang diharapkan dan penghematan biaya yang dihasilkan
dari implementasi dan penggunaan sistem pengendalian harus sejalan dengan
biaya pemasangan dan pengoperasian sistem. Tujuan dari sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya tak terduga dan mencapai tujuan kompetitif.

2.2 Alat bantu pengendalian manajerial


Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan
pengendalian menjadi lebih efektif.  Dua teknik yang paling  terkenal adalah
manajemen dengan pengecualian (management by exception) dan sistem
informasi manajemen (management information systems)-Management By
Exception ( MBE ).

3
1. Management By Exception ( MBE )
Memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada bidang-
bidang pengendalian yang paling kritis dan mempersilahkan para karyawan atau
tingkatan manajemen rendah untuk menangani variasi-variasi rutin. Hal ini dapat
dipraktekkan oleh manajer-manajer penjualan, produksi, keuangan, personalia,
pembelian, pengendalian mutu, dan bidang-bidang fungsional lainnya.

Pengendalian yang ditujukan pada terjadinya kekecualian ini murah, tetapi


penyimpangan baru dapat diketahui setelah kegiatan terlaksana. Biasanya
pengendalian ini dipergunakan untuk operasi-operasi organisasi yang bersifat
otomatis dan rutin.

Contoh dari MBE adalah sebagai berikut:

Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good
dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu
waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka
jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000
bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan
mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.

Keputusan yang dapat diambil antara lain:

1. Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.

2. Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.

3. Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.

Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :

1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara


normal

2. Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.

4
3. Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan

1. Management – Information System ( MIS )

MIS adalah sistem pengadaan, pemrosesan, penyimpanan dan penyebaran


informasi yang direncanakan agar keputusan-keputusan manajemen yang efektif
dapat dibuat. Sistem menyediakan informasi waktu yang lalu, sekarang dan
yang akan datang serta kejadian-kejadian di dalam dan di luar organisasi.

MIS dirancang melalui beberapa tahap utama, yaitu :

1) tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah,

2) tahap disain konsepsual,

3) tahap disain terperinci, dan

4) tahap implementasi akhir.

Agar perancangan MIS berjalan efektif, manajemen perlu memperhatikan


5(lima) pedoman berikut ini :

1) Mengikut sertakan pemakai (unsur) ke dalam tim perancang.

2) Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.

3) Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi lebih dari pada


pertimbangan kuantitas belaka.

4) Pengujian pendahuluan sebelum diterapkan.

5) Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis yang mencukupi bagi

paraoperator dan pemakai sistem.

            Konsep MIS berhubungan sangat erat dengan teknologi komputer, yang


mencakup kapasitas komputer, program dan bahasa program, terminal jarak jauh,
diskette, dan lain-lainnya. Organisasi mungkin mempunyai MIS tanpa komputer,
tetapi sistem akan kehilangan sebagian "keampuhannya" tanpa bantuan komputer.
Jadi, pada dasarnya MIS membantu manajemen melalui penyediaan

5
personalia yang tepat dengan jumlah yang tepat dari informasi yangtepat pula
pada waktu yang tepat.

            Contoh penerapan MIS: Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah


sebuah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat. sistem
informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan
informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.

2.3 Teknik dan metode Pengendalian


 Pengendalian Kuantitatif
Pengendalian kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapateknik yang dapat dipakai dalam pengendalian kuantitatif adalah:

1. Anggaran

Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan


bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun
bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi
mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai
pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping
sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengendalian.

Contoh penerapan anggaran dalam pengendalian kuantitatif adalah pemilik


modal memberikan anggaran sebesar Rp 10.000.000 kepada perusahaan untuk
menjalankan bisnisnya selama 2 bulan. Melalui anggaran tersebut, pemilik modal
dapat melihat apakah modal yang awalnya sudah ditetapkan bersama pleh pemilik
modal dan perusahaan dapat digunakan dengan baik oleh perusahaan. Setelah
perusahaan menjalankan bisnisnya dan perusahaan mengatakan bahwa ternyata
modal yang diberikan kurang, maka dapat dikatakan bahwa di dalam perusahaan
tersebut terjadinya korupsi.

6
2. Audit
Metode pengawasan efektif lainnya adalah dengan menggunakan
pemeriksaan akuntan (auditing),yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh
bukti secara obyektif tentang pernyataan-pernyataan berbagai kejadian antara
pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan
penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Contohnya adalah audit memeriksa laporan laba rugi suatu perusahaan untuk
mengetahui apakah benar perusahaan mengalami keuntungan atau malah
mengalami kerugian.

Alat pengawasan ini dapat dibagi menjadi dua kategori :

 Internal Audit

Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung


jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan
komentar mengenai kegiatan mereka.

 Ekternal Audit

Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar


keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak
yang bebas dari pengaruh manajemen.

3. Analisis break-even

Analisa “break-even” adalah peralatan yang berguna untuk menjelaskan


hubungan biaya, volume, dan laba. Analisa ini menggunakan konsep yang sama
seperti dalam peyiapan anggaran variabel. Analisa break-even menganalisa dan
menggabarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume
berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan penghasilan total
sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi. Contohnya adalah
perusahaan ingin mengetahui bagaimana hubungan antara banyaknya penjualan
dan keuntungan yang didapat.memlalui analisa break even,perusahan dapat
mengetahui hubungan tersebut.

7
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi
satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan
informasi yang meringkas posisi fnancial dari organisasi dengan menghitung rasio
yang didasarkan pada berbagai ukuran fnansial yang muncul pada neraca dan
neraca rugi-laba organisasi.

Menyangkut dua jenis perbandingan

a. Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu

b. Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang

sejenis

Contohnya adalah perusahaan ingin membandingankan laba yang


diperoleh pada periode yang sebelumnya dengan sekarang. Dengan melakukan
perbandingan, perusahaan akan tahu apakah perusahaan mengalami kemajuan
atau kemunduran. Sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan selanjutnya
untuk di periode yang akan datang.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kekuatan tenaga kerja dan kekuatan persaingan sangat penting bagi
perusahaaan. Adapun Unsur – unsur yang terkadung di dalam nya yaitu
mobilitas tenaga kerja, komposisi angkatan kerja, pertimbangan dalam
kebijakan pemberian kerja, hubungan pemberi kerja karyawan dan
Persaingan di Tingkat Makro, dimana unsur – unsur tersebut perlu di
perhatikan dalam bisnis internasional agar perusahaan dapat bersaing dengan
negara – negara lainnya.

3.2 Saran
Untuk mampu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif harus bisa
memenuhi unsur – unsur dari kekuatan tenaga kerja dan kekuatan persaingan
agar bisa bersaing di negara – negara lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://mvpjogja.com/kualitas-sistem-pengendalian-yang-efektif/
https://ngurahobelixs.blogspot.com/2016/05/pengendalian-manajemen.html
https://123dok.com/article/pengendalian-kuantitatif-teknik-metode-yang-digunakan-
dalam-pengendalian.q2k0r6pq

10

Anda mungkin juga menyukai