KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Tingkah Laku Manusia dalam Lingkungan
Sosial mengenai “Organisasi”. Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
1. Dra. Ami Maryami, M.Si selaku dosen mata kuliah TIngkah Laku Manusia dalam
Lingkungan Sosial.
2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusuan makalah ini, dan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah Tingkah Laku Manusia
dalam Lingkungan Sosial guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik.
Penulis
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
BAB II PENDAHULUAN......................................................................................................3
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................33
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
4. Ralp Currier Davis (1951) berpendapat bahwa organisasi adalah suatu kelompok
orang-orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama dibawah satu
kepemimpinan.
Tujuan organisasi dicerminkan oleh sasaran yang harus dilakukan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan dari suatu organisasi sangat
mempengaruhi kinerja dari organisasi itu sendiri maupun untuk mencari masa atau
anggota baru dalam pengembangan sebuah organisasi dan untuk menjaga kaderisasi.
Tingkatan pengelompokan yang mendefinisikan proritas tujuan organisasi yaitu:
1. Tujuan atau misi umum. Tujuan atau misi umum adalah pernyataan luas atau
tujuan dalam skala umum yang mendefinisikan bagaimana terciptanya sebuah
organisasi tersebut, biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering
menjadi pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan yang menjelaskan apa saja yang ingin dicapai oleh organisasi itu.
Merupakan dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, biasanya berubah dari
tahun ke tahun tergantung pada kesepakatan.
3. Tujuan yang mendeskripsikan apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan itu
sendiri atau menjelaskan secara spesifik, biasanya memiliki jangka pendek
atau batas waktu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain
yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
2) Suprasistem
Suprasistem merupakan semua pihak baik individu, kelompok maupun
instansi-instansi yang terlibat dalam proses pertukaran input dan output. Setiap
3) Interface
Interface menunjukkan segmen boundaries dimana dua organisasi sosial
bekerja-sama dalam kaitannya untuk mencapai tujuan serta melakukan upaya-
upaya pemeliharaan. Beberapa ciri interface yang terjadi dalam organisasi sosial,
yaitu:
4) Input
Input merujuk kepada semua sumber daya yang dibutuhkan dari
suprasistem untuk mencapai tujuannya. Input sebuah organisasi sosial mungkin
saja merupakan output dari organisasi lain.
Input ini biasanya berupa klien. Input diklasifikasikan sebagai sinyal atau
pemeliharaan. Klasifikasi ini berasal dari fungsi yang diperlukan dilakukan oleh
masing-masing guna pencapaian integrasi sosial dan sistem. Singkatnya,
5) Proposed output
Suatu bentuk organisasi sosial secara resmi dibuat untuk mencapai target
spesifik yang sudah didefinisikan. Organisasi sosial formal berbeda dari bentuk-
bentuk lain kaitannya dalam membuat tujuan eksplisit.
6) Operasi konversi
Operasi konversi mengacu pada proses internal dari organisasi sosial yang
mengubah input menjadi output. Dalam konsep operasi konversi, fokusnya adalah
pada struktur terutama yang berkaitan dengan konversi input ke output dari tugas
dan pemeliharaan.
7) Output
Output adalah hasil dari operasi konversi. Pada bagian ini, kita membahas
tiga jenis output, yaitu tugas, pemeliharaan dan limbah. Output tugas dalam
organisasi pada dasarnya setara dengan hasil dari fungsi tujuan yang dicapai oleh
organisasi tersebut. Sedangkan output pemeliharaan berkaitan dengan upaya-
upaya perbaikan terhadap organisasi tersebut. Sesuai dengan teori sistem sosial,
output pada dasarnya identik dengan pemeliharaan integrasi fungsi. Yang terakhir
yaitu limbah. Limbah adalah bentuk akhir dari output yang mengacu pada hasil
negatif atau tidak patut.
Terdapat dua jenis feedback, yaitu positif dan negatif. Feedback negatif
berarti bahwa pengurangan kesenjangan terjadi antara titik awal referensi dan titik
acuan baru. Feedback negatif umumnya diperlakukan dalam mendukung metode
intervensi yang digunakan. Feedback positif adalah sebaliknya, dimana perbedaan
antara angka dasar dan dasar baru meningkat.
e) Win-Win (Menang-Menang)
Menang-Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus
mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi. Menang-Menang berarti
mengusahakan semua pihak merasa senang dan puas dengan pemecahan masalah
atau keputusan yang diambil. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai arena
kerja sama bukan persaingan. Paradigma ini akan menimbulkan kepuasan pada
kedua belah pihak dan akan meningkatkan kerja sama kreatif.
Model sistem juga menekankan konteks yang lebih luas daripada tingkah laku
pengambilan-keputusan maupun tingkah laku organisasional seperti yang
digambarkan oleh teori-teori lainnya. Model sistem juga memperhitungkan pengaruh-
pengaruh lingkungan maupun pengaruh-pengaruh dari kelompok-kelompok (yang
notabene juga berasal dari pelbagai lingkungan sosial) di dalam suatu organisasi.
Model sistem yang biasa juga disebut natural-system model didasari oleh
asumsi bahwa:
3. Komuniti sebagai sebuah sistem sosial memiliki hakekat yang implisit, yang
berbeda dengan sebuah organisasi formal yang memiliki hakekat eksplisit
Jadi organisasi pada dasarnya jauh lebih “goal oriented” daripada komuniti.
Untuk memelihara hakekatnya yang goal oriented ini, maka ia harus memberikan
perhatian besar kepada pengawasan komponenkomponennya, sehingga kontrol sosial
menjadi sangat penting bagi organisasi. Namun itu semuanya tak mungkin dapat
dilaksanakan dengan baik tanpa hubungan yang memadai dengan masyarakat
(society), komuniti-komuniti, keluarga-keluarga, institusi-institusi, dan orang-orang di
sekitarnya.
IMPLEMENTASI TEORI
Contoh Kasus 1
Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan
Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa,
Selasa (23/9) siang ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan
Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap
perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari
raya (THR).
“Kami menuntut hak kami untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Dan jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak mendapatkan
THR, karena setahu kami perusahaan garmen tersebut tidak merugi, bahkan sebaliknya.
Jadi kami minta pihak Sudin Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi kami,” jelas Abidin,
koordinator unjuk rasa ketika berorasi di tengah-tengah rekannya yang didominasi kaum
perempuan itu, Selasa (23/9) di depan kantor Sudin Nakertrans Jakut. Sekedar diketahui
ratusan buruh perusahaan garmen dengan memproduksi pakaian dalam merek Sorella,
Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR
karena itu sudah kewajiban. “Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi,
pihak manajemen wajib melaporkan ke pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut
Tambunan kepada beritajakarta.com usai menggelar pertemuan dengan para perwakilan
demonstrasi.
Sesuai peraturan, karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun berhak
menerima THR. Sementara bagi karyawan dengan masa kerja di bawah satu tahun di
atas tiga bulan, THR-nya akan diberikan secara proporsional atau diberikan sebesar
3/12X1 bulan gaji. Karyawan yang baru bekerja di bawah tiga bulan bisa daja dapat
tergantung dari kebijakan perusahaan.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk kawasan Jakarta Utara tercatat ada sekitar 3000
badan usaha atau perusahaan di sektor formal. Untuk melakukan monitoring, pihaknya
menugaskan 15 personel pengawas dan 10 personel mediator untuk menangani berbagai
kasus seperti kecelakaan kerja, pemutusan hubungan kerja, tuntutan upah maupun upah
normatif dan THR. “Kami masih kekurangan personel, idealnya ada 150 personel
pengawas dan 100 personel mediator,” tandas Saut Tambunan.
Analisis Kasus
Dengan membaca artikel diatas kita mendapatkan salah satu contoh kasus suatu
konflik yang terjadi dalam suatu organisasi perusahaan, didalam kasus ini terlihat bahwa
seorang pemimpin berlaku tidak bertanggung jawab, tidak adil dan tidak jujur terhadap
bawahannya dalam memimpin dan menjalankan suatu perusahan. Mereka beretika tidak
baik dengan tidak memberikan hak para buruh, berbohong pada buruh, tidak
memberikan hak THR, bisa memecat buruh yang menurut mereka terlalu vokal dengan
mudah dan senantiasa mempermainkan para bawahannya terutama buruh dengan
bertindak sangat tidak bijaksana sebagai seorang yang memiliki kekuasaan di dalam
perusahaan. Kasus seperti ini jelas sangat berpengaruh terhadap terjadinya sebuah
konflik. Kasus etika dan sikap pemimpin adalah penyebab utama terjadinya konflik
dalam kasus ini. Bila kasus seperti ini semakin banyak maka semakin banyak pula buruh
yang akan menjadi korban para pemilik perusahaan yang tidak bertanggung jawab dan
bertindak sewenang-wenang seperti contoh kasus diatas. Bila kasus ini tidak selesai
dengan cara mediator atau jika dengan cara mediator maka perlu adanya proses hukum
Contoh Kasus 2
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, meminta internal partai tidak
panik atas ditetapkannya Setya Novanto sebagai tersangka dalam kasus korupsi e-KTP.
Bagaimana nasib Novanto posisinya sebagai Ketum Golkar dan Ketua DPR?
Menurut Ketua Dewan Pakar Golkar, Agung Laksono, saat ini semua pihak
harus menganut asas praduga tak bersalah, karena proses penetapan Novanto sebagai
tersangka belum final dan dia meminta teman-teman di DPP Partai Golkar tidak
menggangu agenda internal Partai. Ketua Umum Partai tetap menjalankan tugas
sebagaimana mestinya, tetap pada proses awal. Di sisi lain, hargai proses hukum
berjalan sampai waktunya. Tidak perlu ada perubahan-perubahan, Plt (pelaksana tugas),
Munaslub dan lain-lain.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menuturkan, pimpinan DPR
akan berkoordinasi dengan Biro Hukum dan Kajian DPR RI untuk mengambil
keputusan secara kelembagaan tentang ketentuan dalam undang-undang MD3.
Lebih lanjut, ditetapkannya Setya Novanto sebagai tersangka dalam kasus e-KTP
menurut Fahri, tidak mempengaruhi kinerja di DPR karena dilakukan secara kolektif.
"Ini tergantung langkah KPK, sekarang jika Setya Novanto tidak ditahan gejolak
seperti Doli masih akan kuat," kata Ray, menanggapi pemecatan Doli sebagai kader
Partai Golkar.
Maka pihak yang dirugikan bukan saja hanya sebatas individu melainkan lebih
pada seluruh anggota organisasi tersebut. Stigma-stigma negative akan muncul terhadap
citra organisasi tersebut lalu tingkat kepercayaan public terhadap politik akan menurun
drastis.
Dan dampak terbesarnya ialah kepercayaan public akan hilang dari dunia
perpolitikan di Indonesia dan masyarakat akan melawan pemerintah untuk tegaknya
suatu keadilan social yang dapat menghimpun secara nyata aspirasi mereka demi
terciptanya kesejahteraan social.
Apakah mungkin jika di dalam suatu Negara hokum masih terdapat individu
yang “kebal hokum”. Lembaga penegak hokum di Indonesia patut untuk dipertanyakan
karena lewat penegak hokum tersebut lah dunia perpolitikan akan berjalan dengan baik
dan bersih.
1. Ketua DPR
2. Ketua umum Partai Politik
3. Dewan Perwakilan Rakyat
4. Partai Politik
5. Lembaga Penegak hokum
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi adalah sekelompok atau sekumpulan individu yang bekerja sama dalam
mencapai suatu tujuan tertentu yang umumnya telah disepakati bersama dengan
menjalankan aktivitas keorganisasian bersama. Organisasi memiliki tujuan, fungsi, ciri-
ciri, bentuk atau jenis, konflik, serta perilaku-perilaku di dalamnya.
3.2 Saran
Sebagai calon pekerja sosial profesional, kita harus mempelajari dan memahami
ilmu pengetahuan mengenai Organisasi. Dengan mempelajari materi tersebut akan
mempermudah pekerja sosial dalam proses pertolongan terhadap klien dalam lingkup
organisasi.
http://www.jurnas.com/artikel/21783/Setnov-Tak
Dipenjara-Golkar-Bergejolak/
Sofyandi, Herman dan Garniwa, Iwa. 2007. Perilaku Organisasional.Yogjakarta: Graha Ilmu.
http://www.wartapilihan.com/novanto-tersangka-golkar
bergejolak/