OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS A
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T., karena atas rahmat dan nikmat
yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “CONTROL AND ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi (SIA). Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih memahami konsep
pengendalian dasar dan pentingnya pengendalian komputer, mengetahui aktivitas
pengendalian dalam perusahaan dan pengawasan proses pengendalian pada organisasi.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Sulvariany Tambaruka, S.E., M.Si.
selaku dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat
makalah ini dan juga semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin...
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
B. Kerangka Pengendalian...............................................................................................8
C. Lingkungan Internal..................................................................................................11
D. Penetapan Tujuan......................................................................................................14
E. Aktivitas pengendalian..............................................................................................15
BAB III................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................20
A. Kesimpulan...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan bisnis pada akhir-akhir ini mengalami perubahan yang sangat
cepat dan berkelanjutan. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk bertindak cepat
guna merespon perubahan tersebut agar perusahaan tetap dapat bertahan hidup dan
memiliki daya saing yang tinggi. Untuk melaksanakan aktivitas tersebut, para
pengguna membutuhkan informasi dari sebuah sistem informasi yang dapat
diandalkan. Dengan demikian maka lingkungan menjadi sangat tergantung kepada
sistem informasi akuntansi, yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
begitu kompleks guna memenuhi kebutuhan informasi yang meningkat sacara tajam.
Ketika kompleksitas sistem dan ketergantungan terhadap informasi meningkat,
perusahaan menghadapi berbagai macam resiko yang juga beraneka ragam jenisnya.
Secara garis besar, ada 4 jenis ancaman terhadap SIA, yaitu bencana alam dan bencana
politik, kesalahan software dan tidak berfungsinya perangkat keras, tindakan-tindakan
yang tidak disengaja, dan tindakan yang disengaja.
Sebagai jawaban persoalan diatas, maka pengendalian terhadap keamanan
dan integritas sistem komputer menjadi isu yang sangat penting. Sebagian besar
menejer SIA meyakini bahwa pengendalian resiko mengalami peningkatan dalam
beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena kenaikan jumlah sistem client /
server yang berakibat informasi tersedia untuk semua karyawan, jaringan lokal dan
sistem client / server mendistribusikan banyak data kepada banyak pemakai, WAN
memberi peluang bagi pemasok dan pelanggan saling mengakses masing-masing
sistem dan data.
Beberapa perusahaan menganggap remeh perlindungan data, tetapi ada yang
menganggap penting perlindungan dan pengamanan data perusahaan. Pencapaian
pengendalian dan pengamanan yang memadai terhadap sumber daya informasi sebuah
organisasi harus menjadi prioritas utama manajemen puncak. Meskipun tujuan
pengendalian inter tidak berubah dengan digunakannya komputer sebagai alat
pengolah data, namun sistem informasi berbasis komputer menghendaki kebijakan
yang berbeda. Membantu manajemen dalam pengendalian organisasi bisnis adalah
tujuan utama sistem informasi akuntansi. Hal ini dapat dicapai dengan cara merancang
sistem pengendalian intern yang efektif dan dengan pengauditan atau kaji ulang sistem
pengendalian.
Potensi yang tidak dinginkan yang dapat menyakiti sistem informasi
akuntansi disebut ancaman (threat), potensi kerugian dalam rupiah jika ancaman
terjadi disebut perwujudan (exposure) dari ancaman tersebut dan kemungkinan
terjadinya ancaman disebut resiko (risk).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian?
2. Kerangka apa saja yang digunakan untuk mengembangkan sistem pengendalian?
3. Bagaimana filosofi lingkungan internal manajemen?
4. Bagaimana menetapkan tujuan pengendalian, penetapan resiko, respon serta
pengendaliannya?
5. Apa fungsi informasi dan komunikasi dalam pengendalian?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Sistem Kepercayaan yaitu sistem yang menjelaskan cara sebuah perusahaan
menciptakan nilai, membantu pegawai memahami visi perusahaan,
mengkomunikasikan nilai-nilai dasar perusahaan, dan menginspirasi pegawai untuk
bekerja berdasarkan nilai-nilai tersebut
2. Sistem Batas yaitu sistem yang membantu pegawai bertindak secara etis dengan
membangun batas pada perilaku kepegawaian
3. Sistem pengendalian diagnostik yaitu sistem yang mengukur, mengawasi, dan
membandingkan perkembangan perusahaan aktual dengan anggaran dan tujuan
kinerja
4. Sistem pengendalian interaktif yaitu sistem yang membantu manajer untuk
memfokuskan perhatian bawahan pada isu-isu strategis utama dan lebih terlibat
didalam keputusan mereka.
Menurut waktu pelaksanaannya, pengendalian dibagi menjadi 2 yaitu
pengendalian umpan balik dan pengendalian dini. Sedangkan menurut tempat
implementasi dalam siklus pengolahan data, pengendalian dibagi menjadi
pengendalian input, pengendalian proses dan pengendalian output.
Pengendalian adalah proses memantau, mempengaruhi, dan mengarahkan
sebuah kegiatan dalam suatu obyek, organisasi atau sistem untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan proses mengkoreksi
setiap penyimpangan (tindak kecurangan, penipuan maupun ancaman) yang berarti.
IAPI (2011:319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan perusahaan
yaitu keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal juga dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Yaitu suatu keadaan dimana terdapat sistem akuntansi yang memadai, sehingga
menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi
setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan
para pemakai laporan keuangan lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan
ekonomi.
2. Adalah rencana, metoda, prosedur dan kebijakan yang didesain oleh manajemen
untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas,
operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset,
ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan, dan peraturan lain.
3. Adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem
teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu
tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk
mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia
berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan)
maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek
dagang).
4
B. Kerangka Pengendalian
1. Kerangka Cobit
Information Systems Audit and Control Association (ISACA)
mengembangkan kerangka Control Objective for Information and Related
Technology (COBIT). COBIT adalah sebuah kerangka komprehensif yang
membantu perusahaan mencapai tujuan tata kelola dan manajemen TI.
Kelengkapan ini merupakan kekuatan Cobit dan menekankan pada penerimaan
internasional untuk mengelola dan mengendalikan sistem informasi.
2. Kerangka Pengendalian COSO
Committe of Sponsoring Organizations (COSO) adalah sebuah kelompok
sektor swasta yang terdiri atas Asosiasi Akuntansi Amerika (American
Accounting Association), AICPA, Institute of Internal Auditors), Institut of
ManagementAccountants), and Financial Executives Institute). COSO
menerbitkan Internal Control – Integrated Framework yang diterima secara luas
sebagai otoritas untuk pengendalian internal yang digabungkan kedalam
kebijakan, peraturan dan regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas
bisnis.
Dalam dunia pengawasan bisnis dikenal 2 pendekatan yaitu Classic Internal
Control atau Control Objective for Information and Related Technology (COBIT) dan
COSO Framework of Internal Control.
Pengendalian internal versi klasik atau yang disebut juga dengan Control
Objective for Information and Related Technology (COBIT). COBIT adalah sebuah
kerangka komprehensif yang membantu perusahaan mencapai tujuan tata kelola dan
manajemen TI. Pengendalian internal klasik tidak terpisahkan dari perkembangan ilmu
manajemen dan menekankan pada sistem pengendalian yang terdokumentasi dengan
baik, mulai dari perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), evaluasi (Check), dan
pengembangan (Act). COBIT menekankan pada kelengkapan instrumen (perangkat)
pengawasan dalam organisasi, yang terdiri dari :
1) Rencana Bisnis (Business Plan) dan Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation)
2) Struktur/Bagan Organisasi (Organization Chart) dengan memperhatikan prinsip
Pemisahan Tugas (Task Segregation/Division) dan Rentang Kendali (Span of
Control)
3) Uraian Jabatan (Job Description) dan Tingkatan Jabatan (Job Hierarchy/Levelling)
4) Peraturan Perusahaan (Business Policies) dan Perangkat Prosedur Kerja (Standard
Operating Procedure, SOP)
5) Sistem Akuntansi (Accounting System) dan Penyajian Laporan Keuangan
(Financial Statement)
6) Rencana Anggaran (Budget Plan) dan Pengendalian Anggaran (Budget Control)
7) Sistem Administrasi (Administration/Filing System) dan Sistem Informasi
Manajemen (Management Information System)
8) Internal Audit yang menekankan pada Uji Kepatuhan (Compliance Audit) dan
Penangkalan Kejahatan (Fraud Audit).
5
Kelengkapan ini merupakan kekuatan Cobit dan menekankan pada penerimaan
internasional untuk mengelola dan mengendalikan sistem informasi. 4 domain Cobit
yang merupakan ringkasan dari 32 proses manajemen yaitu :
1) Menyelaraskan, Merencanakan, dan Mengatur (Align, Plan, and Organize -APO)
2) Membangun, Mengakuisisi, Menerapkan (Build, Acquire, and Implement – BAI)
3) Mengantar, Melayani, Mendukung (Deliver, Service, and Support – DSS)
4) Mengawasi, Mengevaluasi, Menilai (Monitor, Evaluate, and Assess – MEA).
Sejalan dengan berlalunya waktu, semakin disadari adanya beberapa faktor
yang masih perlu diartikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia (falsafah hidup,
gaya hidup, perilaku, kompetensi) yang saling berinteraksi dalam lingkungan bisnis
yang membentuk tata nilai (budaya) perusahaan, adanya risiko intrinsik atau risiko
potensial yang kurang terbaca pada historical/current data, dan kelemahan komunikasi
internal. Jadi, sejak akhir tahun 1992 Committee of Sponsoring Organization ot the
Treatway Commission (COSO) memperkenalkan kerangka pengendalian (Control
Framework) yang terdiri dari lima unsur sebagai berikut :
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan
terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi. Faktor-faktor yang terkait
dengan sikap dimaksud adalah :
a. Business Owner Philosophy (Single Majority atau Joint Management/Strategic
Alignment)
b. Management Style (Manajemen yang Progressive atau Conservative)
c. Organization Structure (Centralized atau Decentralized)
d. HR & Career Development (Seniority/Loyalty-Based atau competency/
Performance-Based)
Lingkungan pengendalian ini sangat penting karena menjadi dasar bagi
efektivitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain.
6
4) Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan
kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat
dimonitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha
manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati
perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian khusus biasanya dilakukan secara berkala ketika terjadi perubahan
pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi, atau kegiatan usaha. Pada
perusahaan besar, internal audit adalah pihak yang bertanggungjawab atas pemantauan
sistem pengendalian internal. Auditor independen juga sering melakukan penilaian
atas pengendalian internal sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
7
Ketidakpastian menghasilkan peluang, yang merupakan kemungkinan bahwa
sesuatu secara positif mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
atau mempertahankan nilai
Kerangka ERM dapat mengelola ketidakpastian serta menciptakan dan
mempertahankan nilai.
Ditinjau dari esensi lingkup pengendalian, hampir tidak ada perbedaan antara
pandangan klasik dan pendekatan COSO, kecuali hal yang kurang terakomodasi pada
pengendalian konservatif, yaitu perluasan pengendalian terhadap :
Perubahan lingkungan bisnis (visi, misi, dan strategi business owner serta pengaruh
Management stule)
Risiko yang harus diantisipasi, dikendalikan, dan dikelola dengan baik (aktual atau
potensial, internal atau eksternal, bisnis atau nonbisnis). Ini merupakan terobosan
paling mendasar dari pendekatan COSO
Tuntutan keterbukaan (transparency) informasi dan komunikasi bisnis, baik secara
internal maupun eksternal, yang sekarang lebih dikenal sebagai salah satu esensi tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
C. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah semua sumber daya manusia dan fisik yang
mempengaruhi organisasi. Pihak yang berkepentingan internal yaitu organisasi itu
sendiri. Unsur-unsur dari lingkungan internal antara lain:
Karyawan. Semakin berkembangnya organisasi maka karyawan dituntut untuk
lebih meningkatkan ketrampilan dan kemampuannya. Adakalanya suatu posisi
dalam organisasi menghendaki klasifikasi pendidikan tertentu, seperti programer
komputer mensyaratkan karyawanya untuk menguasai software terbaru.
Manajemen. Dalam menjalankan usahanya, organisasi memerlukan koordinasi atau
pengaturan agar sasaran organisasi dapat tercapai. Pengertian manajemen yang
terdapat dalam investorwords.com ”management is the group of individuals who
make decisions about how a business is run” .
Pemegang saham dan dewan direksi. Pada sebuah perusahaan publik yang besar,
pemegang saham memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan melalui hak pemberian suara pada rapat umum pemegang saham.
Modal dan peralatan fisik. Organisasi atau perusahaan membutuhkan modal untuk
kelangsungan hidupnya. Untuk organisasi yang telah go public modal diperoleh
dari para penanam saham. Peralatan fisik seperti sarana dan prasarana juga
menjadi modal suatu organisasi.
Internal Environment atau budaya perusahaan yang merupakan fondasi dari
seluruh elemen ERM lainnya karena ini mempengaruhi cara organisasi menetapkan
strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas bisnis; dan mengidentifikasi.
Internal Environment atau budaya perusahaan, mempengaruhi cara organisasi
menetapkan strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas bisnis; dan
mengidentifikasi, menilai, serta merespon resiko. Ini adalah fondasi dari seluruh
8
komponen ERM lainnya. Sebuah lingkungan internal mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera resiko,
2. Komitmen terhadap integritas, nilai-nilai etis, dan kompetensi,
3. Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi,
4. Struktur organisasi,
5. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab,
6. Standar-standar SDM yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
individu yang kompeten,
7. Pengaruh eksternal.
9
3. Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi
Dewan direksi yang terlibat mewakili pemangku kepentingan dan
memberikan tinjauan independen yang bertindak seperti sebuah pengecekan dan
penyeimbangan atas tindakan tersebut. SOX mensyaratkan perusahaan publik untuk
memiliki sebuah komite audit (Audit Commiittee) dari dewan luar dan independen
yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan,
pengendalian internal serta perekrutan dan pengawasan baik auditor internal maupun
eksternal, yang melaporkan seluruh kebijakan dan praktik akuntansi penting kepada
komite tersebut. para dewan harus menyetujui strategi perusahaan dan meninjau
kebijakan-kebijakan keamanan.
4. Struktur organisasi
Sebuah struktur organisasi perusahaan memberikan sebuah kerangka untuk
operasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan. Aspek penting dari
struktur organisasi menyertakan hal berikut :
Sentralisasi atau Desentralisasi wewenang
Hubungan pengarahan atau matriks pelaporan,
Organisasi berdasarkan industri, lini produk, lokasi atau jaringan pemasaran,
Bagaimana alokasi tanggungjawab mempengaruhi ketentuan informasi,
Organisasi dan garis wewenag untuk akuntansi, pengauditan dan fungsi sistem
informasi
Ukuran dan jenis aktivitas perusahaan.
10
Mengkompensasi, mengevaluasi, dan mempromosikan (pembayaran yang wajar
dan insentif bonus yang sesuai membantu memotivasi dan memperkuat kinerja
pegawai yang hebat.
Pelatihan, program pelatihan seharusnya mengajarkan para pegawai baru akan
tanggung jawab mereka, tingkat kinerja dan perilaku yang diharapkan serta
kebijakan dan prosedur, budaya dan gaya pengoperasian perusahaan.
Pengelolaan para pegawai yang tidak puas, perusahaan membutuhkan prosedur
untuk mengidentifikasi pegawai yang tidak puas dan membantu mereka mengatasi
perasaan itu atau memindahkan mereka dari pekerjaan yang sensitif.
Pemberhentian, para pegawai yang diberhentikan harus segera dipindahkan dari
pekerjaan yang sensitif dan ditolak aksesnya ke sistem informasi.
Liburan dan rotasi tugas, melakukan rotasi tugas pegawai secara periodik dan
membuat pegawai mengambil liburan dapat mencapai hasil yang sama.
Perjanjian kerahasiaan dan asuransi ikatan kesetiaan
Menuntut dan memenjarakan pelaku
Pengaruh eksternal, (meliputi persyaratan yang diajukan oleh bursa efek, FASB,
PCAOB, dan SEC. Mereka juga menyertakan persyaratan yang dipaksakan oleh
badan-badan regulasi seperti bank, utilitas, dan perusahaan asuransi.
D. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan adalah komponen ERM yang kedua. Manajemen
menentukan hal yang ingin dicapai oleh perusahaan, sering disebut sebagai visi dan
misi perusahaan. Perusahaan menentukan hal yang harus berjalan dengan benar untuk
mencapai tujuan dan menetapkan ukuran kinerja guna menentukan apakah ukuran
kinerja tersebut terpenuhi.
Tujuan strategis merupakan sasaran tingkat tinggi yang disejajarkan dengan
misi perusahaan, mendukungnya serta menciptakan nilai pemegang saham. Tujuan
operasi yaitu berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan,
menentukan cara mengalokasikan sumber daya.
Tujuan pelaporan membantu memastikan ketelitian, kelengkapan dan
keterandalan laporan perusahaan, meningkatkan pembuatan keputusan dan mengawasi
aktivitas serta kinerja perusahaan. Tujuan kepatuhan membantu perusahaan mematuhi
seluruh hukum dan peraturan yang berlaku.
b) Mengidentifikasi pengendalian
11
Manajemen harus mengidentifikasi pengendalian yang melindungi
perusahaan dari setiap kejadian. Pengendalian prefentif biasanya lebih superior
daripada pengendalian detektif dan pengendalian korektif membantu perusahaan
memulihkan dari segala masalah.
E. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan, prosedur dan aturan yang
memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian telah dicapai dan
respons resiko dilakukan. Hal tersebut merupakan tanggung jawab manajemen untuk
mengembangkan sebuah sistem yang aman dan dikendalikan denga tepat.
Manajemen harus memastikan bahwa :
12
1. Pengendalian dipilih dan dikembangkan untuk membantu mengurangi resiko
hingga level yang dapat diterima
2. Pengendalian umum yang sesuai dipilih dan dikembangkan melalui teknologi
3. Aktivitas pengendalian diimplementasikan dan dijalankan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur perusahaan yang telah ditentukan.
Tidak hanya pengendalian fisik yang perlu dikembangkan, tetapi juga
pengendalian sistem berbasis komputer. Pada waktu tertentu serangan hack tidak
proporsional yang disebabkan beberapa hal. Untuk itu prosedur pengendalian perlu
dilakukan dalam kategori sebagai berikut :
b) Pemisahan tugas
Pengendalian internal (Internal control) yang baik mensyaratkan tidak ada
satu pegawai yang diberi terlalu banyak tanggung jawab. Pemisahan tugas yang
efektif tercapai ketika fungsi-fungsi dipisahkan. Dalam hal sistem komputer pun
demikian, wewenang dan tanggung jawab harus dibagi dengan jelas agar tidak
terjadi penipuan sesuai fungsi masing-masing. Pemisahan tugas yang efektif
tercapai ketika fungsi-fungsi berikut dipisahkan :
Otorisasi – menyetujui transaksi dan keputusan
Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber; memasukkan data kedalam
sistem komputer, memelihara jurnal, buku besar, file, atau database, dan
menyiapkan rekonsiliasi dan laporan kinerja;
Penyimpanan – menangani kas, peralatan, persediaan, atau aktiva tetap;
menerima cek pelanggan yang datang; menulis cek.
Dalam hal sistem komputer pun demikian, wewenang dan tanggung jawab
harus dibagi dengan jelas agar tidak terjadi penipuan sesuai fungsi-fungsi seperti :
1) Administrator sistem – memastikan sistem informasi berjalan lancar & efisien
2) Manajemen jaringan – memastikan jaringan beroperasi dengan baik dan
tersambung ke jaringan internal & eksternal
3) Manajemen keamanan – memastikan keamanan sistem baik dari gangguan luar
maupun dalam
4) Manajemen perubahan – memastikan perubahan sistem berjalan lancar tanpa
adanya kendala
5) Pengguna - mencatat transaksi, mengotorisasi data dan menggunakan output sistem
13
6) Analisis sistem – membantu pengguna menentukan kebutuhan informasi
7) Pemrograman – membuat dan mengembangkan desain analis, koding & uji
program
8) Operasi komputer – menjalankan perangkat lunak pada komputer perusahaan
9) Perpustakaan sistem informasi – memelihara penyimpanan data
10) Pengendalian data – memastikan bahwa data telah disetujui dengan semestinya.
14
g) Pengecekan kinerja yang independen.
Pengecekan kinerja yang independen, dilakukan oleh seseorang, tetapi
bukan merupakan orang yang melakukan operasi aslinya, membantu memastikan
bahwa transaksi diproses dengan tepat. Pengecekan kinerja yang independen
meliputi:
Tinjauan tingkat atas, manajemen harus mengawasi hasil perusahaan dan
membandingkan kinerja perusahaan secara periodik terhadap rencana kerja,
kinerja tahun sebelumnya dan pesaing.
Tinjauan analitis, adalah sebuah pemeriksaan hubungan di antara set-set data
yang berbeda.
Rekonsiliasi catatan-catatan yang dikelola secara independen.
Perbandingan terhadap kuantitas aktual dengan jumlah dicatat
Akuntansi double entry, dan;
Tinjauan independen
i) Pengawasan
Sistem pengendalian internal yang dipilih atau dikembangkan harus
diawasi secara berkelanjutan, dievaluasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan. Segala
kekurangan harus dilaporkan kepada manajemen senior dan dewan direksi. Metode-
metode utama dalam pengawasan kinerja, antara lain:
Menjalankan evaluasi pengendalian internal
15
Implementasi pengawasan yang efektif
Menggunakan sistem akuntansi pertanggungjawaban
Mengawasi aktifivas sistem
Melacak perangkat lunak dan perangkat keras yang dibeli
Menjalankan audit berkala
Mempekerjakan petugas keamanan komputer dan Chief Compliance Officer
Menyewa spesialis forensik
Memasang perangkat lunak deteksi penipuan, dan
Mengimplementasikan hotline penipuan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan proses mengkoreksi
setiap penyimpangan yang berarti. Pengendalian (control) adalah proses
mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah obyek, organisasi atau sistem.
Kerangka pengendalian yang sering digunakan ada 2 macam yaitu :
1. Information Systems Audit and Control Association (ISACA) mengembangkan
kerangka Control Objective for Information and Related Technology (COBIT).
2. Committe of Sponsoring Organizations (COSO)
Internal Environment atau budaya perusahaan, mempengaruhi cara organisasi
menetapkan strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas bisnis; dan
mengidentifikasi, menilai, serta merespon resiko. Ini adalah fondasi dari seluruh
komponen ERM lainnya. Sebuah lingkungan internal mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera resiko,
2. Komitmen terhadap integritas, nilai-nilai etis, dan kompetensi,
3. Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi,
4. Struktur organisasi,
5. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab,
6. Standar-standar SDM yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
individu yang kompeten, Pengaruh eksternal.
Beberapa cara menerapkan budaya perusahaan yang positif antara lain :
a. Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera resiko
b. Komitmen terhadap integritas, nilai etis, dan kompetensi
c. Pengawasan pengendalian intern al oleh dewan direksi
d. Struktur organisasi
e. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab
f. Standar SDM yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu
yang kompeten
17
4. Menentukan efektivitas biaya/manfaat
5. Mengimplementasikan pengendalian atau menerima, membagi, atau menghindari
resiko
Lingkungan pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan
terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi. Faktor-faktor yang terkait
dengan sikap dimaksud adalah :
a. Business Owner Philosophy (Single Majority atau Joint Management/Strategic
Alignment)
b. Management Style (Manajemen yang Progressive atau Conservative)
c. Organization Structure (Centralized atau Decentralized)
d. HR & Career Development (Seniority/Loyalty-Based atau competency/
Performance-Based)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan, prosedur dan aturan yang
memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian telah dicapai dan
respons resiko dilakukan. Aktivitas pengendalian bisa dilakukan dengan cara :
a. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat
b. Pengawasan
c. Informasi dan Komunikasi
18
DAFTAR PUSTAKA
http://innaluon.blogspot.co.id/2013/04/akuntansi-untuk-agenpusat-dan-cabang.html
http://www.academia.edu/23159188/AKUNTANSI_UNTUK_OPERASI_CABANG
http://www.academia.edu/4915985/
BAB_8_AKUNTANSI_untuk_KANTOR_PUSAT_dan_KANTOR_CABANG
https://www.scribd.com/doc/234859990/Akuntansi-untuk-Operasi-Cabang-lengkap-docx
http://dendyraharjo.blogspot.co.id/2013/03/akuntansi-untuk-operasi-kantor-
cabang_25.html
19