Disusun oleh:
Fitri Adelia (B1C120123)
Helviana (B1C120131)
Indri Afriliana (B1C120135)
Laode Suharman (B1C120137)
Meliana Rohenni Manullang (B1C120145)
Muhammad Nasywan Yogareksa (B1C120149)
Muhammad Rezki Al-fath (B1C120158)
Nur Nisa Sa’ban (B1C120165)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
i
KATA PENGANTAR
Penulis,
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini dirinci sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang mencegah, mendeteksi dan mengoreksi
kesalahan transaksi dan penipuan dalam program aplikasi.
Robert Simons menganut 4 kaitan pengendalian untuk membantu manajemen
menyelesaikan konflik di antara kreativitas dan pengendalian, yaitu:
1. Yaitu suatu keadaan dimana terdapat sistem akuntansi yang memadai, sehingga menjadikan
akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan
manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan
keuangan lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi.
2. Adalah rencana, metode, prosedur dan kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk
memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas, operasional,
kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap
undang-undang, kebijakan, dan peraturan lain.
3. suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi,
yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur
sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi
penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti
mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek
dagang).
Sistem pengendalian intern merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
informasi akuntansi. Tanpa dukungan sistem pengendalian intern yang memadai sistem
informasi akuntansi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang handal untuk mengambil
keputusan. Sistem pengendalian intern yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi Sangat
berguna untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang tidak di inginkan. Sistem pengendalian
7
intern juga dapat digunakan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang terjadi agar bisa di
koreksi.
2.2 Klasifikasi Pengendalian
Berdasarkan lingkupnya, pengendalian internal dibedakan menjadi:
8
1. Pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah tanggung jawab
pihak manajemen (Management resposibilty).
2. Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang wajar (reasonable
assurance) bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal terpenuhi secara efektif dari
segi biaya. Ini berarti tidak ada sistem pengendalian internal yang sempurna dan bahwa
biaya untuk mencapai pengendalian yang lebih baik tidak boleh melebihi manfaatnya.
3. Setiap pengendalian internal memiliki keterbatasan dalam efektivitasnya. Hal ini meliputi
kemungkinan kesalahan (tidak ada sistem yang sempurna), pelanggaran (personil dapat
melanggar sistem melalui kolusi atau cara lain), pelanggaran manajemen (pihak manajemen
berada dalam posisi melanggar prosedur pengendalian dengan secara pribadi
menyimpangkan transaksi atau mengarahkan bawahan untuk melakukan hal tersebut), dan
berubahnya kondisi (kondisi dapat berubah dengan berjalannya waktu hingga pengendalian
yang ada tidak berjalan).
9
b. Membangun, Mengakuisisi, Menerapkan (Build, Acquire, and Implement)
c. Mengantar, Melayani, Mendukung (Deliver, Service, and Support)
d. Mengawasi, Mengevaluasi, Menilai (Monitor, Evaluate, and Assess).
Sejalan dengan berlalunya waktu, semakin disadari adanya beberapa faktor yang masih
perlu diartikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia (falsafah hidup, gaya hidup, perilaku,
kompetensi) yang saling berinteraksi dalam lingkungan bisnis yang membentuk tata nilai
(budaya) perusahaan, adanya risiko intrinsik atau risiko potensial yang kurang terbaca pada
historical/current data, dan kelemahan komunikasi internal.
Ditinjau dari esensi lingkup pengendalian, hampir tidak ada perbedaan antara pandangan
klasik dan pendekatan COSO, kecuali hal yang kurang terakomodasi pada pengendalian
konservatif, yaitu perluasan pengendalian terhadap:
a. Perubahan lingkungan bisnis (visi, misi, dan strategi business owner serta pengaruh
Management style.
10
b. Risiko yang harus diantisipasi, dikendalikan, dan dikelola dengan baik (aktual atau
potensial, internal atau eksternal, bisnis atau non bisnis). Ini merupakan terobosan
paling mendasar dari pendekatan COSO.
c. Tuntutan keterbukaan (transparency) informasi dan komunikasi bisnis, baik secara
internal maupun eksternal, yang sekarang lebih dikenal sebagai salah satu esensi tata
kelola perusahaan yang baik. sejak akhir tahun 1992 Committee of Sponsoring
Organization of the treat way Commission (COSO) memperkenalkan kerangka
pengendalian (Control Framework) yang terdiri dari lima unsur sebagai berikut:
4) Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan kekurangan
serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat dimonitor
secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha
pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan
11
atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi. Penilaian khusus
biasanya dilakukan secara berkala ketika terjadi perubahan pokok dalam strategi
manajemen senior, struktur korporasi, atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar,
internal audit adalah pihak yang bertanggungjawab atas pemantauan sistem
pengendalian internal. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas
pengendalian internal sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
5) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian
internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen, untuk pedoman
operasi, dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturanperaturan yang
berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan.
Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal,
hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta
pelaporan eksternal.
Inti dari keberhasilan dalam pengendalian entitas secara efektif terletak pada sikap
manajemen. Jika manajemen puncak sangat fokus terhadap pengendalian, maka anggota entitas
lainnya juga akan bersikap demikian. Untuk memahami dan menilai lingkungan pengendalian,
auditor perlu mempertimbangkan sub komponen dari lingkungan pengendalian itu sendiri,
yaitu sebagai berikut:
12
manajemen sering melakukan tindakan yang mengandung Risiko yang cukup besar bagi entitas
atau justru cenderung menghindarinya? Dengan memahami gaya pengelolaan manajemen,
auditor dapat merasakan Sikap manajemen tentang pengendalian internal.
5. Struktur organisasi
Struktur organisasi menunjukkan tingkatan tanggung jawab dan Kewenangan yang ada
dalam setiap divisi atau bagian. Dengan memahami Struktur organisasi klien, auditor dapat
mempelajari perihal pengelolaan Entitas dan unsur-unsur fungsional bisnis serta melihat
bagaimana Pengendalian atas pengelolaan tersebut diterapkan.
6. Kebijakan perihal sumber daya manusia (karyawan entitas)
Karyawan yang tidak kompeten atau tidak jujur dapat merusak sistem Meskipun ada banyak
pengendalian yang diterapkan. Karyawan yang jujur Dan kompeten mampu mencapai kinerja
yang tinggi meskipun hanya sedikit Pengendalian. Karena pentingnya sumber daya manusia
bagi keberhasilan Sebuah entitas, metode atau kebijakan untuk mengangkat, mengevaluasi,
melatih, mempromosikan, dan memberi kompensasi kepada karyawan Merupakan bagian yang
penting dari pengendalian internal.
1. Bahwa setiap transaksi telah diproses dengan lengkap dan hanya diproses satu kali.
2. Setiap data transaksi berisi informasi yang lengkap dan akurat.
3. Bahwa setiap pemrosesan transaksi dilakukan dengan benar dan tepat.
4. Bahwa hasil-hasil pemrosesan digunakan sesuai dengan maksudnya.
5. Bahwa aplikasi-aplikasi yang ada dapat berfungsi terus.
Berikut pengendalian aplikasi input yang lazim diterapkan dalam suatu peranti
lunak/software:
1. Otorisasi membatasi orang yang dapat mengakses data atau mengakses aplikasi
tertentu. Otorisasi ini dapat diterapkan melalui penggunaan nama login dan password.
13
2. Approval(persetujuan). Transaksi dapat diproses lebih lanjut, setelah adanya approval
dari pihak yang berwenang.
3. Menandai dokumen yang sudah diinput agar tidak terjadi penginputan ganda dari satu
dokumen yang sama.
4. Pengecekan format. Memastikan bahwa pengguna menginputkan data sesuai dengan
tipe data yang benar. Sebagai contoh, field nama tentunya tidak boleh memuat data selain
alafabet dan field tanggal mestinya tidak akan menerima inputan selain tanggal.
5. Pengecekan kelengkapan user dalam menginput data. Misalkan, untuk setiap konsumen
baru harus ada alamat dan nomor telpon. Oleh karena itu, jika pengguna tidak mengisi field
alamat dan nomor telpon, maka penambahan user baru tersebut tidak dapat disimpan.
6. Test reasonableness. Maksudnya, kebenaran data yang diinput dibandingkan dengan
satu nilai yang wajar. Sebagai contoh, dalam satu minggu seorang karyawan, maksimum
bisa lembur 18 jam (setelah mereka bekerja selama 40 jam.). Jadi, jika karyawan bagian
personalia keliru menginputkan jam lembur lebih dari 18 jam, maka program dapat dibuat
untuk menampilkan warning bahwa total jam lembur diluar kewajaran. Transaksi mungkin
akan tetap diterima dan diproses, tetapi, komputer dapat dibuat otomatis menghasilkan
exception report kepada atasan yang terkait.
7. Validity Cek. Cek yang berguna untuk memastikan bahwa user menginputkan data yang
valid. Valid dalam artian, sesuai dengan sumber data di master file. Perancang sistem dapat
menggunakan listbox untuk memaksa user memilih dari alternatif yang tersedia.
14
yang terkait dengan keluaran ialah seperti telah disebutkan di atas: laporan tidak akurat, tidak
lengkap, terlambat atau data tidak update, banyak item data yang tidak relevan, bias, dibaca
oleh pihak yang tidak berhak. Dalam sistem yang sudah lebih terbuka (menggunakan jaringan
komuni-kasi publik) potensi akses oleh hacker, cracker atau orang yang tidak berwenang
lainnya menjadi makin tinggi.
Untuk itu komponen pengendalian fisik perlu dilakukan dalam kategori sebagai berikut:
a. Pemisahan tugas
Pengendalian internal (Internal control) yang baik mensyaratkan tidak ada satu pegawai
yang diberi terlalu banyak tanggung jawab. Pemisahan tugas yang efektif tercapai ketika
fungsi-fungsi dipisahkan. Dalam hal sistem komputer pun demikian, wewenang dan
tanggung jawab harus dibagi dengan jelas agar tidak terjadi penipuan sesuai fungsi
masing-masing.
Ada 2 (dua) bentuk yang paling umum dari penerapan Prinsip pemisahan tugas ini,
yaitu :
15
a) Pekerjaan yang berbeda seharusnya dilakukan oleh
karyawan yang Berbeda pula.
b) Harus ada pemisahan tugas antara karyawan yang
menangani pekerjaan Pencatatan aset dengan karyawan yang menangani
langsung aset secara Fisik (operasional).
16
3. Pengawasan
Sistem pengendalian internal yang dipilih atau dikembangkan harus Diawasi secara
berkelanjutan, dievaluasi dan dimodifikasi sesuai Kebutuhan. Segala kekurangan harus
dilaporkan kepada manajemen senior Dan dewan direksi. Metode metode utama dalam
pengawasan kinerja Antara lain:
1. Kehancuran karena bencana alam dan politik seperti: kebakaran dan cuaca Terlau
panas, banjir, gempa bumi, badai angina serta peperangan.
2. Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan seperti: kegagalan hardware,
kesalahan atau kerusakan software, kegagalan sistem operasi, gangguan dan fluktuasi
listrik, dan kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.
3. Tindakan yang disengaja antara lain: kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan
manusia, kegagalan untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, personil yang tidak
diawasi atau dilatih dengan baik, penghapusan data karena tidak sengaja, hilang atau salah
letak data, kesalahan pada logika sistem, sistem tidak memenuhi kebutuhan organisasi atau
tidak mampu menangani tugas yang diberikan.
4. Tindakan sengaja antara lain: sabotase, penipuan melalui computer, pencurian.
17
Adapun Eksposur umum dalam Sistem informasi akuntansi yaitu:
Adapun penyebab utama meningkatnya ancaman maupun eksposur dalam sistem informasi
akuntansi antara lain:
1. Peningkatan jumlah sistem klien/server memiliki arti bahwa informasi tersedia bagi
para pekerja yang tidak baik.
2. Oleh karena LAN dan sistem klien/server mendistribusikan data ke banyak pemakai,
mereka lebih sulit dikendalikan daripada sistem komputer utama yang terpusat.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi akuntansi merupakan sarana yang digunakan organisasi Dalam merekam
segala kejadian yang mengandung nilai uang.
Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut
diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan proses mengkoreksi setiap penyimpangan
yang berarti. Pengendalian (Control) adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas
sebuah obyek, organisasi atau sistem. Kerangka pengendalian yang sering digunakan ada 2
macam yaitu:
3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca agar meningkatkan pemahaman terkait materi
pengendalian dan sistem informasi akuntansi sehingga dapat mengembangkan konsep-konsep
terkait pengendalian termasuk perbandingan dan perbedaan kerangka pengendalian, elemen
internal perusahaan serta cara mengkomunikasikan informasi dan mengawasi proses
pengendalian.
19
DAFTAR PUSTAKA
Andrie., 2011. Resiko, Ancaman dan Eksposur pada Pengendalian SIA.
https://andriedwicn.wordpress.com/2011/01/06/resiko-ancaman-dan-eksposur-
pada-pengendalian-sia/. Diakses 11 Maret 2022.
Dok., 2022. Aktivitas Pengendalian Fisik.
https://123dok.com/article/aktivitas-pengendalian-fisik-pengendalian-
proses.qormxd5q. Diakses 12 Maret 2022.
Padoninna., 2013. Akuntansi untuk Agen, Pusat dan Cabang.
http://innaluon.blogspot.com/2013/04/akuntansi-untuk-agenpusat-dan-
cabang.html. Diakses 10 Maret 2022.
Qosim., 2017. Pengendalian Dan Sistem Informasi Akuntansi. Makalah.
Disampaikan Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah
Kh. Ahmad Dahlan T.A 2017/2018: Lamongan.
Ricky., 2021. Pengertian Pengendalian Internal: Jenis, Tujuan, Komponen,
dan Unsurnya. https://www.gramedia.com/literasi/pengendalian-internal/.
Diakses 10 Maret 2022.
Rusdiono., 2021. Pengendalian Internal: Pengertian, Tujuan, dan
Komponennya. https://www.rusdionoconsulting.com/pengendalian-internal-
perusahaan/. Diakses 12 Maret 2022.
20