Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KULIAH LAPANGAN SANITASI DAN KEAMANAN

MAKANAN
“BATAGOR JATI”

Oleh
KELOMPOK 4

Kevin Oktra Gilang P 1511212012


Melisa Ramayani 1511212032
Akmal Zudiki 1511212054
Atika Syahira 1511211028
Yulli Sarah 1511211065
Diyanah Fadhillah 1611216002

Dosen pengampu : Dr. Aria Gusti SKM. M.Kes

DEPARTEMEN K3 KESLING
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul “LAPORAN KULIAH LAPANGAN SANITASI DAN
KEAMANAN MAKANAN BATAGOR JATI”. Semoga makalah ini bisa
dipergunakan sebagai salah satu media pembelajaran.
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kelompok
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran guna untuk
memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya.

Padang, April 2018

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6

2.1 PENGERTIAN SANITASI MAKANAN ................................................................. 6

2.2 Standar Fasilitas Sanitasi Air Bersih pada Sentra Makanan Jajanan ........................ 8

2.3 Aspek Sanitasi dan Standar Makanan Jajanan ........................................................11

BAB III METODE PRAKTIKUM....................................................................................14

3.1 Metode Kegiatan .....................................................................................................14

3.2 Jadwal dan Kegiatan................................................................................................14

3.3 Sasaran ....................................................................................................................14

3.4 Waktu Pelaksanaan Praktikum ................................................................................15

3.5 Cara Kerja Praktikum ..............................................................................................15

BAB IV METODE PRAKTIKUM ...................................................................................16

3.6 Hasil .........................................................................................................................16

3.6.1 Kebersihan Pribadi .............................................................................................16

3.6.2 Peralatan............................................................................................................16

3.6.3 Air Bersih dan Bahan Makanan .........................................................................17

3.6.4 Makanan Jadi .....................................................................................................17

ii
3.6.5 Pewadahan/ Alat Penjajakan .............................................................................17

3.7 Pembahasan ............................................................................................................18

3.7.1 Pengolahan Makanan ........................................................................................18

3.7.2 Tempat Pengolahan...........................................................................................18

3.7.3 Penyajian Makanan ...........................................................................................19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................20

4.1 Kesimpulan ..............................................................................................................20

4.2 Saran........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.


Makanan borned yang dikonsumsi beragam jenis dengan cara pengolahannya (
Santoso, 1999). Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi
penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah
satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan
yang aman, yaitu dengan memastikan makanan tersebut dalam keadaan bersih dan
terhindar dari wholesomeness (penyakit). Makananan yang dibutuhkan harus
eshat dalam arti memiliki nilai gizi, yang optimal seperti vitamin, mineral, hidrat
arang, lemak dan lainnya. Bila salah satu faktor tersebut terganggu maka makanan
yang dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan
keracunan makanan yang dihasilkan (Djarismarvati dkk’ 2004). Salah satu
diantaranya dikarenakan terkontaminasi.Kontaminasi yang terjadi pada makanan
dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi
suatu penyakit.Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi
disebut penyakit bawaan makanan (food diseases).
Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan
dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan. Dalam
sanitasi makanan, permasalahan yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai
komposisi bahan makanan yang sesuai dengan tubuh jarang di perhatikan.Pada
dasarnya,kebanyakan orang tidak begitu menganggap penting hygiene dari
makanan dan sanitasi tempat makanan yang mereka gunakan. Mereka hanya
memandang atas harga makanan dan rasanya saja.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu “ Bagaimana gambaran
sanitasi dan keamanan makanan di jajanan batagor depan kampus Fakultas
Kedokteran Unand? “

4
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui gambaran sanitasi dan keamanan makanan di jajanan
batagor depan kampus Fakultas Kedokteran Unand.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN SANITASI MAKANAN

Makanan Jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan ditempat penjualan dan atau disajikan sebgai makanan siap santap untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasaboga, rumah makan/restoran dan hotel.

Sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,


tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin menimbulkan penyakit/
gangguan kesehatan

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan


makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,
pengangkutan sampai dengan penyajian.

Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan penanganan


makanan jajanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek,


influenza, diare, penyakit perut sejenisnya.
2. menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya)
3. memakai tutup kepala dan celemek
4. mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan
5. menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan
alas tangan
6. tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung,
mulut atau bagian lainnya)
7. tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan
dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.
8. menggunakan pakaian khusus untuk bekerja, dalam keadaan bersih

6
persyaratan peralatan yang digunakan

 peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan
sabun
 lalu dikeringkan dengan alat pengering/ lap yang bersih
 kemudian peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan ditempat
yang bebas pencemaran
 dilarang menggunakan kembali peralatan yang hanya dirancang
untuk sekali pakai (disposible).

Persyaratan air untuk makanan jajanan

 air yang digunakan dalam penanganan makanan jajanan harus air


yang memenuhi standar dan persyaratan higiene sanitasi yang berlaku bagi air
bersih atau air minum
 air bersih yang digunakan untuk membuat minuman harus dimasak
sampai mendidih

Persyaratan bahan makanan jajanan

 semua bahan yang diolah menjadi makanan jajanan harus dalam


keadaan baik mutunya, segar dan tidak busuk
 semua bahan olahan dalam kemasan yang diolah menjadi makanan
jajanan harus bahan olahan yang terdaftar di Depkes, tidak kadaluarsa, tidak cacat
atau rusak.

Penggunaan bahan tambahan makanan

 Semua bahan tambahan makanan harus disimpan terpisah


 semua bahan yang mudah busuk atau cepat rusak harus dipisahkan
penyimpanannya

persyaratan pembungkus makanan jajanan

7
 makanan jajanan yang dijajakan harus dalam keadaan tertutup
untuk menghindari pencemaran
 pembungkus makanan harus dalam keadaan bersih dan tidak
mencemari makanan

persyaratan pengangkutan makanan jajanan

 makanan jajanan harus diangkut dalam keadaan tertutup dan


diletakkan dalam wadah yang bersih
 jika ada bahan mentah maka letakkan dalam wadah yang terpisah

persyaratan sarana untuk menjajakan makanan/gerobak harus tersedia


tempat

 air bersih
 tempat penyimpanan bahan makanan
 penyimpanan makanan jadi/ siap saji
 penyimpanan peralatan
 tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)
 tempat sampah
 tempat kain lap
 larutan pembersih

2.2 Standar Fasilitas Sanitasi Air Bersih pada Sentra Makanan Jajanan

Secara prinsip beberapa kegiatan yang harus dilakukan pada usaha


pengawasan tempat pengelolaan makanan meliputi antara lain pengawasan sanitasi
tempat pengolahan dan dan peralatan yang digunakan, pengawasan kebersihan,
kesehatan, cara pengolahan dan pelayanan serta pengawasan terhadap kualitas
makanan dan minuman sebagai hasil akhir dari pengolahan yang siap dihidangkan.
Tempat pengelolaan makanan jajanan yang baik, berdasarkan aspek lokasi tempat
usaha, harus berada pada lingkungan yang cukup jauh dari sumber pencemaran
makanan seperti pembuangan sampah terbuka, tempat pengolahan limbah, rumah
potong hewan, jalan yang ramai dan arus cukup tinggi. Untuk penjamah makanan

8
harus memenuhi persyaratan yaitu harus sehat, bersih, berperilaku hidup sehat, dan
tidak menderita penyakit menular.

Makanan yang disajikan pada makanan jajanan dipilih dari bahan makanan
mentah yang segar dalam keadaan baik mutunya dan tidak dalam keadaan rusak.
Untuk bahan makanan olahan dalam kemasan yang diolah menjadi makanan
jajanan harus bahan olahan yang terdaftar di depkes, tidak kadaluwarsa, tidak
cacat dan, tidak rusak.Sedangkan berdasar aspek fasilitas sarana sanitasi,
khususnya air bersih, standar yang dipersyaratkan harus memperhatikan aspek
sumber air bersih yang digunakan, prosedur pengambilan air berish, prosedur
pengangkutan, tahap penyimpanan, serta tahap pemasakan air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan penyediaan air minum bagi usaha tempat-tempat


umum yang paling baik kalau diambil dari penyediaan air minum kota (PDAM).
Namun jika syarat ini belum bisa dipenuhi, sejauh sempurna dalam
pengolahannya, bisa memanfaatkan air tanah, misalnya dengan membangun
sumur. Persyaratan yang harus diperhatikan terkait hal ini meliputi aspek
kecukupan dan kualitas air bersih. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990.

Sedangkan tahap-tahap pemanfaatan air bersih yang harus diperhatikan antara lain
:

Tahap pengambilan dari sarana air bersih :

Pengambilan air dari sarana air bersih ditentukan dari jenis sarana yang dimiliki.
Hal ini berhubungan dengan alat pengambil yang dipakai, seperti timba untuk
sumur gali, kran dengan selang air (untuk air perpipaan), pompa tangan, pompa
listrik dan lain-lain. Penanganan terhadap peralatan pengambilan air yang dipakai
sebagai berikut:

 Timba;Timba yang pakai harus khusus (maksudnya hanya dipergunakan


untuk menimba air saja) dengan perlengkapan tali yang selalu dijaga

9
kebersihannya. Timba dan tali harus digantung setelah dipakai, jangan diletakkan
dilantai.
 Pompa tangan dan pompa listrik; Apabila menggunakan air untuk
pancingan harus menggunakan air bersih. Sumur untuk pompa tangan harus
dalam keadaan tertutup dan konstruksi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan
sehingga tidak memungkinkan terjadi pencemaran.
 Kran air yang dilengkapi dengan slang; Slang diusahakan harus bersih dan
dibebaskan dari sisa¬sisa air bila telah selesai dipakai, untuk menghindari
tumbuhnya lumut. Slang yang dipakai tidak boleh bocor dan hindarkan genangan
air kotor dan lain-lain. Penyimpanan sebaiknya digulung dan digantung.

Tahap pengangkutan air.


Tempat air atau wadah yang digunakan untuk mengangkut air harus bersih dan
mempunyai tutup. Penutup wadah air tidak boleh mempergunakan kain atau daun
karena dapat mencemari air yang diangkut. Bila air diangkut dengan tangki air
maka tangki air harus bersih dan dipakai khusus untuk mengangkut air.

Tahap penyimpanan air.


Wadah untuk tempat penampungan air bersih tertutup rapat dan sering dibersihkan
secara rutin paling sedikit dua kali seminggu. Penempatan wadah penyimpanan air
harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai risiko terhadap
pencemaran.

Tahap pemasakan
Air sebaiknya dimasak menggunakan alat yang tidak mengandung bahan beracun
dan berbahaya. Alat yang digunakan untuk memasak air tidak mudah berkarat.

Tahap penyimpanan air masak

Perlakuan terhadap air yang sudah dimasak harus lebih hati¬hati dibandingkan
dengan air yang belum dimasak. Penyimpanan air masak biasanya
pengawasannya berkurang, karena merasa bahwa air yang telah dimasak tidak

10
mengandung bakteri atau cemaran lainnya. Persyaratan penyimpanan air masak
adalah :

1. Wadah atau tempat penyimpanan air harus selalu tertutup.


2. Wadah atau tempat untuk menyimpan air harus selalu bersih
3. Wadah atau tempat untuk menyimpan air harus diletakkan sedemikian
rupa agar tidak mudah dicapai oleh serangga atau binatang lainnya.

Air bersih yang diperoleh dari sarana air bersih digunakan untuk berbagai
kepentingan salah satunya untuk proses pengolahan makanan, pembersihan alat
makan dan juga untuk kepentingan kebersihan yang lain. Air harus tersedia cukup
untuk membersihkan bahan makanan dan alat makan dan air harus dalam keadaan
mengalir. Air sangat erat hubungannya dengan makanan oleh karena air
diperlukan dalam semua proses pengolahan makanan.Pada tahap persiapan air
digunakan untuk merendam, mencuci dan semua kegiatan membersihkan bahan
makanan mentah. Pada tahap selanjutnya air digunakan untuk media penghantaran
panas selama proses pemasakan, khususnya pada makanan yang diolah dengan
teknik pengolahan panas, basah seperti merebus, mengukus, dan mengetim.
Mengingat pentingnya peran air dalam pengolahan makanan maka air yang
digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.Kita juga harus ingat
bahwa air yang digunakanan untuk membersihkan bahan makanan dan alat makan
tidak boleh mengandung bahan pencemar, karena air sangat erat hubungannya
dengan makanan dan penularan penyakit melalui makanan.
2.3 Aspek Sanitasi dan Standar Makanan Jajanan

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh


pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel. Sedangkan pengertian penanganan makanan jajanan
adalah kegiatan yang meliputi pengadaan, penerimaan bahan makanan, pencucian,
peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, pewadahan, penyimpanan,
pengangkutan, penyajian makanan atau minuman.

11
Makanan jajanan yang juga dikenal sebagai street foods adalah jenis
makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat
pemukiman, serta lokasi yang sejenis. Secara prinsip, pada umumnya makanan
jajanan terbagi menjadi empat kelompok yaitu :

 Makanan utama atau main dish seperti bakso, mie ayam.


 Penganan atau snack seperti makanan kemasan, kue-kue.
 Minuman seperti berbagai macam es dan minuman kemasan.
 Buah-buahan segar seperti mangga, melon.

Kita mengenal kehadiran makanan jajanan ini lebih dominan di sekolah.


Bagi anak sekolah, makanan jajanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kegiatan sehari-hari mereka. Makanan jajanan digunakan sebagai alternatif untuk
memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah karena keterbatasan waktu orang tua
mengolah makanan di rumah. Selain murah makanan jajanan juga mudah didapat.
Berdasarkan kondisi ini seharusnya makanan jajanan dapat dikelola menjadi
produk sehat yang aman dikonsumsi. Makanan jajanan sehat adalah makanan
yang memiliki ciri sebagai berikut:

Standar Kesehatan Makanan Jajanan

 Bebas dari lalat, semut, kecoa dan binatang lain yang dapat membawa
kuman penyakit.
 Bebas dari kotoran dan debu lain.
 Makanan yang dikukus, direbus, atau digoreng menggunakan panas yang
cukup artinya tidak setengah matang.
 Disajikan dengan menggunakan alas yang bersih dan sudah dicuci lebih
dahulu dengan air bersih.
 Kecuali makanan jajanan yang di bungkus plastik atau daun, maka
pengambilan makanan lain yang terbuka hendaklah dilakukan dengan
menggunakan sendok, garpu atau alat lain yang bersih, jangan mengambil
makanan dengan tangan.
 Menggunakan makanan yang bersih, demikian pula lap kain yang
digunakan untuk mengeringkan alat-alat itu supaya selalu bersih.
12
Sedangkan makanan jajanan yang aman merupakan makanan yang mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut:

 Tidak menggunakan bahan kimia yang dilarang.


 Tidak menggunakan bahan pengawet yang dilarang.
 Tidak menggunakan bahan pengganti rasa manis atau pengganti gula.
 Tidak menggunakan bahan pewarna yang dilarang.
 Tidak menggunakan bumbu penyedap masakan atau vetsin yang
berlebihan.
 Tidak menggunakan air yang dimasak dengan tidak matang.
 Tidak menggunakan bahan makanan yang sudah busuk, atau yang
sebenarnya tidak boleh diolah, misalnya telah tercemari oleh obat serangga
atau zat kimia yang berbahaya.
 Tidak menggunakan bahan makanan yang tidak dihalalkan oleh agama.
 Tidak menggunakan bahan makanan atau bahan lain yang belum dikenal.
oleh masyarakat.

Masalah utama yang harus kita diperhatikan terkait dengan makanan jajanan
adalah buruknya sanitasi dan tidak terjaminnya kebersihan dalam mengolah
dan menyajikan makanan sehingga dapat mengakibatkan masalah kesehatan
masyarakat

13
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam praktikum penilaian hygiene sanitasi makanan

jajanan batagor Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Jati. Pada hal ini

digunakan metode observasi wawancara dan lembar checklist dengan

pedagang batagor Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Jati, sehingga

diharapkan dengan menggunakan metode observasi wawancara dan lembar

checklist ini hasil yang didapatkan sesuai dengam kondisi nyata di tempat

tersebut.

3.2 Jadwal dan Kegiatan

Adapun kegiatan yang dilakukan kelompok untuk praktikum penilaian

hygiene sanitasi makanan jajanan batagor Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas Jati adalah sebagai berikut:

Tanggal 18 April 2018 : Praktikum Lapangan

Tanggal 19 April 2018 : Evaluasi Hasil

Tanggal 21-24 April 2018 : Pembuatan Laporan dan PPT

Tanggal 26 April 2018 : Persentasi

3.3 Sasaran

Observasi dilakukan di pedagang batagor yang terletak dijalan Perintis

Kemerdekaan Jati, Padang Sumatera Barat. Adapun sasaran khusus dari

kegiatan ini adalah melihat hygiene sanitasi makanan pada jajanan batagor

mulai dari personal hygiene sampai kepada prinsip hygiene sanitasi makanan

jajanan.

14
3.4 Waktu Pelaksanaan Praktikum

Waktu pelaksanaan kegiatan pada tanggal 18 April 2018 hari Rabu pukul

11.30 WIB sampai selesai.

3.5 Cara Kerja Praktikum

Kelompok melakukan observasi dan wawancara kepada pemilik usaha

makanan jajanan batagor. Selain itu kelompok juga melihat bagaimana proses

makanan jajanan batagor tersebut disajikan kepada konsumen. Selama

observasi di lapangan, kelompok dipandu atau berpedoman ke Undang –

Undang tentang sanitasi makanan jajanan dan sesuai dengan teori yang telah

dipelajari selama diperkuliahan.

15
BAB IV
METODE PRAKTIKUM

3.6 Hasil

Dari hasil observasi lapangan dan wawancara dengan pedagang batagor jati
didapatkan hasil sebagai berikut :

3.6.1 Kebersihan Pribadi

1. Pengelola makanan jajanan tidak menderita batu-batuk dan pilek.

2. Pengelola makanan jajanan tidak menderita diare, penyakit perut dan


sejenisnya.

3. Pengelola makanan jajanan tidak berkuku panjang, memakai cat kuku/kuku


kotor.

4. Pengelola makanan jajanan menjaga kebersihan rambut dan memakai


penutup kepala.

5. Pengelola makanan jajanan tidak memakai pakaian kerja dan menutup


kepala.

6. Pengelola makanan jajanan tidak menutup luka atau bisul atau luka
lainnya.

7. Pengelola makanan jajanan mencuci tangan setiap kali akan menangani


makanan.

8. Pengelola makanan jajanan tidak menggaruk-garuk kepala, mengorek


telinga dan merokok.

3.6.2 Peralatan

1. Peralatan makanan jajanan dicuci setiap selesai digunakan dengan


menggunakan sabun dan air bersih dan ganti jika sudah tidak layak.

2. Peralatan makanan jajanan dikeringkan dengan cara ditiriskan dan


tertutup/terlindung dari pencemaran.

3. Tidak memakai ulang peralatan yang dirancang untuk sekali pakai.

16
3.6.3 Air Bersih dan Bahan Makanan

1. Air yang digunakan untuk memasak dan mencuci berasal dari sumber yang
memenuhi syarat.

2. Air yang digunakan tidak dimasak terlebih dahulu/ menggunakan air


mentah.

3. Bahan makanan yang digunakan berasal dari bahan mentah segar dan
dicuci terlebih dahulu.

4. Bahan makanan tidak menggunakan bahan yang sudah kadaluarsa.

5. Bahan makanan tidak mengandung BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang


dilarang.

6. Tidak menggunakan BTP walaupun sesuai takaran.

3.6.4 Makanan Jadi

1. Makanan disajikan dalam keadaan tidak tertutup.


2. Tidak menggunakan penutup yang bersih.
3. Makanan tidak diangkut dalam keadaan tertutup.
4. Makanan disajikan tidak bersatu dengan bahan makanan mentah.
5. Makanan jadi yang sudah lebi dari 6 jam tidak dipanaskan kembali.
6. Mengambil alat dengan menggunakan alat (penjapit,dll).

3.6.5 Pewadahan/ Alat Penjajakan

1. Wadah/tempat dapat melindungi makanan dari debu dan serangga.

2. Pada tempat penjajakan terdapat tempat cuci piring/gelas yang memadai


(ember bersih dan air bersih)

3. Air pencucian piring/gelas diganti sesering mungkin.

4. Saat menjajakan tidak ada sarana pengumpul sampah.

17
3.7 Pembahasan

3.7.1 Pengolahan Makanan

Dari hasil pengamatan beberapa hal dalam pengolahan makanan yang


sudah sesuai standar, yaitu: pekerja atau penjamah makanan tidak menderita
penyakit yang mudah menular seperti batuk atau influenza, tidak menderita infeksi
kulit seperti bisul atau kudis, mengolah makanan tidak sambil merokok atau
menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut, kepala, dan bagian tubuh
lainnya), tidak batuk atau bersin di hadapan makanan yang sedang diolah.

Ada beberapa hal dalam pengolahan makanan yang belum sesuai standar
yaitu : pekerja di tempat makan ini tidak menggunakan APD (celemek, tutup
kepala, sarung tangan, penutup mulut) selama proses pengolahan makanan,
pekerja mencuci tangan setiap kali hendak mengolah makanan namun pekerja
mencuci tidak menggunakan air mengalir hanya menggunakan air yang ada
diember dan itu digunakan sepanjang waktu dia bekerja dan juga mengelap
tangannya dengan sapu tangan yang di pinggir gerobak dan satu sapu tangan
tersebut digunakannya untuk sepanjang waktu dia bekerja, pekerja masih
bercakap-cakap dengan rekannya saat sedang mengolah makanan pesanan
pelanggan.

Seharusnya dalam mengolah makanan pekerja atau pejamah makanan


harus menggunakan APD untuk menjaga agar tetap bersih dan sehat, pekerja
selalu mencuci tangan setiap kali hendak mengolah makanan, selama proses
pengolahan makanan pekerja tidak di perbolehkan untuk berbicara dengan rekan
kerja yang lain untuk menghindari penularan sumber kuman dari mulut pekerja.

3.7.2 Tempat Pengolahan

Dari hasil pengamatan tempat pengolaham sudah sesuai standar, yaitu :


tempat pengolahan menggunakan gerobak yang tertutup ada kaca yang
menutupinya, dan apa bila hujan ada terpal yang melapisi di atas gerobak dan
disamping gerobak tersebut sehingga tidak percikan air hujan tidak dapat masuk
ketempat pengolahan. Makanan yang sudah jadi juga di tempatkan di tempat yang
18
khusus dan tertutup rapat sehingga vektor seperti nyamuk dan lalap tidak bisa
hinggap. Setiap selesai bekerja gerobak dan alat masak lainnya langsung dicuci
dengan bersih.

3.7.3 Penyajian Makanan

Dari hasil pengamatan terdapat beberapa hal dalam penyajian makanan


yang belum sesuai standar, yaitu : penyajian menggunakan plastik , hal ini tidak
sesuai dengan standar karena makanan disajikan dapat merusak plastik sehingga
plastik sobek dan makanan tercemar.

19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Higiene adalah seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan


(a condition or practice which promotes good health). Higiene adalah tindakan-
tindakan pemeliharaan kesehatan (the maintanance of healthfull practices).
Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam
segala aktivitas masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit
akibat makanan. Kebiasaan-kebiasaan tradisionil dalam mengelola makanan
mesih menduduki posisi yang kuat di masyarakat kita selama belum ada cara
pengganti yang berkenan.
Sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian
makanan, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli,
mengurangi pembeli, mengurangi kerusakan makanan.

4.2 Saran

Diharapkan agar pedagang batagor lebih meningkatkan pengetahuan


mengenai sanitasi dan keamanan agar terhindar dari kontaminasi penyakit yang
bersumber dari makanan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan


Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.Prinsip-Prinsip Higiene Sanitasi
Makanan. Ditjen PPM dan PLP Depkes. 1999

Modul Kursus Penyehatan Makanan bagi Pengusaha Makanan dan


Minuman, Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Pen golahan Makanan.
Depkes RI. 2001

Kumpulan Modul Kursus Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Ditjen


PPM dan PLP Depkes RI. 2006

21
LAMPIRAN

22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai