Anda di halaman 1dari 20

“PERILAKU ORGANISASI DALAM PERSFEKTIF KEMAJUAN

PERUSAHAAN”

DOSEN :

MUKTI DIAPEPIN S.Sos.MM

NAMA KELOMPOK 2 :

1. JULIATIN FARIDA
2. NADIA SRI WULANDARI
3. SAMAJA HAREFA

YAYASAN PEMBINA GENERASI PENERUS ( YPGP )

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LEMBAGA PEMBINA PERGURUAN NASIONAL

STIA LPPN PADANG

2021 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul

“Perilaku Organisasi dalam Persfektif Kemajuan Perusahaan” dengan tepat waktu.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,

Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus

berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh

alam semesta.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Perilaku Organisasi Bisnis. Kami

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukti Diapepin S.Sos.MM selaku dosen

mata kuliah Perilaku Organisasi Bisnis. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami buat

ini yang jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu, kami memohon maaf apabila ada

kekurangan ataupun kesalahan.

Padang, 11 November 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Tujuan Masalah...............................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
2.1 Pengertian Perilaku Organisasi...........................................................................7
2.2 Tujuan Mempelajari Perilaku organisasi............................................................8
2.3 Tingkat Analisis dalam Perilaku organisasi.......................................................8
2.4 Pengertian Balanced Scorecard (BSC)..............................................................9
2.5 Fungsi Balanced Scorecard..............................................................................11
2.6 Perspektif Balanced Scorecard........................................................................12
2.7 Keunggulan dan kelemahan Balanced scorecard.............................................16
BAB III........................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya dunia, permasalahan manusia semakin kompleks.

Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ,

dia akan membentuk suatu kelompok yang kemudian disebut dengan organisasi,

apapun bentuk kelompok tersebut. Manusia adalah pendukung utama setiap

organisasi. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi

adalah awal dari perilaku organisasi.

Dalam setiap membicarakan organisasi perlu pemahaman adanya teori organisasi

yang selalu membahas tiga dimensi pokok, yaitu dimensi teknis, dimensi konsep, dan

dimensi konsep. Dimensi teknis menekankan kepada kecakapan yang dibutuhkan

untuk menggerakkan organisasi, berisi keahlian – keahlian manajer. Dimensi konsep

merupakan motor penggerak dimensi teknis dan sangat erat hubungannya dengan

dimensi manusia. Dimensi manusia merupakan suatu unsur yang kompleks, perlu

adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris

sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia secara efektif.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia membentuk hubungan kerja sama

dan selanjutnya membentuk kelompok – kelompok supaya lebih mudah diperoleh

dengan cara bersama – sama dari pada dengan sendiri saja. Organisasi adalah wadah
yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat

dicapai oleh individu secara sendiri – sendiri. Organisasi merupakan suatu unit

terkoordinsi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran

tertentu atau serangkaian sasaran.

Kelompok atau group adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi dengan

satu sama lain dalam hal – hal tertentu dimana perilaku atau prestasi satu anggota

dipengruhi oleh perilaku atau prestasi anggota lain. Tuntunan globalisasi muncul

berkenaan dengan pengorganisasian, seperti struktur organisasi yaitu pola formal

bagaimana orang dan pekerja dikelompokkan dalam suatu organisasi yang biasa

digambarkan dengn bagan organisasi .

Perilaku organisasi ditekankan pada perilaku manusia dalam kelompok, iklim

organisasi yaitu serangkaian sifat lingkungan kerja, kultur organisasi yaitu system

yang dapat menembus nilai – nilai, kepercayaan dan norma – norma di setiap

organisasi, desain organisasi yaitu struktur organisasi spesifik yang dihasilkan dari

keputusan dan tindakan manajer.

Perilaku organisasi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang terus berkembang guna

membantu suatu organisasi untuk meningkatkan produktivitasnya. Lingkungan ilmu

mengenai perilaku organisasi meliputi, psikologi, sosiologi dan antropologi budaya

dimana ilmu tersebut memberikan kerangka dasar dan prinsip – prinsip pada bidang

perilaku organisasi.
1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apa yang itu perilaku organisasi beserta tujuannya ?

2. Bagaimana tingkat analisis dalam perilaku organisasi ?

3. Apa itu Balanced scorecard ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian dan tujuan perilaku organisasi

2. Mengetahui tingkat analisis dalam perilaku organisasi

3. Lebih mengenal apa itu Balanced scorecard

4.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi

antar manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku,

struktur dan proses di dalam organisasi. Isu utama perilaku organisasi adalah

hubungan antar manusia dalam organisasi dan organisasi diciptakan oleh manusia

untuk mencapai suatu tujuan.

Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mencakup teori, metode dan prinsip

– prinsip dari berbagai disiplin guna mempelajari persepsi individu dan tindakan –

tindakan saat bekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan ;

menganalisis akibat lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya,

misi, sasaran, dan strategi.

Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu sistem dari sifat organisasi seperti

bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang serta bagaimana

pengaruhnya terhadap anggota – anggota lainnya. Dalam perilaku organisasi

merupakan suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan - persoalan

dan menjelaskan secara nyata hasil – hasil penemuan berikut tindakan – tindakan

pemecahan masalah. Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu sistem studi dari
sifat organisasi seperti bagaimana organisasi dimulai, tumbuh, dan berkembang serta

bagaimana pengeruhnya terhadap anggota – anggota sebagai individu, kelompok

memilih, organisasi lainnya, dan intitusi – institusi lainnya yang lebih besar.

2.2 Tujuan Mempelajari Perilaku organisasi

1. Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang perilaku dan sifat – sifat

individu, kelompok dan organisasi.

2. Menjelaskan kejadian yang terjadi dalam organisasi

3. Mengendaikan perilaku – perilaku dalam organisasi yang diinginkan

4. Memberikan bekal pengetahuan konseptual dan teoritis tentang perilaku

organisasional

5. Mengembangkan cara berfikir kritis (analitis dan intergratif) dalam

mengevaluasi dan memanfaatkan teori – teori dan konsep – konsep.

6. Melatih penerapan teori, konsep, dan teknik tentang perilaku manusia dalam

kehidupan organisasi pada pengembangan sumber daya manusia.

7. Mengendalikan perilaku individu yang terjadi dalam organisasi

2.3 Tingkat Analisis dalam Perilaku organisasi

1. Tingkat Individu

Kejadian – kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam

hubungannya engan perilsku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi.

Masing – masing orang dalam organisasi membawa sikap, nilai dan pengalaman
masa lalu yang berbeda – beda sehingga akan mempengaruhi dalam berperilaku

organisasi.

2. Tingkat Kelompok

Terbentuk dari kumpulan – kumpulan individu, namun kejadian yang terjadi

pada suatu kelompok bukanlah sekedar penjumlahan dari perilaku individu.

Kelompok mengembangkan norma – norma sendiri tentng perilaku yang dapat

diterima oleh para anggota organisasi.

3. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan menjadi faktor yang memiliki pengaruh yang kuat pada

masing – masing tingkat analisis misalnya, rendahnya prduktivitas, karyawan yang

malas, karyawan yang tidak masuk kerja, atau lambannya dalam menyelesaikan

tujuan organisasi dan lain sebagainya.

2.4 Pengertian Balanced Scorecard (BSC)

Balance Scorecard berasal dari dua suku kata, Balanced yang artinya berimbang

dan scorecard yang artinya katu skor. Balanced Scorecard (BSC) digunakan untuk

memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Dengan BSC perusahaan jadi

lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Dengan

adanya BSC sangat membantu perusaan untuk memberikan pandangan menyeluruh


mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien, dibutuhkan

sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan.

Menurut (Kaplan & Norton, 2000:17 dalam Dewi, 2015), Balanced scorecard

(kartu stok berimbang) adalah suatu kerangka kerja untuk mengintegrasikan berbagai

ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan, yaitu: (1) ukuran kinerja finansial

masa lalu (2) memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan. Kerangka

kerja ini meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta

pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang

dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang

nyata. Balanced scorecard merupakan sekelompok ukuran yang berkaitan langsung

dengan strategi suatu perusahaan.

Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja

seseorang. Melalui kartu skor, skor akan diwujudkan personil di masa depan

dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan digunakan

untuk melakukan evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Balanced scorecard merupakan

suatu kerangka kerja pengukuran kinerja yang menyatakan visi dan strategi organisasi

dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.


Balanced Scorecard memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk

berpindah dari paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju model baru yang mana

hasil balanced scorecard menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan

belajar tentang strategi yang dimiliki. Sistem BSC bertujuan untuk memberikan

pandangan yang lebih komprehensif kepada para manajer dengan melengkapi ukuran

finansial melalui metrik tambahan yang mengukur kinerja di berbagai bidang. Bidang

tersebut adalah kepuasan pelanggan, inovasi produk, dan lainnya.

2.5 Fungsi Balanced Scorecard

1. Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.

2. Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan.

3. Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis.

4. Alat analisis efektifitas strategi yang telah digunakan.

5. Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.

6. Sebagai alat key performance indicator perusahaan.

7. Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan.

8. Sebagai alat komunikasi, informasi, dan sistem analisis pembelajaran

perusahaan.
2.6 Perspektif Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton, terdapat dua keunggulan utama dari pendekatan

empat perspektif Balanced Scorecard (BSC), yaitu adalah:

1. Balanced Scorecard menyatukan elemen-elemen yang berbeda dari agenda

kompetitif perusahaan dalam satu laporan.

2. Menggabungkan semua metrik operasional yang krusial, manajer per divisi

atau departemen dipaksa untuk mempertimbangkan suatu pencapaian dengan

risiko-risiko yang berpotensi terjadi.

Contoh, perusahaan mencanangkan suatu goals yaitu memasarkan produk dengan

cepat. Hal tersebut dicapai dengan peningkatan dari pengenalan produk baru.

Perusahaan bisa saja merealisasikan misi tersebut. Namun terdapat risiko yaitu karena

patokan waktu pemasaran, pengembangan produk menjadi kurang maksimal. Bisa

jadi produk baru yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan produk yang sudah ada.

Sehingga hal tersebut akan mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan dalam

jangka panjang.

Empat prespektif Balanced Scorecard (BSC) adalah sebagai berikut :

1. Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi

dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan mendasar. Perbaikan tersebut

dapat berupa gross operating income, return on investement atau economic value-

added. Perspektif keuangan tidak bisa bekerja tanpa adanya perspektif non-keuangan
misalnya laba yang diperoleh perusahaan karena produk tersebut memiliki nilai

manfaat bagi konsumen atau bisa saja karena faktor SDM dan proses bisnis dari

perusahaan tersebut.

Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan analisis rasio

keuangan. Misalnya dengan menganalisis tren keuangan, common size value antara

perusahaan dan pesaing, dan rasio keunagan seperti; rasio liabilitas, rasio aktivitas,

rasio hutang, rasio keuntungan, dan rasio solvabilitas. Perspektif keuangan juga

berguna seberapa perusahaan atau bisnis Anda memiliki daya tarik kepada para

investor. Kunci perspektif keuangan: keuntungan, tren pertumbuhan, economic value-

added, return of equity and investment, dan arus kas.

2. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif Balanced Scorecard pelanggan, perusahaan perlu terlebih

dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target. Selanjutnya,

manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap

unit operasi dalam upaya mencapai target finansial. Apabila suatu unit bisnis ingin

mencapai kinerja keuangan yang besar dalam jangka panjang, mereka harus

menciptakan dan menyajikan suatu produk baru atau jasa yang bernilai lebih baik

kepada pelanggan.

Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement

group (kelompok inti) dan customer value proposition (kelompok penunjang). Kunci


perspektif konsumen: Kepuasan, retensi, akuisisi, nilai manfaat, dan market

share konsumen.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan

unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan

mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan

para pemegang saham. Tiap perusahaan mempunyai  proses dan nilai yang unik bagi

pelanggannya.

Prinsip dasar prespektif proses bisnis internal, yaitu:

a) Proses inovasi

Dalam proses inovasi terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan

pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan

pelanggan. Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan

pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan.

b) Proses operasi

Proses operasi dilihat dari perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga

menjadi produk jadi, proses marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan dan

pembeli. Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan


secara efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama

dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.

c) Pelayanan Purna Jual

Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan atau

bisnis kepada konsumen sebagai jaminan mutu produk yang telah dibeli oleh

konsumen. Bentuk layanan purna jual misalnya layanan konsultasi, perbaikan,

perawatan, hingga garansi.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif Balanced Scorecard  menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga

perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka

panjang. Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada

peralatan untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada

infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur.

Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal bisa menjadi

pemicu kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem,

dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan, maka suatu perusahaan harus

melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan

kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
2.7 Keunggulan dan kelemahan Balanced scorecard

Menurut ( Mulyadi, 2007 dalam Nugrahayu dan Retnani, 2015), keunggulan

Balanced scorecard adalah sebagai berikut :

a) Memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik dari

sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas pada tiga

perspektif yang lain, yaitu customer, proses serta pembelajaran dan

pertumbuhan.

b) Mewajibkan personel membangun hubungan sebab akibat (causal

relationship) diantara berbagai sasaran yang dihasilkan dalam perencanaan

strategik. Setiap sasaran strategik ditetapkan dalam perspektif non keuangan

mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

c) (Seimbang) Keseimbangan antara sasaran srategik yang di perspektifnya,

karena pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep balanced scorecard

tidak hanya memperhatikan aspek keuangan perusahaan saja, namun juga

aspek non keuangan seperti pelanggan, proses bisnis internal, serta

pembelajaran dan pertumbuhan.

d) Terukur Semua strategi yang ditetapkan di tiap perspektif balanced scorecard

memiliki tolok ukur masing-masing. Sasaran strategis ada di perspektif non

keuangan merupakan hal yang tidak mudah diukur, namun dengan pendekatan

balanced scorecard, sasaran-sasaran strategis non 8 keuangan (perspektif


pelanggan, proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan) ditentukan ukurannya sehingga dapat dikelola dan dievaluasi

hasilnya serta dapat diketahui kontribusinya terhadap kinerja perspektif

keuangan.

Kelemahan Balanced scorecard adalah sebagai berikut :

a) Belum dapat menetapkan secara tepat sistem kompensasi yang biasanya

merupakan tindak lanjutan dari hasil penilaian kinerja.

b) Bentuk organisasi yang cocok untuk perkembangan proses dalam organisasi.

Empat perspektif dalam Balanced scorecard merupakan indikator yang saling

berpengaruh (hubungan sebab akibat), sehingga diperlukan suatu wadah

struktur yang dapat memberikan umpan balik.

c) Belum adanya standar ukuran yang baku terhadap hasil penilaian kinerja

perusahaan dengan metode Balanced scorecard.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Konsep Balanced scorecard pada dasarnya adalah suatu konsep pengukuran

kinerja yang berusaha menerjemahkan strategi organisasi ke dalam serangkaian

aktivitas yang terencana yang dapat diukur secara kontinyu. Balanced scorecard

meninjau peningkatan kinerja sebuah organisasi dari empat perspektif yaitu perspektif

finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, serta perpektif

pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat perspektif tersebut saling mendukung satu

sama lain dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

Dalam pengukuran terhadap keempat perspektif tersebut, keseimbangan antara

scorecard dari masing-masing perspektif dapat menentukan peningkatan kinerja yang

berlipat ganda. Hal ini disebabkan karena peningkatan kinerja perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran akan mendorong peningkatan kinerja perspektif

proses bisnis internal dan perspektif customer yang akan mendorong kinerja finansial

perusahaan secara keseluruhan sehingga terjadi pelipat gandaan kinerja perusahaan.

Dalam prakteknya, penerapan konsep Balanced Scorecard ini tidaklah semudah yang

diperkirakan karena penerapan konsep ini membutuhkan suatu komitmen dari


manajemen pusat (leadership) maupun karyawan yang terlibat dalam organisasi

perusahaan.

Dengan adanya penerapan balanced scorecard, kinerja perusahaan akan

meningkat dan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang akan terdeteksi

melalui pengukuran serangkaian aktivitas yang merupakan penerjemahan dari tujuan

perusahaan itu sendiri.

3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan di atas perilaku organisasi dalam persfektif perusahaan

merupakan suatu hal yang wajib dipelajari dan dipahami, karena setiap perusahaan

harus memiliki suatu sistem yang dapat membuat perusahaan itu maju dan

mendukung dalam berbagai aspek. Selain karyawan, perlengkapan dan tata cara

dalam berkomunikasi yang baik sangat mempengaruhi suatu tindakan dalam

bertindak. Jadi, perilaku organisasi dalam persfektif perusahaan harus lebih di tingkat

supaya tercapai suatu tujuan yang telah dirancang oleh sebuah perusahaan agar

mendapatkan hasil yng maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Gibson. James L. John M. Ivancevich and James H. Donnelly, Jr.(1996).

Organisasi.Terjemahan

Nunuk Ardiarni. Jakarta: Binarupa Aksara.

Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi, Jakarta : Prenhallindo.

Toha, Miftah. (2001), Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Tingkat Analisi

Perilaku

Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/

https://id.scribd.com/doc/131926079/Keunggulan-Balanced-Scorecard

Anda mungkin juga menyukai