Dosen Pengampu :
Satira Yusuf, SE., M.Si
Di Susun Oleh :
HARTINI (B1C119203)
JOKSMALA DEWI (B1C119211)
MUHAMMAD ASWAD (B1C119220)
NUR AIDATUL IZZA (B1C119229)
PUTRI (B1C119236)
RINDA (B1C119244)
SALSA DIAN ANUGRAH (B1C119251)
TRI DESTI (B1C119259)
WAHYU DWI SUKMA W. (B1C119267)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya kami
dari Kelompok 3 dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Perilaku dalam Organisasi”
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu Kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Tidak lupa Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………….. 30
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dipengaruhi oleh siistem informal dan juga sistem formal. Beberapa faktor informal adalah
dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktor internal termasuk didalamnya membahas
tentang teori motivasi kerja. Pegendalian dicapai oleh bentuk formal. Bentuk pertama adalah
peraturan (rules) dan bentuk yang kedua adalah cara sitematis perencanaan dan pengawasan.
Lalu akan diuraikan berbagai bentuk struktur organisasi karena akan berpengaruh pada
pengendallian manajemen yangg digunakan. Pada bagian terakhir akan diuraikan fungsi
controller dalam proses pengendalian manajemen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi
dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.
(Rahma, n.d.) Mempelajari perilaku organisasi sifatnya agak abstrak. Mempelajari
prilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui prinsip-prinsip yang kompleks
dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Pengertian perilaku organisasi
untuk multi disiplin dapat digambarkan dengan beberapa hal, yaitu:
1. Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas yang ada pada
diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi.
2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan
prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu.
3. Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana terdapat
perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar.
4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah
meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai
tujuan tersebut.
5. Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku organisasi.
6. Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah,
karena dalam bidang organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang
meliputinya.
4
organisasi. Tetapi anggota individual organisasi mempunyai tujuan pribadi masing-masing
yang tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi. Dalam memgevaluasi praktik
pengendalian manajemen, ada dua pertanyaan penting yang diajukan:
1. Tindakan apa yang memotivasi orang untuk bertindak demi kepentingan diri mereka
sendiri?
2. Apakah tindakan-tindakan ini sesuai dengan kepentingan organisasi tersebut?
Diharapkan tindakan mereka ini adalah tindakan yang dapat memberikan manfaat positif
tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga untuk kepentingan perusahaan sehingga dapat
menicptakan keselarasan tujuan antara perusahaan dengan karyawan dan bukan tindakan
yang dapat memberikan dampak negatif bagi perusahaan.
2. Faktor-faktor Internal
a. Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang
meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku
serta asumsi-asumsi yang implisit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di
seluruh jajaran organisasi.
b. Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap
pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan
5
mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap
para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO. Para
manajer memiliki kualitas dan gaya yang beragam.
c. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal
yaitu, pemegang otoritas resmi dan bertanggung jawab dari setiap manajer.
Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses pengendalian
manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting dari hubungan-
hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal. Artinya bahwa
setiap lini dalam organisasi harus saling berkomunikasi dengan baik dalam
menjalankan kegiatan agar hal tersebut dapat berjalan secara lebih efektif, efisien
dan terarah.
1. Aturan-aturan
Kita menggunakan istilah : aturan-aturan sebagai seperangkat tulisan yang memuat
semua jenis instuksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah instruksi-instruksi
jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-
tuntunan etis. Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini :
a. Pengendalian Fisik
Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords
6
komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik lainnya merupakan bagian dari
struktur pengendalian.
b. Manual
Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan
organisasi lain. Organisasi besar memilki panduan dan aturan yang lebih banyak
dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain yang lebih kecil. Organisasi yang
tersentralisasi memiliki banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang
terdesentralisasi. Dan yang terakhir, organisasi memiliki unit-unit yang tersebar
secara geografis (seperti jaringan restoran cepat saji) mempunyai lebih banyak
aturan dibandingkan dengan organisasi yang terpusat secara geografis.
c. Pengamanan Sistem
Berbagai pengamanan sistem di rancang ke dalam sistem pemrosesan informasi
untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat
akurat dan untuk mencegah kecurangan.
7
Tampilan 3.1 adalah rangkaian proses pengendalian manajemen secara formal (meliputi
aspek-aspek yang akan di diskusikan). Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan
tujuan dan strategi organisasi.Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk
membuat perencanaan ini. Perencanaan strategis tersebut kemudian dikonfersi menjadi
anggaran tahunan yang focus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk
masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat tanggungjawab ini juga dituntun oleh
aturan-aturan dan informasi formal lain. Pusat tanggung jawab menjalankan operasi-
operasi yang ditugaskan, dan hasilnya kemudian dinilai dan dilaporkan. Hasil-hasil
aktual kemudian dibandingkan dengan target yang tercantum dalam anggaran untuk
menentukan apakah kinerjannya memuaskan atau tidak. Jika memuaskan, maka pusat
tanggung jawab menerima umpan balik dalam bentuk pujian atau penghargaan lain. Jika
tidak memuaskan, maka umpan balik yang diterima akan mendorong dilakukannya
tindakan-tindakan korektif di pusat tanggungjawab serta kemungkinan untuk
dilakukannya revisi dalam rencana. Grafik dalan tampilan 3.1 berlaku hanya sebatas
generalisasi. Sebagaimana yang akan ditunjukkan dalam bab-bab selanjutnya, proses
pengendalian secara formal pada praktiknya lebih berliku liku dibandingkan dengan
yang ditunjukkan dalam tampilan tersebut.
8
gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen
organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya
organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum:
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-fungsi
yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas aktivitas-
aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian independen
dari perusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
9
dibantu oleh beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung
jawabkan kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis
yang dibantu.
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit
fungsional.
Pada tahun 2011, hasil akhir tahun Southwest Airlanes’s (Southwest_ menandai
29 tahun profitabilitas berturut-turut. Southwest, yang didirikan di Texas, memulai bisnis
10
pelayanan pelanggan pada 18 juni 1971, dengan 3 pesawat terbang Boeing 737 yang
melayani tiga kota Texas : Dallas, Houston dan San Antanio. Perusahaan tumbuh menjadi
perusahaan penerbangan terbesar urutan keempat di AS (sehubungan dengan pelanggan
domestic yang diangkut). Pada tahun 2022, perusahaan penerbangan ini menambah
armadanya yang terdiri dari 366 Boeing 737. Southwest adalah satu-satunya perusahaan
angkatan jarak dekat, tarif rendah, berfrekuensi tinggi dari kota ke kota.
Southwest memiliki struktur biaya operasi paling rendah dalam industry
penerbangan domestic dan secara konsisten menawarkan ongkos paling sederhana dan
paling rendah. Southwest juga mempunyai salah satu rekor pelayanan pelanggan
keseluruhan terbaik. Pada tahun 2011, perusahaan penerbangan ini memiliki 35.000
karyawan dan menghasilkan pendapatan operasi total $5,6 miliar dari satu faktor muatan
penumpang yang terdiri dari 68,1%. Simbol pertukaran sahamnya adalah LUV, yang
mewakili rumah Southwest di Dallas Love Field dan juga tema hubungan antara
karyawan dan pelanggannya.
Majalah fortune secara konsisten mengakui Southwest sebagai salah satu dari 10
besar bisnis untuk bekerja di AS dan salah satu dari perusahaan-perusahaan yang
dikagumi di dunia. Di antara perusahaan penerbangan, Southwest mencapai peringkat
tertinggi sebagai perusahaan penerbangan yang paling di kagumi di dunia dari tahun 1997
sampai tahun 2001. Pada 2002, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Southwest
Airlines menempati peringkat pertama di antara perusahaan penerbangan untuk kepuasan
pelayanan pelanggan, menurut sebuah survei yang di lakukan oleh American Customer
Satisfaction Index. Business Ethics memasukkan Southwest dalam daftar “100 Best
Corporate Citizens”, sebuah daftar yang menentukan peringkat perusahaan public atas
dasar pelayanan perusahaannya kepada berbagai kelompok stakeholder.
Southwest tidak menggunakan pendekatan “pusat dan jari-jari” (hub and spoke)
yang digunakan oleh perusahaan penerbangan besar yang lain, seperti United, American,
dan Delta. Pendekatannya adalah short-haul atau trayek pendek (waktu penerbangan rata-
rata adalah 55 menit) dan point-to-poin atau titik ke titik (misalnya, Dallas ke Houston,
Los Angeles ke Phoenix). Southwest tidak memiliki tempat duduk yang telah dijatahkan,
membayar awaknya menurut trayek dan menggunakan bandara yang kurang padat
11
(misalnya, Baltimore dan bukan Washington’s Dulles atau Reagan; Manchester, N.H.,
dan bukan Boston, Mass).
Empat puluh enam persen dari pendapatan penumpang Southwest dihasilkan
dengan reservasi online melalui Southwest.com. Pada tahun 2002, biaya per booking
melalui internet adalah sekitar 1$, dibandingkan dengan biaya per reservasi sebesar 6$-8$
melalui agen perjalanan. Terra Lycos, jaringan internet global paling besar, melaporkan
bahwa Southwest menerima pencarian 50% lebih banyak dari pada perusahaan
penerbangan lain.
Pilot yang direkrut oleh Southwest adalah pilot dari sebuah perusahaan dari
penerbangan AS besar yang tidak menjadi anggota serikat nasional. Aturan serikat
nasional membatasi jumlah jam terbang yang dapat digunakan seorang pilot. Tetapi para
pilot Southwest dimasukkan dalam serikat secara independen dan mengizinkan mereka
untuk memiliki jam terbang jauh lebih banyak daripada pilot perusahaan penerbangan
lain.
Pekerja lain pada Southwest juga dimasukkan sebagai anggota serikat secara
nasional, tetapi kontrak mereka cukup leluasa untuk mengizinkan mereka keluar dan
masuk guna memberi bantuan, tidak peduli apa yang yang sedang menjadi tugas mereka.
Dari waktu sebuah pesawat mendarat sampai siap untuk lepas landas membutuhkan
waktu kurang lebih 20 menit pada Southwest dan memerlukan satu petugas landasan
yang terdiri dari 4 plus 2 orang pada pintu gerbang. Bila dibandingkan, waktu
penyelesaian pada United Airlines lebih dekat pada 35 menit dan memerlukan 12 petugas
landasan plus 3 agen pintu gerbang.
CEO Herb Kelleher, yang mendirikan Southwest, memiliki komitmen yang dalam
pada filosofi mengutamakan karyawan. “bila mereka gembira, puas, penuh dedikasi, dan
energik, mereka akan sungguh memberi perhatian baik kepada pelanggan. Jika pelanggan
gembira mereka akan datang kembali. Dan itu membuat pemegang saham gembira.”
Dinding Southwest penuh dengan foto-foto para karyawannya. Lebuh dari 1.000
pasangan suami istri (2.000 karyawan) bekerja untuk perusahaan penerbangan itu, usia
rata-rata karyawan Southwest adalah 34 tahun. Karyawan Southwest ada di antara yang
di bayar paling tinggi dalam industry jasa penerbangan dan perusahaan mengalami
12
tingkat pergantian (turnover) karyawan yang rendah secara relative dengan industry
perusahaan penerbangan.
Budaya kerja keras Southwest, energy tinggi, rasa senang, otonomi, lokal, dan
kreativitas mendapat dukungan melalui pelatihan pada University Of People, dorongan
dari perlombaan dalam penerbangan (in-flight contests), dan pengakuan inisiatif pribadi.
Berada dalam bisnis orang berarti pendekatan yang cermat pada penerimaan
karyawan baru. Pada tahun 2001, Southwest meninjau 194,821 lamaran dan
memperkerjakan 6.406 karyawan baru. Proses penerimaan oleh perusahaan sedikit unik.
Rekan-rekan menyaring kandidat dan melakukan wawancara, pilot menerima pilot dan
petugas pintu gerbang menerima petugas pintu gerbang. Untuk lebih memahami apa yang
dicari oleh perusahaan dalam kandidat, Southwest mewawancarai karyawannya yang
tertinggi dalam setiap fungsi kerja (misalnya, pilot, petugas pintu gerbang, pengurus
bagasi, petugas landasan) dan mengidentifikasi kekuatan umum mereka, kemudian
menggunakan profil-profil ini untuk mengidentifikasi kandidat paling berkualifikasi
selama proses wawancara. Southwest melakukan perekrutan atas dasar sikap (attitude)
selaras dengan kecerdasan. CEO Kelleher mencatat “kami menginginkan orang-orang
yang mengerjakan hal-hal dengan baik, dengan tertawa dan senang hati.”
Southwest memulai rencana bagi hasil pertama dalam industry perusahaan
penerbangan pada tahun 1974 dan menawarkan bagi hasil kepada karyawannya setiap
tahun sejak saat itu. Melalui rencana ini, karyawan memiliki sekitar 10% dari saham
perusahaan. Pada tahun 2000, Southwest menawarkan kepada karyawannya sebuah
pencapaian $138 juta dalam bagi hasil. Kompensasi yang ditangguhkan pajaknya ini
mewakili 14,1% tambahan dari gaji tahunan setiap karyawannya.
ANALISIS
13
penerbangan yang lain. Penerapan strategi yang berbeda tersebut diantaranya:
pendekatan yang digunakan ialah short-haul atau trayek pendek dan pendekatan
point-to-point atau titik ke titik, tidak memiliki tempat duduk yang telah dijatahkan,
membayar awaknya menurut trayek, menggunakan bandara yang kurang padat,
reservasi online melalui southwest.com, pilot yang direkrut tidak menjadi serikat
nasional, petugas landasan yang lebih sedikit, waktu penyelesaian lebih pendek,
tingkat pergantian karyawan lebih rendah, proses penyaringan karyawan baru
dilakukan oleh masing-masing karyawan di setiap posisi. Dengan penerapan strategi
ini Southwest dapat menjadi perusahaan penerbangan tersukses.
Fokus dalam kasus ini adalah penerapan strategi yang dilakukan oleh Southwest
yang berbeda dengan perusahaan penerbangan yang lainnya, dimana dalam kasus ini
dijelaskan perbedaan strategi yang dilakukan oleh Southwest dalam menjalankan
usahanya dengan perusahaan penerbangan yang lainnya.
Strategi yang dilakukan ialah strategi unit bisnis dimana Southwest menekankan
pada bagaimana perusahaan akan tetap dapat bersaing dalam pasar dengan
perusahaan-perusahaan penerbangan lainnya. Basis yang digunakan ialah diferensiasi
dimana perusahaan melakukan diferensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh
unit bisnis sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai
sesuatu yang unik dan basis biaya rendah ialah penekanan atau peminimalisasian
biaya.
1. Apakah strategi yang digunakan oleh Southwest? Apakah basis yang digunakan
sebagai landasan untuk membangun keunggulan kompetitifnya ?
14
JAWABAN :
15
titik ke titik (misalnya, Dallas ke Houston, Los Angeles ke Phoenix).
5) Differensiasi Bandara
6) Otonomi Lokal
18
satu regu petugas landasan yang terdiri dari 4 orang ditambah 2 orang lagi
pada pintu gerbang. Sangat efisien dibandingkan competitor-nya.
8) Pemberian Insentif
KESIMPULAN
Tidak salah jika memang dikatakan bahwa perusahaan Southwest
Airlines Corporation merupakan perusahaan penerbangan yang tersukses di Amerika
Serikat. Mulai dari beragam penghargaan yang telah di raih hingga rekor pelayanan
pelanggan terbaik yang dicapai membuat Southwest Airline Corporation menjadi
salah satu perusahaan penerbangan yang banyak di minati masyarakat umum baik itu
sebagai pelanggan maupun sebagai karyawan.
CEO Herb Kelleher, yang mendirikan Southwest, memiliki komitmen
yang dalam pada filosofi mengutamakan karyawan. “bila merek gembira, puas, penuh
20
dedikasi, dan energik, mereka akan sungguh memberi perhatian baik kepada
pelanggan. Jika pelanggan gembira mereka akan datang kembali. Dan itu membuat
pemegang saham gembira.”
KASUS 3-2
NUCOR CORPORATION
Pada bulan Januari 1999, dalam sebuah kudeta di ruang dewan pimpinan, Ken
Iversion, pimpinan Nucor, dipaksa mengundurkan diri. Pada bulan Juni 1999,
penggantinya, John Correnti, juga diturunkan dari kekuasaannya. Dewan kemudian
memilih seorang pria berusia 68 tahun, David Aycock, sebagai ketua, eksekutif utama
dan presiden Nucor. Aycock telah bergabung dengan Nucor pada tahun 1954. Kemudian
ia menjadi direktur pada tahun 1971, menjadi presiden pada tahun 1984, dan mundur
pada tahun 1991. Namun, dia tetap menjadi anggota dewan perusahaan Nucor sesudah
tahun 1991 sebagai pemegang saham kedua terbesar.
Perdebatan utama yang terjadi di Nucor adalah arahan strategi perusahaan dalam
jangka panjang. Dewan menginginkan perubahan fundamental dalam strategi perusahaan
21
Nucor yang ditolak oleh Iverson dan Correnti.
Pada waktu kepemimpinan Iverson, dia tetap mempertahankan Nucor sebagai
perusahaan domestic, sebagian dikarenakan dia mempertimbangkan kultur ekspor
perusahaan yang unik sifatnya ke luar negeri. Dalam hal ini, Iversion mempelopori
konsep pabrik kecil. Sementara itu, Aycock segera ingin membangun tanur-tanur tinggi,
yang menjadi mercusuar produsen baja terpadu.
Kebijakan Iversion adalah menjadikan perusahaan Nucor sebagai pemain industry
tunggal, berkonsentrasi pada produk baja maupun produk yang terkait dengan baja.
Dengan sangat bangga Iverson mengawasi beroprasinya 25 pabrik bersama-sama dengan
staf perusahaan. Adapun Ayclock menekan kebutuhan untuk menambah jajaran baru di
tingkat manajemen. Pada bulan November 1999, perusahaan menempatkan dua orang
wakil presiden yang mendampinginya untuk berurusan dengan para manajer pabrik.
Selain penempatan dua orang wakil presiden Nucor, komposisi dewan perusahaan
juga berubah. Dewan perusahaan selama kepemimpinan Iverson terdiri dari pegawai dan
mantan pegawai Nucor. Namun Aycock merekrut orang-orang di luar perusahaan; pada
bulan November 1999, para direktur yang berasal dari luar perusahaan berjumlah sekitar
dua pertiga dari jumlah anggota dewan Nucor.
Pertanyaan
1. Apakah Anda setuju bahwa Nucor harus melaksanakan perubahan yang mendasar
agar selamat dan berhasil pada abad ke-21? Bagaimana Anda mengevaluasi
pergantian dalam strateginya secara spesifik?
2. Dapatkah Nucor mempertahankan system pengendalian dan budayanya yang unik di
bawah arahan strategi yang baru?
3. Maukah Anda bekerja di Nucor di bawah kepemimpinan David Aycock?
ANALISIS :
A. Gambaran Nucor Corporation
Nucor Corporation merupakan perusahaan yang memproduksi baja dan
memasarkan hasil produksinya di Amerika Serikat. Pada Januari 1999, terjadi
kudeta terhadap dewan pimpinan, Ken Iverson, dan digantikan oleh John
22
Correnti. Lima bulan kemudian, Juni 1999, John Correnti diturunkan dari
kekuasaannya digantikan oleh David Aycock.
Tahun 1954 Aycock bergabung dengan Nucor.
Tahun 1971 Aycock diangkat menjadi Direktur.
Tahun 1984 Aycock diangkat menjadi Presiden Nucor.
Tahun 1991 Aycock mengundurkan diri.
Tahun 1991 – 1999 anggota dewan perusahaan Nucor dan sebagai
pemegang saham terbesar kedua
Juni 1999 Ketua, Eksekutif Utama dan Presiden Nucor
23
D. Strategi Sebelumnya (dibawah kepemimpinan Iverson):
Tidak percaya pada akuisisi
Mempertahankan Nucor sebagai perusahaan domestic
Menginginkan Nucor tetap pada konsep pabrik kecil
JAWABAN :
Setuju karena pada dasarnya strategi seperti air, dapat berubah sesuai
dengan lingkungan dimana air berada. Untuk meningkatkan efektivitas serta
efisiensi aktivitas organisasi diperlukan strategi yang sesuai dengan keadaan dan
masalah yang terjadi. Dalam kasus ini Nucor harus mempertimbangkan apa
yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi pada masa depan
dan dalam lingkungan organisasi.
Melakukan Akuisisi.
24
Sampai saat ini Nucor berhasil mengakuisisi beberapa perusahaan
seperti Birmingham Steel, Mississippi Steel, dan Alabama Operations.
Ekspansi Global.
Baja tidak lagi sekedar komoditi untuk pasar lokal dan produk
harus bersifat global. Pertumbuhan Nucor di masa depan akan
tergantung dari kemampuannya menerobos pasaran Amerika Latin dan
Asia dengan menggandeng mitra-mitra lokal dengan cara joint venture.
Saat ini Nucor bekerja sama dengan Companhia Vale do Rio
Doce (CVRD) untuk menciptakan dan menjalankan proyek yang ramah
lingkungan. Nucor tidak menggunakan pohon eucalyptus sebagai bahan
bakar untuk membuat batu bara, karena akan merusak lingkungan.
Namun, Nucor menggunakan teknologi HIsmelt untuk proses pembuatan
besi dengan kualitas yang tinggi yang sudah dikembangkan selama 10
tahun oleh Rio Tinto Group. Nucor dapat menggunakan teknologi ini
karena memiliki 25% dari kepemilikan perusahaan. Selain itu baru-baru
ini Nucor berencana melakukan joint venture dengan Duferco Swiss
Group untuk memproduksi baja batangan di Italia.
Membangun tanur-tanur tinggi.
Tanur-tanur tinggi dapat mengatasi ketergantungan pada pasar
logam-logam sisa yang tidak stabil. Nucor juga menginvestasikan
pembuatan pabrik baru. Pada tahun 2006, Nucor menyatakan untuk
mendirikan fasilitas baru untuk menghasilkan sistem bangunan yang
terbuat dari besi di Brigham City, Utah. Pabrik ini memberikan kapasitas
45ribu ton, mempekerjakan lebih dari 200 orang, dan biayanya sebesar
$27 juta. Pada tahun yang sama, Nucor juga menyatakan untuk
membangun pabrik besi di Memphis, Tennessee, untuk memproduksi
besi potongan dengan kualitas khusus. Biaya untuk pabrik ini
diperkirakan $230 juta, mempekerjakan lebih dari 200 orang, dan
berkapasitas 850 ribu ton per tahun
Diversifikasi produk di luar baja.
Menurut Aycock basis perusahaan dapat diperluas di luar sektor
25
baja, wilayah- wilayah manufaktur lainnya di mana produk Nucor akan
dipasarkan.
Restrukturisasi Manajemen Perusahaan.
Pada periode Iverson, dia mengawasi sendiri ke-25 pabrik Nucor.
Hal ini tentu saja sangat tidak efektif dalam koordinasi dan supervisi.
Keputusan Aycock untuk menempatkan dua orang wakil presiden yang
mendampinginya untuk membantunya dalam koordinasi dan supervisi.
Dimana setiap eksekutif tingkat tinggi harus membawahi tidak lebih dari
tujuh orang manajer pabrik yang memberikan laporan. Tujuannya untuk
mengurangi kekeliruan- kekeliruan dan memonitor biayanya.
Mengubah komposisi dewan perusahaan.
Pada November 1999, Aycock mengubah komposisi dewan
perusahaan yang tadinya hanya terdiri dari pegawai dan mantan pegawai
menjadi dua pertiga jumlah dewan perusahaan berasal dari luar
perusahaan Nucor.
Menurut kami, perubahan komposisi ini memperkaya strategi
yang lebih profesional dari luar perusahaan yang lebih berpengalaman
sehingga siap menuju pasar global.
26
dan memastikan tulang punggung yang solid untuk mendukung unit
bisnis yang berbeda.
Ya, tentu saja jika ditawari siapa yang mau nolak. Aycock merupakan CEO
yang mempunyai strategi-strategi untuk Nucor dalam menghadapi persaingan
serta memiliki inovasi dan ide-ide baru dalam mengembangkan strategi tersebut
yang akan membuat Nucor maju. Dan saat ini Nucor dapat terus maju dan
berkembang berkat ide Aycock yang mendukung akuisisi serta perubahan
lainnya di bawah kepemimpinannya.
KESIMPULAN
Didalam suatu perusahaan diperlukan adanya perubahan strategi perusahaan
jangka panjang seperti yang dilakukan Aycock yang merupakan pemikiran berbeda
dari CEO Iverson. Dalam menghadapi persaingan serta memiliki inovasi dan ide-ide
baru dalam mengembangkan strategi tersebut yang akan membuat Nucor maju.
27
Seperti, Aycock yang ingin mengambil tantangan agar perusahaan di akuisisi
sehingga perusahaan mampu bersaing yakni dengan menembus pasar global, dimana
Iverson tidak mengambil tantangan tersebut untuk mempertahankan culture tanpa
adanya akuisisi yang justru dinilai Aycock sebaliknya. Kemudian Aycock membuat
inovasi dengan bermacam-macam produk, dimana Iverson hanya mempertahankan
industri tunggal saja. Aycocok juga melibatkan outsources human untuk bekerja pada
tingkat manajemen. Inilah perbandingan strategi dari dua CEO Nucor yang
merupakan awal dari munculnya ide dan inovasi bagi kemajuan Nucor.
KASUS DI INDONESIA
KORUPSI PROGRAM JAMPERSAL
KASUS :
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang menjatuhkan hukuman 3,5
tahun penjara terhadap Triasih Wahyu Sari, seorang bidan yang bertugas sebagai
verifikator program Jaminan Persalinan Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten
Blora, Jawa Tengah. Triasih terbukti menyalahgunakan kesempatan ketika menjadi
verifikator program Jampersal sehingga menguntungkan dirinya sendiri. Hakim
juga mewajibkan terdakwa membayar uang pengganti kerugian negara yang
besarnya Rp 695,5 juta. "Menyatakan terdakwa terbukti bersalah melanggar pasal
18 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah diubah dan ditambahkan
dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi," katanya Suprapto, Selasa (8/9). "Pada tahun 2013, Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora menerima kucuran dana untuk program Jampersal
yang besarnya mencapai Rp 4,1 miliar. Dari dana tersebut, sekitar Rp 1,7 miliar
dana dicairkan berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan terdakwa," tuturnya.
Sementara itu, terdakwa Triasih mengaku khilaf karena melihat ada kesempatan
yang dapat dimanfaatkan dan dana yang digelapkannya tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya. Atas putusan hakim tersebut, terdakwa Triasih
menyatakan menerima hukuman yang dijatuhkan kepada dirinya.
ANALISIS MASALAH :
28
Berdasarkan kasus tersebut, hal ini menunjukan perilaku individu dalam
organisasi sangat berdampak pada organisasi tempatnya bekerja. dari kasus
korupsi tersebut, Triasih adalah sosok yang mementingkan kepentingan individu
dan dapat mencoreng nama organisasinya. kepercayaan yang telah diberikan
kepada Triasih disalah gunakan, seharusnya ia dapat mementingkan kepentingan
organisasi/kelompoknya sendiri dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
diketahui Triasih mengambil sebagian dana Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
untuk program Jampersal pada tahun 2013 lalu. dari sisi organisasi sendiri perlu
diadakan pengawasan, evaluasi berkala dan bimbingan agar tidak terjadi
kecurangan dan adanya sanksi yang tegas. karena prilaku individu yang baik akan
membawa organisasi yang baik dan sesuai dengan tujuan.
KESIMPULAN :
Seharusnya sebagai orang yang telah diberikan amanah dan kepercayaan
dari organisasi atau perusahaannya tersebut Triasih Wahyu Sari dapat lebih sadar
akan betapa pentingnya tanggung jawab yang ia miliki dan dapat lebih
memprioritaskan kepentingan perusahaan karena seandainya ia bekerja dengan
lebih jujur dan amanah maka pastinya perusahaan akan memberikan bonus atau
hadiah kenaikan gaji jika kinerja nya cukup baik. Sebagai seorang manusia yang
memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur kita harusnya dapat memahami mana
yang baik dan mana yang tidak apalagi masalah ini tidak hanya merugikan satu
pihak saja tetapi banyak pihak lain juga yang terkena imbasnya. Dan dalam suatu
perusahaan kita harus cermat dalam melihat karyawan yang memiliki etos kerja
yang benar-benar baik, serta dapat menilai karyawan dari berbagai sisi seperti latar
belakang, tekad kerja yang dimiliki, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan pendapat karyawan lain terhadap karyawan tersebut. Tentunya biarpun segala
kriteria yang di miliki karyawan tersebut baik, kita kembali lagi ke sifat dasar
manusia yang selalu tidak pernah merasa puas akan kebutuhan yang selalu muncul
dan godaan dari nikmatnya hidup mewah dengan cara instant maka perlulah kita
melakukan yang namanya pengawasan dan pengevaluasian yang dilakukan secara
berkali baik tiap bulan ataupun tiap minggu untuk selalu mengecek prospek kinerja
karyawan agar terhindar dan mengurangi kesempatan karyawan untuk melakukan
29
fraud.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan. Tujuan
paling penting pada perusahaan yang berorientasi laba adalah tingkat keuntungan. Namun
demikian laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya, karena ada tujun lain yaitu
produktifitas, posisi pasar, sikap karyawan, dan lain-lain. Sedangkan pada organisasi
nirlaba, bertujuan menyediakan jasa.
Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam pencapaiannya,
kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan sehingga akan tercapai
keselarasan tujuan. dengan demikian dalam sistem pengendalian manajemen harus
mengupayakan keselarasan tujuan anggota organisasi dan tujuan oraganisasi itu sendiri.
Sebagai tambahan sistem pengendalian manajemen, ada aturan, pedoman dan prosedur
yang membantu dalam proses pengendalian.
Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi berdasarkan
fungsi, unit usaha, atau matrix. Pilihan yang tepat akan mempengaruhi desain sistem
pengendalian manajamenorganisasi bersangkutan. Controller bertanggung jawab atas
desain dan operasi sistem pengendalian, tetapi sebagai staf CO, ia tidak mempunyai
keputusan manajamen. Pelaporan tanggung jawab controller tergantung pada organisasi
apakah langsung bertaggung jawab pada controller kator pusat atau (jika ia mengawasi
sesuatu unit usaha) bertanggung jawab kepada manajer unit usaha.
31
DAFTAR PUSTAKA
Antony Robert N., Vijay Govindarajan, “Sistem Pengendalian Manajemen”, Salemba Empat,
Jakarta, 2002
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System, International
Edition, 12th Edition. Singapore: McGraw-Hill.
http://bownerniaga.blogspot.co.id/2017/03/perilaku-dalamorganisasi.html
https://www.academia.edu/40663807/PERILAKU_DALAM_ORGANISASI
http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/kasus-3-1-southwest-airlines.html
http://www.academia.edu/9185635/
Sistem_Pengendalian_Management_Southwest_Airlines_Corporation_FaktorFaktor_yan
g_Mempengaruhi_Kesuksesan_Management_Southw est_Airlines_Corporation_