Anda di halaman 1dari 30

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT

Ruang Lingkup Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat

KELOMPOK I

1. Lidya Afriyani (1511211010)


2. Intan Rabbul Izzati Dasian (1511211042)
3. Muhammad Ibnu Dzaky (1511211043)
4. Sukma Wulandari (1511211057)
5. Yulli Sarah (1511211065)
6. Aulia Rizki (1511211069)

Dosen Pengampu

Isniati, S. KM, MPH

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan nikmat-Nya kepada kelompok sehingga kelompok dapat menyelesaikan

penulisan makalah ini dengan judul Pengorganisasian dan Pengembangan

Masyarakat. Selanjutnya shalawat beserta salam kelompok sampaikan kepada

junjungan umat muslim sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa

umatnya dari zaman jahiliyah hingga zaman berilmu yang dapat kita rasakan seperti

saat sekarang ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah

Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Kesempatan kali ini kelompok

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Isniati, S. KM, MPH dan semua rekan kelompok

satu yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah ini.

Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu, saran dan kritikan pembaca terhadap makalah ini penulis harapkan untuk perbaikan

di masa yang akan datang.

Padang, Agustus 2016

Kelompok

1
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................................1

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................1

1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3

2.1 Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian..........................................................3

2.2 Aspek Aspek Pengorganisasian............................................................................4

2.3 Jenis-jenis Organisasi......................................................................................6

2.4 Bentuk-bentuk Organisasi.............................................................................7

2.5 Prinsip-prinsip Organisasi.......................................................................................8

2.6 Proses Pengorganisasian..........................................................................................9

2.7 Tipe-tipe Pengorganisasian....................................................................................11

2.8 Pentingnya Pengorganisasian Masyarakat............................................................13

2.9 Prinsip-Prinsip Pengorganisasian Masyarakat......................................................13

2.10 Organisator masyarakat.........................................................................................16

2
2.11 Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)....................................18

2.12 Penerapan Pengorganisasian dalam Bidang Kesehatan Masyarakat.....................22

BAB III PENUTUP..................................................................................................................24

3.1 Kesimpulan............................................................................................................24

3.2 Saran......................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................26

LAMPIRAN.............................................................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi adalah suatu hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat luas, sebab

hampir di setiap lapisan masayarakat memiliki organisasi untuuk menjalankan suatu

tujuan yang ingin dicapai. Setiap orang memiliki dasar untuk memimpin yang juga

merupakan bagian dari organisasi, paling tidak setiap masing-masing orang memimpin

dirinya sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dewasa ini juga organisasi

semakin berkembang, karena organisasi sangat diperlukan dan juga tata kerja dalam

pembagian tugas baik secara individual, maupun sosial. Maka dari itu penting bagi kita,

mempunyai pengetahuan tentang organisasi, manajemen, maupun tata kerja, agar dapat

mengembangkan potensi diri sebaik mungkin, terutama dalam keorganisasian.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu bagaimana ruang lingkup dari

pengorganisasian pengembangan masyarakat?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari makalah ini yaitu mengetahui ruang lingkup pengorganisasian

pengembangan masyarakat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian organisasi dan pengorganisasian.

2. Mengetahui apa jenis-jenis organisasi.

3. Mengetahui apa bentuk-bentuk organisasi.

4. Mengetahui apa prinsip-prinsip organisasi.

5. Mengetahui bagaimana proses pengorganisasian.

1
6. Mengetahui apa tipe-tipe pengorganisasian.

7. Mengetahui apa pengertian organisator masyarakat.

8. Mengetahui apa pengerttian pengorganisasian dan pengembangan

masyarakat (PPM).

9. Mengetaui bagaimana penerapan pengorganisasian dalam bidang

kesehatan masyarakat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian

Kata pengorganisasian berasal dari kata organisasi, menurut Dwight W (dalam

sarwoto, 1939)1 organisasi memiliki pengertian yaitu struktur antar hubungan pribadi

berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan didalam suatu sistem

administrasi. Sedangkan untuk pengorganisasian sendiri memiliki pengertian yaitu

penetapan tugas-tugas yang harus dikerjakan, meliputi siapa, bagaimana dan dimana

tugas-tugas itu dilakukan. Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-

hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik, supaya kegiatan-kegiatan

yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.

Ada beberapa macam pengorganisasian menurut ahli:

1. Menurut Louis Allen organisasi adalah proses megidentifikasi & mengkelompok-kan

pekerjaan yang harus dilakukan, menentukan dan mendelegasikan tanggung jawab,

wewenang dan mengadakan hubungan dengan tujuan memungkinkan orang bekerja

secara efektif bersama dalam mencapai tujuan

2. Menurut Vesting Et . aL organisasi adalah kumpulan orang yang mempunyai tujuan

bersama.

3. Menurut Soffer Et . aL organisasi adalah sistem kerja sama antar anggota.

4. Menurut Edgar Huse Et . aL organisasi adalah sistem kerja sama, sistem hubungan

atau sistem sosial.

Organisasi adalah sekumpulan orang / kesatuan yang bekerja sama yang

memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu

secara perorangan, dan tetunya tujuan tersebut telah disepakati bersama.

1 Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. 1985. Organisasi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
3
Organisasi dicirikan oleh perilakunya yang terarah pada tujuan. Tujuan dan sasaran

organisasi dapat dicapai lebih efisien dan efektif melalui tindakan-tindakan individu

untuk membantu kita mempelajari bagaimana mengelola individu dan kelompk

sebagai sumber daya organisasi.2

Organisasi ada di tengah-tengah masyarakat dan diciptakan masyarakat. Di dalam

suatu masyarakat banyak faktor yang mempengaruhi organisasi, dan manajemen

harus bersikap tanggap terhadap faktor-faktor itu. Setiap organisasi harus tanggap

terhadap : kebutuhan para pelanggan atau kliennya, kendala hukuman dan politis,

serta perubahan ekonomi, teknologi, dan pembangunan.3

Hubungan antara individu dan kelompok dalam organisasi menciptakan harapan-

harapan bari perilaku individu. Harapan-harapan ini menghasilkan peranan-peranan

tertentu yang harus dimainkan. Sebagian orang harus memainkan peranan sebagai

pemimpin, sementara yang lainnya memainkan peranan sebagai pengikut. Manajer

tingkat menengah harus meminkan kedua peranan itu, karena ia mempunyai seorang

atasan dan bawahan. Organisasi mempunyai sistem wewenang, status, dan kekuasaan;

dan orang-orang di dalam organisasi itu mempunyai kebutuhan yang beraneka dari

setiap sistem. Kelompok di dalam organisasi pun mempunyai dampak yang sangat

kuat terhadap perilaku individu dan terhadap prestasi organisasi.

2.2 Aspek Aspek Pengorganisasian

Aspek penting dalam pengorganisasian yaitu :

a) Proses

1) Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak.

,3
2 Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. 1985. Organisasi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

3
4
2) Dalam proses ditemukan unsur-unsur kesukarelaa. Kesukarelaan timbul karena

keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa

untuk mengatasinya.

3) Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

kelompok atau masyarakat.

4) Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan

pada segelintir orang yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat

untuk mengatasinya.

b) Masyarakat

Masyarakat dapat diartikan sebagai :

1) Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa, kelurahan, kecamatan,

dst.

2) Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok

yang lebih besar.

3) Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan

kelompok yang lebih besar.

4) Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi

kebutuhannya.

c) Berfungsinya Masyarakat

Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk

kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

5
2) Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh

masyarakat.

3) Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk mensukseskan rencana

tersebut

2.3 Jenis-jenis Organisasi

No. Jenis Jenis Organisasi Ciri-ciri


11 Organisasi mekanistik kerja yang berulang-ulang,
(OM) pembagian kerja yang ketat,
Suatu organisasi yang tingkat keterampilan rendah,
formalisasinya tinggi pekerjaan terumuskan dengan
jelas dan baik, saluran
distribusi yang terpatok (fixed),
sumber supply yang jelas dan
mantap, sistem yang
sederhana
22 Organisasi organik (OO) kerja tidak rutin, memerlukan
Organisasi yang orang dengan keterampilan
formalisasinya rendah tinggi, keterampilan klinikal
diperlukan untuk menilai
perubahan-perubahan,
penggunaan minimal dari data
sejarah
33 Organisasi campuran teknologi yang intensif dan
dominasi teknologi tepat guna (mediating), staf
(OCDT) yang sangat terampil, saluran-
Formalisasi dibidang saluran pemasaran yang
pemasaran tinggi, terpatok, R & D yang luas dan
dibidang teknologi sangat berpengaruh, kendali
rendah dalam fungsi-fungsi teknikal
didesentralisasi.

6
44 Organisasi camouran teknologi dengan jaringan
dominasi pasar (OCDP) panjang, saluran-saluran
Formalisasi dibidang distribusi dipengaruhi oleh
teknologi tinggi, perubahan-perubahan gaya,
dibidang pemasaran lebih menjadi promoters dari
rendah pada sales person, R & D
sedikit, pemasaran
berpengaruh besar, biaya buku
dalam bidang teknikal ddan
produksi, kendali yang
didesentralisasi dalam fungsi
pemasaran

2.4 Bentuk-bentuk Organisasi

Bentuk-bentuk Organisasi

Garis Fungsional garis dan staff staff dan fungsional

ganisasi
ya sedikitini memiliki
dan Pada daerah kerja
organisasi
pemiliknya yang
ini atasan
merupakan luas,
pimpinan kombinasi
tidakbidang-bidang
memiliki antara
tertinggibawahan
didalambentuk
tugas organisasiragam
yangjelas
yang beraneka fungsional
perusahaan/organisasi dan bentuk
dan rumit org
serta jum

7
2.5 Prinsip-prinsip Organisasi

1. Kejelasan Tujuan

Penetapan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi yang akan dibentuk

2. Fungsionalisme

Prinsip fungsional dimaksudkan untuk menghilangkan dikotomi yang lumrah terdapat

dalam organisasi

3. Pembagian Tugas

Penetapan fungsi, wewenang, tugas, dan aktivitas sebagai satuan kerja dalam organisasi

4. Penempatan yang Tepat

Untuk penempatan suatu jabatan harusnya terlebih dahulu melihat motivasi, kemampuan

dari seseorang yang akan ditempatkan.

5. Koordinasi

Koordinasi dimaskudkan untuk menekankan pada kerjasama dimana pada tiap pembagian

tugas pekerjaan dari organisasi harus diselesaikan bersama dengan pemegang jabatan yang

saling berkaitan

6. Depertementalisasi

Lima pendekatan dalam menerapkan prinsip tersebut adalah:

a. Departementalisasi berdasarkan jenis produk

b. Departementalisasi berdasarkan fungsi

c. Departementalisasi berdasarkan tipologi konsumen dengan produk tertentu

d. Departementalisasi berdasarkan kawasan geografis

e. Departementalisasi berdasarkan proses

8
7. Kesatuan Arah

Setiap organisasi akan selalu diharapkan pada tuntutan pelaksanaan kegiatan tertentu yang

bersifat periferal.

8. Kesatuan Komando

Bawahan hanya akan bertanggung jawab dan menerima perintah dari atasan langsung.

9. Rentang Kendali

Yaitu merupakan jumlah optimal bawahan yang dapat dikelola oleh sesorang pimpinan

10. Pola Pengambilan Keputusan

Terdapat dua pola pengambilan keputusan, yaitu pola sentralisasi dan pola desentralisasi

2.6 Proses Pengorganisasian

1. Proses Komunikasi
Kelangsungan hidup organisasi berkaitan dengan kemampuan manajemen untuk

menerima, menyampaikan, dan melaksanakan komunikasi. Proses komunikasi

menghubungkan organisasi dengan lingkungannya termasuk bagian-bagiannya.

Informasi mengalir ke dan dari organisasi itu, termasuk di dalam organisasi itu sendiri.

Informasi mengintegrasikan kegiatan intern organisasi.


2. Proses Pengambilan Keputusan
Masalah pengambilan keputusan dalam suatu organisasi tergantung pada tjuan yang

tepat dan pengidentifikasian sarana untuk mencapai tujuan itu. Dengan pengintegrasikan

faktor-faktor perilaku dan struktur secara baik, manajemen dapat meningkatkan

kemungkinan membuat keputusan yang berkualitas tinggi.


3. Proses Evaluasi Prestasi
Para manajer harus mengevaluasi prestasi individu dan kelompok di dalam

organisasi itu. Sistem yang diterapkan manajemen untuk mengevaluasi prestasi

membantu maksud-maksud seperti penentuan imbalan (upah, promosi, dan alih tugas),

identifikasi kebutuhan akan pelatihan (training), penyediaan balikan bagi para pegawai.
4. Proses Sosialisasi dan Karier
Individu memasuki organisasi untuk bekerja dan merintis tujuan karier pribadi

mereka.

9
2.7 Tipe-tipe Pengorganisasian

Tipe-tipe Organisasi

Organisasi Formal Organisasi Informal

a hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan w

peraturan yang telah disepakati bersama. Dalam organisasi formal semua hubungan kewenangan maupun r

10
Ciri-ciri khas organisasi formal sebagai berikut:
1. Bersifat impersonal
2. Kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing di dalam satu sistem

hierarki, dengan tugas pekerjaan masing-masing.


3. Ada relasi formal berlandaskan alasan-alasan idiil dan status resmi dalam organisasi
4. Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi/persaingan dan efisiensi.
Tugas pokok upaya pengorganisasian formal meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan kelompok/unit-unit kerja
2. Membagi tugas-tugas kerja
3. Menetukan tingkat otoritas, yaitu kewibawaan dan kekuasaan untuk bisa bertindak

secara tanggung jawab.


Ciri-ciri khas organisasi informal sebagai berikut:
1. Terintegrasi dengan baik
2. Diluar kelompok primer atau informal ini terdapat kelompok yang lebih besar, yaitu

kelompok formal atau sekunder, dimana kelompok primer menjadi bagian

daripadanya
3. Setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa jaringan perikatan

yang pribadi atau personal disertai komunikasi akrab


4. Terdapat iklim psikis suka dan tidak suka atau acuh dan tidak acuh
5. Sedikit atau banyak, setiap anggota mempunyai sikap yang pasti terhadap anggota-

anggota lainnya, dan dimuati emosi-emosi tertentu.

11
2.8 Pentingnya Pengorganisasian Masyarakat

1. Masyarakat masih dalam posisi yang lemah, seningga diperlukan wadah yang

sedemikian rupa dapat dijadikan wahana untuk perlindungan dan peningkatan

kapasitas bargaining
2. Kenyataan masih adanya ketimpangan dan keterbelakangan, dimana sebagian kecil

memilki akses dan asset untuk bisa memperbaiki keadaan, sementara sebagian besar

yang lain tidak. Kenyataan ini menjadikan perubahan pada posisi sebagai jalan yang

paling mungkin untuk memperbaiki keadaan. Tentu saja pengorganisasian tidak selalu

bermakna persiapan melakukan perlawanan terhadap tekanan dari pihak-pihak

tertentu, tetapi juga dapat bermakna sebagai upaya bersama dalam menghadapi

masalah-masalah bersama seperti bagaimana meningkatkan produksi, memperbaiki

tingkat kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

2.9 Prinsip-Prinsip Pengorganisasian Masyarakat

Berdasarkan dari definisi dan pengertian pengorganisasian masyarakat, agar

tujuannya dapat terwujud dan tidak keluar dari kerangka kerja pengorganisasian

masyarakat maka ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:


a. Keberpihakan
Pengorganisasian masyarakat harus menitikberatkan pada lapisan bawah yang selama

ini selalu dipinggirkan, sehingga yang menjadi basis pengorganisasian adalah

masyarakat kelas bawah, tanpa mempunyai prioritas keberpihakan terhadap

masyarakat kelas bawah seringkali pengorganisasian yang dilakukan terjebak pada

kepentingan kelas menengah dan elit dalam masyarakat.


b. Pendekatan holistic
Pengorganisasian masyarakat harus melihat permasalahan yang ada dalam masyarakat

secara utuh dan tidak sepotong-sepotong, misalnya; hanya melihat aspek ekonomi

saja, tetapi harusdilihat dari berbagai aspek sehingga pengorganisasian yang

dilaksanakan untuk mengatasi berbagai aspek dalam masyarakat.

12
c. Pemberdayaan

Muara dari pengorganisasian masyarakat adalah agar masyarakat berdaya dalam

menghadapi pihak-pihak di luar komunitas (pelaku pembangunan lain; pemerintah,

swasta atau lingkungan lain pasar, politik, dsb), yang pada akhirnya posisi tawar

masyarakat meningkat dalam ber hubungan dengan pemerintah dan swasta.


d. HAM

Kerja-kerja pengorganisasian masyarakat tidak boleh bertentangan dengan HAM.


e. Kemandirian

Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat harus ditumpukan pada potensi yang ada

dalam masyarakat, sehingga penggalian keswadayaan masyarakat mutlak diperlukan.

Dengan demikian apabila ada faktor luar yang akan terlibat lebih merupakan stimulan

yang akan mempercepat proses perubahan yang dikehendaki. Apabila hal kemandirian

tidak bisa diwujudkan, makaketergantungan terhadap faktor luar dalam proses

pengorganisasian masyarakat menjadi signifikan. Kemandirian menjadi sangat

penting karena perubahan dalam masyarakat hanya bisa terjadi dari masyarakat itu

sendiri.
f. Berkelanjutan

Pengorganisasian masyarakat harus dilaksanakan secara sistematis dan masif, apabila

tujuannya adalah untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat, oleh sebab itulah

dalam melaksanakan pengorganisasian masyarakat harus mampu memunculkan

kader-kader masyarakat dan pengorganisasi lokal, karena merekalah yang akan terus

mengembangkan pengorganisasian yang sudah jalan sehingga kegiatan ini terjamin

keberlanjutannya.
g. Partisipatif

Salah satu budaya yang dilahirkan oleh Orde Baru adalah budaya bisu dimana

masyarakat hanya dijadikan alat untuk legitimasi dari kepentingan kelompok dan elit.

Kondisi semacam ini tercermin dari kegiatan pengerahan masyarakat untuk mencapai

13
kepentingan-kepentingan sesaat, oleh sebab itulah dalam pengorganisasian

masyarakat harus diupayakan keterlibatan semua pihak terutama masyarakat kelas

bawah. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari anggota sehingga

akan melahirkan perasaan memiliki dari organisasi yang akan dibangun.


h. Keterbukaan

Sejak awal dalam pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterbukaan dari

semua pihak, sehingga bisa dihindari intrik dan provokasi yang akan merusak tatanan

yang telah dibangun. Pengalaman yang ada justru persoalan keterbukaan inilah yang

banyak menyebabkan perpecahan dan pembusukan dalam organisasi masyarakat yang

telah dibangun.
i. Tanpa kekerasan
Kekerasan yang dilakukan akan menimbulkan kekerasan yang lain dan pada akhirnya

menjurus pada anarkhisme, sehingga diupayakan dalam berbagai hal dalam

pengorganisasian masyarakat harus mampu menghindari bentuk-bentuk kekerasan

baik fisik maupun psikologi dengan demikian proses yang dilakukan bisa menarik

simpati dan dukungan dari berbagai kalangan dalam melakukan perubahan yang akan

dilaksanakan.
j. Praxis

Proses pengorganisasian masyarakat harus dilakukan dalam lingkaran Aksi-Refleksi-

Aksi secara terus menerus, sehingga semakin lama kegiatan yang dilaksanakan akan

mengalami peningkatan baik secara kuantitas dan terutama kualitas, karena proses

yang dijalankan akan belajar dari pengalaman yang telah dilakukan dan berupaya

untuk selalu memperbaikinya.


k. Kesetaraan

Budaya yang sangat menghambat perubahan masyarakat adalah tinggalan budaya

feodal. Oleh sebab itu pembongkaran budaya semacam ini bisa dimulai dengan

kesetaraan semua pihak, sehingga tidak ada yang merasa lebih tinggi (superior) dan

merasa lebih rendah (inferior), dengan demikian juga merupakan pendidikan bagi

14
kalangan kelas bawah untuk bisa memandang secara sama kepada kelompok-

kelompok lain yang ada dalam masyarakat, terutama dalam berhubungan dengan

pemerintah dan swasta.


Yang perlu dipikirkan mengenai pengorganisasian masyarakat:
1) Mengutamakan yang terabaikan (pemihakan kepada yang lemah dan miskin).
2) Merupakan jalan memperkuat masyarakat, bukan sebaliknya.
3) Masyarakat merupakan pelaku, pihak luar hanya sebagai fasilitator.
4) Merupakan proses saling belajar.
5) Sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan capaian.
6) Bersedia belajar dari kesalahan.
7) Terbuka, bukan merupakan usaha pembentukan kelompok eksklusif.

2.10 Organisator masyarakat

Organisasi massa atau ormas merupakan suatu gerakan politik yang pada

prinsipnya juga bentuk dari partai.


Pengertian organisasi masyarakat menurut undang-undang dalam Pasal 1 UU

No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Bab I (1), yang

dimaksud dengan Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh

anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar

kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan

nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila.
Organisasi massa di Indonesia didirikan pada dasarnya dilatar belakangi oleh

kepentingan. Seperti misalnya kepentingan sosial dengan mengangkat isu-isu sosial

dan usaha-usaha pembelaan terhadap kaum marginal, kepentingan ekonomi sebagai

upaya mengangkat derajat kemakmuran dan kesejahteraan kelompoknya, kepentingan

politik sebagai upaya rektrutmen massa politik untuk kemudian disalurkan aspirasi

politiknya melalui partai politik tertentu yang mempunyai kesepahaman ideologi yang

sama pada awalnya. Kemudian kepentingan religius yang merupakan upaya untuk

perkuatan kelompok religi dalam melakukan pembinaan dan rekrutmen, selanjutnya

15
kepentingan budaya yang fokus pada upaya konservasi kebudayaan, kepentingan

profesi untuk peningkatan kualitas profesionalime di bidang profesi tertentu, dan

kepentingan networking atau lobi sebagai upaya perluasan jaringan (network) dalam

rangka penguatan pengaruh yang bermanfaat untuk melobi kekuasaan.


Kekuaatan ormas di Indonesia masih mengandalkan bebrapa faktor :
1. Figur sentris atau ketokohan para pemimpin, karena menjadi suatu hal yang sangat

krusial dalam membangun dan memperkuat kekuatan ormas tersebut.


2. Fleksibilitas ideologi menjadi titik awal kebesaran ormas dikarenakan besar kecilnya

ormas akan tergantung dari eksklusifitas atau ekstrofertifitas dari ormas tersebut.
3. Adanya dukungan pemerintah, karena rekognisi dari pemerintah dan dukungan

fasilitas pemerintah masih menjadi darah untuk keberlangsungan ormas.


4. Faktor militansi dari segenap organ ormas yang menjadi isu sentral dalam perjalanan

pembinaan ormas, terutama dalam hal voluntarisme kader untuk membesarkan ormas.

Intinya benefit secara ekonomis dan politis masih menjadi daya tarik terkuat untuk

kader bergabung dengan ormas.


5. Faktor moral dari segenap organ ormas, dan kepatuhan dan ketaatan terhadap

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ormas.


6. Faktor administrasi, karena ormas-ormas yang ada masih memiliki kesulitan dalam

hal administrasi, terutama dalam hal pembukuan keuangan dan pendataan anggota.

2.11 Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)

Istilah pengorganisasian masyarakat lebih banyak digunakan oleh ilmuwan

Amerika Serikat sedangkan ilmuwan Inggris lebih menyukai istilah Pengembangan

Masyarakat. Meski keduanya memilki esensi arti yang sama namun sering kali

disebut berbeda, bahkan sering kali disebut sebagai suatu kesatuan yaitu istilah

Pemberdayaan Masyarakat. Namun sering kali pula disebut keduanya secara bersama

sebagai Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat atau PPM (Sasongko,

2005).4

,5
4 Achmadi, Umar Fahmi. 2013. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

16
Sedangkan menurut Tri Krianto (2005)5 pemberdayaan adalah to give power or authority,

memberikan otoritas atau kekuasaan dan sekaligus memberikan kemampuan.

Sebagaimana lazimnya memberikan kewenangan sekaligus menganggap mampu

terhadap masyarakat yang diberi otoritas, atau setidaknya mempersiapkannya.


Dalam perkembangannya istilah pemberdayaan masyarakat secara garis besar dibagi dalam

dua kelompok besar, yaitu konsep Pengorganisasian Masyarakat (Community

Organization) dan Pengembangan Masyarakat (Community Development), lama

kelamaan, dalam deskripsinya, keduanya dibedakan antara satu sama lain. Namun tetap

memilliki makna yang sama, memiliki inti nilai demokratisasi dalam menemukan

maslahnya sendiri dan mencapai tujuannya.


Pengorganisasian masyarakat atau CO adalah pengembangan yang mengutamakan

pembangunan kesehatan kritis dan penggalian potensial pengetahuan lokal masyarakat.

Pengorganisasian masyarakat mengutamakan pengembangan masyarakat berdasarkan

dialog atau musyawarah yang demokratis. Usulan komunitas merupakan sumber utama

gagasan yang harus ditindaklanjuti secara kritis, sehingga partisipasi masyarakat dalam

merencanakan, membuat keputusan, dan melaksanakan program meruapakan pilar yang

sangat penting.
Pengorganisasian masyarakat bergerak dengan cara menggalang masyarakat

ke dalam suatu organisasi yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Suara kepentingan masyarakat lebih utama daripada kepentingan kaum sekelompok

orang dalam kelompok yang lebih besar. Pengorganisasian masyarakat juga

memaklumi arti penting pembangunan sarana-sarana fisik yang dapat menunjang

kemajuan masyarakat, namun titik tekan pembangunan itu ialah pengembangan

kesedaran masyarakat sehingga mampu mengelola potensi sumber daya mereka.


Secara umum, metode yang dipergunakan dalam pengorganisasian masyarakat

adalah penumbuhan kesadaran kritis, partisipasi aktif, pendidikan berkelanjutan,

pembentukkan dan penguatan pengorganisasian masyarakat. Semua ini bertujuan


5
17
untuk melakukan transformasi siitem sosial. Tujuan pokok pengorganisasian

masyarakat adalah membentuk suatu tatanan masyarakat yang lebih menjunjung nilai-

nilai demokrasi, adil, terbuka, berkesejahteraan ekonomis, politik, dan budaya.


Sedangkan pengembangan masyarakat atau CD adalah pengembangan yang

lebih mengutamakan sifat fisik masyarakat. CD mengutamakan pembangunan dan

perbaikan atau pembuatan sarana-sarana kesehatan masyarakat. Misalnya: pelatihan

mengenai gizi, penyuluhan KB, kesiapan menerima bantuan atau hibah. Dengan

demikian, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan penggalian potensi-potensi

untuk meningkatan kesehatan masyarakat diutamakan untuk menyesukseskan target

yang telah ditetapkan. Istilah pengembangan masyarakat kemudian dirumuskan

sebagai suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan

komunitas melalui partisipasi aktif dan jika memungkinkan, berdasarkan inisiatif.


Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat,

hendaknya memerhatikan dua hal, yaitu;


1. Meningkatkan kondisi sedemikian rupa agar potensi masyarakat lokal dapat

dikembangkan dan dimanfaatkan, serta potensi tersebut dapat ditingkatkan.


2. Menciptakan suatu upaya agar kegiatan yang merupakan pengembangan dari potensi

masyarakat tersebut terus berjalan secara berkesinambungan (sustain).


Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikap terhadap

masyarakat itu sendiri, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi,

berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi sulit

terjadi bila masyarakat melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa

mengembangkan kapasitas manusianya.


Unsur-unsur program pengembangan masyarakat antara lain:
1. Program terencana yang terfokus pada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total needs)

dari masyarakat.
2. Mendorong swadaya masyarakat (unsur paling utama).
3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau organisasi-

organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan atau dana.

18
4. Mengintegrasikan berbagai sektor seperti pertanian, peternakan, kesehatan

masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dan lain-

lain untuk membantu masyarakat.


5. Adanya kerja sama institusi-institusi yang diperkirakan terkait dengan kegiatan yang

bersangkutan.
Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat

harus dibiarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang

dihadapi secara perorangan atau kelompok. Masyarakat sendiri yang membuat

analisis untuk selanjutnya menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan,

dan biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan

usaha perbaikan tersebut.


Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat

sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar. Tujuan yang

ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat, dapat menumbuhkan rasa percaya

kepada diri sendiri, rasa bangga dan semangat gairah kerja, dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

19
2.12 Penerapan Pengorganisasian dalam Bidang Kesehatan Masyarakat

Salah satu tujuan pembagunan kesehatan adalah kemadirian bidang kesehatan.

Mengacu kepada tujuan tersebut, maka pengorganisasian masyarakat menjadi penting

dilakukan, karena masyarakat terutama pedesaan pegunungan dan pulau-pulau kecil

dalam posisi lemah, baik secara pengetahuan maupun secara sosial-ekonomi. Masih

banyak terdapat disparitas dan keterbelakangan, terutama di luar Pulau Jawa dan

Sumatra. Sebagian besar di antara penduduk di luar pulau Jawa-Bali-Sumatra hanya

sebagian kecil yang memiliki akses dan aset untuk bisa memperbaiki keadaan,

sementara sebagian besar dalam keadaan lemah. Kenyataan ini menjadikan upaya

perubahan menjadi sesuatu yang paling mungkin untuk memperbaiki keadaan. Sering

kali dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan

suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat

secara keseluruhan. Dalam kalangan ahli kesehatan masyarakat, kondisi sosial

ekonomi rendah dipengaruhi oleh derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat yang

sering sakit-sakitan tidak memiliki produktivitas memadai sehingga menurunkan

status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah. Bagi masyarakat dengan

kondisi derajat sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah akan menjadi masyarakat

tersebut sakit-sakitan dan seterusnya.

Pengorganisasian masyarakat merupakan proses pembangunan kekuatan

dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin melalui proses identifikasi faktor

risiko atau ancaman kesehatan secara bersama-sama, identifikasi penyelesaian-

penyelesaian yang diinginkan terhadap risiko atau masalah kesehatan yang ada secara

bersama pula. Dalam hal pencapaian tujuan-tujuan pencegahan atau peningkatan

derajat kesehatan, metode pengorganisasian masyarakat bukan hanya sekedar

melakukan pengarahan masyarakat untuk mencapai sesuatu kepentingan semata,

20
namun sesuatu proses pembangunan organisasi masyarakat yang dilaksanakan dengan

jalan mencari penyelesaian secara bersama pula yang didasarkan pada potensi yang

ada dalam masyarkat itu sendiri.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi adalah sekumpulan orang / kesatuan yang bekerja sama yang

memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu

secara perorangan.

Jenis-jenis organisasi terdiri dari : organisasi mekanistik (OM), organisasi organik

(OO), organisasi campuran dominasi teknologi (OCDT), organisasi campuran

dominasi pasar (OCDP).

Proses organisasi terdiri dari, proses komunikasi, proses pengambilan keputusan,

proses evaluasi prestasi, proses sosialisasi dan karier.

Tipe-tipe organisasi terdiri dari organisasi formal, dan organisasi informal.

Prinsip-prinsip organisasi yaitu ,keberpihakan, pendekatan, holistic, pemberdayaan,

HAM , kemandirian, berkelanjutan, partisipatif, keterbukaan tanpa kekerasan, praxis,

kesetaraan.

Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat

Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan,

profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk

berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Pengorganisasian masyarakat atau CO adalah pengembangan yang mengutamakan

pembangunan kesehatan kritis dan penggalian potensial pengetahuan lokal

masyarakat.

22
Penerapan pengorganisasian dalam bidang kesehatan masyarakat salah satunya yaitu,

pembagunan kesehatan adalah kemadirian bidang kesehatan.

3.2 Saran

Kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam

mempelajari materi tentang pengorganisasian masyarakat.

Dan harapan kami makalah ini tidak hanya berguna bagi kami tetapi juga

berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari kami walaupun makalah ini kurang

sempurna kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. 1985. Organisasi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Achmadi, Umar Fahmi. 2013. Kesehatan Masyarakat Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kewirausahaan/bab11dasar_dasar_pengorga

nisasian.pdf

https://www.academia.edu/8168599/Struktur_Organisasi_Formal_Dan_Informal_Fayol

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=pengertian+pengorganisasian&btnG=

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25842/4/Chapter%20II.pdf

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/6PENGORGANISASIAN-NURS-08-CD.pdf

24
LAMPIRAN

Pertanyaan:

A. Objektif
1. Yang tidak termasuk dalam prinsip-prinsip dasar PPM adalah.....
a. Partisipasi
b. Kesetaraan
c. Kerja Sama
d. Praxis
e. Tanpa Kekerasan
2. Berikut ini langkah-langkah dan metode pengorganisasian

masyarakat kecuali.....
a. Pelaksanaan Aksi
b. Evaluasi
c. Dana untuk Kegiatan
d. Survei
e. Langkah Integritas
3. Unsur-unsur pengembangan masyarakat kecuali......
a. Mendorong swadaya masyarakat
b. Program terencana
c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah
d. Adanya evaluasi
e. Adanya kerja sama

4. Berikut ini hal yang perlu dipikirkan mengenai pengorganisasian

pengembangan masyarakat kecuali......


a. Proses saling belajar
b. Belajar dari kesalahan
c. Kerja sama
d. Terbuka
e. Memperkuat masyarakat
5. Di bawah ini merupakan seperangkat yang harus kita memiliki,

kecuali....
a. Ingin berubah dan maju
b. Mau berpartisipasi
c. Pendekatan holistik
d. Kegigihan bersama
e. Mengembangkan kapasitas
B. Essay

25
1. Bagaimana tahapan pengembangan dan pengorganisasian

masyarakat terutama dalam bidang kesehatan?


2. Bagaimana peran tenaga kesehatan dalam pengembangan

masyarakat?
3. Jelaskanlah nilai apa sajakah yang termasuk dalam ruang

lingkup pengorganisasian dan pengembangan masyarakat?


4. Sebutkanlah prinsip dari keterpaduan pengorganisasian dan

pengembangan masyarakat?
5. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pandangan humanistik?

26

Anda mungkin juga menyukai