KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-NYA buku Profil Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2021
dapat diselesaikan.
Buku Profil kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2021 merupakan gambaran
pembangunan kesehatan di wilayah Kota Palangka Raya berdasarkan indikator-indikator,
Sustainable Development Goals (SDGs), Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya serta kegiatan-kegiatan
pembangunan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat Kota Palangka Raya.
Harapan kami, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi instansi dan masyarakat
yang membutuhkan informasi serta dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan
berdasarkan fakta dan data (evidence based) guna peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di Kota Palangka Raya.
Kami menyadari bahwa Profil Kesehatan ini banyak kekurangan, baik dalam
kelengkapan, ketepatan waktu serta kemampuan analisa data. Guna kesempurnaan
penyusunan dan peningkatan mutu profil kesehatan di masa akan datang, kritik dan saran
pembaca sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada instansi terkait dan semua pihak
yang telah berperan dalam penyusunan profil kesehatan ini.
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
DAFTAR TABEL
6. Tabel VI.1 Indikator DBD Kota Palangka Raya Tahun 2011- 105
2021
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar VI.24 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker 112
Payudara di Kota Palangka Raya Tahun
2020-2021
BAB I
GAMBARAN UMUM
Kesehatan adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap individu yang menjadi
modal awal bagi perkembangan potensi individu dalam hidup. Derajat kesehatan masyarakat
bukanlah hal yang berdiri sendiri melainkan terdapat faktor-faktor yang berhubungan
dengannya. Hal ini berarti penanganan permasalahan di sektor kesehatan tidak mungkin
mampu diselesaikan sendirian oleh bidang kesehatan. Permasalahan-permasalahan kesehatan
masyarakat pada umumnya bersifat multidimensional yang memerlukan peran serta lintas
sektor untuk mengatasinya. Derajat Kesehatan masyarakat sesungguhnya bukanlah hanya
mengenai upaya kesehatan semata akan tetapi berbagai faktor erat berhubungan dengannya.
Bab ini berisikan mengenai gambaran umum Kota Palangka Raya di tahun 2021 terdiri dari
Karakteristik Wilayah, Kependudukan. Pemerintahan, Pendidikan, Sosial dan Ekonomi.
Penjelasan mengenai gambaran umum Kota Palangka Raya ditujukan untuk memberikan
informasi yang utuh mengenai kesehatan masyarakat.
A. Luas Wilayah
Palangka Raya merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis terletak
113030’ – 114007’ Bujur Timur dan 1035’ – 2024’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Palangka
Raya adalah 2.853,5 km2. Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan dengan luas wilayah
terbesar yaitu 1.101,95 km2 dan luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Pahandut sebesar 119,41
km2. Batas-batas wilayah adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan
Gambar I.1
Peta Wilayah Kota Palangka Raya
Kondisi daerah berupa dataran rendah berpasir, sebagian besar terdiri dari sungai, danau
serta rawa. Beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.300 mm3 /tahun, temperatur udara
berkisar antara 270 - 31 0 C dan kelembaban antara 70 – 90 %
B. Jumlah Kelurahan
Secara administratif wilayah Palangka Raya terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan dan 30
kelurahan yaitu : Kecamatan Pahandut yang terdiri dari Kelurahan Langkai, Kelurahan Pahandut,
Kelurahan Pahandut Seberang, Kelurahan Panarung, Kelurahan Tanjung Pinang, dan Kelurahan
Tumbang Rungan. Kecamatan Bukit Batu terdiri dari Kelurahan Banturung, Kelurahan Habaring
Hurung, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan Marang, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Tangkiling
dan Kelurahan Tumbang Tahai. Kecamatan Jekan Raya terdiri dari Kelurahan Bukit Tunggal,
Kelurahan Menteng, Kelurahan Palangka dan Kelurahan Petuk Ketimpun. Kecamatan Sabangau
terdiri dari Kelurahan Bereng Bengkel, Kelurahan Danau Tundai, Kelurahan Kalampangan,
Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan Kereng Bangkirai dan Kelurahan Sabaru. Kecamatan
Rakumpit terdiri dari Kelurahan Bukit Sua, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Mungku Baru,
Kelurahan Pager, Kelurahan Panjehang, Kelurahan Petuk Berunai dan Kelurahan Petuk Bukit.
Gambar I.2
Jumlah Kelurahan di Kota Palangka Raya
7 7
7
6 6
6
5
4
4
3
2
1
0
Pahandut Jekan Raya Sebangau Bukit Batu Rakumpit
Komposisi penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin, menunjukan penduduk
jenis kelamin laki-laki maupun perempuan terbanyak pada golongan umur 55 - 59 tahun dan
65 – 69 tahun. Penduduk usia muda (0 – 14 tahun) sebesar: 74.117 jiwa (24,79%), usia produktif
(15 – 64 tahun) sebesar 210.467 jiwa (70,40%), usia 65 - 74 tahun sebesar 10.568 jiwa (3,53%)
dan usia > 75 tahun sebesar 3.802 jiwa (1,27%). Gambaran komposisi penduduk seperti gambar
I.3.
Piramida penduduk Kota Palangka Raya menunjukan struktur penduduk muda. Dasar
piramida yang melebar menunjukan bahwa masih tingginya jumlah kelahiran. Hal ini menjadi
tantangan bagi pemerintah Kota Palangka Raya dalam menyediakan layanan kesehatan,
pendidikan dan lapangan kerja yang semakin besar. Sedangkan puncak piramida menunjukan
umur harapan hidup penduduk semakin tinggi dan harapan untuk hidup sampai usia lebih 75
tahun semakin besar.
Gambar I.3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Palangka Raya Tahun 2021
60 - 64 5.049 4.498
55 - 59 6.801 6.553
50 - 54 8.316 7.847
45 - 49 10.154 9.657
40 - 44 11.249 10.893
35 - 39 11.826 11.379
30 - 34 13.270 13.286
25 - 29 13.910 14.113
20 - 24 13.928 13.478
15 - 19 12119 11.388
10 - 14 12826 11.905
Tabel I.1
Jumlah dan Rata-Rata Rumah Tangga
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Berdasarkan tabel I.1 dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga di Kota Palangka Raya
Tahun 2021 paling banyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya yaitu 47.894 rumah tangga dan
paling sedikit berjumlah 1.201 rumah tangga terdapat di Kecamatan Rakumpit.
E. Kepadatan Penduduk/Km2
Jumlah penduduk kota Palangka Raya tahun 2021 sebesar 298.954 jiwa, terdiri dari 152.059
laki-laki dan 146.895 perempuan. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan dari Badan
Pusat Statistik (BPS). Dibandingkan dengan tahun 2020, terjadi pertambahan jumlah penduduk
sebesar 12.884 jiwa. Gambar I.4 berikut menunjukan jumlah penduduk selama 14 tahun dari
tahun 2007 – 2021.
Gambar I.4
Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2007-2021
2021 298.954
2020 286.070
2019 248.612
2018 276.011
2017 267.011
2016 259.011
Tahun
2015 252.105
2014 248.244
2013 244.496
2012 229.599
2011 224.962
2010 220.962
2009 200.998
2008 191.014
2007 184.279
Menurut BPS Kota Palangka Raya pada tahun 2021, dengan jumlah penduduk sebesar
298.954 jiwa maka rata-rata kepadatan penduduk adalah 104,77 jiwa/km2. Kepadatan tertinggi
adalah di Kecamatan Pahandut yaitu 823,62 jiwa/ km2, dan terendah Kecamatan Rakumpit
dengan rata-rata 3,68 jiwa/ km2. Persebaran penduduk masih tidak merata, antara daerah
perkotaan dengan daerah luar kota dan jalur sungai.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk
mengetahui produktivitas penduduk yaitu Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio.
Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya
orang berumur tidak produktif (belum produktif/umur di bawah 15 tahun dan tidak produktif
lagi/umur 65 tahun ke atas) dengan yang berumur produktif (umur 15-64 tahun). Angka ini
dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu negara atau wilayah. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin
rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Tabel I.2
Jumlah Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan
Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Produktif dan Tidak Produktif
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Komposisi penduduk Kota Palangka Raya menurut kelompok umur menunjukan bahwa
penduduk usia muda (0-14 tahun) sebesar 24,79%, usia produktif (15 – 65 tahun) sebesar
70,40% dan usia tua (≥ 65 tahun) sebesar 4,11%. Angka beban tanggungan sebesar 42,04%, hal
ini menunjukan bahwa 100 penduduk Palangka Raya usia produktif akan menanggung 42
penduduk yang belum/sudah tidak produktif lagi.
100
90
80
70
60
50
% 40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
L 89,69 94,91 94,91 93,43 93,5 94,4 51 100 100 100,00 99,12
P 89,16 89,18 89,03 90,79 90,72 93,6 49,09 99,58 99,81 99,93 99,39
Di Kota Palangka Raya Angka Melek Huruf tahun 2021 sebesar 99,25%. Angka ini lebih
rendah dibandingkan Angka Melek Huruf Nasional tahun 2020 yaitu 99,96%. AMH di Kota
Palangka Raya 99,25% yang artinya hampir semua penduduk Kota Palangka Raya sudah dapat
membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
I. Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan penduduk Kota Palangka Raya tahun 2021 dikelompokkan menjadi
tidak memiliki ijazah SD (tidak ada data), 5,2% tamat SD/MI, 30,5% tamat SMP/MTs, 40,5%
tamat SMA/MA/SMK dan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebesar 24,8%. Kategori angka
tiap jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), tidak diperoleh dari BPS Kota Palangka Raya.
Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima
informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan
keluarganya.
BAB II
SARANA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
Tabel II.1
Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2021
Tipe Puskesmas Karakteristik Wilayah
Kecamatan Puskesmas Rawat Non Rawat Sangat
PONED Terpencil Perkotaan
Inap Inap Terpencil
Pahandut 1 Pahandut - √ √ - - √
2 Panarung - √ - - - √
Marina
3 - √ - - - √
Permai
Jekan Raya 1 Bukit Hindu - √ - - - √
2 Menteng - √ - - - √
3 Kayon - √ - - - √
4 Jekan Raya - √ - - - √
Sebangau Kereng
1 - √ √ - - √
Bangkirai
2 Kalampangan - √ - - - √
Bukit Batu 1 Tangkiling √ - √ - - √
Rakumpit 1 Rakumpit - √ - √ - -
JUMLAH 1 10 3 1 - 10
Tabel II.1. menunjukan bahwa puskesmas Non Rawat Inap sebagian besar terletak di
dalam kota. Sedangkan puskesmas rawat inap dibangun di wilayah perifer yang cukup jauh
dari pusat kota. Puskesmas rawat inap terletak di jalur lintas kabupaten yang masih bisa
diakses melalui angkutan darat. Selain pelayanan rawat inap, puskesmas tersebut juga wajib
memberikan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar (PONED). Semua kelurahan di
Kota Palangka Raya telah mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas
pembantu, polindes atau poskedes.
Tabel II.2
Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2021
No Puskesmas Jejaring Puskesmas
Pustu Poskesdes Polindes
1 Pahandut 4 - -
2 Panarung 1 - -
3 Marina Permai 7 1 -
4 Bukit Hindu 2 - -
5 Menteng 5 - -
6 Kayon 8 - -
7 Jekan Raya 1 - -
8 Kalampangan 2 - 1
9 Kereng Bangkirai - - -
10 Tangkiling 9 3
11 Rakumpit 6 3 1
Jumlah 45 4 5
Sumber: Sub Bagian Keuangan dan Aset Tahun 2021
Gambar II.2 berikut adalah jumlah sarana pelayanan kesehatan swasta tahun 2021 di
Kota Palangka Raya.
Gambar II.2
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta
Di Kota Palangka Raya Tahun 2021
Tk. Alkes 10
Tk. Obat 33
Lab 0
Apotek 105
Klinik Utama 3
Klinik Pratama 20
RS Swasta 6
0 20 40 60 80 100 120
Sumber: Bidang SDK Tahun 2021
Tahun 2021 jumlah apotik yang semakin menjamur di Kota Palangka Raya melebihi dari
jumlah sarana kesehatan swasta lainnya. Peran Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya harus
semakin ditingkatkan, baik sebagai pengawas maupun sebagai regulator di bidang pelayanan
kesehatan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Peraturan tersebut adalah tindak lanjut dari amanat PP Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pembagian Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Jumlah rumah sakit swasta di Kota Palangka Raya
1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan
Angka kunjungan rawat jalan di Kota Palangka Raya selama tahun 2021 mencapai
271.104 kunjungan. Kunjungan rawat jalan Puskesmas mencapai 67.136 kunjungan dan
Rumah Sakit mencapai 203.968 kunjungan. Sedangkan kunjungan rawat inap di Kota
Palangka Raya tahun 2021 mencapai 298.954. Kunjungan Rawat Inap di Puskesmas mencapai
396 kunjungan dan di Rumah Sakit mencapai 34.400 kunjungan.
Angka ini belum menggambarkan angka kunjungan sebenarnya karena yang terdata
hanyalah penderita yang berkunjung ke sarana kesehatan puskesmas dan puskesmas
pembantu, sedangkan penderita yang berkunjung ke praktek dokter, Balai Pengobatan dan
Klinik bersalin belum terdata. Gambar dibawah menunjukan cakupan pelayanan kesehatan
di Kota Palangka Raya selama tahun 2012 – 2021.
Gambar II.3
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
Kota Palangka Raya Tahun 2012-2021
80% 80%
60% 60%
40% 40%
20% 20%
0% 0%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
KOTA 29,04 58,00 41,80 35,70 40,30 43,20 37,87 47,69 37,64 32,80
RENSTRA 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40%
Tahun 2021 cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit mencapai
32,80% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 sebesar 37,64%. Sedangkan
cakupan kunjungan rawat inap pada tahun 2021 mecapai 3,84% mengalami peningkatan dari
tahun 2020 sebesar 3,45%.
Cakupan kunjungan rawat jalan dihitung dengan ratio rate 3-4 kali/tahun atau setiap
pasien diperkirakan berkunjung 3-4 kali/tahun. Target cakupan pelayanan kesehatan dalam
Renstra Kota Palangka Raya sebesar 40%. Pencapaian cakupan kunjungan tersebut juga
mengindikasikan masih adanya kantong-kantong daerah rawan yang memerlukan intervensi
pelayanan kesehatan, baik melalui puskesmas keliling maupun kegiatan sosial lainnya.
4. Memberikan penyuluhan dan KIE kepada masyarakat dan terutama keluarga yang ada
penderita kejiwaan, dan lain – lain.
Sistem kesehatan jiwa yang baik melibatkan berbagai lapisan masyarakat yaitu dengan
adanya literasi individu yang baik terhadap kesehatan jiwa, adanya sistem kesehatan jiwa
dalam lingkup sekolah, traditional healer / panti yang mau bekerja sama dengan profesional
kesehatan jiwa, serta penguatan kesehatan jiwa berbasis keluarga.
Puskesmas juga memberikan pelayanan kesehatan bagi ODGJ berat melalui pelayanan
rawat jalan. Sementara rumah sakit dilengkapi berbagai fasilitas merupakan sarana rujukan
bagi Puskesmas terhadap kasus ODGJ yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui
perawatan rawat inap, disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat
yang langsung datang ke rumah sakit.
Gambar II.4
Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa
Kota Palangka Raya Tahun 2016-2021
2021 0,83
2020 1,77
2019 0,37
%
2018 0,17
2017 0,07
2016 0,06
0 0,5 1 1,5 2
Pada tahun 2021 jumlah kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit
sebanyak 2.480 mengalami penurunan tahun 2020 jumlah kunjungan gangguan jiwa di
Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak 6.232.
pelayanan publik menjadi salah satu fokus perhatian dalam upaya peningkatan kinerja
pemerintah daerah. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik (Puskesmas), maka perlu
dilakukan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Indeks Kepuasan Masyarakat yang selanjutnya disingkat IKM adalah pengukuran secara
komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran atas pendapat pengguna layanan dalam memperoleh pelayanan dari
penyelenggara pelayanan publik. Bahwa dalam rangka mengetahui tingkat kepuasan pelayanan
dan sebagai bahan evaluasi kinerja, maka dilaksanakan kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM) untuk mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Puskesmas yang ada di Kota
Palangka Raya. Survey Kepuasan Masyarakat dilaksanakan mengacu kepada Permenpan RB
nomor 14/2017 tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik. Hasil pengukuran IKM bidang kesehatan di Kota Palangka Raya
tahun 2018-2021 seperti pada gambar II.5
Gambar II.5
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Palangka Raya Tahun 2018-2021
100
94,37 94
95
90
85
79,27 79,72
80
75
70
2018 2019 2020 2021
1. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS / Gross Death Rate (GDR)
Data awal dalam perhitungan angka kematian ini diperoleh dari laporan tahunan, untuk
perhitungan indikator yang digunakan untuk menilai pelayanan mutu rumah sakit adalah
nilai ideal Gross Death Rate (GDR) dan nilai ideal Net Death Rate (NDR). Gross Death Rate
(GDR) adalah angka kematian kasar, untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar baik hidup atau
mati. Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian setelah ≥ 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1.000 penderita yang keluar baik hidup atau mati. Standar ideal yang ditetapkan
Kementerian Kesehatan untuk masing-masing indikator yaitu GDR < 45/1000 pasien dan
untuk NDR < 25/1000 pasien
GDR rata – rata di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 adalah 51,28 per 1.000 pasien
keluar. GDR meningkat dibandingkan tahun 2020 adalah 22,63 per 1.000 pasien keluar.
Gambar II.6
Gross Death Rate (GDR) Di Rumah Sakit
Kota Palangka Raya Tahun 2021
71,70
Dari 9 rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya, pada tahun 2021 Rumah Sakit yang
memiliki angka GDR paling tinggi adalah Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus sebesar
71,79 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan Rumah Sakit dengan GDR yang paling rendah yaitu
sebesar 4,27 per 1.000 pasien keluar adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Palangka Raya.
2. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death Rate (NDR)
Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk setiap 1000
penderita keluar. NDR digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan atau perawatan rumah
sakit. Semakin rendah NDR suatu rumah sakit berarti bahwa mutu pelayanan rumah sakit
tersebut semakin baik. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000
pasien keluar.
Gambar II.7
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Halaman 18
Profil Kesehatan 2021
108,60
39,00
17,30 9,00
3,72 0,00 0,00 0,00 2,84
Rata - rata NDR di Kota Palangka Raya tahun 2021 adalah 26,88 per 1.000 pasien keluar.
Data NDR yang menunjukkan Rumah Sakit yang paling tinggi NDR nya adalah Siloam Hospital
sebesar 108,6 sedangkan paling rendah sebesar 0 (nol) adalah RS TNI-AD, RSUD Kota
Palangka Raya dan RSIA Yasmin.
90,00
85
80,00
70,00
60,00
50,00
%
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
BOR
Target
BOR untuk seluruh rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2021
sebesar 50,25% yang artinya masih berada di bawah nilai ideal dengan pemanfaatan
tempat tidur yang rendah. Dari 10 rumah sakit yang mempunyai tingkat pemanfaatan
BOR yang dianggap cukup ideal yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus sebesar
73,98%. Sedangkan rumah sakit dengan tingkat pemanfaatannya masih kurang atau
paling rendah adalah RS PKU Muhammadiyah yaitu sebesar 0,98%.
Gambar II.9
Average Length Of Stay (ALOS) di Rumah Sakit
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Rata – rata lama rawat seorang pasien di rumah sakit yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya tahun 2021 sebesar 4,50 hari. Jumlah ALOS ini lebih rendah dari nilai
ALOS idealnya. Dari 9 rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya menunjukkan bahwa
semua rumah sakit masih memiliki ALOS yang lebih rendah dari idealnya.
50,00
40,00
kali
30,00
54,31
20,00 43,95
37,48 37,00
28,47 27,63
10,00
11,02 13,35 7,80
0,00
BTO untuk seluruh rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2021
sebesar 35,98 kali yang berarti berada pada nilai ideal dengan frekeunsi pemakaian
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Halaman 21
Profil Kesehatan 2021
tempat tidur yang tinggi. Dari 9 rumah sakit yang mempunyai frekuensi pemakaian
tempat tidur yang dianggap cukup tinggi yaitu Rumah Sakit Doris Sylvanus sebanyak
54,31 kali sedangkan Rumah Sakit dengan frekuensi pemakaian Tempat Tidur (TT) ideal
adalah Rumah Sakit sebanyak 43,95 kali. Sedangkan rumah sakit dengan tingkat
frekuensi pemakaian tempat tidur paling rendah adalah RSUD Kota Palangka Raya yaitu
7,80 kali.
50,00
43,88
45,00
40,00
35,00
30,00 TOI
hari
25,00
20,00 16,41 15,18
15,00
9,64
10,00 7,63 6,74
3,89 4,20
5,00 1,75
0,00
Rata – rata lama tempat tidur yang tidak ditempati pada rumah sakit yang ada di
wilayah Kota Palangka Raya tahun 2021 sebesar 4,90 hari atau diatas angka ideal. Dari
9 rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya, ada 2 (dua) rumah sakit dengan TOI ideal
yaitu RS Doris Sylvanus sebesar 1,75 hari dan RS Betang Pambelum 3,89 hari.
4. Puskesmas dengan Ketersediaan Obat & Vaksin
120
98,1 98,28
100
91,1
80 94,29
60 63,64
%
55 59,22
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Dari gambar II.12 diatas menunjukkan bahwa persentase ketersediaan obat dan vaksin
pada tahun 2021 sebesar 91,1%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 sebesar 63,64%. Pada
tahun 2021 masih terjadi pandemi covid-19, dimana jumlah kunjungan pasien di Puskesmas
terjadi penurunan dikarenakan masyarakat kawatir tertular Covid-19 dari pengunjung
puskesmas lain atau dari petugas Kesehatan. Namun demikian, ketersediaan obat dan vaksin
ditiap puskesmas masih optimal, dari 11 puskesmas di Kota Palangka Raya, 11 puskesmas
tersebut (100%) memiliki >80% obat dan vaksin essensial.
Gambar II.13
10 Besar Pemakaian Obat di Puskesmas Kota Palangka Raya
Tahun 2021
Multivitamin/Becefort syrup (vit. B1, vit. B2, vit. B6, vit. B12, vit. C, vit. B3,
niacinamide, d-panthotenol)
Multivitamin/Becefort tablet (vit. B1, vit. B2, vit. B6, vit. B12, vit. C, vit. B3,
niacinamade, d-panthotenol)
Multivitamin/LIVRON B/PLEX (vit. B1, vit. B2, vit. B6, vit. B3, vit. C, kalsium
pantotenat, as. Folat, besi glukolat, copper glukonate)
Pada tahun 2021 masih terjadi pandemi covid-19, pemakaian 10 besar obat di
puskesmas di dominasi oleh multivitamin (tablet, syrup, kapsul/kaplet) sebagai upaya
peningkat daya tahan tubuh pada bayi,balita, dan dewasa, sebagai pasien yang datang
berkunjung ke puskesmas
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya kesehatan yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memperoleh
pelayanan kesehatan dasar. Upaya Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah
melalui pembentukan berbagai UKBM seperti Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan lain-lain.
Kedudukan Posyandu terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan sosial dasar lainnya yang secara
kelembagaan dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan
Gambar II.14
Kategori Posyandu Balita di Kota Palangka Raya Tahun 2021
120 104
100
80
60 19
26
40
20
0
0
Pratama Madya Purnama Mandiri
Jumlah posyandu di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 sebanyak 149 buah,
meningkat jika dibandingkan tahun 2020 sebanyak 148 buah. Rincian posyandu berdasarkan
strata/kategori pada tahun 2021 adalah sebagai berikut; posyandu pratama 26 buah
(17,45%), Posyandu madya 104 buah (69,80%), posyandu purnama 19 buah (12,75%) dan
Posyandu mandiri 0 (tidak ada). Sedangkan Posyandu yang masuk kategori aktif pada tahun
2021 sebanyak 19 buah (12,75%).
0,6 0,59
0,57 0,58 0,57
0,55 0,54
0,5
0,45
0,4
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Rasio posyandu yang ideal menurut Kementerian Kesehatan RI adalah 1:50 atau 1
posyandu melayani 50 balita, sedangkan di Kota Palangka Raya hanya memiliki rasio
0,59:100 atau 1 posyandu melayani >100 balita. Nilai ini sangat kurang dari nilai rasio
Posyandu yang ideal. Hal ini berpengaruh pada pelayanan balita di Kota Palangka Raya.
Untuk dapat memberikan cakupan pelayanan untuk seluruh balita yang ada diharapkan
jumlah Posyandu di Kota Palangka Raya dapat ditambahkan.
4 4
9 9
6 6
2 2 2 2
52 53
46
39
24
Dari gambar diatas terlihat bahwa jumlah posbindu mengalami peningkatan setiap
tahunnya, sehingga harapannya adalah semakin tingginya angka deteksi dini terhadap faktor
resiko penyakit tidak menular. Hal tersebut sesuai dengan esensi dibentuknya Posbindu,
karena Posbindu merupakan Upaya kesehatan berbasis bersumberdaya masyarakat (UKBM)
dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui kegiatan
skrining kesehatan/deteksi dini faktor risiko PTM, intervensi/modifikasi faktor risiko PTM
serta monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya masyarakat secara rutin
dan berkesinambungan
BAB III
TENAGA KESEHATAN
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyatakan bahwa tenaga
kesehatan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan
dikelompokan kedalam 13 (tiga belas) jenis, yang terdiri dari; tenaga medis, tenaga keperawatan,
tenaga kefarmasian, tenaga fisiologis klinis, tenaga bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterafian fisik, tenaga keteknisan medis, tenaga teknik
biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lainya.
Jumlah data tenaga kesehatan ini dihasilkan dari hasil validasi data kesehatan dari Puskesmas
dan Rumah Sakit se-Kota Palangka Raya. Beberapa keterbatasan dalam validasi data tenaga kesehatan
antara lain belum semua tenaga kesehatan dapat diidentifikasi, antara lain kemungkinan adanya
laporan tenaga kesehatan (terutama tenaga medis) lebih dari satu kali, belum teridentifikasinya
tenaga medis yang bekerja secara penuh waktu dengan yang paruh waktu, adanya perubahan pada
tingkat dan latar belakang pendidilkan terakhir terutama yang mengikuti jenjang pendidikan yang
berbeda dari jenis tenaga awalnya.
Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara
adil dan merata, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
tinggi-tingginya.
A. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi) di Sarana
Kesehatan
1. Dokter Umum
Dokter umum memiliki kemampuan dalam menguasai dan melakukan pelayanan
kedokteran sesuai metode klinik yang baku seperti melakukan anamnesa dengan baik,
pemeriksaan fisik, membuat diagnosa memberikan terapi yang sesuai, dan melakukan
tindakan emergency. Jumlah dokter umum pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada
tahun 2021 sebanyak 203 orang dan mengalami kenaikan jika dbandingkan pada tahun 2020
sebanyak 165 orang.
Gambar III.1
Jumlah Dokter Umum di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2014 - 2021
140 128
120 112
100 86 86
78 75
80 66 63
58 laki-laki
60 48 48 53
35 Perempuan
40 32
26
20
20
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Berdasarkan dari gambar diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2021 jumlah dokter
umum terus meningkat seiring dengan menjamurnya rumah sakit milik swasta yang telah
beroperasi. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase dokter umum berjenis kelamin
perempuan lebih banyak (63,05%) dibandingkan dengan dokter umum berjenis kelamin laki –
laki (36,95%). Rasio dokter umum terhadap penduduk yang ada di Kota Palangka Raya pada
tahun 2021 adalah 67,90 per 100.000 penduduk yang berarti ada 67 orang dokter umum yang
melayani setiap 100.000 penduduk, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun
2020 adalah 57,68 per 100.000 penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011 – 2025, target rasio dokter umum adalah 45 per 100.000 penduduk.
Hal ini berarti rasio dokter umum di Kota Palangka Raya tahun 2021 sudah berada pada kondisi
ideal.
2. Dokter Spesialis
Dokter spesialis merupakan dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang
kedokteran. Jumlah dokter spesialis pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun
2021 sebanyak 212 orang mengalami penurunan jika dbandingkan tahun 2020 sebanyak 221
orang. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase dokter spesialis berjenis kelamin laki –
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Halaman 32
Profil Kesehatan 2021
laki lebih banyak (52,36%) dibandingkan dengan dokter spesialis berjenis kelamin perempuan
(47,64%).
Gambar III.2
Jumlah Dokter Spesialis di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2014 - 2021
140
124
111
120 113
97 101
100 89
82
80 59 72
60
60 43
24 41 26
40
21 23
20
0 laki-laki
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Perempuan
Rasio dokter spesialis yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2021 adalah 70,91 per
100.000 penduduk yang berarti ada 70 orang dokter spesialis yang melayani setiap 100.000
penduduk, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan 2020 adalah 77,25 per 100.000
penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor
54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget
rasio dokter spesialis adalah 11 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio dokter spesialis di
Kota Palangka Raya tahun 2021 sudah berada diatas target yang ditetapkan. Namun, pada
kenyataannya Kota Palangka Raya masih memerlukan jenis dokter spesialis yang beragam,
bukan hanya diperhatikan secara kuantitas saja melainkan dari segi kualitas.
3. Dokter Gigi
Dokter gigi bertanggung jawab dalam menyediakan layanan-layanan yang bersifat
pemeliharaan, pencegahan dan pembersihan gigi dan gusi. Jumlah dokter gigi pada sarana
kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 sebanyak 36 orang dan mengalami
peningkatan dari tahun 2020 sebanyak 33 orang. Jika dilihat menurut jenis kelamin,
persentase dokter gigi berjenis kelamin perempuan lebih banyak (83,33%) dibandingkan
dengan dokter gigi berjenis kelamin laki – laki (16,67%).
Gambar III.3
Jumlah Dokter Gigi di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2021
40
30
35
29 30
30 27
26 26
24
25
20
20 laki-laki
Perempuan
15
11
10
6 6
3 4 3 4
5 2 2 2
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
B. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana Kesehatan
Jumlah perawat pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 sebanyak
1.232 orang mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 1.023 orang.
Menurut jenis kelamin, perawat dengan jenis kelamin perempuan (68,67%) lebih banyak jika
dibandingkan perawat dengan jenis kelamin laki – laki (31,33%). Sedangkan jumlah bidan yang
ada di Kota Palangka Raya tahun 2021 adalah 408 orang dan mengalami peningkatan dari tahun
2020 adalah 396 orang.
Gambar III.4
Jumlah Perawat dan Bidan di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2021
2021 1232
408
2020 1023
400
2019 942
270
2018 846
351
2017 758
293
2016 668
267
2015 678
256
Perawat
2014 696
230
Bidan
2013 542
215
Rasio perawat yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2021 adalah 412,10 per 100.000
penduduk yang berarti ada 412 orang perawat yang melayani setiap 100.000 penduduk,
sedangkan rasio bidan pada tahun 2021 adalah 136,48 per 100.000 penduduk yang berarti ada
139 orang bidan yang melayani setiap 100.000 penduduk.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun
2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio
perawat adalah 180 per 100.000 penduduk dan target rasio bidan adalah 120 per 100.000
penduduk. Hal ini berarti rasio perawat dan bidan di Kota Palangka Raya tahun 2021 sudah berada
diatas target yang ditetapkan. Meskipun, dari segi kuantitas kebutuhan perawat sudah tercukupi
dan dari segi distribusi perawat dan bidan masih perlu diperhatikan kembali karena lebih
terkonsentrasi di wilayah perkotaan.
C. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Sarana
Kesehatan
Gambar III.5
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2021
50
45
40
35
30 41 40
44
25 39
31 Laki-laki
20 30
15 19 20
18
10 perempuan
5 9 9
3 4 3 4 4 5 3
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah tenaga kesehatan lingkungan di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 adalah 32
orang yang berarti jumlahnya meningkat dari tahun 2020 adalah 23 orang. Jika dilihat dari
jenis kelamin, jumlah tenaga kesehatan lingkungan yang berjenis kelamin perempuan
(68,75%) lebih banyak dibandingkan laki – laki (31,25%).
Gambar III.6
Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2021)
35
30
25
22
20
22
15 17 18
14 18
14
10 12
8 10
5
6 4 5 5 4 5 perempuan
2 3
0 Laki-laki
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
3. Tenaga Gizi
Jumlah tenaga gizi di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 adalah 66 orang, menalami
peningkatan jika dibandingkan tahun 2020 adalah 60 orang. Jika dilihat dari jenis kelamin,
jumlah tenaga gizi yang berjenis kelamin perempuan (86,36%) lebih banyak dibandingkan laki-
laki (13,64%).
Gambar III.7
Jumlah Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2021)
70
perempuan
60
Laki-laki
50
40 57
51 59 50 55
30 52
37 45 44
20
10
6 6 5 9
4 2 2 2 1
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
D. Jumlah dan Rasio Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di Sarana
Kesehatan
Jumlah keterapian fisik di Kota Palangka Raya tahun 2021 adalah 34 orang mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2020 adalah 20 orang. Sedangkan teknik biomedika adalah 67
orang, yang berarti mengalami peningkatan dari tahun 2020 adalah 21 orang.
Gambar III.8
Jumlah Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) di Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2021
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Teknik Biomedika 10 24 29 66 45 18 9 21 67
Keterapian Fisik 9 13 14 14 18 21 21 20 34
Keteknisian Medik 57 58 57 72 71 59 66 64 0
Rasio keterapian fisik yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2021 yaitu 11,37 per 100.000
penduduk, sedangkan rasio keteknisian medik pada tahun 2021 adalah 0 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013
tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio keterapian
fisik adalah 5 per 100.000 penduduk dan target rasio keteknisian medik adalah 16 per 100.000
penduduk. Hal ini berarti rasio keterapian fisik di Kota Palangka raya tahun 2021 masih berada
diatas target yang telah ditetapkan, sedangkan rasio keteknisian medik dibawah target yang
ditetapkan.
E. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan Apoteker) di Sarana
Kesehatan
Tenaga kefarmasian bertanggung jawab terhadap pelayanan kefarmasian yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tenaga
kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Jumlah tenaga kefarmasian di
Kota Palangka Raya pada tahun 2021 adalah 204 orang, dibandingkan tahun 2020 adalah 198
orang. Pada tahun 2021 jumlah apoteker sebanyak 76 orang dan jumlah tenaga kefarmasian
berjumlah 128 orang.
Gambar III.9
Jumlah Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2021
37,25%
62,75%
Rasio tenaga teknis kefarmasian yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2021 adalah 42,82
per 100.000 penduduk, sedangkan rasio apoteker pada tahun 2021 adalah 25,42 per 100.000
penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54
Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio
tenaga teknis kefarmasian adalah 24 per 100.000 penduduk dan target rasio apoteker adalah 12
per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio tenaga teknis kefarmasian dan apoteker di Kota
Palangka Raya tahun 2021 sudah berada pada kondisi yang ideal artinya jika dilihat dari
kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk maka tenaga kefarmasian sudah tercukupi namun
distribusinya masih harus diperhatikan.
BAB IV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
sekitar 3,75% dari jumlah seluruh penduduk Kota Palangka Raya. Salah satu faktor meningkatnya
jumlah penduduk miskin adalah pandemi covid-19 yang berdampak pada perubahan perilaku,
aktivitas ekonomi, dan pendapatan penduduk. Pandemi covid-19 menyebabkan pemerintah
mengambil kebijakan untuk menekan penyebaran virus melalui adanya pembatasan-
pembatasan. Hal tersebut turut mempengaruhi sisi pendapatan dan pengeluaran penduduk.
Cakupan Kesehatan Semesta (UHC) atau jumlah masyarakat Kota Palangka Raya yang
terlindungi oleh Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2021 sebanyak 269.006 jiwa atau 89,98% dari
total penduduk kota Palangka Raya. Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2020 sebanyak 237.215 jiwa atau 82,92%. Proporsi kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Gambar IV.1
Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan
Di Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2021
300000
250000
200000
167933
158220 160274 Non-PBI
150000 158971 155.824
124606 PBI
100000
57032
62378
50000 101073
69979 74491 82076 76941
62427 60349
42216
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar IV.1 diatas memperlihatkan bahwa Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 101.073
(33,81%), dimana kuota kapitasi yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat (APBN) sebesar 14,35% dan
yang dibiayai Pemerintah Daerah Kota Palangka Raya (APBD) sebesar 19,46%. Sistem pengelolaan
pelayanan peserta JKN melalui BPJS berdasarkan ikatan kerjasama yang telah disepakati oleh
puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama dan juga BPJS Kesehatan
sebagai penyelenggara jaminan kesehatan.
Kota Palangka Raya tidak mempunyai desa, namun terdiri 30 (100%) kelurahan, sehingga
tidak mempunyai alokasi dana desa. Dana Kelurahan merupakan dana yang berasal dari APBN
yang masuk dalam pos Dana Alokasi Umum (DAU) Tambahan. Pemanfaatan dana kelurahan
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan sarana dan prasarana kelurahan serta
pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
kelurahan, peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan. Selain
pembangunan infrastruktur di kelurahan, pembangunan kesehatan masyarakat harus lebih
ditingkatkan, supaya penduduk di kelurahan dapat mencapai usia harapan hidup yang panjang
dengan berbagai kegiatan yang bisa dicapai, seperti program penurunan angka kematian ibu dan
bayi, posyandu balita, posyandu lansia, dan kegiatan UKBM lainnya
Gambar IV.2
Kelurahan yang memanfaatkan Dana Kelurahan Untuk Kesehatan
Di Kota Palangka Raya Tahun 2021
20%
Kelurahan
Memanfaatkan
dana Kelurahan
Kelurahan Tidak
Memanfaatkan
dana Kelurahan
80%
Pada Gambar IV.2, jumlah kelurahan yang memanfaatkan dana kelurahan untuk Kesehatan
masyarakat adalah 24(80%), dan 6 (20%) kelurahan belum membiayai keperluan Kesehatan dari
dana kelurahan, melainkan lebih memprioritaskan untuk kepentingan lainnya di kelurahan. Dana
kelurahan tidak sebesar Dana Desa dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi, sehingga kelurahan yang masih tertinggal kualitas sarana dan prasarananya
tentu akan lebih memprioritaskan untuk pengadaan atau peningkatan sarana dan prasarana
kelurahan.
Gambar IV.3
Distribusi Sumber Pembiayaan Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2021
DAK JKN
BLUD 4,6%
11,3%
5,8%
DID
1,8%
INA CBGs
18,9%
DAU
57,5%
Total APBD Kota Palangka Raya pada Tahun 2021 adalah Rp. 1.282.200.280.151 dan
anggaran bidang kesehatan dalam APBD mencapai Rp. 268.343.099.132 (15,7%). Proporsi
anggaran kesehatan terhadap total APBD Kota Palangka Raya sebesar 15,7% dan ini mengalami
peningkatan dibanding tahun 2020 yaitu 9,8%. Biaya kesehatan tersebut secara keseluruhan,
terdiri dari Belanja Operasi dan Belanja Modal, dari berbagai sumber dana (DAK,DID,JKN,DAU,
BLUD, dan INA CBGs)
Gambar IV.4
Proporsi APBD Kesehatan terhadap Total APBD
Kota Palangka Raya Tahun 2007-2021
18
15,7
16
14
12
9,8
10
7,8
%
8 6,4
5,69 5,7 5,8
6 4,61 5,12 4,38 4,65 4,19 4.89 4,61 4,58
4
2 % APBD Kes
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Proporsi APBD Kesehatan terhadap Total APBD Pemerintah Kota Palangka Raya,
menunjukkan trend naik dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2021 seperti tampak pada gambar
IV.4. Pada tahun 2021, proporsi anggaran Kesehatan terhadap APBD Pemerintah Kota Palangka
Raya mencapai 15,7%, dimana didalamnya termasuk Gaji ASN serta anggaran penanggulangan
Covid-19. Tahun 2021 masih dalam kondisi pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan mendapatkan
alokasi pendanaan untuk penanggulangan Covid-19 sebagai prioritas dari pemerintah daerah
melalui kebijakan Re-Focussing (berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI
Nomor:17/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun
Anggaran 2021 dalam rangka Penanganan Pandemi Covid-19 dan dampaknya) . Total Dana Covid-
19 pada tahun 2021 dari DAU sebesar Rp.45.897.924.317 atau 17,10% dari total anggaran
Kesehatan pada DPA-Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya TA 2021. Sedangkan Gaji ASN
mencapai Rp.75.287.700.464 (28,06%) dan anggaran untuk UHC (Universal Health Coverage)
sebesar Rp.18.530.976.800 (6,91%) dari total anggaran Kesehatan pada DPA-Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya TA 2021. Sedangkan Komposisi Alokasi Umum (DAU) pada DPA-Dinas
Kesehatan Tahun Anggaran 2021 seperti tampak pada gambar IV.5 berikut
Gambar IV.5
Komposisi Dana Alokasi Umum (DAU) Pada APBD Kesehatan
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Operasional
UHC Dinkes, 14
12% UPTD, dan
Program
10%
Covid-19
30%
Gaji ASN
48%
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan dikategorikan menjadi DAK Fisik dan DAK Non-
Fisik. DAK Bidang Kesehatan mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2021. Hal tersebut terjadi karena mulai tahun 2016, Kota Palangka Raya
mendapatkan DAK Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk RSUD Kota Palangka Raya. Dengan
adanya anggaran DAK Bidang Kesehatan Tahun 2021 untuk kegiatan fisik dan non-fisik,
diharapkan dapat mendukung pembangunan kesehatan di daerah yang sinergis dengan prioritas
nasional. Pengalokasian DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih tanggungjawab
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan kesehatan di daerah
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Gambar IV.6.
DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2012 – 2021
Kota Palangka Raya
21.233.802.000
19.843.236.216
18.611.463.000
15.412.166.575
15.212.140.000
30.428.108.722
31.437.181.258
6.668.329.998
6.486.790.001
3.248.529.842
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Biaya Operasional Puskesmas (BOP) untuk UPTD (11 puskesmas, IFK & Labkes) dipenuhi dari
DAU Kota Palangka Raya pada tahun 2021 sebesar Rp. 2.739.153.550. Angka BOP untuk UPTD
tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2020 berjumlah Rp2.347.842.925, tahun
2019 berjumlah Rp1.501.708.040,- (2,12%), tahun 2018 berjumlah Rp1.163.770.000,- (1,55%),
tahun 2017 mencapai Rp1.727.283.750,- (2,49%), serta tahun 2016 sebesar Rp1.587.970.750,-
(1,94%)
Gambar IV.6
Biaya Operasional Puskesmas (BOP) di Kota Palangka Raya
Tahun 2011–2021
1.727.283.750
1.587.970.750
1.525.975.575
1.505.484.925
1.501.708.040
2.347.842.925
2.140.524.003
1.163.770.000
1.961.802.003
1.793.945.099
2.539.153.550,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Minimnya anggaran operasional puskesmas di Kota Palangka Raya, hanya mampu digunakan
untuk pembiayaan keperluan rutin operasional puskesmas dan pustu, seperti pembayaran
rekening listrik, air, alat tulis kantor, dan penggandaan. Percepatan implementasi system
pengelolaan keuangan dengan system BLUD di puskesmas, harus segera dilaksanakan. Sistem
BLUD di puskesmas memberikan daya fleksibitas dalam tata kelola keuangan dalam menunjang
mutu pelayanan Kesehatan di puskesmas. Pada awal tahun anggaran, kebutuhan operasional
pelayanan Kesehatan di puskesmas selalu terkendala atau tidak bisa dipenuhi, karena menunggu
pengesahan DPA-Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. Dengan kondisi yang serba kekurangan
anggaran penunjang operasional (listrik, air, internet, BMHP medis,dll) selama 3 bulan pada awal
tahun, sangat mempengaruhi pemenuhan barang dan jasa dalam pelayanan Kesehatan yang
bermutu kepada masyarakat.
Pembiayaan untuk pembinaan program upaya kesehatan masyarakat di puskesmas,
memanfaatkan Biaya Operasional Kesehatan (BOK) yang disalurkan melalui DAK Non-Fisik Tahun
2021.
Gambar IV.7
Biaya Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas
di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2021
6.092.857.000
2021
2020 5.860.245.000
2019 5.261.000.000
2018 5.277.741.000
2017 4.536.657.000
2016 2.240.000.000
2015 2.169.402.355
2014 1.213.300.000
2013 1.213.300.000
2012 1.173.200.000
2011 752.540.000
2010 90.000.000
Gambar IV.7 memperlihatkan bahwa alokasi BOK untuk 11 puskesmas pada tahun 2021
adalah Rp. 6.092.857.000. Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2020
bejumlah Rp5.860.245.000,-. Alokasi BOK sebagai komitmen pemerintah pusat dalam
13.758.012.074,39
14.311.979.451,38
12.213.617.568
11.962.459.314
Rp18.176.157.087
7.876.650.000
4.613.811.000
Penyerapan anggaran JKN selalu mengalami kendala, karena harus masuk sistem APBD Kota
Palangka Raya, sehingga pemanfaatannya harus mengacu juga kepada aturan keuangan dari
Pemerintah Kota Palangka Raya. Adapun kendala terserapnya anggaran JKN tahun 2021 adalah
sebagai berikut :
• Dana Silpa JKN 2020 tidak bisa langsung masuk pada APBD murni, namun masuk pada APBD-
P 2021 yang pengesahannya pada triwulan IV, sehingga kurang waktu pelaksanaan pengadaan
untuk puskesmas
• Tingginya Standar Harga Pada SIPD tetapi harga dipasaran lebih rendah dari SIPD, sehingga
mengakibatkan anggaran tidak bisa terserap maksimal
• Angka kapitasi JKN yang tercantum pada target pendapatan lain-lain yang sah pada DPA Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya TA 2021 merupakan angka estimasi/proyeksi, sedangkan
realisasi penerimaan dana kapitasi JKN yang langsung masuk ke rekening puskesmas sering
tidak memenuhi proyeksi yang telah ditetapkan
900.000,00
530.486,95
800.000,00
401.158,23
409.078,56
368.366,92
700.000,00
318.759,53
313.554,38
600.000,00
275.230,04
500.000,00
400.000,00
300.000,00
200.000,00
100.000,00
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pada gambar IV.9 , anggaran kesehatan per kapita di Kota Palangka Raya pada tahun 2021
berjumlah Rp. 897.606,65 dan mengalami trend kenaikan pada tiga tahun terakhir.
Gambar IV.10
Proporsi Sumber Dana Pengendalian Covid-19
Di Kota Palangka Raya Tahun 2021
BTT
2%
BOK
8%
DID
8%
DAU
82%
Jumlah anggaran keseluruhan untuk pengendalian Covid-19 di Kota Palangka Raya untuk
Dinas Kesehatan pada Tahun 2021 sebesar Rp. 56.192.265.914. Sumber anggaran dari DAU, DAK
Non-Fisik (BOK), DID, serta BTT, yang dimanfaatkan sesuai petunjuk tehnis dari masing-masing
sumber dana.
BAB V
KESEHATAN KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI,1988). Pengertian kesehatan keluarga adalah pengetahuan tentang
keadaan sehat fisik, jasmani dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga.
Antara individu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus keluarga untuk
mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal. Keluarga yang sehat adalah salah satu kekayaan
yang tak terhingga. Tapi tak sedikit dari kita yang masih mencari formulasi yang tepat untuk mengajak
seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan hidup sehat. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan
kepada upaya menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu
sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional,
menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga diselenggarakan untuk
mewujudkan keluarga sehat kecil, bahagia dan sejahtera.
Alasan utama meninjau keluarga sebagai sasaran pelayanan kesehatan menurut Ruth B Freemen,
(1981), adalah sebagai berikut:
• Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat
• Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok
• Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lain
• Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam
pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
• Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat
Sedangkan menurut Spradley & Allender (1997), Alasan mengapa keluarga menjadi penting bagi
kesehatan adalah:
• Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya
individu agar ia dapat memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembangan
• Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga begitu pun
sebaliknya; dan
• Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat mempengaruhi derajat
kesehatan sistem atasnya.
A. KESEHATAN IBU
Peran ibu sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Sosok ibu-lah yang melahirkan
dan mengantarkan generasi penerus menjadi manusia yang kelak berguna bagi negara. Karena
itu, kesehatan ibu menjadi penting seperti pepatah ‘dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat’. Ibu yang sehat lebih bisa menjalankan fitrahnya untuk menghasilkan cikal bakal generasi
yang berkualitas. Indikator kesehatan ibu yang utama bisa dilihat dari angka kematian ibu (AKI)
di suatu daerah, oleh karena itu AKI masuk sebagai goal ke-5 dalam Sustainability Development
Goals (SDGs).
72,6
90 79,07 75 69,61
80 70
per 100.000 KH
70
53,9 65
60 52,99
50
40
35
19,1 50 45 25 38,46
30 38,48
20
10 25 25 19,65 19,15 15
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKI Renstra
Pada Gambar V.1 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Palangka Raya pada tahun 2021
mencapai 69,61 yang berarti setiap 100.000 kelahiran hidup terdapat 69 atau 70 kematian ibu.
Angka tersebut meningkat jika dibanding dengan tahun 2020 mencapai 38,46/100.000 KH dan
Tahun 2019 mencapai 38,48/100.000 KH, dan tahun 2018 (79,07/100.000 KH). AKI Tahun 2021
berada diatas target Renstra (65/100.000KH), namun masih berada dibawah target SDGs
(Sustainable Development Goals) dan target Nasional. Target SDGs secara Nasional pada
tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per- 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan target nasional untuk AKI pada tahun 2024 adalah 183 per-
100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2021 di Kota Palangka Raya terdapat 3 (tiga) ibu
meninggal, dengan penyebab kematian adalah gangguan sistem peredaran darah dan
penyebab lainnya (Penderita Covid-19).
Gambar V.2
Peta Sebaran Kasus Kematian Kota Palangka Raya per Kecamatan tahun 2021
Pada peta Angka Kematian Ibu di Kota Palangka Raya tahun 2021, kasus kematian ibu ada
di 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Pahandut dan kecamatan Jekan Raya. Dua kecamatan
tersebut merupakan dua kecamatan yang padat penduduknya. Kecamatan Jekan Raya
merupakan kecamatan terpadat nomor 2 setelah Kecamatan Pahandut, begitu juga dengan
keberadaan sarana pelayanan kesehatan di dua kecamatan ini cukup memadai. Dengan
demikian penyebab kematian ibu melahirkan bukan hanya dipengaruhi keberadaan fasilitas
pelayanan kesehatan diwilayah tersebut, namun ada hal lain yang harus diperhatikan, seperti
penyakit bawaan (Diabetes Mellitus) pada ibu melahirkan tersebut, atau komplikasi dengan
penyakit lainnya.
2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil (antenatal care) merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis, dokter umum, bidan dan perawat)
kepada ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan. Hasil pelayanan antenatal terukur melalui cakupan pelayanan ibu
hamil K1 dan K4.
Pada tahun 2021 masih terjadi pandemi Covid-19 di Indonesia bahkan di seluruh belahan
dunia. Dengan penetapan status pandemi Covid-19 dan penetapan pembatasan kegiatan
berskala besar oleh Walikota Palangka Raya, berpengaruh kepada capaian pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Kunjungan pasien menurun selama pandemi covid-19, begitu juga
kunjungan ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Cakupan K1 merupakan gambaran kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 merupakan gambaran pelayanan ibu
hamil yang sesuai standar dan mendapatkan paling sedikit empat kali kunjungan. Angka ini
bertujuan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Gambar V.3
Cakupan K1 Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2021
Target K1=100%
110
90
70 101,52
97,5
96,1 96,3 96,28 98,72 93,22
50 94,5
30
10
Pada gambar V.3 Cakupan K1 pelayanan ibu hamil di Kota Palangka Raya pada tahun 2021
sebesar 101,52% meningkat dibanding dengan periode tahun 2014-2020. Hal ini berbanding
terbalik dengan tahun 2020, dimana kunjungan K1 hanya mencapai 93,22%, dimana saat itu
berhubungan dengan kondisi Kota Palangka Raya dengan status pandemi Covid-19. Ibu hamil
merasa tidak aman (unsafe) jika berkunjung ke puskesmas, kawatir tertular Covid-19 dari
petugas puskesmas atau pengunjung lain yang tanpa gejala (OTG).
Gambar V.4
Cakupan K4 Kota Palangka Raya Tahun 2011 – 2021
Target K4:100%
100
90
80 92,9 87,2 90,21
92,4 87,9 82,3 87,88 90,15
70 90,2 82,74
60
50
40
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pada gambar V.4, secara umum cakupan K4 dari tahun 2012 sampai tahun 2021 masih
dibawah 95%. Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kesehatan, dinyatakan bahwa
setiap ibu hamil (100%) wajib mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. Tantangan
bagi pengelola program kesehatan ibu hamil baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan,
guna peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil.
Gambar V.5
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Puskesmas
Kota Palangka Raya Tahun 2021
120
100
Persentase (%)
80
60
40
20
0
Kalampan Marina
Pahandut Panarung Menteng B.Hindu Kayon Jekan R Kereng B Tangkiling Rakumpit
gan Permai
2021 83,9 88,05 82,17 97,6 96,4 100 100,85 102 80,87 90,1 68,85
Sumber : Bidang Kesmas
Menurut data pada gambar V.5 kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan atau
puskesmas di Kota Palangka Raya tahun 2021, rata-rata puskesmas di dalam kota belum
mencapai target 100%, kecuali Puskesmas Jekan Raya (hanya mempunyai wilayah kerja 1
kelurahan dengan jumlah penduduk tidak besar), sedangkan puskesmas diluar kota (Kereng
Bangkirai, Kalampangan) bisa melampui target. Perlunya suatu innovasi bagi puskesmas di
dalam kota, dalam meningkatkan cakupan K4. Pemegang program KIA di Dinas Kesehatan Kota
Palangka Raya untuk lebih meningkatkan supervisi dan bimbingan teknis ke Puskesmas.
Puskesmas agar lebih aktif melakukan edukasi kepada ibu hamil guna peningkatan kesadaran
dan kemauannya untuk memeriksakan kandungan ke puskesmas terdekat demi kesehatan
bayinya dan ibunya juga.
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
rumah pasien karena merasa melanggar PMK Nomor 97 Tahun 2014 maka akan mendapatkan
sanksi denda. Ketentuan persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan kebijakan Pemerintah dalam menjaga kesehatan ibu dan mengurangi angka
kematian ibu. Di samping adanya pengecualian pada kondisi tertentu dapat dilakukan di luar
fasilitas pelayanan kesehatan.
Gambar V.6
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Persalinan di Fasyankes
di Kota Palangka Raya Tahun 2013– 2021
40
30
20 Linakes Linfasyankes
10
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
50 45,72
40 32,31 Bumil
Persentase (%)
30 WUS
20 11,66 14,78
10 1,42 5,40 4,28
0,26 0,2 0,05
0
Td 1 Td 2 Td 3 Td 4 Td 5
Pada gambar V.7 cakupan Imunisasi pada Wanita Usia Subur (WUS) Tahun 2021
sangat rendah, hal ini perlu dikaji secara holistik terkait kesadaran golongan WUS dalam
mendapatkan imunisasi dibanding dengan kesadaran imunisasi saat ibu hamil. Hal ini
perlu inovasi pada metode penyuluhan bagi WUS dan ibu hamil agar mereka lebih
menyadari akan pentingnya imunisasi atau vaksinasi sebelum atau dalam masa hamil
karena semua vaksin tersebut berguna mencegah penyakit menular berbahaya yang bisa
saja menular ke janin (bayi) selama dalam kandungan. Khusus bagi wanita usia subur
lebih banyak edukasi dan penyuluhan sebelum mereka merencanakan kehamilan yang
sehat.
Vaksinasi tertentu sebaiknya dilaksanakan pada wanita usia subur atau pada fase
sebelum hamil, hal ini untuk menghindari efek samping vaksin pada bayi jika diberikan
saat fase kehamilan (dapat mengganggu perkembangan janin dalam kandungan hingga
mengakibatkan keguguran). Adapun vaksinasi yang sebaiknya diberikan pada fase
sebelum hamil adalah vaksinasi MMR (Mumps Measles Rubella), Varisella (Cacar).
Sedangkan vaksinasi pada fase kehamilan antara lain adalah Hepatitis B, Flu, dan
Tetanus diphteriapertusis (Tdap). Ibu yang mengalami hepatitis saat hamil sangat
mungkin menularkan penyakit ini pada bayinya di dalam kandungan. Jadi, sebaiknya
lakukan imunisasi hepatitis B ketika masa kehamilan untuk mencegah terjadinya penyakit
ini pada ibu dan janin. Biasanya imunisasi ini dilakukan 3 kali di sepanjang usia kehamilan.
Imunisasi kedua dan ketiga akan dilakukan setelah 1-6 bulan setelah imunisasi pertama
dilakukan.
Penyakit flu memang terlihat ringan, namun ketika seorang ibu mengalaminya saat
masa kehamilan, tentu akan mengganggu kesehatan ibu hamil secara keseluruhan. Virus
flu bisa saja membuat sistem kekebalan tubuh serta fungsi jantung menjadi menurun,
sehingga ibu hamil mudah untuk terserang penyakit lainnya.
rekomendasikan untuk mencukupi kebutuhan zat besinya. Hal ini disebabkan karena
berbagai alasan, seperti:
• Zat besi diperlukan untuk membuat haemoglobin, yaitu sebuah protein dalam sel
darah merah yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam tubuh.
• Zat besi juga sebagai senyawa penting dalam mioglobin, yaitu protein yang
membantu menyediakan oksigen pada otot. Selain itu, juga sebagai komponen
untuk membentuk kolagen (protein dalam tulang, tulang rawan, dan jaringan
konektif lainnya), dan dibutuhkan untuk membentuk banyak enzim.
• Zat besi diperlukan untuk membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.
Pada saat kehamilan, tentu kebutuhan zat besi makin meningkat karena jumlah sel
darah pada tubuh meningkat selama kehamilan. Peningkatan ini mencapai 50% atau lebih
dari jumlah darah biasanya. Jadi ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi untuk
membentuk hemoglobin dan untuk pertumbuhan bayi serta plasenta dalam rahim,
terutama pada trimester kedua dan ketiga.
Banyak wanita membutuhkan zat besi dalam jumlah lebih karena mereka hamil dalam
keadaan kekurangan cadangan zat besi dalam tubuh.Kekurangan cadangan zat besi
sebelum hamil dapat berkembang menjadi anemia defisiensi besi pada saat kehamilan.
Selain itu, risiko anemia defisiensi besi juga tinggi pada ibu yang hamil anak kembar atau
mempunyai jarak kehamilan yang pendek dengan kehamilan sebelumnya.
Untuk mencegah anemia saat hamil, ibu hamil dapat mengonsumsi tablet besi atau tablet
tambah darah. Walaupun ada banyak cara untuk mendapatkan zat besi dari makanan,
tetapi ada baiknya ibu hamil juga mengonsumsi tambahan zat besi yang bisa didapatkan
dari tablet tambah darah.
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan konsumsi tablet tambah darah (TTD)
atau tablet besi untuk ibu hamil sebanyak 90 tablet atau lebih selama kehamilan, guna
mencegah anemia defisiensi besi saat hamil. TTD bisa didapatkan secara gratis di
Puskesmas.
Gambar V.8
Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
Kota Palangka Raya Tahun 2016 – 2021
Capaian pemberian TTD (FE3) kepada ibu hamil pada tahun 2021 mencapai 90,77%
meningkat dibanding tahun 2020 mencapai 82,97% dan tahun 2019 mencapai 85,94%.
Kondisi pandemi Covid-19 yang sudah melandai pada bulan September-Desember 2021
juga mempengaruhi distribusi Fe kepada para ibu hamil. Pemberian TTD (FE3) kepada ibu
hamil sudah diintegrasikan dengan kegiatan pelayanan Kesehatan lainnya diluar Gedung
puskesmas.
5. Pelayanan KB
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat digambarkan melalui cakupan
peserta KB, baik peserta KB aktif maupun peserta KB baru. Di Kota Palangka Raya partisipasi
masyarakat dalam KB aktif berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pelayanan KB dilakukan baik di
puskesmas maupun di pelayanan kebidanan seperti bidan praktek swasta dan dokter praktek
swasta.
Pelayanan terhadap peserta KB aktif, dipengaruhi beberapa hal antara lain ketersediaan
alat kontrasepsi di puskesmas yang masih mengandalkan dari Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DISDALDUK, KB,
P3A) Kota Palangka Raya dalam pengadaan dan pemenuhan alat kontrasepsi.
Gambar V.9
Cakupan Pelayanan KB Aktif dan KB Pasca Persalinan Menurut Jenis Kontrasepsi
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Suntik
80,33% Suntik
70,58%
Jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB bervariasi. Gambar V.9 menunjukkan
bahwa alat kontrasepsi yang paling diminati oleh peserta KB aktif dan peserta KB Baru adalah
suntik dan pil. Kepesertaan pria dalam penggunaan alat kontrasepsi mulai terlihat dengan
penggunaan alat kontrasepsi kondom walau hanya sedikit yang menggunakannya. Pada
pengguna KB aktif, angka pencapaian layanan KB metode suntik mencapai 80,33%, dan
metode Pil mencapai 17,47. Dan Peserta KB Pasca Persalinan dengan pencapaian angka suntik
70,58%, dan Pil 23,48%. Dimana penyuluhan tentang alat kontrasepsi kepada masyarakat
terutama para pria sangat begitu kurang, karena dari segi kesehatan pria juga harus menjaga
kesehatannya dari penyakit kelamin menular. Alat kontrasepsi tidak hanya digunakan oleh
wanita saja tapi juga kaum pria sebagai antisipasi penyebaran penyakit kelamin menular.
Karena dari banyak survei penelitian kesehatan penyakit kelamin menular banyak dibawa oleh
kaum pria. Alat kontrasepsi di sini bukan hanya untuk menekan angka kelahiran tapi juga
menekan angka penyakit menular seksual. Pengelola program di Dinas kesehatan diharapkan
lebih gencar memberikan penyuluhan ke para pria wanita usia produktif antara umur 20-50
tahun untuk lebih mengenal manfaat dan kegunaan alat kontrasepsi. Peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya alat kontrasepsi dalam kehidupan rumah tangga, penting bagi
kehidupan remaja kaum urban guna pencegahan penyakit menular seksual dan untuk
mengendalikan angka kelahiran baru.
B. KESEHATAN ANAK
90 81
80
71 71
70
60 75
56 62
50 Bayi
40
30 20 Balita
20 10 10 11
5 7 9
10 19
7 9 5 6
0 6 9
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pada Gambar V.10, jumlah kasus kematian bayi dan balita dari tahun 2011 sampai tahun
2019 mulai menurun jumlah kasusnya, namun meningkat kembali pada tahun 2020 dan
menurun Kembali pada tahun 2021. Jumlah kasus bayi meninggal mencapai 6 bayi pada Tahun
2021, dan 9 bayi pada tahun 2020, sedangkan tahun 2019 kasus meninggal bayi hanya 5 kasus.
Sedangkan kasus kematian balita, hanya pada golongan umur <12 bulan atau pada kategori
bayi . Hal ini sesuai definisi operasional dari Kementerian Kesehatan RI, bahwa
balita dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu golongan usia bayi atau baduta (bawah dua
tahun) dengan usia 0-2 tahun, golongan batita (bawah tiga tahun dengan usia 2-3 tahun,
dan golongan pra sekolah (> 3-5 tahun).
Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal setiap 1000
kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi merupakan indikator yang paling
penting dalam menentukan status kesehatan masyarakat karena indikator ini
mencerminkan pelayanan kesehatan dasar yang paling awal dan juga menentukan
kualitas pelayanan kebidanan yang juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan
datang.
Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 mencapai 1,39/1000KH
yang berarti setiap seribu kelahiran hidup terdapat 1 atau 2 kematian bayi. Angka
tersebut lebih kecil jika dibandingkan angka pada tahun 2020 mencapai 1,73/1000KH.
Jumlah kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 adalah 6 bayi. Penyebab
kematian bayi antara lain adalah : penyebab kematian tdk diketahui (bayi demam, lemas,
gerakan tidak aktif, 2 hari kemudian bayi meninggal), bayi tidak mau menyusu,
Hypotermia, Axipia, kelainan bawaan (Anencephal)
Gambar V.11
AKB di Kota Palangka Raya Tahun 2012 – 2021
13 12
14
12 10,5
13,3
11,1 9
10
7 7
Per 1.000 KH
10,1 7
8
6 6
4 1,78
1,3 1,3 1,18 1,34 1,73
0,96
2 3 1,39
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKB RENSTRA
Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0-59 bulan
(bayi+anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh
diri. Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya yang tercatat pada tahun 2021
mencapai 1,39/1000KH dan mengalami penurunan dibanding tahun 2020 mencapai
1,73/1000KH. Angka Kematian Balita pada tahun 2019 mencapai 0,96/1000 KH,
sedangkan pada tahun 2018 mencapai angka 2,17/1000 KH.
Gambar V.12
AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2012 – 2021
40 35 35
35
30
Per 1000 KH
25
20
15 10 10
8 8 7
10 14,6 6 5
10,7 4
5 0,73 5
0,2 0,19 2,17 0,96
0 1,39
1,73
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKABA Renstra
Walaupun angka kematian balita di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 mencapai
1,93/1000KH, masih lebih rendah dari target SDGs ( 32/1000KH), namun perlu
mendapatkan perhatian karena masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2019
(0,96/1000KH). Bimbingan tehnis pada sistem pelaporan kasus kematian balita perlu
ditingkatkan, khususnya kerjasama dengan fasyankes swasta di wilayah kerja Puskesmas.
Selain itu, keterampilan tenaga kesehatan dan kompetensi tehnis dalam pelayanan
kesehatan anak yang berkualitas juga perlu mendapat perhatian. Penyuluhan kepada ibu
balita tentang pola asuh perlu ditingkatkan. AKABA memiliki kemungkinan angka lebih
besar dibandingkan angka diatas, karena kasus kematian anak balita kategori pra-sekolah
sering tidak dilaporkan ke puskesmas oleh masyarakat setempat dan fasyankes swasta.
20
8,6
10
1,4 1,05 1,28
0,51
3,45
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
3. BBLR
Berat badan bayi baru lahir merupakan tolok ukur status gizi bayi dan status gizi ibu hamil.
Pada tahun 2021 tercatat kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 26 bayi (0,6%) di
Kota Palangka Raya dari jumlah bayi yang lahir. Perbandingan kasus BBLR tahun 2010 – 2021
seperti tampak pada gambar berikut ini.
Gambar V.14
Kasus BBLR di Kota Palangka Raya Tahun 2010 – 2021
40
38
35
BBLR
30
26
Jml. Kasus
25 25
20 16
15 12
10
8
10 14 13
3 1
5
4
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 20172 2018 2019 2020 2021
Sumber : Bidang Kesmas
Berdasarkan gambar V.14 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus BBLR pada
tahun 2021. Data tersebut merupakan angka yang hanya tercatat oleh dinas kesehatan dan
puskesmas, ada kemungkinan angka lebih dari itu. Diharapkan kepada pengelola program gizi
masyarakat yang berintegrasi dengan pengelola KIA, untuk meningkatkan sistem pencatatan
dan pelaporan terkait BBLR, baik di puskesmas, RS, Praktek Mandiri Nakes, maupun di Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya.
Gambar V.15
Peta Kasus BBLR di Kota Palangka Raya Tahun 2021
Pada gambar V.15 kasus BBLR tertinggi ada di wilayah kerja Puskesmas Menteng (15
kasus) dan Puskesmas Marina Permai (5 kasus). Pada Puskesmas Pahandut (3 kasus),
Puskesmas Kereng Bangkirai (2 kasus) , dan Kalampangan (1 kasus). Sedangkan 6 Puskesmas
lainnya bebas BBLR (Rakumpit, Tangkiling, Jekan Raya, Bukit Hindu, Kayon, dan Panarung).
Kunjungan neonatus bertujuan untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan pada bayi
baru lahir hingga usia kurang sebulan yang merupakan kelompok paling rentan terhadap
gangguan kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah pertolongan
persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (usia 0-
28 hari) minimal dua kali, yaitu pada umur 0-7 hari dan pada umur 8-28 hari.
Pada tahun 2021 kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) di Kota Palangka Raya mencapai
88,95% meningkat jika dibandingkan tahun 2020 mencapai 84,64%. Namun capain KN1 tahun
2021 lebih kecil jika dibandingkan dengan capaian KN1 pada tahun 2017- 2019. Gambar V.16
berikut menunjukan pencapaian kunjungan neonates dari tahun 2012 - 2021.
Gambar V.16
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) dan Penanganan Neonatus Risti
di Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2021
80
60
33,9 30,6
40
25,66
20 1,05 8,6
16,28
0,51 1,28 3,45
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pada tahun 2021 penanganan neonatus risti mencapai 3,45%, meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2020 (1,28%), menurun dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu
25,66% neonatus risiko tinggi yang ditangani. Sedangkan tahun 2018 neonatus risiko tinggi
yang ditangani di Kota Palangka Raya mencapai 8,6%, tahun 2017 sebesar 0,51%, tahun 2016
sebesar 8 (1,05%), dan tahun 2015 ditangani sebesar 219 (16,28%).
Angka kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan neonatus, akan menjamin mutu
layanan neonatus. Hal ini terkait dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan, dinyatakan bahwa setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar.
5. ASI Eksklusif
Pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif
sejak lahir sampai dengan umur enam bulan dan meneruskan menyusui sampai anak umur 24
bulan dengan mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi dan sesuai dengan
kebutuhannya. Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa hal seperti: belum adanya
peraturan tentang pemberian ASI Eksklusif, belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi
dan advokasi, serta masih terbatasnya sarana dan prasarana KIE ASI dan MP ASI.
Gambar V.17
Cakupan ASI Eksklusif Kota Palangka Raya
Tahun 2011 – 2021
90
Target; 80
80
70
Persentase (%)
60
49,25
50 45,82
39,3 41,9 41,69
40 33,2 33,17
30
19,5 18,8 16,79
20 14,99
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar V.17 terlihat Cakupan ASI Eksklusif di Kota Palangka Raya Tahun 2021 (33,17%)
mengalami penurunan dibanding tahun 2020 (45,82%) dan tahun 2019 (49,25%). Kondisi
tahun 2011 sampai tahun 2015 Cakupan ASI Eksklusif mengalami trend naik, walau pada tahun
2016 dan 2017 sempat mengalami penurunan.
Rendahnya cakupan ASI Eksklusif, merupakan tantangan bagi para bidan puskesmas dan
pengelola KIA di Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, untuk lebih giat melakukan promosi
kesehatan tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi pertumbuhan bayi. Capaian Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) pada tahun 2021 mencapai 73,47% dari total bayi baru lahir. Juga tantangan bagi
para bidan untuk melawan arus informasi/iklan penggunaan susu formula, dan komitmen para
bidan untuk menolak penghargaan dari distributor susu formula di tempat praktek swasta
atau di sarana layanan kesehatan. Bagi pengelola laporan untuk lebih teliti dalam sistem
pencatatan dan pelaporan, juga lebih meningkatkan koordinasi dengan pengelola program
terkait, terutama tentang persamaan persepsi terhadap definisi operasional tentang ASI
Eklusif
6. Pelayanan kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah
Pelayanan kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah ditujukan untuk meningkatkan
kelangsungan dan kualitas hidup Bayi, Anak Balita dan Prasekolah. Pelayanan Kesehatan Bayi,
Anak Balita dan Prasekolah, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak, harus dilakukan melalui :
o Pemberian ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan;
o Pemberian ASI hingga 2 (dua) tahun;
o Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) mulai usia 6 (enam) bulan;
o Pemberian imunisasi dasar lengkap bagi Bayi;
o Pemberian imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib pada anak usia 18 bulan dan imunisasi
campak pada anak usia 24 bulan;
o Pemberian Vitamin A;
o Upaya pola mengasuh Anak;
o Pemantauan pertumbuhan;
o Pemantauan perkembangan;
o Pemantauan gangguan tumbuh kembang;
o MTBS; dan
o Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu ke ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
Cakupan Pelayanan kesehatan kepada bayi di Kota Palangka Raya dari tahun 2015 – 2021
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar V.18
Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Bayi Kota Palangka Raya
Tahun 2015 – 2021
110
105,08 Target 100%
105
100,43
Persentase (%)
98,9 98
100
95
91,4 91,5
89,55
90
85
80
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Cakupan pelayanan kesehatan pada bayi di Kota Palangka Raya tahun 2021 sebesar 98%,
meningkat jika dibandingkan tahun 2020 sebesar 89,55%, menurun jika dibandingkan tahun
2019 sebesar 105,08%. Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Palangka Raya dan daerah lain
7. Imunisasi
Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang cost effective, karena
merupakan kegiatan yang berorientasi pada pencegahan dan dapat diterapkan di semua
daerah. Tujuan dari program imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Upaya program imunisasi dilaksanakan
melalui imunisasi rutin dan imunisasi tambahan.
Untuk dapat menekan angka PD3I, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan
merata. Pencapaian imunisasi dasar lengkap (UCI=Universal Child Immunization) merupakan
upaya untuk menekan angka PD3I. Bila cakupan UCI dihubungkan dengan suatu wilayah maka
akan menggambarkan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Agar
terbentuk kekebalan di masyarakat diharapkan cakupan imunisasi dasar lengkap di suatu
wilayah minimal 80%.
Gambar V.19
Cakupan UCI Desa di Kota Palangka Raya
Tahun 2015 – 2021
100
Target :80%
80
Persentase (%)
60 53,3
46,7
36,67 33,33 33,33
40 30
26,67
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pada gambar V.19, Cakupan UCI di Kota Palangka Raya tahun 2021 mencapai 30% (9
kelurahan UCI dari 30 kelurahan di Kota Palangka Raya), meningkat jika dibandingkan dengan
tahun 2020 (26,67%). Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan capaian 5 tahun
ke belakang (2015 – 2019).
Pelayanan imunisasi menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu : indikator jangkauan
pelayanan, indikator efektifitas program dan indikator efisiensi program. Pada tahun 2021,
cakupan imunisasi dasar lengkap, imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-HIB3, imunisasi polio dan
campak, dengan capaian 91,25%. Perbedaan angka yang cukup mencolok antara capaian UCI
Desa/Kelurahan (30%) dengan angka capaian Immunisasi Dasar Lengkap (91,25%), sehingga
perlu dilaksanakan kajian dan evaluasi program imunisasi lebih detail untuk mengetahui
apakah penetapan target per-puskesmas tidak sesuai dengan fakta dilapangan, kemudian
bagaimana sistem pencatatan dan pelaporan dari Puskesmas dan praktek swasta/mandiri
tenaga kesehatan juga dari klinik swasta. Sasaran bayi (surviving infant) pada tahun 2021
sebesar 4.434 bayi dengan capaian IDL sebesar 91,25%, membantah pendapat bahwa ibu
kawatir membawa bayinya ke Puskesmas, karena pandemi covid-19 masih berlangsung.
Capaian IDL pada Tahun 2020 ebesar 89,55 dan tahun 2019 sebesar 103,5%.
Indikator jangkauan pelayanan imunisasi adalah cakupan imunisasi DPT1-HB1 dengan
target 90%, imunisasi ini merupakan antigen kontak pertama imunisasi yang diberikan pada
bayi. Jangkauan pelayanan imunisasi kontak pertama sampai ketiga (DPT-HB-Hib3) di Kota
Palangka Raya Tahun 2021 sebesar 94,52%, dan Tahun 2020 mencapai 87,95%. Capaian DPT-
HB-Hib4 pada tahun 2021 sebesar 47,06% meningkat dibandingkan tahun 2020 mencapai
39,6%.
Indikator efektifitas program atau kualitas pelayanan imunisasi adalah cakupan imunisasi
Campak yang merupakan kontak terakhir imunisasi dasar pada bayi dengan target 80%. Pada
Tahun 2021 capaian immunisasi Campak pada Baduta mencapai 47,30%, menurun jika
dibandingkan dengan tahun 2020 (87,70%), tahun 2019 yaitu 102,92%, tahun 2018 mencapai
106,45%
Gambar V.20
Cakupan Imunisasi Campak/MR2 pada Baduta
Di Kota Palangka Raya Tahun 2018-2021
90
80 Target:80%
70
60
50
%
40
30
20
10
0
2018 2019 2020 2021
% Cakupan 47,82 45,84 34,1 47,3
Target 80 80 80 80
Indikator efisiensi program imunisasi adalah angka drop out yaitu imunisasi DPT1 - HB1 -
Campak dengan target maksimal 10%. Angka drop out imunisasi bayi di Kota Palangka Raya
tahun 2021 sebesar 11%,meningkat dari tahun 2020 (4%), tahun 2019 (5%), tahun 2018 (6%),
dan tahun 2017(9,9%).
Gambar V.21
Angka Drop Out Immunisasi DPT/HB(1)-Campak
Di Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2021
12
10
Persentase (%)
8
6
4
2
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
%DO 5,2 5,8 6,2 9,9 6 5 4 11
Target 10 10 10 10 5 5 5 5
120
101,81
93,36 97,43
100
Porsentase (%)
20
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Bayi Balita
Cakupan Pelayanan kesehatan kepada balita tahun 2021 di Kota Palangka Raya mencapai
52,35% meningkat jika dibandingkan dengan angka tahun 2020 (46,12%), menurun signifikan
dibanding tahun 2019 (78,06%). Angka tersebut jauh dibawah target SPM bidang Kesehatan,
dimana semua balita harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart atau wajib
100% sesuai amanat PMK nomor 4 Tahun 2019.
Gambar V.23
Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Balita Kota Palangka Raya
Tahun 2016 – 2021
120
80 70,9 67,71
60 52,35
46,12
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kondisi pandemi Covid-19 memicu kekhawatiran ibu untuk membawa balita ke fasilitas
pelayanan kesehatan, hal tersebut diikuti liburnya Posyandu Balita dan tidak aktifnya survey
PIS-PK pada masa pandemi, sehingga kunjungan pelayanan kesehatan balita menurun.
Status gizi balita adalah tolak ukur yang paling penting dalam menentukan status gizi
masyarakat di suatu wilayah. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB). Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang
sifatnya umum, tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk atau gizi buruk dan gizi
kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan
indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.
Di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 ditemukan 46 kasus gizi buruk dari balita yang
ditimbang baik di Puskesmas juga di Posyandu. Angka tersebut berdasarkan laporan EPPGBM
(Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), dimana kategori gizi buruk tanpa
memandang ada/tidaknya penyerta pada kasus. Pada tahun 2020 ditemukan 2 kasus dan
tahun 2019 ditemukan 3 (tiga) kasus gizi buruk dengan penyerta (Kwashiorkor) dari balita.
Semua kasus ditangani yang artinya 100% kasus gizi buruk di Kota Palangka Raya mendapatkan
perawatan. Pola asuh balita oleh ibu, dan asupan gizi pada balita perlu mendapatkan
perhatian, dengan meningkatkan penyuluhan gizi yang lebih intensif di posyandu maupun
puskesmas.
Indikator TB/U serta BB/TB mulai dilaksanakan secara rutin di posyandu di Kota Palangka
Raya, walaupun ada beberapa kendala antara lain keberadaan peralatan ukur, ketelatenan
kader posyandu, serta minimnya bimbingan teknis. Pemantauan status gizi bayi/balita dapat
dilakukan melalui penimbangan setiap bulannya baik di posyandu ataupun di sarana
pelayanan kesehatan lainnya seperti di puskesmas, pustu dan polindes.
Gambar V.24
Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U,TB/U,BB/TB
di Kota Palangka Raya Tahun 2021
2500
2173
2000
1500
1000
0
Balita ditimbang BB/U (Gizi Kurang) TB/U(Balita BB/TB (Balita
Pendek) Kurus)
Dari gambar V.24, status gizi balita Kota Palangka Raya tahun 2021 dari total bayi
ditimbang (2.173) terdapat 12,56% (273 balita) gizi kurang, 14,17% (308 balita) dengan
kategori pendek, dan 9,07% (197 balita) dengan kategori kurus. Pada Tahun 2020 dari total
bayi ditimbang (1.708) terdapat 18,27% (312 balita) gizi kurang, 23,59% (403 balita) dengan
kategori pendek, dan 11,07% (189 balita) dengan kategori kurus. Angka absolut jumlah balita
ditimbang pada tahun 2021 meningkat jika dibandingkan tahun 2020, begitu juga angka kasus
gizi kurang dan pendek, makin menurun jika dibanding tahun 2020. Walau demikian jumlah
balita yang ditimbang pada tahun 2021, hanya mencapai 9,% dari total balita (22.737).
Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Palangka Raya, memaksa Posyandu balita tidak
operasional, sehingga pemantauan gizi balita hanya dilaksanakan di Puskesmas secara pasif.
Untuk mengurangi kasus tersebut Fasyankes harus menciptakan inovasi pemantauan gizi
balita pada era pandemi, dan mendorong pihak ketiga untuk berpartisipasi dalam perbaikan
gizi balita di setiap wilayah kerjanya.
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, selain jumlahnya
yang besar (25%) di antara jumlah penduduk, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau
karena terorganisir dengan baik. Anak dengan Disabilitas merupakan salah satu sasaran dari kelompok
anak Indonesia yang memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan kesehatan. Hal ini sudah digariskan
didalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan sehingga upaya
pelayanan kesehatan perlu dikembangkan untUK memberikan akses bagi anak dengan Disabilitas sesuai
dengan permasalahannya. Upaya Perlindungan bagi anak dengan Disabilitas adalah sama dengan anak lainnya
yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak, agar mereka dapat hidup, tumbuh dan
berkembangsecara optimal serta berpartisipasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan dasar
anak tersebut meliputi asah, asih dan asuh yang dapat diperoleh melalui upaya dibidang
kesehatan maupun pendidikan dan sosial.
Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada usia
sekolah dasar, permasalahan kesehatan peserta didik umumnya berhubungan dengan
ketidakseimbangan gizi, kesehatan gigi, kelainan refraksi, kecacingan, dan penyakit menular
yang terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Pada peserta didik di tingkat lanjutan Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Umum (SMU)
dan Madrasah Aliyah (MA) SLB (Sekolah Luar Biasa) pada umumnya lebih banyak terkait
dengan perilaku berisiko di antaranya kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman
beralkohol dan melakukan hubungan seksual di luar nikah
Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan di sekolah melalui program UKS
diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif.
Sedangkan untuk Pengembangan program yang dilakukan bagi Anak Dengan Disabilitas
melalui dua pendekatan yaitu melalui program UKS di SLB, dan melalui pembinaan kesehatan
Anak Dengan Disabilitas di tingkat keluarga. Upaya preventif antara lain kegiatan penjaringan
kesehatan (skrining kesehatan) peserta didik. Penjaringan kesehatan merupakan suatu
prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memilah (skrining) anak yang sehat
dan tidak sehat, serta dapat dimanfaatkan untuk pemetaan kesehatan peserta didik. Kegiatan
ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Halaman 79
Profil Kesehatan 2021
80
Persentase (%)
60
40
19,35
20 10,18
2,68 4,76
0
PAUD Kelas I SD/MI Kelas 7 SMP/MTS Kelas 10 SMA/MA
Pada gambar V.25. diatas menunjukkan cakupan penjaringan atau pelayanan kesehatan
kepada usia pendidikan dasar baru mencapai 2,68%. Hal tersebut terkait Pandemi Covid-19
masih berlangsung, sekolah dengan system pembelajaran jarak jauh (on line system), sehingga
pelayanan kesehatan kepada anak usia Pendidikan dasar tidak maksimal dilaksanakan. Angka
tersebut jauh dibawah target SPM bidang kesehatan amanat PMK RI nomor 4 tahun 2019 yang
menyatakan setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar (100%).
Pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
disebutkan bahwa yang masuk kategori usia produktif adalah umur 15 tahun sampai 59 tahun.
Adapun pernyataan standart pada pelayanan kesehatan pada usia produktif adalah setiap
warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
60000
22,31
48636
50000
44045
40000
30000
20000
11683
8991
10000
77,69
0
Perempuan Laki-laki
Pada gambar V.26. usia produktif yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan pada
tahun 2021 baru mencapai 92.681 jiwa atau 45,15% dari total penduduk berusia produktif
(205.255 jiwa). Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun 2020
mencapai 71.990 (35,26%) dan tahun 2019 mencapai 57.361 (19,67%). Usia Produktif dengan
kategori resiko mencapai 22,31% pada tahun 2021, dan 26,62% pada tahun 2020, serta tahun
2019 hanya 3,93% dari total jiwa yang mendapatkan pelayanan skrining. Menurut jenis
kelamin untuk skrining kesehatan di usia produktif pada laki-laki sangat kurang, hanya 44.045
orang, dibanding jumlah pada wanita yang lebih banyak melakukan skrining kesehatan
mencapai 48.636 orang
Tujuan pelayanan kesehatan Usia Lanjut (Usila) adalah meningkatkan derajat kesehatan
dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata
kemasyarakatan. Selain itu juga meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina
sendiri kesehatannya; meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut; meningkatkan jenis dan
jangkauan kesehatan usia lanjut; serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan sikap dan
perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah
kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional, menuju terwujudnya
kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan
keluarga sehat kecil, bahagia dan sejahtera. Dalam keluarga, usia lanjut merupakan figur
tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa sedangkan dalam kehidupan
Nasional, usia lanjut merupakan sumber daya yang bernilai sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman kehidupan yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu
kehidupan masyarakat keseluruhannya. Sebagai hasil pembangunan terlihat adanya
peningkatan umur harapan hidup waktu lahir yang membawa dampak peningkatan jumlah
usia lanjut dengan berbagai kebutuhan khusus dibidang kesehatan. Dasar Hukum dan
pengembangan program Pembinaan Kesehatan Usia lanjut
Dengan pembinaan Kesehatan Usia Lanjut maka seluruh Indonesia dari berbagai
kelompok umur dapat digunakan hanya sesuai peraturan perundangundangan bahwa setiap
warga negara berhak mewujudkan derajat kesehatannya yang optimal termasuk usia lanjut.
Usia lanjut adalah sesuatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Umur manusia sebagai
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Halaman 82
Profil Kesehatan 2021
makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi
sampai dewasa, atau 6 x20 tahun = 120 tahun. Saat ini masih banyak usia lanjut yang produktif
belum dimanfaatkan dalam menunjang pembangunan dan belum terselenggaranya
kerjasama lintas program maupun lintas sektoral dalam mendukung pembinaan kesehatan
usia lanjut yang mantap. Oleh sebab itu pembinaan dan pelayanan kesehatan usia lanjut perlu
dilakukan sebaik mungkin dalam terciptanya keluarga yang sejahtera
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh
dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di
puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti dan institusi lainya. Tekhnologi tepat guna dalam
upaya kesehatan usia lanjut adalah tekhnologi yang mengacu pada masa usia lanjut setempat,
yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di masyarakat, terjangkau oleh masyarakat
diterima oleh masyarakat sesuai dengan azas manfaat. Peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi peJayanan
kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam
pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanan pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat. Sasaran pembinaan meliputi:
Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-54 tahun) atau masa virilitas dalam keluarga maupun
masyarakat luas; Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55-64 tahun) dalam keluarga,
organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarakat umumnya; Kelompok usia lanjut dalam
masa senescens (>65 tahun) dan usia lanjut dengan resiko tinggi (lebih dari 70 tahun) hidup
sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain. Sedangkan
Sasaran Pembinaan Tidak Langsung adalah Keluarga dimana usia lanjut berada; Organisasi
sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut; dan masyarakat luas.
Pada tahun 2021 dan 2020, di era pandemi Covid-19, Posyandu usila tidak operasional
mulai bulan April 2020. Sehingga pelayanan kesehatan untuk Usila menurun jika dibandingkan
dengan tahun 2019. Pada tahun 2021 terdapat 10.338 usila mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar atau 49,21% dari total usila. Tahun 2020 terdapat 6.481 usila
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, sedangkan tahun 2019 mencapai 10.040
usila baik ke Fasyankes maupun ke Posyandu Lansia.
Gambar V.27
Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Lansia
di Kota Palangka Raya Tahun 2015-2021
40%
4000
620
30%
4766 4775 21%
2000 4063
2560 2839 20%
1718 1763
0 10%
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
0%
Laki-laki Perempuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pada gambar V.27 diatas, cakupan pelayanan kesehatan pada usila di Kota Palangka Raya
tahun 2021 mengalami peningkatan dibanding tahun 2020. Jika dianalisis sesuai jenis kelamin,
ternyata Usila perempuan lebih aktif ke Posyandu, atau lebih peduli terhadap masalah
kesehatannya. Hal ini dapat dilihat pada jumlah kunjungan rata-rata 58,21% dari total Usila
yang hadir di Posyandu atau memeriksakan kesehatannya di Puskesmas adalah usila
perempuan. Ini jadi perhatian bagi usia lanjut pada laki-laki untuk lebih sadar lagi,
memeriksakan kesehatan diri ke Fasyankes terdekat demi terhindar dari penyakit berbahaya
di usila.
Persentase Usila yang melakukan skrining kesehatan ke Fasyankes di tahun 2021
mencapai 49,21% meningkat dibanding tahun 2020 mencapai 43,78% menurun dibanding
tahun 2019 (50,74%), tahun 2018 (79,47%) diikuti tahun 2017 (49,59%) dan tahun 2016 (43%).
Skrining bisa dikembangkan di Posbindu dan Posyandu Lansia, atau bahkan terintegrasi
dengan kegiatan PIS-PK jika kondisi memungkinkan. Diharapkan kepada puskesmas lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan dan edukasi kepada para usia lanjut, agar lebih perduli
memeriksa kesehatannya ke Fasyankes terdekat sehingga terpantaunya penyakit degeneratif
di usia lanjut.
BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalensi, morbiditas atau mortalitas
dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal. Angka kesakitan dan kematian
penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat. Gambaran kondisi
umum, potensi dan permasalahan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
dipaparkan berdasarkan hasil pencapaian program dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Potensi
dan permasalahan pengendalian penyakit menular maupun tidak menular menjadi input dalam
menentukan arah kebijakan dan strategi Dinas Kesehatan dalam bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (surveilans epidemiologi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan
NAPZA)
Prioritas penyakit menular, masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis, Malaria,
Demam Berdarah, Influenza dan Flu Burung. Disamping itu Indonesia juga belum sepenuhnya
berhasil mengendalikan penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, dan
lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik
pada maternal maupun neonatal sudah sangat menurun, bahkan pada tahun 2014, Indonesia
telah dinyatakan bebas polio.
1. TB Paru
Tuberculosis atau sering disebut TB Paru adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang terinfeksi basil TB. Umumnya menyerang organ paru, namun dapat juga menyerang
organ tubuh lainnya. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, penyakit TB menjadi salah satu
penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam SDG’s (Sustainabel
Development Goals)
Penemuan penderita merupakan langkah pertama dalam kegiatan program
penanggulangan TB. Upaya penemuan penderita dilakukan secara pasif dengan promosi aktif,
artinya penjaringan penderita dilakukan di unit pelayanan kesehatan pada saat penderita
datang untuk berobat didukung dengan penyuluhan aktif. Keberhasilan pengobatan TB Paru
diukur antara lain melalui penemuan dan pengobatan penderita dan tingkat kesembuhan
penderita yang diobati dengan menggunakan strategi Directly Observed Treatment
Shortcourse (DOTS). Indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
Notification Rate (CNR), Case Detection Rate (CDR), Cure Rate, Complete Rate dan Succes Rate
(SR)
Case Notification Rate (CNR) adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang
ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini bila
dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke
tahun atau kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien di wilayah
tersebut.
Gambar VI.1
Case Notification Rate (CNR) TB Paru
di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2021
250
226,7
200 187
Per-100.000 pddk
150
113 107
98,13
100 78,54 76
50
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pada tahun 2021, CNR semua kasus Tuberculosis (TBC) mencapai 107 per-100.000
penduduk, dari seluruh kasus (336). Angka tersebut meningkat jika dibanding tahun 2020
sebesar 76 per-100.000 penduduk, dari seluruh kasus (996). Angka ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2019 CNR seluruh kasus mencapai 113 per-100.000 penduduk, tahun
2018 dengan CNR seluruh kasus mencapai 187 per 100.000 penduduk dan CNR kasus baru
sebesar 49 per 100.000 penduduk.
Case Detection Rate (CDR) yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan
dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah
tersebut. Target minimal CDR yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan adalah 70%.
Berikut adalah penemuan kasus (CDR) sejak tahun 2013-2021
Gambar VI.2
Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate) TB Paru
di Kota Palangka Raya Tahun 2013-2021
100
86,72
80
Persentase (%)
Target; 70
60 53,78
48
39,48
40 28,39 30,91
25 25 26,86
20
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Angka CDR Tahun 2021 mencaci 39,48% mengalami peningkatan jika dibanding 2020
(26,86%), tahun 2019 (53,78%) masih dibawah angka target program (70%). Pada tahun 2018
melampui target (CDR 86,72%) sedangkan di tahun 2013 dan 2016 paling rendah angkanya
(CDR 25%). CDR berada di bawah target dikarenakan masih sulitnya dalam mendiagnosa BTA
(+) pada pasien saat melakukan pengecekan di laboratorium yaitu tata cara dalam
pengeluaran dahak, dan masih perlunya peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan dalam
program pengendalian TB terutama pada pelaksanaan Pengawas Minum Obat (PMO).
Pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2021, memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada
rendahnya angka CDR. Resiko tinggi petugas laboratorium saat mengambil sample sputum TB
Paru, membuat capaian CDR rendah pada tahun 2020-2021
Gambar VI.3
Peta Sebaran Kasus TB Paru di Puskesmas Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2021
Pada Gambar VI.3 terlihat daerah dengan padat penduduk seperti Kecamatan Pahandut
(249 kasus), mempunyai angka kasus tertinggi dibanding kecamatan lainnya, disusul
Kecamatan Jekan Raya (85 kasus). Kecamatan lainnya yang mempunyai jumlah penduduk
dengan kepadatan rendah (Kecamatan Rakumpit, Bukit Batu, dan Kecamatan Sebangau).
Acuan target penanganan TB Paru jelas tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, serta Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, disebutkan bahwa Setiap orang
terduga Tuberkulosis (TBC) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada orang
terduga TBC di wilayah kerja Kabupaten/Kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
Gambar VI.4
Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2021
120
100 Target:100%
Persentase (%)
80 73,45
60 48,81 51,45
42,74
40 28,66 30,39
22,83
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Di Kota Palangka Raya jumlah terduga Tuberculosis pada tahun 2021 mencapai 3.419
kasus, dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart sebanyak 1.761 kasus
(51,45%). Angka tersebut meningkat jika dibandingkan pada tahun 2020 mencapai 4.363
kasus, dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart sebanyak 996 kasus (22,83%).
Penderita TB paru yang berobat di unit pelayanan kesehatan (UPK) serta mendapat
pengobatan pada tahun 2021 sebanyak 366 kasus, meningkat jika dibandingkan dengan tahun
2020 sebanyak 486 kasus, tahun 2019 (sebanyak 320 kasus) , tahun 2018 sebanyak 517 kasus
dan tahun 2017 sebanyak 607 kasus .
100
89,3 79,07
90 Target SR; 85
76,6 77,85
80
69,5 71,43
Persentase
70
60
50
40 33 77,16
29,89
30 19,28
20
30,87
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar VI.6
Cure Rate, Complete Rate, dan Succes Rate (SR) TB
di Kota Palangka Raya Tahun 2018-2021
100
2018
71,43 77,16
80 68,36 2019
63,2
52,26
Persentase(%)
77,85
60 2020
41,73
30,87
40 53,3 59,45 2021
23,5
12,8
20 7,92
0 0,33 1,23
0
Angka Kesembuhan Angka Pengobatan Angka Keberhasilan Jml Kematian selama
(Cure Rate) Lengkap (Complete Pengobatan (Success pengobatan
Rate) Rate)
2. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat
disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan
karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah
anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki
masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan
balita. Namun perhatian dunia selama ini terhadap pneumonia sangat sedikit sehingga ISPA
dikenal sebagai the forgotten pandemic. Oleh karena itu dunia memasukan pneumonia
kedalam komitmen global SDGs untuk ditanggulangi bersama. Diperkirakan 10% dari seluruh
balita pernah menderita pneumonia. Untuk tahun 2021 jumlah kasus pneumonia diperkirakan
1.274 balita/kasus, tahun 2020 jumlah kasus pneumonia diperkirakan sebesar 1.275
balita/kasus, Tahun 2019 sebanyak 1.274 kasus, tahun 2018 sebanyak 1.239 balita/kasus.
Sedangkan tahun 2017 jumlah perkiraan penderita pneumonia sebanyak 2.535 penderita.
Gambar VI.7
Proporsi Penemuan Penderita Pneumonia Balita
di Kota Palangka Raya Tahun 2021
Laki
47,06%
Perempuan
52,94%
Pada gambar VI.7 penderita pneumonia balita pada tahun 2021 sebagian besar berjenis
kelamin perempuan mencapai 52,94%, pada tahun 2020 sebagian besar berjenis kelamin laki-
laki mencapai 51,8%, dan tahun 2019 mencapai 56,4% untuk laik-laki. Penderita yang
ditemukan dan ditangani/diobati sesuai dengan tata laksana standar pada sarana pelayanan
dasar tahun 2021 sebesar 75,11% menurun jika dibandingkan tahun 2020 sebesar 78,84%,
meningkat tajam dibanding tahun 2019 sebesar 7,93%, pada tahun 2018 sebesar 7,26%, dan
tahun 2017 sebesar 3,91%. Sedangkan Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai
dengan tata laksana standar minimal >60% pada tahun 2021 adalah 4 puskesmas (Pahandut,
Kayon, Tangkiling, dan Kereng Bangkirai). Secara nasional penderita pnemonia balita yang
ditemukan dan diobati ditargetkan sebesar 86%, dengan demikian capaian penemuan kasus
pneumonia di Kota Palangka Raya tahun 2021 sangatlah rendah.
Gambar VI.8
Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Balita
di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2021
100
90
Target,
80 86
70
Penemuan
60
50
40
30
20 8,8
7,8 9,5 7,26 7,93
10 5,23 3,28 3,91
1,68 2,12 1,33
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Berbagai kendala yang ditemui dalam penanggulangan ISPA pneumonia adalah cara
penularannya yang lintas udara (air borne desease), sulitnya mengidentifikasi gejala
pneumonia oleh masyarakat serta masih minimnya pelatihan tenaga kesehatan dalam
tatalaksana penderita pneumonia balita (MTBS). Dan banyak orang tua yang tidak mengenali
gejala atau tanda pneumonia pada bayi. Hal ini menyebabkan penyakit ini sering kali
terlambat ditangani, serta menyebabkan kematian pada balita. Untuk pencegahannya
setidaknya orang tua rajin memeriksakan kesehatan bayinya ke fasilitas pelayanan kesehatan
setidaknya minimal sebulan sekali. Hal ini bertujuan mengindari penyakit yang fatal pada
pertumbuhan balita dan pencegahan meningkatnya kematian pada usia balita. Setidaknya
orang tua bisa mengenali sedikit tentang gejala penyakit pneumonia sejak dini agar bisa
ditangani dan diobati. Ini beberapa gejala pneumonia pada balita yang harus diwaspadai
sebagai berikut :
• Demam tinggi. • Batuk pilek.
• Sesak nafas atau bayi tampak kesulitan • Bayi tidak mau menyusu dan makan.
bernafas. • Nyeri dada atau perut.
• Hidung bayi kembang kempis saat • Bayi tampak gelisah dan lemas.
bernafas. • Bibir dan kuku tampak membiru
• Nafas bayi berbunyi.
3. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Obat
atau metode penanganan HIV belum ditemukan. Dengan menjalani pengobatan tertentu,
pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa
menjalani hidup dengan normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi
di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, maka
tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan .
Kebijakan nasional penanggulangan AIDS telah diatur sejak diterbitkannya Keputusan
Presiden No. 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS yang diperbarui melalui
Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.
Di beberapa kota besar pencegahan dan pengobatan dalam penanggulangan HIV/AIDS
pada umumnya masih jauh dari harapan penanggulangan HIV/AIDS, sehingga berdampak
pada meningkatnya orang terinfeksi dari tahun ke tahun. Di Kota Palangka Raya pada tahun
2021 jumlah kasus HIV mencapai 61 kasus dengan jumlah estimasi orang dengan risiko
terinfeksi HIV sebesar 4.884 orang . Tahun 2020 jumlah kasus HIV mencapai 17 kasus dengan
jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV sebesar 7.325 orang. Tahun 2019 jumlah
kasus HIV mencapai 63 dengan jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV sebesar
5.967 kasus. Sedangkan tahun 2018, jumlah kasus HIV mencapai 75 dengan jumlah estimasi
orang dengan risiko terinfeksi HIV sebesar 2.957 orang, dan persentase orang dengan risiko
terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar sebesar 49,6%.
Proporsi kumulatif kasus HIV pada tahun 2021 tertinggi berada pada kelompok umur 25-
49 tahun (67,21%), diikuti kelompok umur 20-24 (27,87%). Sedangkan Proporsi kumulatif
kasus AIDS tertinggi berada pada kelompok umur 20-29 (29,41%) diikuti dengan kelompok
umur 30-39 tahun (32,03%) dan kelompok umur 40-49 tahun (24,18%). Pada Tahun 2021,
kasus kumulatif AIDS mencapai 153 kasus, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020
sebesar 56 kasus, dan tahun 2019 mencapai 80. Pandemi covid-19 yang melanda Kota
Palangka Raya pada tahun 2021, berpengaruh terhadap menurunnya pelaksanaan kegiatan
deteksi kasus, semua energi pengelola program surveillance tercurah untuk penanggulangan
Covid-19
Kasus HIV/AIDS di Kota Palangka Raya dalam beberapa tahun terakhir jumlah orang
terinfeksinya terus meningkat. Kondisi tersebut disebabkan pencegahan dan perawatan di
Kota Palangka Raya dan Indonesia pada umumnya belum terintegrasi dengan baik, sebagai
contoh belum meratanya kapasitas lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam melakukan
pencegahan dan belum terciptanya layanan yang kompherensif dan terintegrasi (IMS, VCT,
CD4, ARV).
Melihat kondisi diatas dapat kita lihat beberapa hal yang harus ditanggulangi bersama,
antara lain :
a. Status kualitas pencegahan dan pengobatan
Status kualitas pencegahan dan pengobatan, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan
sebab pencegahan dan perawatan saling berhubungan. Misalnya : pencegahan dampak
buruk pada ODHA yang membutuhkan perawatan
b. Status sistem penanggulangan HIV/AIDS
Pada beberapa daerah belum terbangun sistem penanggulangan HIV/AIDS. Pada kondisi
tersebut pencegahan dan pengobatan pada daerah yang belum memiliki sistem tersebut
akan terjadi peningkatan kasus-kasus baru HIV/AIDS di daerah tersebut, hal ini
dikarenakan pemerintah daerah tidak dapat memonitoring laju epidemi HIV/AIDS di
daerah tersebut. Pada daerah yang sudah mempunyai sistem penanggulangan HIV/AIDS
juga masih banyak kekurangan antar institusi terkait, hal ini dikarenakan kurang
koordinasi diantara institusi yang berhubungan dengan penanggulangan HIV/AIDS.
c. Status pengetahuan dan kesadaran masyarakat,
Masyarakat adalah bagian penting dan strategis dalam penanggulangan HIV/AIDS di
Indonesia. Karena masyarakat dapat menjadi objek sebagai dampak HIV/AIDS sekaligus
dapat menjadi subjek sebagai pelaku penanggulangan HIV/AIDS. Sehubungan dengan
peran masyarakat sebagai subjek status pengetahuan dan kesadaran HIV/AIDS pada
masyarakat perlu ditingkatkan
d. Status penataan institusi dan peraturan yang berhubungan dengan penanggulangan
HIV/AIDS,
Sejak Undang-Undang RI No. 22, Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah dilaksanakan
pada bulan Januari 2000, pemerintah kota atau kabupaten mempunyai kewenangannya
sendiri dalam mengelola sumber daya yang ada di dalam wilayahnya dan juga untuk
menata kelembagaannya. Berhubungan dengan itu pemerintah kota dalam upaya
penanggulangan HIV/AIDS membentuk instansi yang disebut Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) yang bertanggung jawab secara teknis terhadap penanggulangan HIV/AIDS
pada masing – masing kota atau kabupaten. Namun instansi penanggulangan HIV/AIDS
dipisahkan dengan instansi Dinas Kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masyarakat
kota atau kabupaten dikelola oleh Dinas Kesehatan setempat. Instansi lainnya yang
berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS seperti Pariwisata, Keamanan daerah, dll
25,93
100 28,6 100
90 90 28,57
23,5 23 35
29,63 23,53
29,6 34,21 26,25
80 80
50 41,67
70 70
50
60 60
70,4
50 perempuan 50 65
76,47 perempuan
76,5
74,07
40 77 Laki-laki 40 73,75 Laki-laki
71,4 58,33
30 70,37 30 65,79
20 20 71,43
50 50
10 10
0 0
HIV
2015
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
AIDS
Pada gambar VI.9 menunjukan proporsi penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin
dari tahun 2015-2021. Penderita HIV maupun AIDS didominasi oleh kaum pria, angka
prosentase pada kaum pria selalu >50%, peningkatan kasus di kalangan kaum pria
memperlihatkan betapa kurangnya kesadaran akan pentingnya keamanan dan kesehatan
seksualitas. Penyebab lainnya adalah efek domino dari penggunaan jarum suntik narkoba
secara bergantian, akan memicu penularan HIV/AIDS di kalangan pemakai narkoba.
4. Diare
Diare merupakan penyakit ketika terjadi perubahan konsistensi feses dan peningkatan
frekuensi buang air besar. Diare merupakan penyakit yang potensial menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB). Kejadian diare dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : faktor
lingkungan, gizi, kependudukan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku
masyarakat. Secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita.
Upaya menurunkan angka kesakitan diare di Kota Palangka Raya adalah dengan
tatalaksana penderita diare seperti melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada
penderita diare balita, ketersediaan logistik serta pengamatan terhadap peningkatan kasus
diare.
Penderita Diare yang berobat dan ditangani di puskesmas pada tahun 2021 sebesar 588
kasus dengan angka kesakitan 1,97 per-1000 penduduk pada semua golongan umur. Angka
tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 sebesar 754 dengan angka
kesakitan 270/1000 penduduk pada semua golongan umur. Sedangkan tahun 2019 sebesar
2.591 dengan angka kesakitan sebesar 270/1000 penduduk pada semua golongan umur. Pada
tahun 2018 sebesar 4.675, tahun 2017 sebanyak 2.662, dan tahun 2016 sebanyak 2.879
dengan angka kesakitan diare sebesar 214/1000 penduduk.
Gambar VI.10
Jumlah Penderita Diare dilayani dan mendapat oralit
di Puskesmas Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2015 - 2021
5000 4675
4500
Dilayani
4000
3500 3275 Dapat Oralit
2879
3000 2662 2591
2500
2000 2591
1500
1000 754
588 536
500 302
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Sedangkan kasus Diare ditemukan dan ditangani pada balita dan semua golongan umur
di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 sesuai pada gambar VI.11 berikut :
Gambar VI.11.
Pasien Diare pada Balita dan Semua Golongan Umur
yang ditemukan dan ditangani
di Kota Palangka Raya Tahun 2019-2021
3000
2591
2500
2000
0
2019 2020 2021
Pada gambar VI.11 kasus diare yang ditemukan dan ditangani tahun 2021 pada Balita
sebanyak 251 atau 6,5% dari total target penemuan (3.833 kasus), dan mendapatkan oralit
sebanyak 103 (41,04%). Sedangkan pada semua golongan umur, kasus diare ditemukan dan
ditangani sebanyak 588 atau 7,47% dari total target penemuan (7.875 kasus), dan
mendapatkan oralit sebanyak 236 (40,14%).
5. Kusta
Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae
yang menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini dapat menyebabkan
stigma sosial di masyarakat akibat cacat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Upaya
pelayanan terhadap penderita penyakit kusta antara lain pemeriksaan intensif penderita yang
datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau pernah kontak erat dengan penderita.
Pada tahun 2021 kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 2 kasus dan tipe Pausi Basiler
sebanyak 2 kasus dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) 1,34 /100.000 penduduk.
Sedangkan Tahun 2020 kasus baru kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 3 kasus dan tipe
Pausi Basiler sebanyak 0 kasus dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) 1,05
/100.000 penduduk. Tahun 2019 kasus baru kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 0 kasus
dan tipe Pausi Basiler sebanyak 3 kasus dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR)
1,06 /100.000 penduduk. Tahun 2018 kasus baru t[pe Multi Basiler sebanyak 2 kasus dan tipe
Pausi Basiler sebanyak 0 kasus dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) 0,72
/100.000 penduduk. Pada tahun 2017 kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 3 kasus dan tipe
Pausi Basiler sebanyak 1 kasus, dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) 1,49
/100.000 penduduk.
Tingkat penularan di masyarakat menggunakan indikator proporsi anak (< 15 tahun)
diantara pederita baru. Di Kota Palangka Raya Tahun 2021, kusta ditemukan pada penderita
usia ≥ 15 tahun. Dari 4 penderita Kusta, 2 (50%) penderita yang dinyatakan selesai
pengobatannya, sedangkan keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru diukur dari proporsi
cacat tingkat II, pada tahun 2021 proporsi cacat tingkat II sebesar 0%.
Gambar VI.12
Prosentase Penderita Kusta Selesai Berobat
di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2021
70 63 66,6
Persentase(%)
60 50 50
50 50
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
6. COVID-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus.
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan
COVID-19 sebagai pandemi.
Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular, Indonesia
telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penangulangan Wabah Penyakit
Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Untuk itu dalam rangka upaya penanggulangan dini wabah COVID-19, Menteri Kesehatan
telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020
tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh
pertimbangan bahwa Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC). Selain itu meluasnya penyebaran
COVID-19 ke berbagai negara dengan risiko penyebaran ke Indonesia terkait dengan
mobilitas penduduk, memerlukan upaya penanggulangan terhadap penyakit tersebut.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai
negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.84.226
kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%).
Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan
menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020
Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 3.417 kasus
meninggal (CFR 4,8%). Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir
menjangkau seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah
kematian semakin meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia, Pemerintah
Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Keputusan Presiden tersebut menetapkan COVID-19 sebagai jenis penyakit yang
menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan KKM COVID-19 di
Indonesia yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Selain itu, atas pertimbangan penyebaran COVID-19 berdampak pada
meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah
terdampak, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia,
telah dikeluarkan juga Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana
Nasional.
Kota Palangka Raya merupakan salah satu kab/kota yang mengalami pandemi Covid-
19, dan kasus pertama pada tanggal 19 Maret 2020. Sampai akhir Desember 2021, total
kasus Covid-19 mencapai 13.127 (terkonfirmasi positif), 12.606 kasus sembuh, dan 518 kasus
meninggal.
Gambar VI.13
Perkembangan Kasus Covid-19 di Kota Palangka Raya Tahun 2021
Pada gambar VI.16, dari 13.127 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada tahun 2021,
terdapat kasus meninggal sebanyak 518 dengan case fatality rate (CFR) sebesar 3,95% dan
angka kesembuhan mencapai 96,03% (12.606 kasus). Angka tersebut bersifat kumulatif dari
tahun 2020, dimana pada tahun 2020 terdapat 2004 kasus terkonfirmasi positif Covid-19,
dengan kasus meninggal sebanyak 91 dengan case fatality rate (CFR) sebesar 5% dan angka
kesembuhan mencapai 95% (1.913 kasus). Case Fatality Rate (CFR) adalah jumlah orang yang
meninggal dunia dari total orang yang sakit atau mempunyai gejala suatu penyakit. Kalau
dihubungkan dengan pandemi Covid-19, sebagian besar negara melaporkan CFR sebagai
jumlah orang yang meninggal dunia dari total orang yang sudah terkonfirmasi (biasanya
dengan hasil tes PCR yang positif) dan kasus probable Covid-19 (dimana Covid menjadi
penyebab pasti atau salah satu sebab kematian tapi belum terkonfirmasi oleh pemeriksaan
laboratorium) sebagai numerator, dan jumlah orang yang sudah terkonfirmasi Covid
(dengan hasil tes PCR yang positif) sebagai denominator. CFR dipengaruhi oleh akses serta
ketersediaan pelayanan kesehatan juga kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan
pemeriksaan/pelayanan kesehatan kepada pasien covid-19.
Berbagai upaya penanggulangan dan pengendalian Covid-19 telah dilaksanakan,
sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona virus desease (Covid-19) dari
Kementerian Kesehatan RI. Salah satu upaya pengendalian adalah dengan membentuk
Rumah Sakit Perluasan (RSP) untuk menampung dan isolasi bagi pasien Covid-19
terkonfirmasi positif dengan gejala ringan dan sedang. Pasien dengan gejala berat dan
memiliki kormobid, dirawat di RSUD Kota Palangka Raya. Jumlah laboratorium penunjang
pemeriksaan RT-PCR sebanyak 6 laboratorium, pemeriksaan TCM sebanyak 2 laboratorium,
dan pemeriksaan RT-PCR & TCM sebanyak 2 laboratorium.
Campak
Difteri
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Tetanus
Difteri Pertusis Neonatoru Campak Polio Hepatitis B
m
Jumlah Kasus 0 0 0 19 0 0
Meninggal 0 0 0 0 0 0
AFP berbeda dengan polio, AFP merupakan sekumpulan penyakit yang ditandai dengan
lumpuh layuh akut. Dalam rangka eradikasi polio, seluruh negara (global) melaksanakan
surveilans AFP. Survailans AFP difokuskan pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut dan layuh
(flaccid) seperti pada kasus polio. Sebagian besar kasus polio non paralitik tidak disertai
manifestasi klinis yang jelas. Ditemukannya kasus polio paralitik menunjukkan adanya
penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut.
Surveilans AFP merupakan salah satu upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
polio. Kelompok rentan terhadap kasus polio adalah anak-anak sehingga pelaksanaan
program Surveilans AFP difokuskan pada anak usia < 15 tahun yang menderita kelumpuhan
mirip polio (lumpuh layuh akut).
Selama pelaksanaan Surveilans AFP di Kota Palangka Raya, tidak ditemukan ada kasus
kelumpuhan akibat polio paralitik. Di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 ditemukan kasus
AFP Non-Polio 2 kasus dengan AFP Rate pada usia <15 tahun sebesar 3,74 per-100.000
penduduk. Tahun 2020 ditemukan kasus AFP Non-Polio 1 kasus dengan AFP Rate pada usia
<15 tahun sebesar 4,66 per-100.000 penduduk. Sedangkan Tahun 2019 ditemukan kasus AFP
Non-Polio sebanyak 1 kasus dengan AFP Rate usia <15 tahun mencapai 1,74 per-100.000
penduduk.
Gambar VI.15
Penemuan Kasus AFP (per 100.000 penduduk usia < 15 tahun)
Kota Palangka Raya Tahun 2004-2021
7
6 6
(per 100.000 pddk usia < 15 thn)
6
5 5 5
5
4 4
Jml. Kasus
4
3 3
2
3
2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2
1 1 1
1
0 0 0
1
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Penemuan Target (per 100.000 pddk usia < 15 th)
Dalam rangka eradikasi polio, seluruh negara (global) melaksanakan surveilans AFP.
Diketahui bahwa AFP berbeda dengan Polio, karena Polio disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang sistem saraf sehingga penderita mengalami kelumpuhan. Umumnya menyerang
anak-anak yang ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku leher dan
sakit ditungkai dan lengan. Sedangkan AFP (Acute Flaccid Paralysis) merupakan kondisi
abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas
dan berakibat pada kelumpuhan. AFP merupakan sekumpulan penyakit yang ditandai dengan
lumpuh layuh akut. Surveilans AFP difokuskan pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut dan
layuh (flaccid) seperti pada kasus polio. Sebagian besar kasus polio non paralitik tidak disertai
manifestasi klinis yang jelas. Ditemukannya kasus polio paralitik menunjukkan adanya
penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut.
Gambar VI.16
AFP Rate Non-Polio (per 100.000 penduduk < 15 tahun)
Kota Palangka Raya Tahun 2010 – 2021
Kasus AFP per-100.000 pddk <15 tahun
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Penemuan 6 5 4,6 4,6 7 1 3,11 6 3 1,74 4,66 3,74
Target 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2. Campak
Program pemberantasan Penyakit Campak di Indonesia saat ini telah memasuki tahap
reduksi, suatu tahap dimana kita diharapkan dapat mengendalikan Penyakit Campak sehingga
tidak terjadi suatu kejadian luar biasa (KLB). Strategi yang dilaksanakan dalam tahap reduksi
ini adalah pengendalian dan pencegahan Penyakit Campak melalui peningkatan cakupan
imunisasi Campak serta mempertahankan cakupan yang tinggi dan merata.
Reduksi Campak mempunyai 5 strategi yaitu:
− Imunisasi Rutin 2 kali, pada bayi 9-11 bulan dan anak Sekolah Dasar Kelas I (belum
dilaksanakan secara nasional) dan Imunisasi Tambahan atau Suplemen.
− Surveilans Campak.
− Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
− Manajemen Kasus
− Pemeriksaan Laboratorium
Berikut capaian Cakupan imunisasi Campak pada Baduta di 11 puskesmas Kota Palangka Raya
pada tahun 2021, tampak pada gambar VI.17 berikut
Gambar VI.17
Cakupan Imunisasi Campak pada Baduta
Kota Palangka Raya Tahun 2021
120 250,00
98,13 105,91
100
85,03 200,00
80 74,14
150,00
Persentase (%)
60 98,71 47,8
83,14 44,91 92,12
46,2 100,00
37,18
40 22,2 46,88
43,51 24,49
45,37 60,34 5,45
26,16 8,09 50,00
20 41,45 5,45
0 16,33 0,00
5,55
Campak/MR2
DPT-HB-HB3
Pada tahun 2021 penderita suspek Campak mencapai 19 kasus, dengan Insidens Rate 6,36
per-100.000 penduduk. Angka tersebut menurun jika dibanding tahun 2020 penderita suspek
Campak mencapai 24 kasus, dengan Insidens Rate 8,39 per-100.000 penduduk. Sedangkan
tahun 2019 penderita Suspek Campak di puskesmas mencapai 53 kasus dengan Insidens Rate
Suspek Campak mencapai 18,69. Kendala utama yang dihadapi adalah, belum semua unit
pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta ikut berkontribusi melaporkan bila
menemukan Campak. Dukungan dana yang belum memadai, terutama untuk melaksanakan
aktif surveilans ke rumah sakit dan pengembangan surveilans Campak pada umumnya.
Surveilans Campak sangat penting untuk menilai perkembangan pemberantasan Campak dan
untuk menentukan strategi pemberantasannya di setiap daerah.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan
ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aegpyty. Penyakit DBD cenderung meningkat dan
menyebar luas dan seringkali disertai kejadian luar biasa (KLB), sehingga menimbulkan
keresahan di masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian.
Penderita DBD di Kota Palangka Raya dalam beberapa tahun terakhir disertai dengan
kematian, sebagaimana tabel berikut.
Tabel VI.2
Indikator DBD Kota Palangka Raya
Tahun 2011 – 2021
Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Standar
DBD
Angka
Kesakitan
10 89 40,9 97,8 111,8 84,7 59,8 128,98 34,20 31,11 16,22 50
/IR
(100.000
pddk)
Angka
Kematian 4,5 1,5 3,2 0,4 1,1 0,9 2,5 1,97 3,09 2,25 0 < 1%
CFR (%)
Angka
Bebas 85,6 85,2 86,7 85,6 85,1 - 33,3 95%
? ? ? ?
Jentik/ABJ
(%)
Tabel VI.2 menunjukkan bahwa angka kesakitan DBD pada tahun 2021 sebesar
16,22/100.000 penduduk dengan 46 kasus, angka kesakitan tersebut sudah berada dibawah
standar yang ditetapkan yaitu 50/100.000 penduduk dengan angka kematian (CFR) sebesar
<1%. Angka tersebut mengalami penurunan dibanding 2020 sebesar 31,11/100.000
penduduk dengan 89 kasus, tahun 2019 (34,20/100.000 penduduk), dan tahun 2018 yaitu
128,98/100.000 penduduk dengan 356 kasus DBD. Angka kesakitan tersebut dibawah standar
yang ditetapkan yaitu 50/100.000 penduduk dengan angka kematian (CFR) sebesar <1%.
Masalah justru pada kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB), sejak tahun 2016 PJB tidak
dilaksanakan, sehingga monitoring terhadap pertumbuhan serta penyebaran nyamuk DBD
tidak bisa dipantau. Namun pada tahun 2017 beberapa puskesmas melaksanakan PJB
bersumberkan dana BOK, dengan ABJ rata-rata mencapai 33,3%. PJB juga membantu kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masyarakat. Dengan Angka Bebas Jentik
yang rendah, memicu suatu lingkungan harus segera diadakan PSN, baik melalui partisipasi
dengan masyarakat, maupun dengan mengendalikan pemberantasan nyamuk melalui fogging
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.
Kemudahan transportasi dan tingkat mobilitas penduduk mempengaruhi penyebaran
penyakit DBD karena di Kota Palangka Raya sebaran kasus umumnya terjadi di daerah
perkotaan, sebagaimana terlihat pada gambar VI.18 tentang daerah endemis DBD. Peran serta
masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sangatlah rendah. Pengelolaan
sampah belum berjalan sesuai ketentuan, hal ini terlihat dari sampah anorganik yang belum
terkelola dengan baik akan berpotensi sebagai perindukan vektor. Penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat sangatlah diperlukan, dengan metode yang tepat, sistematis, dan dengan
frekuensi yang lebih gencar sehingga menciptakan suatu gebrakan di masyarakat dalam PSN,
diharapkan akan berhasil menurunkan kasus DBD secara signifikan.
Gambar VI.18
Peta Kelurahan Endemis DBD Kota Palangka Raya
Tahun 2021
Pada kasus DBD, Kota Palangka Raya mempunyai 7 kelurahan endemis, 9 kelurahan
sporadis dan 5 kelurahan potensial DBD. Penularan Kasus DBD pada tahun 2021 terjadi hampir
pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Rakumpit dan Bukit Batu. Penularan umumnya
terjadi di daerah padat penduduk dengan mobilitas cukup tinggi.
2. Malaria
Sustainable Development Goals (SDGs) menetapkan Malaria sebagai salah satu komitmen
global untuk diperangi. Hingga saat ini Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan
masyarakat karena mempengaruhi angka kesakitan dan kematian pada bayi dan ibu hamil
serta dapat menurunkan produktifitas kerja dan biaya untuk pengobatan. Malaria disebabkan
parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia yang
ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina. Menyerang semua golongan umur (bayi
hingga dewasa) dan semua jenis kelamin.
Pemerintah telah membuat kebijakan tentang eliminasi malaria di Indonesia yang
tertuang dalam Kepmenkes No.293 tahun 2009 bahwa eliminasi malaria merupakan suatu
upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu wilayah geografis
tertentu, adanya pencegahan kewaspadaan terhadap penularan kembali dan kemungkinan
ada atau tidak adanya kasus malaria impor serta vektor malaria di wilayah tersebut.
Pada tahun 2021 terdapat terdapat 1 kasus Malaria dengan angka kesakitan (API) sebesar
0,003 per-1.000 penduduk, dengan konfirmasi laboratorium pada suspek malaria sebesar
100%, dan pengobatan standar kasus malaria positif sebesar 100%, serta Case fatality rate
malaria sebesar 0%. Kasus tersebut merupakan kasus Impor dari Kab Gunung Mas. Kasus
suspect sebesar 1.328, dengan konfirmasi laboratorium mikroskopis sebesar 1.328, dan RDT
sebesar 1.158. Tahun 2020 ada 1 kasus Malaria import dari Kabupaten lain, dan Tahun 2019,
tidak ada kasus malaria di Kota Palangka Raya, hanya ada suspek sebanyak 815, RDT 745,
Mikroskopis 70.
Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2021, 2020, dan 2019 Kota Palangka Raya telah bebas
dari penularan kasus Malaria di wilayah setempat (kasus indigenous). Namun, Dinas
Kesehatan beserta peran lintas sektor harus tetap melakukan KIE tentang pencegahan dan
pemberantasan Malaria sesuai dengan strategi 125.
1. Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Hipertensi ditengarai sebagai penyebab utama
stroke dan jantung. Penyakit ini sudah jadi epidemi di zaman modern, menggantikan Diare
dan TBC.
Kunjungan penderita hipertensi di Kota Palangka Raya dalam 5 tahun terakhir
menunjukan peningkatan yang cukup tajam. Pada tahun 2021 dilaporkan estimasi penderita
hipertensi sebesar 81.000 pada usia ≥15 tahun dan hanya 18,64% mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar . Tahun 2020 dilaporkan estimasi penderita hipertensi sebesar
26.407 pada usia ≥15 tahun dan hanya 48,24% mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Tahun 2019 dilaporkan estimasi penderita hipertensi mencapai 27.639 pada usia ≥15
tahun dan hanya 57,27% mendapatkan pelayanan kesehatan. Penderita hipertensi seringkali
mengabaikan atau kurang menyadari karakter penyakit yang timbul tenggelam. Ketika
tekanan darah sudah kembali normal, maka penderita cenderung menganggap
kesembuhannya permanen. Padahal, sekali divonis hipertensi, penyakit tersebut akan terus
membelit tubuh penderita.
Gambar VI.19
Penderita Hipertensi yang Berobat ke Puskesmas
di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2021
18000
15829
16000 15096
13147 12919 13689
12738
14000 12038 12606
12000
10000
7541 7272
8000 6696 6447
6000
4000
2000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
bahwa setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar atau
100% dari total penderita hypertensi. Hal tersebut tantangan bagi pengelola program penyakit
tidak menular, guna peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi setiap penderita hipertensi.
Gambar VI.20
Proporsi Penderita Hipertensi Menurut Sex Gender
di Kota Palangka Raya Tahun 2021
Laki-Laki
Perempuan 39,06%
60,94%
Pada gambar VI.20 terlihat bahwa gender perempuan beresiko 60,94% menderita
hipertensi. Berdasarkan penelitian bahwa perempuan dua kali lebih berisiko mengalami stres
dari laki-laki sehingga menyebabkan hipertensi dan perempuan juga cenderung memiliki
masalah hormonal yang dapat memicu penyakit hipertensi. Distribusi penderita hipertensi
menurut puskesmas di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 terlihat seperti gambar VI.21.
Gambar VI.21
Penderita Hipertensi Yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai standar
di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2021
100
80
62,06
60 48,98
35,69
Persentase (%)
40
21,75 23,75 24,91 23,81
17,33 18,64
20 9,92 13,44
5,66
0
Pada gambar VI.21 terlihat bahwa, distribusi hipertensi terlihat linier di 11 puskesmas
sesuai dengan trend kunjungan pasien ke puskesmas tersebut. Dengan jumlah kunjungan
hipertensi yang masih dibawah 100%, Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan pada setiap penderita hipertensi sesuai standar seperti Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dan menyesuaikan dengan
ketentuan protokol kesehatan pada masa pandemic Covid-19.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa
darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak terkendali, penyakit ini dapat
menimbulkan penyakit-penyakit yang dapat berakibat fatal termasuk penyakit jantung, ginjal
dan impotensi. Dewasa ini penderita diabetes mellitus atau diabetisi terjadi tidak hanya pada
masyarakat berpenghasilan tinggi, tetapi juga masyarakat menengah dan rendah, baik yang
bermukim di perkotaan maupun di perdesaan. Prevalensi diabetisi di Indonesia menunjukan
kecenderungan meningkat. Pada tahun 2000 diabetisi yang berusia diatas 20 tahun sebesar
5,6 juta. Pada tahun 2021 diabetisi diperkirakan sebesar 6,3 juta jiwa.
Di Kota Palangka Raya penyandang diabetisi yang datang dan berobat ke puskesmas
meningkat cukup tajam dalam 6 tahun terakhir, seperti tampak pada gambar VI.22 di bawah
ini . Pada tahun 2020 terjadi peningkatan secara signifikan di angka 7.615 kasus penderita
diabetes mellitus, ini menunjukkan upaya promosi kesehatan pada pola/gaya hidup belum
dapat menekan jumlah penderita diabetes mellitus di Kota Palangka Raya.
Gambar VI.22
Penderita Diabetes Mellitus di Kota Palangka Raya
Tahun 2006 – 2021
8000 7615
7000 6334
6000
Jml. Penderita
5000
3965
4000 3228
2732
3000
2000 1372
635 703 864 887
1000 379 474 482 624 517 578
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Proporsi penyandang diabetisi umumnya pada usia produktif, hal ini dipengaruhi oleh
faktor risiko diabetes mellitus yang umumnya banyak dijumpai pada umur produktif. Faktor
risiko diabetes mellitus antara lain pola hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang
cenderung kelebihan kalori, kurang aktivitas (olah raga) dan obesitas yang akan berdampak
pada menurunnya produktifitas, meningkatnya ketergantungan penderita pada keluarga dan
masyarakat serta kebutuhan biaya untuk pengobatan yang cukup tinggi.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
dinyatakan bahwa setiap penderita Diabetes Melitus wajib mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pengelola program
penyakit tidak menular, untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi setiap penderita
hipertensi.
Gambar VI.23
Persentase Penderita DM yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2021
100
88,06
90
82,31
80
70
60 52,78
50
40
30,52
30
21,24
20
10
3. Kanker
Penyakit kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak normal dan terus menerus
membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit kanker sebenarnya bukan penyakit
yang datang seketika, namun perlu proses untuk menggerogoti tubuh. Sel-sel kanker,
karsinoma atau sarkoma bersifat infiltratif, akan terus bertumbuh menyusup ke jaringan di
sekitarnya, lalu menyebar ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh
getah bening. Secara teori kanker menyerang orang dewasa yang berusia >40 tahun, namun
kenyataannya kanker menyerang siapa saja dari berbagai golongan umur, dan kanker bisa
tumbuh di semua bagian tubuh.
Deteksi dini terhadap kanker, telah dilaksanakan sejak tahun 2015 di Kota Palangka Raya,
dan pada prioritas paling atas adalah deteksi kanker kanker leher rahim dan kanker payudara
pada wanita usia 30 – 50 tahun. Berikut hasil pemeriksaan pada deteksi dini kanker leher
rahim dengan metode IVA serta kanker payudara dengan metode pemeriksaan klinis (CBE) di
Kota Palangka Raya tahun 2021.
Gambar VI.24
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
di Kota Palangka Raya Tahun 2020-2021
IVA(+)
0,00%
IVA
Negatif 4,7% Positif
Negatif 6,06% Benjolan
94,8% 7,92%
Positif 92,08%
5,2%
Benjolan
0,6%
Berdasarkan gambar VI.24 pada tahun 2021, pemeriksaan leher Rahim dan payudara
mencapai 93 orang, terdapat 0 kasus IVA positif, dan 7,92% (8 Kasus) penemuan benjolan.
Pada Tahun 2020 terdapat 4,68% (8 kasus) IVA Positif dan penemuan benjolan mencapai
0,58% (1 kasus), meningkat jika dibandingkan pada tahun 2019 terdapat 1,16% (8 kasus) IVA
Positif dan penemuan benjolan sebesar 5,22% (36 kasus). Pada tahun 2018 terdapat 1% (6
kasus) IVA Positif dan 2% (8 kasus) penemuan tumor/benjolan, dari 444 total sample (pada
perempuan usia 30-50 tahun, dan tahun 2017 tampak penemuan IVA positif sebanyak 8 kasus
(0,90%) dan penemuan tumor/benjolan sebanyak 1 kasus (0,10%) dari total pemeriksaan
sebanyak 893 orang (pada perempuan usia 30-50 tahun). Pada tahun 2020 terjadi kenaikan
kasus dengan total sampel pemeriksaan dini sebanyak 171 orang ( pada perempuan usia 30-
50) dengan penemuan 8 kasus (4,68%) IVA Positif dan 1 kasus (0,58%) tumor/benjolan.Harus
ada penangan untuk pencegahan penyakit kanker dinding rahim dan tumor payudara karena
jika tidak ditangani dengan serius akan menyebabkan kematian pada wanita usia
produktive.Ini akan menjadi tugas Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya untuk lebih
meningkatkan fasilitas alat dan pelayanan bagi pasien penderita kanker dinding rahim dan
tumor payudara lebih baik lagi dan ditunjang dengan alat pemeriksaan yang lebih canggih lagi
untuk bisa mendeteksi dini gejala-gejala kanker dinding leher rahim dan tomor payudara. Agar
di tahun selanjutnya akan ada penurunan jumlah kasusnya.
4. Kesehatan Jiwa
Di Kota Palangka Raya pada tahun 2021 , pelayanan kesehatan ODGJ Berat dengan
sasaran 436 orang, dan 352 orang (80,73%) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standart. Mengalami peningkatan dibanding tahun 2020, pelayanan kesehatan ODGJ Berat
dengan sasaran 439 orang, dan 346 orang (78,82%) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standart. Sedangkan tahun 2019, pelayanan kesehatan ODGJ Berat dengan sasaran 388 orang,
dan 345 orang (88,92%) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart. Hal tersebut
belum sesuai dengan amanat PMK nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dimana
disebutkan setiap ODGJ wajib mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart (100%).
BAB VII
KEADAAN LINGKUNGAN
A. Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang
Pemantauan kualitas air merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui
keadaan kualitas air disuatu daerah tertentu. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut,
dapat diperkirakan risiko suatu daerah atas kemungkinan terjadinya out break penyakit
yang ditularkan melalui air. Untuk menilai potensi dan tingkat resiko pencemaran air
bersih, antara lain dapat dilakukan dengan kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan
(IKL). Berdasarkan hasil IKL tersebut ditetapkan tingkat risiko pencemaran sarana air
bersih dalam empat kategori yaitu Rendah (R), Sedang (S), Tinggi (T), dan Amat Tinggi
(AT). Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan terhadap semua sarana yang ada,
sedangkan pengambilan sampel hanya dilakukan terhadap sarana air bersih dengan
tingkat risiko kategori Rendah dan Sedang.
Gambar VII.1
Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan pada Sarana Air Minum
di Kota Palangka Raya Tahun 2020-2021
80
Persentase (%)
60
40
20
3,67 0
0
2020 2021
Pada gambar VII.1, menunjukkan bahwa cakupan sarana air minum dengan risiko
Rendah dan Sedang pada tahun 2021 mencapai 100% (180 sarana yang dilakukan IKL),
sedangkan tahun 2020 sebesar 96,43% dari 1.288 sarana air minum yang di inspeksi
kesehatan lingkungan. Sedangkan jumlah seluruh sarana air minum yang ada di Kota
Palangka Raya tahun 2021 sebanyak 40.516 unit.
Gambar VII. 2
Kualitas Air Minum di Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2021
120
90,91 92,73 100
100 87,14 88 89,05
84,13 80
80
M.Syarat
60
Tdk M. Syarat
40
9 20
7,2 15,87 12,86 12
20 10,05
0
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
D. Desa STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu program
pencapaian SDGs pada tahun 2020. STBM sebagai pilihan pendekatan, strategi dan
program untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan. Dalam pelaksanaan STBM
mencakup 5 (lima) pilar yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai
sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga, pengelolaan
sampah dengan benar dan pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.
Gambar IV.4
Kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Dirinci Per-Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2021
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Pahandut Jkn Raya Sebangau Bukit Batu Rakumpit
Jumlah Total Kelurahan 6 4 6 7 7
Kelurahan Melaksanakan STBM 1 4 4 2 0
Kelurahan Stop BABS 0 1 0 0 0
Kelurahan STBM 0 0 0 0 0
Kota Palangka Raya pada tahun 2021 terdapat 11 Kelurahan pada wilayah kerja
10 Puskesmas yang melaksanakan STBM yaitu Kelurahan Menteng (Puskesmas
Menteng), Kelurahan Palangka (Puskesmas Bukit Hindu), Kelurahan Kereng Bangkirai
(Puskesmas Kereng Bangkirai), Kelurahan Langkai (Puskesmas Marina Permai),
Kelurahan Kalampangan, Bereng Bengkel, Danau Tundai (Puskesmas Kalampangan), dan
Kelurahan Tangkling & Sei Gohong (Puskesmas Tangkiling). Sedangkan kelurahan Stop
BABS (SBS) hanya ada 1 kelurahan yang melaksanakan (Kelurahan Menteng). Sehingga
desa/kelurahan yang melaksanakan STBM di Kota Palangka Raya pada tahun 2021
sebanyak 11 Kelurahan (20%) dari 30 kelurahan yang ada.
Hal tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2020, dimana
terdapat 6 Kelurahan pada 6 Puskesmas yang melaksanakan STBM yaitu Kelurahan
Menteng (Puskesmas Menteng), Kelurahan Palangka (Puskesmas Bukit Hindu),
Kelurahan Kereng Bangkirai (Puskesmas Kereng Bangkirai), Kelurahan Langkai
(Puskesmas Marina Permai), Kelurahan Kalampangan (Puskesmas Kalampangan), dan
Kelurahan Tangkling (Puskesmas Tangkiling), sedangkan kelurahan Stop BABS (SBS)
hanya ada 1 kelurahan yang melaksanakan (Kelurahan Menteng). Sehingga
desa/kelurahan yang melaksanakan STBM di Kota Palangka Raya pada tahun 2020
sebanyak20% dari 30 kelurahan yang ada.
Gambar VII.5
Status Hygiene Sanitasi Tempat – Tempat Umum
di Kota Palangka Raya Tahun 2021
120
57,14 53,33 74,29 63,64 87,5
77,44
100
80 Tidak M.Syarat
60
M. Syarat
40
42,86 46,67 36,36
20 25,71 22,56
0 12,5
0
Pasar
Rumah Sakit
SD
Tempat Ibadah
SMP/MTS
SMA/MA
Puskesmas
Kesehatan Kota antara lain adalah jasa boga, rumah makan/restoran, DAM dan
makanan jajanan/kantin, sebagaimana gambar berikut.
Gambar VII.6
Status Hygiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
di Kota Palangka Raya Tahun 2021
120 41,94 68,13 56,75 70,94
100
80
Tidak M.Syarat
60
M. Syarat
40
58,06
20 43,25 29,06
31,87
0
Jasa Boga
Resto/RM
DAM
Jajanan/kantin
Makanan
Sumber : Bidang Kesmas
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tempat pengelolaan makanan (TPM) yang
memenuhi syarat pada tahun 2021 sebanyak 342 unit (36,66%) dari total TPM yang ada
yaitu 933 unit. Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2020
sebanyak 134 unit (13,35%) dari total TPM yang ada yaitu 1.004 unit, tahun 2019 TPM
yang memenuhi syarat sebanyak 588 unit (56,81%) dari total TPM yang ada yaitu 1.035
unit yang terdiri dari 32 unit jasa boga, 170 unit rumah makan/restoran, 378 unit DAM
dan 462 unit makanan jajanan kantin.
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
2
1 Luas Wilayah 2.854 Km Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 30 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 152.059 146.895 298.954 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,3 Jiwa Tabel 1
2 2
5 Kepadatan Penduduk /Km 104,8 Jiwa/Km Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 42,0 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 103,5 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 99,1 99,4 99,3 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 2,7 3,4 3,1 % Tabel 3
b. SMA/ MA 40,2 40,7 40,5 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 26,3 23,3 24,8 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 10 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 1 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 10 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 6 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 45 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 113 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6
IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 90,0 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 20,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp268.343.099.132 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 15,6 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp897.607 Rp Tabel 19
V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 2.191 2.116 4.307 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 1,4 1,4 1,4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 3 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 69,7 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 101,5 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90,2 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ #REF! % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 90,8 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91,4 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 89,5 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 90,3 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91,6 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 13,5 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 64,8 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 50,5 % Tabel 29
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 51,45 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 107 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 39,48 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 15,47 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 12,9 12,5 12,8 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 24,4 22,0 23,5 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua kasus
TBC 32,1 28,8 30,9 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 7,9 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 1,3 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar pneumonia
min 60% 0,4 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 47 14 61 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 46 12 58 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 2 0 2 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita #REF! % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur #REF! % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 4 0 4 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 3 0 1 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100,0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta #REF! per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 60
117 Kasus Covid-19 Kota Palangka Raya % Tabel 77
118 Jumlah Laboratorium dan Pemeriksaan Spesimen % Tabel 78
119 Kasus Covid-19 Berdasarkan Jenis Kelamin 1.008 996 2.004 Tabel 79
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi
117 AFP Rate (non polio) < 15 tahun 3,7 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
118 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
119 Case fatality rate difteri 0,0 % Tabel 62
120 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
121 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Case fatality rate tetanus neonatorum 0,0 % Tabel 62
123 Jumlah kasus hepatitis B 0 19 19 Kasus Tabel 62
124 Jumlah kasus suspek campak 7 12 19 Kasus Tabel 62
125 Insiden rate suspek campak 2,3 4,0 6,4 per 100.000 penduduk Tabel 62
126 KLB ditangani < 24 jam 100,0 % Tabel 63
VIIKESEHATAN LINGKUNGAN
142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 87,1 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 88,4 % Tabel 72
144 Penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban 83,8 %
Tabel 73
sehat)
145 Desa STBM 0,0 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 29,8 % Tabel 75
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 36,7 % Tabel 76
TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 113.000 110.120 223.120 99,12 99,39 99,25
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 1 2 0 6 10
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 1 0 0 0 1
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 7 0 0 0 7
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 10 0 0 0 10
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 6 0 0 0 6
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 45 0 0 0 45
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0
2 KLINIK PRATAMA 0 0 0 7 0 20 27
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 3 3
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 0
2 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 0 0
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 0 0
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 0 0
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 1 0 0 0 0 1
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 1 0 0 0 0 1
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 6 6
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 2 5 7
6 APOTEK 0 0 0 0 8 105 113
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 7 0 7
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 33 33
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 10 10
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KABUPATEN/KOTA 10 10 100,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS DORIS SYLVANUS 368 19.985 99.375 94.124 73,98 54,31 1,75 4,71
2 RS BHAYANGKARA 195 2.148 35.926 14.349 50,48 11,02 16,41 6,68
3 RS TNI-AD 26 347 4.222 3.918 44,49 13,35 15,18 11,29
4 RS KOTA PALANGKA RAYA 60 468 1.366 1.416 6,24 7,80 43,88 3,03
5 RS MUHAMMADIYAH 100 3.748 357 11.127 0,98 37,48 9,64 2,97
6 RS IBU DAN ANAK YASMIN 32 911 3.270 3.224 28,00 28,47 9,23 3,54
7 RS BETANG PAMBELUM 108 4.747 20.966 16.216 53,19 43,95 3,89 3,42
8 RS PERMATA HATI 51 1.409 5.463 4.044 29,35 27,63 9,33 2,87
9 RS SILOAM HOSPITAL 56 2.072 11.740 12.713 57,44 37,00 4,20 6,14
KABUPATEN/KOTA 996 35.835 182.685 161.131 50,25 35,98 5,05 4,50
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 Puskesmas Pahandut 5 11 16 28
2 Puskesmas Panarung 0 13 13 13
3 Puskesmas Marina Permai 3 9 12 18
4 Puskesmas Menteng 0 13 13 24
5 Puskesmas Bukit Hindu 2 12 14 14
6 Puskesmas Kayon 1 13 14 23
7 Puskesmas Jekan Raya 2 11 13 10
8 Puskesmas Kereng Bangkirai 2 6 8 10
9 Puskesmas Kalampangan 4 5 9 13
10 Puskesmas Tangkiling 7 9 16 16
11 Puskesmas Rakumpit 1 2 3 15
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 27 104 131 184
1 RS Doris Sylvanus 172 405 577 82
2 RS Bhayangkara 21 43 64 13
3 RS TNI AD 10 9 19 3
4 RS Yasmin 3 2 5 13
5 RS Muhammadiyah 24 59 83 13
6 RS Kota Palangka Raya 82 98 180 69
7 RS Betang Pambelum 7 45 52 10
8 RS Permata Hati 8 18 26 14
9 RS Siloam Hospital 20 46 66 7
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 347 725 1.072 224
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 12 17 29 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 386 846 1.232 408
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 412,10 136,48
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pahandut 1 4 5 1 0 1 2 4 6
2 Puskesmas Panarung 1 2 3 0 1 1 1 3 4
3 Puskesmas Marina Permai 0 2 2 0 2 2 0 4 4
4 Puskesmas Menteng 0 3 3 0 1 1 0 4 4
5 Puskesmas Bukit Hindu 0 2 2 0 2 2 0 4 4
6 Puskesmas Kayon 0 2 2 1 2 3 1 4 5
7 Puskesmas Jekan Raya 0 2 2 1 0 1 1 2 3
8 Puskesmas Kereng Bangkirai 0 2 2 0 1 1 0 3 3
9 Puskesmas Kalampangan 0 1 1 1 0 1 1 1 2
10 Puskesmas Tangkiling 1 0 1 0 2 2 1 2 3
11 Puskesmas Rakumpit 1 1 2 0 1 1 1 2 3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 4 21 25 4 12 16 8 33 41
1 RS Doris Sylvanus 10 33 43 5 13 18 15 46 61
2 RS Bhayangkara 0 2 2 1 4 5 1 6 7
3 RS TNI AD 0 2 2 0 1 1 0 3 3
4 RS Yasmin 0 0 0 0 1 1 0 1 1
5 RS Muhammadiyah 2 3 5 0 6 6 2 9 11
6 RS Kota Palangka Raya 9 14 23 2 5 7 11 19 30
7 RS Betang Pambelum 2 9 11 0 7 7 2 16 18
8 RS Permata Hati 2 3 5 2 3 5 4 6 10
9 RS Siloam Hospital 2 4 6 1 3 4 3 7 10
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 27 70 97 11 43 54 38 113 151
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 4 4 0 1 1 0 5 5
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 2 1 4 5 1 6 7
JUMLAH (KAB/KOTA)b 31 97 128 16 60 76 47 157 204
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 42,82 25,42 68,24
NON PBI
PERSENTASE KELURAHAN YANG MEMANFAATKAN DANA KELURAHAN UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KELURAHAN
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 21
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP
< 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 ≥35
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 22
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
1 Pahandut Pahandut 646 632 97,83 542 83,90 617 567 91,90 567 91,90 567 91,90 567 91,90 567 91,90 567 91,90
Panarung 452 456 100,88 398 88,05 431 366 84,92 366 84,92 366 84,92 347 80,51 276 64,04 366 84,92
Marina Permai 616 683 110,88 555 90,10 588 536 91,16 510 86,73 536 91,16 536 91,16 536 91,16 536 91,16
2 Jekan Raya Menteng 830 831 100,12 682 82,17 793 671 84,62 671 84,62 671 84,62 671 84,62 671 84,62 671 84,62
Bukit Hindu 915 915 100,00 893 97,60 874 853 97,60 893 102,17 893 102,17 893 102,17 893 102,17 893 102,17
Kayon 751 756 100,67 724 96,40 717 717 100,00 717 100,00 717 100,00 717 100,00 717 100,00 717 100,00
Jekan Raya 48 49 102,08 48 100,00 45 47 104,44 47 104,44 47 104,44 47 104,44 47 104,44 47 104,44
3 Sebangau Kereng Bangkirai 200 196 98,00 204 102,00 191 194 101,57 194 101,57 194 101,57 194 101,57 194 101,57 194 101,57
Kalampangan 118 119 100,85 119 100,85 113 113 100,00 107 94,69 112 99,12 111 98,23 111 98,23 83 73,45
4 Bukit Batu Tangkiling 247 264 106,88 199 80,57 235 165 70,21 90 38,30 165 70,21 165 70,21 165 70,21 165 70,21
5 Rakumpit Rakumpit 61 57 93,44 42 68,85 58 33 56,90 11 19,0 32 55,17 32 55,17 32 55,17 32 55,17
JUMLAH (KAB/KOTA) 4.884 4.958 101,52 4.406 90,21 4.662 4.262 91,42 4.173 89,5 4.300 92,24 4.280 91,81 4.209 90,28 4.271 91,61
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 12 13 14
1 Pahandut Pahandut 8.647 108 1,25 65 0,75 41 0,47 15 0,17 6 0,07
Panarung 6.415 217 3,38 64 1,00 18 0,28 12 0,19 5 0,08
Marina Permai 1.055 39 3,70 16 1,52 2 0,19 4 0,38 0 0,00
#REF! Jekan Raya Menteng 11.525 26 0,23 23 0,20 32 0,28 40 0,35 9 0,08
Bukit Hindu 13.669 102 0,75 31 0,23 6 0,04 12 0,09 1 0,01
Kayon 8.961 252 2,81 132 1,47 52 0,58 34 0,38 11 0,12
Jekan Raya 832 6 0,72 0 0,00 0 0,00 1 0,12 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 2.315 55 2,38 29 1,25 4 0,17 1 0,04 0 0,00
Kalampangan 2.175 23 1,06 3 0,14 1 0,05 0 0,00 0 0,00
4 Bukit Batu Tangkiling 3.676 26 0,71 8 0,22 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 1.054 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 60.324 854 1,42 371 0,62 156 0,26 119 0,20 32 0,05
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Pahandut Pahandut 5.872 70 2,16 2.147 66,29 986 30,44 0 0,00 0 0,00 0 0,00 36 1,11 3.239 55,16
Panarung 4.106 0 0,00 225 77,85 58 20,07 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6 2,08 289 7,04
Marina Permai 5.599 17 0,31 4.748 85,20 783 14,05 8 0,14 0 0,00 0 0,00 17 0,31 5.573 99,54
2 Jekan Raya Menteng 7.543 0 0,00 1.582 66,47 696 29,24 39 1,64 0 0,00 1 0,04 62 2,61 2.380 31,55
Bukit Hindu 8.314 48 0,73 5.811 88,29 691 10,50 9 0,14 1 0,02 0 0,00 22 0,33 6.582 79,17
Kayon 6.822 42 0,81 4.560 88,39 486 9,42 19 0,37 0 0,00 0 0,00 52 1,01 5.159 75,62
Jekan Raya 432 9 1,81 415 83,33 43 8,63 1 0,20 0 0,00 2 0,40 28 5,62 498 115,3
3 Sebangau Kereng Bangkirai 1.814 0 0,00 1.380 74,59 418 22,59 23 1,24 0 0,00 0 0,00 29 1,57 1.850 102,0
Kalampangan 1.071 8 0,77 504 48,60 509 49,08 0 0,00 0 0,00 0 0,00 16 1,54 1.037 96,83
4 Bukit Batu Tangkiling 2.240 10 0,64 1.323 84,64 192 12,28 0 0,00 0 0,00 0 0,00 38 2,43 1.563 69,78
5 Rakumpit Rakumpit 554 0 0,00 394 67,70 159 27,32 0 0,00 0 0,00 3 0,52 26 4,47 582 105,05
JUMLAH (KAB/KOTA) 44.367 204 0,71 23.089 80,30 5.021 17,46 99 0,34 1 0,00 6 0,00 332 1,15 28.752 64,80
Keterangan:
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
a a a
BAYI BAYI BAYI
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
Marina Permai 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bukit Hindu 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
Kayon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 0 3 3 3 0 3 6 6 0 6
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 1,37 1,37 0,00 1,37 1,42 1,42 0,00 1,42 1,39 1,39 0,00 1,39
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELAINAN PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS LAIN-LAIN DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
BAWAAN NIA SARAF NIA
RUM CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Marina Permai 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bukit Hindu 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kayon 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 0 0 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
1 Pahandut Pahandut 306 282 588 285 93,14 281 99,65 566 96,26 2 0,7 1 0,36 3 0,5
Panarung 208 203 411 185 88,94 181 89,2 366 89,05 0 0,0 0 0,00 0 0,0
Marina Permai 293 267 560 279 95,22 257 96,25 536 95,71 3 1,1 2 0,78 5 0,9
2 Jekan Raya Menteng 399 356 755 339 84,96 332 93,26 671 88,87 9 2,7 6 1,81 15 2,2
Bukit Hindu 431 401 832 450 104,41 443 110,5 893 107,33 0 0,0 0 0,00 0 0,00
Kayon 342 341 683 359 104,97 356 104,4 715 104,69 0 0,0 0 0,00 0 0,00
Jekan Raya 22 21 43 25 113,64 22 104,8 47 109,30 0 0,0 0 0,00 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 103 79 182 103 100,00 91 115,2 194 106,59 1 1,0 1 1,10 2 1,03
Kalampangan 52 55 107 59 113,46 50 90,9 109 101,87 0 0,0 1 2,00 1 0,92
4 Bukit Batu Tangkiling 117 107 224 87 74,36 82 76,64 169 75,45 0 0,0 0 0,00 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 19 65,52 15 57,69 34 61,82 0 0,0 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.302 2.138 4.440 2.190 95,13 2.110 98,69 4.300 96,85 15 0,68 11 0,52 26 0,60
1 Pahandut Pahandut 306 282 588 285 93,14 281 99,65 566 96,26 285 93,14 281 99,65 566 96,26
Panarung 208 203 411 185 88,94 181 89,16 366 89,05 185 88,94 181 89,16 366 89,05
Marina Permai 293 267 560 279 95,22 257 96,25 536 95,71 257 87,71 235 88,01 492 87,86
2 Jekan Raya Menteng 399 356 755 339 84,96 332 93,26 671 88,87 339 84,96 332 93,26 671 88,87
Bukit Hindu 431 401 832 450 104,41 443 110,47 893 107,33 450 104,41 443 110,47 893 107,33
Kayon 342 341 683 359 104,97 356 104,40 715 104,69 359 104,97 356 104,40 715 104,69
Jekan Raya 22 21 43 25 113,64 22 104,76 47 109,30 25 113,64 22 104,76 47 109,30
3 Sebangau Kereng Bangkirai 103 79 182 103 100,00 91 115,19 194 106,59 103 100,00 91 115,19 194 106,59
Kalampangan 52 55 107 59 113,46 50 90,91 109 101,87 59 113,46 50 90,91 109 101,87
4 Bukit Batu Tangkiling 117 107 224 87 74,36 82 76,64 169 75,45 87 74,36 82 76,64 169 75,45
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 19 65,52 15 57,69 34 61,82 18 62,07 14 53,85 32 58,18
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.302 2.138 4.440 2.190 95,13 2.110 98,69 4.300 96,85 2.167 94,14 2.087 97,61 4.254 95,81
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
1 Pahandut Pahandut 306 282 588 285 93,14 281 99,65 566 96,26
Panarung 208 203 411 245 117,8 240 118,2 485 118,00
Marina Permai 293 267 560 253 86,35 246 92,13 499 89,11
2 Jekan Raya Menteng 399 356 755 311 77,94 305 85,67 616 81,59
Bukit Hindu 431 401 832 450 104,41 443 110,5 893 107,33
Kayon 342 341 683 375 109,6 366 107,3 741 108,49
Jekan Raya 22 21 43 27 122,7 22 104,76 49 113,95
3 Sebangau Kereng Bangkirai 103 79 182 103 100,00 91 115,19 194 106,59
Kalampangan 52 55 107 63 121,2 54 98,18 117 109,35
4 Bukit Batu Tangkiling 117 107 224 77 65,81 74 69,16 151 67,41
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 23 79,3 17 65,4 40 72,73
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.191 2.116 4.440 2.212 100,96 2.139 101,09 4.351 98,00
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Pahandut Pahandut 306 282 588 409 133,66 412 146,10 821 139,63 29 9,48 21 7,45 50 8,50 334 109,15 399 141,49 733 124,66
Panarung 208 203 411 328 157,69 306 150,74 634 154,26 37 17,79 33 16,26 70 17,03 326 156,73 344 169,46 670 163,02
Marina Permai 293 267 560 101 34,47 104 38,95 205 36,61 54 18,43 58 21,72 112 20,00 236 80,55 225 84,27 461 82,32
2 Jekan Raya Menteng 399 356 755 194 48,62 157 44,10 351 46,49 55 13,78 39 10,96 94 12,45 253 63,41 208 58,43 461 61,06
Bukit Hindu 431 401 832 559 129,70 536 133,67 1.095 131,61 46 10,67 60 14,96 106 12,74 453 105,10 439 109,48 892 107,21
Kayon 342 341 683 437 127,78 431 126,39 868 127,09 52 15,20 82 24,05 134 19,62 513 150,00 451 132,26 964 141,14
Jekan Raya 22 21 43 25 113,64 15 71,43 40 93,02 22 100,00 21 100,00 43 100,00 37 168,18 35 166,67 72 167,44
3 Sebangau Kereng Bangkirai 103 79 182 176 170,87 188 237,97 364 200,00 35 33,98 40 50,63 75 41,21 197 191,26 201 254,43 398 218,68
Kalampangan 52 55 107 58 111,54 44 80,00 102 95,33 3 5,77 5 9,09 8 7,48 76 146,15 66 120,00 142 132,71
4 Bukit Batu Tangkiling 117 107 224 11 9,40 17 15,89 28 12,50 54 46,15 70 65,42 124 55,36 118 100,85 105 98,13 223 99,55
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 6 20,69 4 15,38 10 18,18 0 0,00 0 0,00 0 0,00 8 27,6 2 7,69 10 18,18
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.302 2.138 4.440 2.304 100,09 2.214 103,55 4.518 101,76 387 16,81 429 20,07 816 18,38 2.551 110,8 2.475 115,76 5.026 113,20
Ket : Ada beberapa capaian imunisasi melebihi 100%, dikarenakan ada beberapa dari luar wilayah kota Palangka Raya ikut imunisasi diwilayah Puskesmas Kota Palangka Raya
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Pahandut Pahandut 306 282 588 332 108,50 325 115,25 657 111,73 386 126,14 384 136,17 770 130,95 395 129,08 389 137,94 784 133,33 274 89,54 271 96,10 545 92,69
Panarung 208 203 411 268 128,85 233 114,78 501 121,90 259 124,52 224 110,34 483 117,52 291 139,90 262 129,06 553 134,55 235 112,98 217 106,90 452 109,98
Marina Permai 293 267 560 204 69,62 197 73,78 401 71,61 199 67,92 190 71,16 389 69,46 225 76,79 228 85,39 453 80,89 209 71,33 210 78,65 419 74,82
2 Jekan Raya Menteng 399 356 755 185 46,37 169 47,47 354 46,89 180 45,11 164 46,07 344 45,56 249 62,41 195 54,78 444 58,81 229 57,39 178 50,00 407 53,91
Bukit Hindu 425 401 826 373 87,76 361 90,02 734 88,86 430 101,18 414 103,24 844 102,18 494 116,24 458 114,21 952 115,25 458 107,76 432 107,73 890 107,75
Kayon 342 341 683 443 129,53 416 121,99 859 125,77 438 128,07 417 122,29 855 125,18 470 137,43 462 135,48 932 136,46 425 124,27 413 121,11 838 122,69
Jekan Raya 22 21 43 27 122,73 32 152,38 59 137,21 28 127,27 32 152,38 60 139,53 19 86,36 17 80,95 36 83,72 15 68,18 13 61,90 28 65,12
3 Sebangau Kereng Bangkirai 103 79 182 157 152,43 148 187,34 305 167,58 155 150,49 149 188,61 304 167,03 199 193,20 172 217,72 371 203,85 119 115,53 110 139,24 229 125,82
Kalampangan 52 55 107 56 107,69 53 96,36 109 101,87 55 105,77 57 103,64 112 104,67 52 100,00 58 105,45 110 102,80 50 96,15 36 65,45 86 80,37
4 Bukit Batu Tangkiling 117 107 224 98 83,76 100 93,46 198 88,39 102 87,18 99 92,52 201 89,73 81 69,23 68 63,55 149 66,52 80 68,38 72 67,29 152 67,86
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 8 27,59 6 23,08 14 25,45 6 20,69 2 7,69 8 14,55 13 44,83 9 34,62 22 40,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.296 2.138 4.434 2.151 93,68 2.040 95,42 4.191 94,52 2.238 97,47 2.132 99,72 4.370 98,56 2.488 108,36 2.318 108,42 4.806 108,39 2.094 91,2 1.952 91,30 4.046 91,25
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pahandut Pahandut 356 332 688 297 83,43 275 82,83 572 83,14 303 85,11 282 84,94 585 85,03
Panarung 288 274 562 120 41,67 135 49,27 255 45,37 103 35,76 151 55,11 254 45,20
Marina Permai 322 317 639 139 43,17 139 43,85 278 43,51 145 45,03 142 44,79 287 44,91
2 Jekan Raya Menteng 452 431 883 139 30,75 92 21,35 231 26,16 92 20,35 104 24,13 196 22,20
Bukit Hindu 560 540 1.100 31 5,54 30 5,56 61 5,55 37 6,61 52 9,63 89 8,09
Kayon 350 347 697 330 94,29 358 103,17 688 98,71 325 92,86 359 103,46 684 98,13
Jekan Raya 24 25 49 4 16,67 4 16,00 8 16,33 6 25,00 6 24,00 12 24,49
3 Sebangau Kereng Bangkirai 115 88 203 106 92,17 81 92,05 187 92,12 112 97,39 103 117,05 215 105,91
Kalampangan 60 56 116 32 53,33 38 67,86 70 60,34 50 83,33 36 64,29 86 74,14
4 Sebangau Tangkiling 122 112 234 50 40,98 47 41,96 97 41,45 42 34,43 45 40,18 87 37,18
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 3 10,34 0 0,00 3 5,45 1 3,45 2 7,69 3 5,45
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.678 2.548 5.226 1.251 46,71 1.199 47,06 2.450 46,88 1.216 45,41 1.282 50,31 2.498 47,80
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 350 145 41,43 3.499 2.402 68,65 3.849 3.644 94,67
Panarung 334 589 176,3 3.336 2.568 76,98 3.670 3.925 106,9
Marina Permai 245 72 29,39 2.447 1.098 44,87 2.692 2.519 93,57
2 Jekan Raya Menteng 450 385 85,56 4.494 2.547 56,68 4.944 4.879 98,69
Bukit Hindu 495 206 41,62 4.953 3.316 66,95 5.448 5.159 94,70
Kayon 406 157 38,67 4.066 1.854 45,60 4.472 4.223 94,43
Jekan Raya 26 39 150,0 258 344 133,3 284 297 104,6
3 Sebangau Kereng Bangkirai 108 69 63,89 1.081 557 51,53 1.189 1.150 96,72
Kalampangan 64 56 87,50 638 390 61,13 702 694 98,86
4 Bukit Batu Tangkiling 133 131 98,50 1.335 1.031 77,23 1.468 1.466 99,86
5 Rakumpit Rakumpit 33 47 142,42 330 220 66,67 363 377 103,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.644 1.896 71,71 26.437 16.327 61,76 29.081 28.333 97,43
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
1 Pahandut Pahandut 1.526 1.483 3.009 755 49,48 749 50,51 1.504 49,98
Panarung 1.090 1.014 2.104 637 58,44 625 61,64 1.262 59,98
Marina Permai 1.468 1.401 2.869 183 12,47 180 12,85 363 12,65
2 Jekan Raya Menteng 1.963 1.903 3.866 1.329 67,70 1.320 69,36 2.649 68,52
Bukit Hindu 2.156 2.105 4.261 915 42,44 905 42,99 1.820 42,71
Kayon 1.758 1.738 3.496 1.357 77,19 1.345 77,39 2.702 77,29
Jekan Raya 115 106 221 89 77,39 85 80,19 174 78,73
3 Sebangau Kereng Bangkirai 525 405 930 381 72,57 378 93,33 759 81,61
Kalampangan 290 259 549 225 77,59 218 84,17 443 80,69
4 Bukit Batu Tangkiling 589 559 1.148 63 10,70 60 10,73 123 10,71
5 Rakumpit Rakumpit 163 121 284 55 33,74 49 40,50 104 36,62
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.643 11.094 22.737 5.989 51,44 5.914 53,31 11.903 52,35
BALITA
DITIMBANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 1.526 1.483 3.009 124 120 244 8,13 8,09 8,11
Panarung 1.090 1.014 2.104 107 106 213 9,82 10,45 10,12
Marina Permai 1.468 1.401 2.869 169 169 338 11,51 12,06 11,78
2 Jekan Raya Menteng 1.963 1.903 3.866 211 207 418 10,75 10,88 10,81
Bukit Hindu 2.156 2.105 4.261 81 80 161 3,76 3,80 3,78
Kayon 1.758 1.738 3.496 181 177 358 10,30 10,18 10,24
Jekan Raya 115 106 221 48 53 101 41,74 50,00 45,70
3 Sebangau Kereng Bangkirai 525 405 930 100 96 196 19,05 23,70 21,08
Kalampangan 290 259 549 79 75 154 27,24 28,96 28,05
4 Bukit Batu Tangkiling 589 559 1.148 171 162 333 29,03 28,98 29,01
5 Rakumpit Rakumpit 163 121 284 82 75 157 50,31 61,98 55,28
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.643 11.094 22.737 1.353 1.320 2.673 11,62 11,90 11,76
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Pahandut Pahandut 13 0 0,00 0 0,00 2.273 311 2.584 163 7,17 77 24,76 240 9,29 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Panarung 30 0 0,00 0 0,00 1.126 2.181 3.307 158 14,03 185 8,482 343 10,37 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Marina Permai 8 0 0,00 0 0,00 2.054 2.196 4.250 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Jekan Raya Menteng 14 0 0,00 0 0,00 3.152 3.083 6.235 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Bukit Hindu 24 0 0,00 0 0,00 3.430 3.423 6.853 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Kayon 15 0 0,00 0 0,00 1.955 2.169 4.124 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Jekan Raya 10 0 0,00 0 0,00 206 169 375 43 20,87 26 15,38 69 18,40 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 7 0 0,00 0 0,00 756 751 1.507 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Kalampangan 5 0 0,00 0 0,00 435 433 868 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Bukit Batu Tangkiling 17 0 0,00 0 0,00 963 942 1.905 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 8 0 0,00 0 0,00 233 223 456 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/ KOTA) 151 0 0,00 0 0,00 16.583 15.881 32.464 364 2,20 288 1,81 652 2,01 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pahandut Pahandut 13.758 13.407 27.165 7.724 178,1 8.356 62,33 16.080 59,19 2.331 30,18 2.536 30,35 4.867 30,27
Panarung 9.575 9.418 18.993 6.589 145,3 7.736 82,14 14.325 75,42 1.041 15,80 1.145 14,80 2.186 15,26
Marina Permai 12.880 13.024 25.904 3.124 412,3 3.666 28,15 6.790 26,21 311 9,96 614 16,75 925 13,62
2 Jekan Raya Menteng 17.562 17.333 34.895 6.605 265,9 6.357 36,68 12.962 37,15 1.298 19,65 2.125 33,43 3.423 26,41
Bukit Hindu 19.305 19.157 38.462 4.520 427,1 4.568 23,85 9.088 23,63 1.045 23,12 1.169 25,59 2.214 24,36
Kayon 15.913 15.649 31.562 7.193 221,2 8.652 55,29 15.845 50,20 1.168 16,24 1.682 19,44 2.850 17,99
Jekan Raya 942 1.057 1.999 985 95,63 827 78,24 1.812 90,65 227 23,05 325 39,30 552 30,46
3 Sebangau Kereng Bangkirai 4.279 4.113 8.392 3.569 119,9 4.312 104,8 7.881 93,91 453 12,69 538 12,48 991 12,57
Kalampangan 2.538 2.419 4.957 1.963 129,3 2.169 89,67 4.132 83,36 466 23,74 658 30,34 1.124 27,20
4 Bukit Batu Tangkiling 5.306 5.057 10.363 1.073 494,5 1.268 25,07 2.341 22,59 547 50,98 698 55,05 1.245 53,18
5 Rakumpit Rakumpit 1.336 1.227 2.563 700 190,9 725 59,09 1.425 55,60 104 14,86 193 26,62 297 20,84
JUMLAH (KAB/KOTA) 103.394 101.861 205.255 44.045 42,60 48.636 47,75 92.681 45,15 8.991 20,41 11.683 24,02 20.674 22,31
Sumber: Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) 204.167 1.088 35,26
7,95200193 th 2019 19.67 210.467
199258 72.372,91
TABEL 49
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pahandut Pahandut 1 0 0 1 0 0
Panarung 0 1 1 0 0 0
Marina Permai 0 1 1 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 1 1 0 1 0 0
Bukit Hindu 0 0 1 0 0 0
Kayon 0 0 0 0 0 0
Jekan Raya 1 1 0 1 1 1
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 1 1 1 1 1
Kalampangan 1 1 0 1 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 1 0 1 1 1
5 Rakumpit Rakumpit 0 1 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 4 8 4 6 3 3
PERSENTASE 36,36 72,73 36,36 54,55 27,27 27,27
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23,00 24 25 26 27 28 29
1 Pahandut Pahandut 24 17 41 26 21 47 9 37,50 3 17,65 12 29,27 5 19,23 3 14,29 8 17,02 14 53,85 6 28,57 20 42,55 3 6,38
Panarung 7 3 10 9 5 14 0 0,00 1 33,33 1 10,00 1 11,11 0 0,00 1 7,14 1 11,11 1 20,00 2 14,29 0 0,00
Marina Permai 2 3 5 2 4 6 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 100 1 25,00 3 50,00 2 100,00 1 25,00 3 50,00 0 0,00
2 Jekan Raya Menteng 9 7 16 13 8 21 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 23,08 3 37,50 6 28,57 3 23,08 3 37,50 6 28,57 0 0,00
Bukit Hindu 7 2 9 8 3 11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 25,00 1 33,33 3 27,27 2 25,00 1 33,33 3 27,27 0 0,00
Kayon 20 7 27 32 15 47 9 45,00 3 42,86 12 44,44 7 21,88 6 40,00 13 27,66 16 50,00 9 60,00 25 53,19 1 2,13
Jekan Raya 1 0 1 4 2 6 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 25,00 1 50,00 2 33,33 1 25,00 1 50,00 2 33,33 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 5 3 8 5 4 9 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 20,00 1 25,00 2 22,22 1 20,00 1 25,00 2 22,22 0 0,00
Kalampangan 2 0 2 2 0 2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 50,00 0 0,00 1 50,00 1 50,00 0 0,00 1 50,00 0 0,00
4 Bukit Batu Tangkiling 3 6 9 3 8 11 0 0,00 2 33,33 2 22,22 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 25,00 2 18,18 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 1 0 1 1 0 1 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 RS POLRI Bhayangkara 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 RS PKU Muhammadiyah 4 1 5 22 11 33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6 27,27 5 45,45 11 33,33 6 27,27 5 45,45 11 33,33 3 9,09
8 RSU Doris Sylvanus 48 20 68 101 48 149 0 0,00 0 0,00 0 0,00 28 27,72 8 16,67 36 24,16 28 27,72 8 16,67 36 24,16 18 12,08
9 RS Betang Pambelum 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
RS Umum Kelas D Kota Palangka Raya 6 3 9 6 3 9 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4 44,44
JUMLAH (KAB/KOTA) 139 72 211 234 132 366 18 12,95 9 12,50 27 12,80 57 24,36 29 21,97 86 23,50 75 32,05 38 28,79 113 30,87 29 7,92
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6,00
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00
3 15 - 19 TAHUN 2 1 3 4,92
4 20 - 24 TAHUN 15 2 17 27,87
5 25 - 49 TAHUN 30 11 41 67,21
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 47 14 61
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 3629
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 74,3
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 55
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
NO KELOMPOK UMUR PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 56
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
DIARE
JUMLAH TARGET MENDAPAT ZINC
DILAYANI MENDAPAT ORALIT
JUMLAH PENEMUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pahandut Pahandut 39.570 1.040 507 295 352,5 123 24,26 259 87,80 123 100,00 123 100,00
Panarung 27.663 832 355 21 3963 7 1,97 21 100,00 7 100,00 7 100,00
Marina Permai 37.724 1.090 1.568 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Jekan Raya Menteng 51.423 1.250 652 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Bukit Hindu 55.422 1.644 718 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Kayon 45.970 1.094 589 139 787,4 61 10,36 139 100,00 61 100,0 61 100,00
Jekan Raya 2.913 97 37 38 255,9 22 59,46 22 57,89 10 0,00 10 45,45
3 Sebangau Kereng Bangkirai 12.224 268 157 84 318,7 36 22,93 84 100,00 36 100,0 36 100,00
Kalampangan 15.096 244 93 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Bukit Batu Tangkiling 7.215 409 194 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 3.734 102 48 11 928,1 2 4,17 11 100,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 298.954 8.072 4.918 588 7,28 251 5,1 536 91,16 237 94,42 237 94,42
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 1,97 0,84
KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Marina Permai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 2 0 2 2 0 2
Bukit Hindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kayon 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 2 2 0 2 4 0 4
PROPORSI JENIS KELAMIN 0,0 0,0 100,00 0,00 100,00 0,00
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 2,63 - 1,34
KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pahandut Pahandut 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
Panarung 1 1 100,00 0 0,00 0 0,00 0
Marina Permai 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
2 Jekan Raya Menteng 2 2 100,00 0 0,00 0 0,00 0
Bukit Hindu 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
Kayon 1 1 100,00 0 0,00 0 0,00 0
Jekan Raya 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
Kalampangan 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 4 100,00 0 0,00 0 0,00 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 0,00
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Marina Permai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 2 0 2 2 0 2
Bukit Hindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kayon 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 2 2 0 2 4 0 4
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,13
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
Panarung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
Marina Permai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 4 7 11
Bukit Hindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
Kayon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 2 1 3
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 19 7 12 19
CASE FATALITY RATE (%) 0,0 0,0
INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 2,34 4,01 6,36
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Pahandut Pahandut 0 0 0,00
Panarung 0 0 0,00
Marina Permai 0 0 0,00
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0,00
Bukit Hindu 0 0 0,00
Kayon 0 0 0,00
Jekan Raya 0 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0,00
Kalampangan 0 0 0,00
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 1 1 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100,00
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
%
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAPID % KONFIRMASI PENGOBATA
SUSPEK MIKROSKOPI PENGOBATA
DIAGNOSTIC TOTAL LABORATORIUM L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
S N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU JUMLAH SELURUH KASUS
KASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL
SEBELUMNYA DITEMUKAN KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Marina Permai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bukit Hindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kayon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 5.471 5.250 10.721 1.404 25,66 2.422 46,13 3.826 35,69
Panarung 3.807 3.688 7.495 652 17,13 978 26,52 1.630 21,75
Marina Permai 5.121 5.100 10.221 230 4,49 349 6,84 579 5,66
2 Jekan Raya Menteng 6.983 6.787 13.770 903 12,93 1.484 21,87 2.387 17,33
Bukit Hindu 7.677 7.501 15.178 650 8,47 856 11,41 1.506 9,92
Kayon 6.328 6.128 12.456 644 10,18 1.030 16,81 1.674 13,44
Jekan Raya 374 414 788 172 45,99 317 76,57 489 62,06
3 Sebangau Kereng Bangkirai 1.702 1.611 3.313 311 18,27 476 29,55 787 23,75
Kalampangan 1.009 947 1.956 417 41,33 541 57,13 958 48,98
4 Bukit Batu Tangkiling 2.110 1.980 4.090 433 20,52 586 29,60 1.019 24,91
5 Rakumpit Rakumpit 531 481 1.012 81 15,25 160 33,26 241 23,81
JUMLAH (KAB/KOTA) 41.113 39.887 81.000 5.897 14,34 9.199 23,06 15.096 18,64
Sumber:Bidang (P2P) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit th 2019 50,7 61,95 57,27
TABEL 69
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
Sumber: Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) tahun 2019 = 142.916
Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
* diisi dengan checklist (V)
Banyak masyarakat yang tidak berani memeriksakan diri ke puskesmas pada masa pandemi Covid 19,
Terlebih untuk metode IVA yang terkait pemeriksaan organ dalam wanita, petugas pun takut melakukan pemeriksaan
TABEL 71
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
Puskesmas Jekan Raya : karena pembagian wilayah dan jumlah ODGJ yang dilayani
lebih besar dari sasaran target puskesmas tersebut, karena pasien ODGJ jekan Raya
merupakan Pasien wilayah Faskes Kayon dan Pasien ODGJ/ keluarga pasien sudah
dianjurkan merubah Faskes sesuai dengan wilayah nya tetapi permaslahan nya pun
sama pasien tidak mau pindah Faskes
TABEL 72
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat lebih rendah dr th 2019 TTU 2020 meningkat dr tahun 2019 : 46.03
62 47 8 341 617
TABEL 76
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
MAKANAN
MAKANAN JUMLAH TPM
JAJANAN/ RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MINUM
RUMAH JASA BOGA JAJANAN/KANTIN/SENT MEMENUHI SYARAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS DEPOT AIR KANTIN/ JUMLAH TPM RESTORAN (DAM)
JASA BOGA MAKAN/REST RA MAKANAN JAJANAN KESEHATAN
MINUM (DAM) SENTRA YANG ADA
ORAN
MAKANAN
JAJANAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pahandut Pahandut 2 25 22 14 63 1 50,00 6 24,00 1 4,55 3 21,43 11 17,46
Panarung 1 11 44 52 108 1 100 11 100 21 47,73 5 9,62 38 35,19
Marina Permai 0 32 75 47 154 0 0,00 3 9,38 4 5,33 0 0,00 7 4,55
2 Jekan Raya Menteng 3 20 70 36 129 2 66,67 17 85,00 38 54,29 10 27,78 67 51,94
Bukit Hindu 8 41 38 2 89 3 37,50 6 14,63 6 15,79 0 0,00 15 16,85
Kayon 10 13 77 55 155 10 100 13 100 69 89,61 52 94,55 144 92,90
Jekan Raya 5 0 13 10 28 0 0,00 0 0,00 1 7,69 0 0,00 1 3,57
3 Sebangau Kereng Bangkirai 1 2 20 20 43 1 100 1 50,00 20 100 6 30,00 28 65,12
Kalampangan 1 1 13 18 33 0 0,00 1 100 13 100 17 94,44 31 93,94
4 Bukit Batu Tangkiling 0 37 28 66 131 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 31 182 400 320 933 18 58,06 58 31,87 173 43,25 93 29,06 342 36,66
ANGKA
KASUS ANGKA
NO KABUPATEN/KOTA SEMBUH MENINGGAL KESEMBUHAN
KONFIRMASI KEMATIAN (CFR)
(RR)
1 2 3 4 5 7 8
1 Palangka Raya 13.127 12.606 518 96,03 3,95
Kota Palangka Raya 13.127 12.606 518 96,03 3,95
Sumber : Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
TABEL 78
JUMLAH LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN SPESIMEN COVID-19
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
KABUPATEN/ 0-2 TAHUN 3-6 TAHUN 7-12 TAHUN 13-15 TAHUN 16-18 TAHUN 19-30 TAHUN 31-45 TAHUN 46-59 TAHUN 60+ TAHUN TOTAL
NO
KOTA L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Palangka Raya 99 98 151 121 300 256 150 143 165 194 1.414 1.496 1.615 1.577 1.089 1.165 697 586 5.680 5.636
Kota Palangka Raya 99 98 151 121 300 256 150 143 165 194 1.414 1.496 1.615 1.577 1.089 1.165 697 586 5.680 5.636
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya