Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

Infeksi Menular Seksual (IMS)

Dosen Pengampu :
Ratno Widoyo, SKM,MKM.

Oleh :
Kelompok 8

Fithratil Yauma (1511211002)


Noverlina Putri Nisal (1511211017)
Rizki Amalia Nurrahmi (1511211020)
Atika Syahira (1511211028)
Tulus Julfi (1511211030)
Muhammad Rinaldo (1511211049)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan

makalah tentang Infeksi Menular Seksual ini dengan baik meskipun banyak

kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak Ratno

Widoyo, SKM., MKM. selaku dosen mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular

yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai Infeksi Menular Seksual. Kami juga

menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh

dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan

demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,

mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, 21 November 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Pengertian IMS..............................................................................3
2.2 Penyebab penyakit IMS....................................................................4
2.2.1 Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus.......4

2.2.2 Penyebab Penyakit Menular Seksual yang Lainnya.............6

2.3 Jenis-jenis dan alur penularan IMS......................................................8


2.3.1 Gonore................................................................................ 8

2.3.2 Sifilis..................................................................................10

2.3.3 Kondiloma Akuminata........................................................11

2.3.4 HIV AIDS............................................................................12

2.3.5 Cangkroid..........................................................................14

2.3.6 Herpes Genitalis................................................................15

2.3.7 Trikomoniasis.....................................................................16

2.4 Etiologi IMS................................................................................18


2.5 Pencegahan dan Penanggulangan IMS................................................19
BAB III PENUTUP................................................................................... 21
3.1 Simpulan.................................................................................... 21
3.2 Saran......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................22

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan

yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi

menular seksual adalah wanita tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam

kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan

timbulnya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan

kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit infeksi menular seksual sebagian

besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak

menimbulkan penyulit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak

dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai dampak yang lebih luas baik

biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.

Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut

(mendadak) yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar

ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul.

Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi

menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam

sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.

Dalam pertemuan di Atlanta USA tentang penyakit hubungan seksual,

menyatakan bahwa mata rantai yang ditularkan oleh WTS tidak dapat dihilangkan

tetapi hanya mungkin diperkecil peranannya. Dengan diketemukannya penyakit

AIDS yang disebabkan oleh virus dan sampai sejauh ini belum ada

pengobatannya, maka masyarakat akan lebih berhati-hati.

1
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan

reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu

mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat

diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM

dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi

sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling

masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas

pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan

tenaga konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat

pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih

terbatas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian IMS?

2. Apa penyebab penyakit IMS?

3. Jenis-jenis IMS dan alur penularan IMS?

4. Apa etiologi IMS?

5. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan IMS?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian IMS.

2. Menjelaskan penyebab penyakit IMS.

3. Menjelaskan jenis-jenis dan alur penularan IMS.

4. Menjelaskan etiologi IMS.

5. Menjelaskan pencegahan dan penanggulangan IMS.

2
3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IMS

Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual

(PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs),

Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana

pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat

hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga

penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit

yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara

penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).

IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau

penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan

seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang

paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada

kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan

Rahardjo, 1999).

Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS)

didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme

virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui

hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.


4

2.2 Penyebab penyakit IMS

2.2.1 Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus


Herpes genital, kutil kelamin, dan HIV adalah contoh-contoh penyakit menular

seksual yang disebabkan oleh virus.

1. Herpes Genital

Herpes genital adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes

simpleks atau sering disebut HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa

hari setelah terinfeksi HSV. Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit

pada wilayah genital menjadi gejala herpes awal yang muncul. Mungkin akan

terasa gatal atau sakit saat membuang air kecil.

Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam

tubuh tanpa menyebabkan gejala. Tapi ketika virus ini kembali aktif, luka akan

muncul kembali. Tapi luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit

karena tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali

terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.

Diagnosis herpes genital bisa dilakukan dengan pengambilan sampel cairan dari

luka yang muncul atau dengan melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada obat

yang bisa menyembuhkan herpes genital. Tapi gejala yang terjadi bisa

dikendalikan dengan obat-obatan antivirus.

2. Kutil Kelamin

Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Kutil

kelamin adalah kutil yang muncul di sekitar alat kelamin atau di area dubur. Kutil
5

ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi biasanya akan muncul rasa gatal-

gatal, memerah dan bahkan bisa berdarah.

Kutil akan muncul sekitar satu hingga tiga bulan setelah terjadinya infeksi

HPV. Tapi ada sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami

kemunculan kutil. Kutil dapat muncul pada mulut atau tenggorokan orang yang

melakukan seks oral. Jadi kutil tidak hanya muncul di area genital atau dubur saja.

Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa menyebar

melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan diagnosis apakah

terdapat kutil kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian

yang terinfeksi. Selain itu bisa dilakukan tes khusus untuk mendiagnosis HPV.

Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV

dari tubuh sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin atau dubur bisa

ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim. Operasi

juga bisa dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar. Orang yang terinfeksi

virus HPV lebih berisiko terkena kanker serviks, kanker penis, dan juga kanker

rektum. Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan

untuk melakukan pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika terinfeksi

HPV.

3. HIV

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak

aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu kepada bayinya, maupun

melalui transfusi darah.


6

Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi

maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya

melenyapkan HIV dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya dilakukan untuk

memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul akibat HIV.

HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi adalah gejala flu

ringan disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam. Seiring virus HIV

menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh penderita akan makin rentan terhadap

berbagai infeksi.

Jika merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk

mengetahui diagnosisnya adalah dengan melakukan tes HIV beserta

konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik Voluntary Counseling and Testing

atau VCT (KTS= Konseling dan Tes HIV Sukarela).

2.2.2 Penyebab Penyakit Menular Seksual yang Lainnya


Selain penyakit-penyakit di atas, terdapat pula beberapa penyakit lain yang bisa

menjadi penyebab penyakit menular seksual, antara lain:

1. Kudis atau scabies

Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.

Tungau yang sulit terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit. Parasit

ini bisa ditularkan melalui kontak tubuh secara langsung, melalui baju, peralatan

tidur, atau handuk yang terinfeksi.

Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat terutama

pada malam hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian jari, pergelangan

tangan, kaki, tubuh, atau bisa juga di area kelamin. Terkadang kudis juga bisa

mengakibatkan munculnya ruam.


7

Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim atau sampo khusus. Setelah

pengobatan, terkadang rasa gatal masih tetap ada selama beberapa lama.

2. Kutu pada rambut kemaluan

Kutu pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil yang hidup di

antara rambut tubuh yang kasar, seperti rambut kemaluan. Kutu ini bisa juga

hidup dibulu ketiak, rambut tubuh, jenggot,alis,dan bulu mata. Kutu ini hanya

memangsa darah manusia. Kutu ini hanya bisa merangkak dari rambut ke rambut,

tidak bisa melompat dari satu orang ke orang lainnya.

Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi

dan terjadinya peradangan atau iritasi akibat garukan penderita. Jika merasakan

gejala ini, Anda bisa lihat secara langsung apakah ada kutu pada rambut kemaluan

atau pun rambut lain yang terasa gatal. Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim

atau sampo khusus. Anda tidak perlu mencukur rambut pada kemaluan atau

rambut tubuh yang terinfeksi.

3. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh

parasit bersel satu bernama Trichomonas vaginalis. Kondisi ini mudah sekali

ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan penderita pria tidak menyadari

infeksi ini karena tidak mengalami gejala apa pun sampai ketika pasangan

wanitanya terinfeksi dan mengalami gejala.

Gejala yang terjadi pada pria:

Iritasi di dalam penis

Sensasi rasa terbakar sesaat setelah buang air kecil atau ejakulasi

Cairan penis berwarna keputihan


8

Inflamasi pada kulup

Gejala yang terjadi pada wanita adalah:

Kotoran vagina encer atau berbuih warna kuning dengan bau tidak sedap

Rasa sakit dan gatal-gatal di sekitar vagina

Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual

Sakit saat buang air kecil

Untuk mendiagnosis trikomoniasis bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes

urin, dan pengambilan sampel cairan. Parasit ini lebih sulit dideteksi pada pria

dibandingkan pada wanita. Antibiotik bisa digunakan untuk mengobati

trikomoniasis.

2.3 Jenis-jenis dan alur penularan IMS

2.3.1 Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria

Gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan

tenggorokan atau bbagian putih mata (konjungtiva).

Gejalanya yaitu :

Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2 7 hari setelah

terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa

jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.

Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin

memburuk ketika penyakit ini menyabar ke uretra bagian atas. Lubang penis

tampak merah dan bengkak.


9

Pada wanita, gejala awal biasa timbul dalam waktu 7 21 hari setelah

terinfeksi. Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa

minggu atau bulan, dan tidak diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra

seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi penderita

menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika

berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.

Komplikasi yaitu kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau

beberapa sendi, dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga

pergerakannya menjadi terbatas. Infeksi melalui aliran darah juga bisa

menyebabkan timbulnya bintik bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa

tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke

sendi lainnya (sindroma artritis dermatitis).

Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik

terhadap nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada

pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan

dilaboratorium. Jika diduga terjadi infeksi tenggorokan atau rektum, diambil

contoh dari daerah ini da dibuat biakan.

Pengobatan, biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson

intramuskuler atau dengan pemberian antibiotik per-oral selama satu minggu

(biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah,

biasanya penderita dirwat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intrvena.


10

2.3.2 Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema

Pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh maniusia melalui selaput lendir

(vagina dan mulut) atau melalui kulit. Dalam beberapa jam bakteri akan sampai ke

kelenjar getah bening terdekat, kemudin menyebar keseluruh tubuh melalui aliran

darah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan

menyebabkan cacat bawaan.

Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1 13 minggu setelah

terinfeksi; rata rata 3 4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun tahun

dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala gejalanya. Diagnosa pasti

ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.

Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan :

1. Tes penyaringan : VDRL (Veneral disease research laboratory ) atau RPR

(Rapid plasma reagin). Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal.

Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis

primer hasilnya bisa negatif.

2. Pemeriksaan antibiotik terhadap bakteri penyebab sifilis. Pemeriksaan ini lebih

akurat. Salah satu dari tes ini adalah tes FTA ABS (fluorescent treponema

antibody absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan

yang positif.

Pengobatan, antibiotik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan

penisillin.

1. Untuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong,

masing masing satu kali


11

2. Untuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan

dengan selang waktu 1 minggu.

2.3.3 Kondiloma Akuminata


Kondiloma akuminata merupakan kutil di dalam atau di sekeliling

vagina, penis, atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Penyebab virus papilloma. Pada wanita virus papilloma tipe 16 dan 18

yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin

luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma

lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan

dengan hasil pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur,

penis, mulut, tenggorokan atau kerongkongan.

Gejala, Kondiloma akuminata paling sering timbul di permukaan tubuh

yang hangat dan lembab. Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan

batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak disunat). Pada wanita timbul

divulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan kulit disekeliling vagina.

Kondiloma akuminata juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum,

terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual

melalui dubur.

Biasanya muncul dalam waktu 1 6 hari setelah terinfeksi, dimulai

sebagai pembengkakan kecil yang lembut, lembab, berwarna merah atau pink.

Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada suatu daerah

seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar memebrikan

gambaran seperti bunga kol.


12

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil

yang menetap bisa diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah

mikroskop untuk meyakinkan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan.

Wanita yang memiliki kutil di leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan pap-

smear secara rutin.

Pengobatan, kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser,

krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal. Pengobatan kimiawi,

seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikanatau asam trikloroasetat, bisa

dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa

minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit disekelilingnya dan sering

gagal. Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau

florourasil.

2.3.4 HIV AIDS


Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune

Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:

sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat

infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies

lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human

Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada

tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi

oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada

dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-

benar bisa disembuhkan.


13

Penyebab AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV

adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan

manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV

merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+

dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah

membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per

mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah

kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten

klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang

diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya

infeksi tertentu.

Penularan Seksual, Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi

ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang

dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya.

Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan

seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar

daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak

berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif.

Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena

pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap

rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.

Diagnosis, Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk

pengawasan epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health

Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut
14

sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan

tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun

spesifik. Di negara-negara berkembang, sistem World Health Organization untuk

infeksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara

di negara-negara maju digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control

(CDC) Amerika Serikat

Pencegahan, Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh

ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau

jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode

sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur,

air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi

dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara

umum dapat diabaikan

2.3.5 Cangkroid
Cangkroid merupakan penyakit menukar seksual yang disebabkan oleh

Hemophilus ducreyi, dimana terjadi luka terbuka (ulkus, borok) pada alat kelamin

yang sifatnya menetap dan terasa nyeri.

Gejala mulai timbul dalam waktu 3-7 hari setelah terinfeksi. Lepuhan

kecil yang terasa nyyeri timbul dialat kelamin dan disekitar anus. Lepuhan ini

akan segera pecah dan membentuk luka terbuka yang dangkal. Luka tersebut bisa

membesar dan bergabung satu sama lain.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Contoh nanah diambil dan dibiakkan di laboratorium.


15

Pengobatan, diberikan suntikan antibiotik seftriakson atau eritromisin

setiap 6 jam selama 7 hari. Nanah dari kelenjar getah bening yang membengkak

bisa dikeluarkan dengan bantuan sebuah jarum. Penderita diawasi minimal

selama 3 bulan untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh. Jika

memungkinkan, mitra seksual juga diselidiki, sehingga bisa diperiksa dan jika

perlu, diobati.

Pencegahan, cangkroid adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui

hubungan seksual. Untuk mencegah penyebaran cangkroid, lakukanlah hubungan

seksual yang aman (menggunakan kondom atau tidak bergonta ganti pasangan

seksual).

2.3.6 Herpes Genitalis


Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah

kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah di sekitrnya yang disebabkan oleh

virus herpes simpleks

Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala

awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak

kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa

nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka

yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan berbentu keropeng. Luka akan

membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat

diagnosa, diambil apusan dari luka dan dibiakkan di laboratorium. Pemeriksaan

darah bisa menunjukkan adanya antibodi terhadap virus.


16

Pengobatan, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes

genitalis, tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan. Jumlah

serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkosumsi obat anti-virus dosis

rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari

setelah timbulnya gejala.

2.3.7 Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah suatu penyakit menular seksual pada vagina atau

uretra yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.

Gejalanya, pada wanita penyakit ini biasanya dimualai dengan keluarnya

cairan dari vagina yang berbusa dan berwarna kuning kehijauan. Pada pria,

mengeluarkan cairan berbusa atau cairan seperti nanah dari uretra, mengalami

nyeri saat berkemih dan desakan berkemih yang lebih sering. Gejala ini biasanya

timbul pada pagi hari.

Diagnosa, pada wanita biasanya ditegakkan berdasarkan hasil

pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh cairan vagina. Pada pria dilakukan

pemeriksaan mikroskopik terhadap sekret dari ujung penis yang diambil pada pagi

hari sebelum penderita berkemih dan sebagian dibiakkan di laboratorium. Jika

hasil pemeriksaan mikroskopik belum meyakinkan, bisa dilakukan pembiakan air

kemih.

Pengobatan, Metronodasol dosis tunggal per-oral bisa menyembuhkan

sampai 95% penderita. Karena efektifitas tunggal pada penderita pria masih

diragukan, maka kepada penderita pria obat ini biasanya diberikan selama 7 hari.
17

Gejala umum penyakit menular seksual :

a. Pada anak perempuan gejalanya berupa:

a) Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya

kekuningan-kuningan, berbau tidak sedap.

b) Menstruasi atau haid tidak teratur.

c) Rasa sakit di perut bagian bawah.

d) Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin.

b. Pada anak laki-laki gejalanya berupa:

a) Rasa sakit atau panas saat kencing.

b) Keluarnya darah saat kencing.

c) Keluarnya nanah dari penis.

d) Adanya luka pada alat kelamin.

e) Rasa gatal pada penis atau dubur.

Penularan IMS dapat melalui beberapa cara antara lain :

a) Hubungan Seksual : Hubungan seksual yang tidak aman merupakan jalur

utama penularan

b) Penggunaan jarum suntik, misalnya HIV dan Hepatitis B

c) Kontak fisik selama hubungan seksual, misalnya luka-luka pada alat

kelamin seperti herpes dan sifilis

d) Melalui darah dan produk darah, misalnya HIV,Sifilis dan Hepatitis B

dapat ditularkan melalui transfusi darah

e) Menyusui, dapat menularkan HIV ke bayi

f) Tindakan medis dan benda tajam

g) Ditularkan melalui kehamilan dari ibu ke bayinya seperti HIV dan Sifilis
18

h) Ditularkan saat proses kelahiran, seperti GO dan HIV

Perilaku yang berisiko tertular IMS antara lain :

a) Sering berganti-ganti pasangan

b) Memiliki pasangan seksual lebih dari satu

c) Memiliki pasangan seksual yang tidak tetap, pekerja seks ataupun

pelanggan pekerja seks

d) Pernah terkena IMS sebelumnya

e) Menukar seks dengan uang

f) Menukar seks dengan obat-obatan atau barang lainnya

g) Menusuk/melukai kulit misalnya tattoo

h) Alkohol dan obat-obatan lainnya

2.4 Etiologi IMS

Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya,

yakni:

a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema

pallidum, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,

Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella

sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.

b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba

histolytica, Giardia lamblia,

c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan

2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus,
19

Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus,

d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei.

2.5 Pencegahan dan Penanggulangan IMS

Pencegahan Penularan lewat seks :

a) Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada

cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau

puasa seks saat jauh dari pasangan.

b) Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di pastikan

hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak

bisa berpantang sek.

c) Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila

kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia

pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak

steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom

untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang

dubur.

Pencegahan Penularan Cara lainnya :

a) Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa

kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh kita.

b) Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.

c) Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak

steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik dan
20

sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya

masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.

d) A-Abstinensia : Bagi Kamu yang belum menikah, cara yang paling ampuh

adalah tidak melakukan hubungan seksual serta hindarilah hubungan seks

yang berisiko.

e) B-Be faithful : Setia pada pasangan bagi yang sudah menikah

f) C-Condom : Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan IMS

g) D : Dont inject : jangan menggunakan jarum suntik yang tidak steril.

h) Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin.


BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui

hubungan seks. Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui

hubungan seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara

penularan lainnya secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama

kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau

kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah.

Adapun upaya penanggulangan Penyakit Menular Seksual yang dapat

dilakukan adalah:

a. Tidak melakukan hubungan seks.

b. Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom).

c. Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasanganny dll.

3.2 Saran

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, menambah

wawasan pembaca dan memberikan inspirasi bagi pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26200/4/Chapter

%2520II.pdf&ved. Diakses pada Senin 21 November 2016 pukul 19.30

WIB.

http://alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms. Diakses pada Senin

21 November 2016 pukul 20.00 WIB.

http://doktersehat.com/mengenal-penyakit-infeksi-menular-seksual-ims/

Diakses pada Senin 21 November 2016 pukul 20.15 WIB.

22

Anda mungkin juga menyukai