PENANGANAN MASALAH
penanganan masalah yang dihadapi oleh klien HR. Berdasarkan asesmen yang
dilakukan oleh praktikan terhadap klien HR diperoleh fokus dari masalah klien
yang akan dilakukan penanganan yaitu kurangnya motivasi diri klien HR dalam
1. Tujuan Umum
agar klien dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dan dapat menjalankan
kegiatan dalam program rehabilitasi dengan progres yang baik dimana masalah
yang dihadapi klien adalah kurangnya motivasi diri klien mengikuti setiap
karena klien tidak sadar dirinya bermasalah serta kurangnya dukungan dari
klien sudah 8 tahun berada di Yayasan Daarul Ihsan Kota Tasikmalaya. Oleh
karena itu, tujuan umum dari intervensi ini adalah meningkatkan motivasi diri
Tasikmalaya.
95
96
2. Tujuan Khusus
d. Membantu klien agar dapat berkontribusi dan aktif dalam mengikuti kegiatan
e. Membantu klien agar dapat fokus melaksanakan kegiatan dan merasa nyaman
1. Klien HR
menangani masalahnya. Dalam hal ini klien mempunyai fokus masalah yaitu
Yayasan Daarul Ihsan Kota Tasikmalaya. Klien selalu terlihat malas dalam
melaksanakan setiap kegiatan. Selain itu, klien juga tidak fokus dan tidak aktif
ketika sedang mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena klien merasa dirinya
97
tidak bermasalah, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas serta klien merasa tidak
2. Petugas
masalah klien. Petugas mengawasi kegiatan klien setiap harinya sehingga petugas
melaksanakan kegiatan agar tujuan dari kegiatan tersebut dapat tercapai sehingga
klien segera pulih. Selain itu petugas juga diharapkan memberi penguatan kepada
klien bahwa keluarganya pasti masih peduli salah satunya dengan menitipkan
klien ke petugas agar klien menjadi lebih baik lagi. Petugas juga seharusnya
3. Keluarga
klien seakan tidak peduli dengan keadaan klien yang sangat membutuhkan
dukungan dari keluarganya. Dalam hal ini keluarga tidak pernah menjenguk atau
menanyakan kabar dari klien sejak 8 tahun yang lalu membuat klien merasa tidak
bersemangat, tidak memiliki tujuan hidup serta merasa tidak ada lagi orang yang
peduli dengan dirinya. Motivasi dan dukungan seharusnya datang dari orang-
orang terdekat klien terutama keluarganya. Dukungan sosial yang kuat dari
praktikan membuat alternatif rencana intervensi bagi klien yang diarahkan untuk
di Yayasan Daarul Ihsan. Alternatif rencana intervensi terdiri dari kegiatan dan
melibatkan eks klien yang sekarang menjadi petugas di Yayasan Daarul Ihsan
kegiatan harian untuk menumbuhkan inisiatif dalam diri klien agar dapat
3. Menggunakan metode case work dan group wok dengan metode support,
melibatkan klien dalam kegiatan kelompok yang bertujuan agar klien dapat
4. Menggunakan metode case work dan group work dengan teknik positive
memberikan informasi kepada klien tentang cara hidup bersih dan cara
klien tidak peduli dengan kesehatan dirinya serta klien belum sadar akan
bahaya NAPZA.
5. Menggunakan metode case work dengan teknik art therapy dan support.
Art therapy digunakan untuk menuangkan segala isi hati dengan bebas.
Dalam intervensi ini, media katarsis yang digunakan berupa kertas untuk
ataupun tulisan.
6. Menggunkan metode case work dengan teknik home visit dan advice giving
tentang kondisi klien saat ini dan bagaimana dukungan keluarga yang harus
diberikan.
7. Menggunakan metode case work dan group work dengan teknik Recreational
rasa bosan klien dengan kegiatan rehabilitasi serta bertujuan untuk menjaga
kesehatan klien. Kegiatan olahraga yaitu berupa senam dan jalan sehat yang
Teknik ini digunakan untuk untuk mengisi waktu luang dan mengurangi rasa
dan klien maka dibentuk suatu progam yaitu Peningkatan Motivasi diri Klien HR
praktikan agar tujuan dari program tersebut dapat tercapai. Praktikan, klien, dan
yang akan dilaksanakan berupa kegiatan kelompok dan kegiatan individu baik
yang bersifat jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Kegiatan
101
yang akan dilaksanakan dalam menjalankan program tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut:
4. Positive Reinforcement
Sumber: Hasil Assesmen Praktikan Tahun 2019
Metode Pekerjaan Sosial Individu dan Keluarga (Social Case Work) dan Metode
Metode social case work bertujuan untuk membantu individu agar mereka
dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan membantu individu agar ia mampu
social case work digunakan melalui pendekatan langsung kepada klien. Melalui
didasarkan pada pengalaman pribadi atau hasil pengamatan praktikan dan upaya
nasihat tetapi tidak menggurui dan konseling kepada klien terhadap permasalahan
yang dihadapinya.
(situasi, benda, kejadian, atau kata-kata) yang mengikuti perilaku, yang bertujuan
dengan baik. Penguatan positif yang diberikan yaitu dalam bentuk ucapan, pujian,
ataupun benda.
kegiatan yang lebih produktif dan membiasakan klien untuk beraktivitas. Selain
itu juga mengurangi kepasifan kegiatan klien dan ketiadaan inisiatif. Pada
klien lebih menikmati dalam melakukan kegiatan dan membangun konsep diri
belajar. Dasar alasannya bahwa semua perilaku dapat dipelajari, termasuk perilaku
dalam memori, maka dengan menggunakan terapi ini perilaku belajar yang
tersimpan di dalam memori bisa dihapus dari ingatannya., dan perilaku yang lebih
efektif bisa diperoleh. Salah satu yang penting dalam modifikasi tingkah laku
4. Art Therapy
sebagai sarana bagi seseorang yang sulit mengkomunikasikan diri secara verbal.
Art therapy dapat dinilai sebagai suatu bentuk bahasa visual individu untuk
104
mengekspresikan pikiran dan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Art therapy
digunakan sebagai sarana dalam pelepasan emosi (katarsis) dimana hal ini sebagai
pelepasan pengalaman yang menyakitkan dan mengganggu. Salah satu jenis art
therapy adalah seni visual. Seni visual yang dilakukan oleh praktikan dalam
intervensi terhadap klien adalah terapi menggambar dan menulis. Gambar dan
memahami emosi yang dialami, menstimulasi agar bisa mengambil alih kendali
5. Home Visit
tahun klien berada di Yayasan Daarul Ihsan tidak pernah berkomunikasi lagi
dengan keluarga. Dalam kegiatan home visit juga bertujuan untuk memberikan
Metode social group work merupakan suatu metode pekerjaan sosial yang
yang bertujuan dan untuk mengatasi secara lebih efektif masalah-masalah pribadi
yang digunakan bukan kelompok alamiah atau kelompok yang sudah ada, akan
tetapi kelompok yang sengaja dibentuk. Ini berarti bahwa kelompok dibentuk
emosional yang agak berat, salah satunya adalah orang dengan gangguan jiwa.
Pemimpin kelompok dalam hal ini adalah petugas yang pernah menjadi klien di
Yayasan Daarul Ihsan, baik itu mantan klien dual diagnostik maupun mantan
klien orang dengan gangguan jiwa. Tujuan therapeutic group adalah membuat
dan kemudian mengembangkan satu atau lebih strategi untuk mengatasi masalah
memiliki masalah.
kesenangan. Dalam hal ini, kelompok rekreasi diterapkan untuk mengurangi rasa
bosan yang sering dikeluhkan klien serta sebagai hiburan bagi klien. Kegiatan
dalam kelompok rekreasi berupa permainan kelompok dan ice breaking. Selain
klien.
Dalam hal ini, keterampilan yang diajarkan kepada anggota kelompok adalah
keterampilan dalam pembuatan makanan yang diajarkan oleh salah satu petugas.
praktikan memberikan edukasi kepada klien tentang perilaku hidup bersih dan
sehat seperti cara mencuci tangan yang benar, mandi yang benar, menggosok gigi
1. Sistem Klien
meminta bantuan didalam usaha perubahan dan melibatkan diri mereka. Sudah
ada suatu persetujuan kerja atau kontrak dengan praktikan. Sistem klien dalam
intervensi ini adalah pihak yang diharapkan dapat menerima bantuan maupun
penanganan masalah. Sistem klien dalam hal ini adalah klien HR.
2. Sistem Sasaran
pengu bahan perilaku terhadap sistem klien dalam relasi pertolongannya. Pihak
yang dijadikan sasaran perubahan atau media yang dapat mempengaruhi proses
Ihsan. Pihak yang dijadikan sasaran perubahan atau media yang dapat
tugasnya memberikan bantuan atas dasar keahlian yang berbeda dan bekerja sama
dengan sistem yang berbeda. Pelaksana perubahan yang utama adalah orang yang
Dalam hal ini pratikan dan petugas merupakan pihak yang bertanggung jawab
4. Sistem Kegiatan
Sistem kegiatan dalam hal ini yaitu kegiatan yang akan dilakukan untuk
bekerjasama dengan seluruh sistem kegiatan yang sudah ada di panti Yayasan
Daarul Ihsan. Sistem kegiatan berfungsi sebagai pendukung bagi klien secara
formal dan memberikan pengaruh terhadap diri dan perilaku klien. Sehingga
dalam hal ini dapat membantu praktikan melancarkan kegiatan intervensi dan
dahulu dengan klien. Praktikan juga menjelaskan tujuan dari proses intervensi
108
oleh praktikan mengguunakan metode case work dan group work dengan
telah dilaksanakan dengan metode case work dan group work serta beberapa
yang berbeda. Jadwal advice giving and counseling yang dilaksanakan dalam
HR dilaksanakan selama 4 kali. Berikut uraian proses dan hasil yang telah
dilaksanakan yaitu:
a. Sesi 1
2) Waktu : 10.00
5) Proeses :
Konseling dengan tema hidup bersih dan sehat dilakukan oleh praktikan karena
kebiasaan hidup tidak baik yang sering dilakukan oleh klien sehingga
110
diantaranya adalah jarang mengganti pakaiannya, jarang mandi, serta mandi tidak
pakai sabun. Hal tersebut menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan yaitu klien
6) Hasil :
disimpulkan bahwa jawaban dari setiap pertanyaan tersebut yaitu klien mandi
sehari satu kali di pagi hari atau bahkan tidak jarang pula klien selama sehari
sabun cuci baju atau detergen. Klien jarang mengganti pakaiannya karena menurut
klien baju yang dipakai masih kering. Menurut klien, baju yang kering merupakan
Jawaban yang telah disampaikan oleh klien dapat disimpulkan bahwa klien
belum sadar dan belum paham makna hidup bersih dan sehat. Praktikan memberi
nasihat kepada klien tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Praktikan memberi
111
nasihat dengan merefleksikan terhadap kondisi klien, seperti “Bapak itu kakinya
gatal ya sampai pada luka-luka gitu, sakit ngga? Nah itu gatal-gatalnya
disebabkan karena tubuhnya tidak bersih, jarang mandi jadi kumannya nempel di
untuk mencuci baju. Praktikan juga memberikan nasihat kepada klien untuk selalu
mengganti pakaiannya minimal satu kali sehari. Idikator bahwa baju tersebut
bersih bukan hanya kering. Baju yang telah dipakai seharian akan kotor karena
berbeda dari sebelumnya. Klien menyadari bahwa sebaiknya mandi sehari dua
kali menggunakan sabun mandi dan mengganti pakaiannya minimal sehari sekali
agar badan sehat, sembuh dari penyakit kulit dan tidak akan mengalami penyakit
kulit lagi.
b. Sesi 2
2) Waktu : 16.00
5) Proeses :
Konseling dengan tema relasi dengan keluarga dilakukan oleh praktikan karena
salah satu penyebab klien mengalami gangguan jiwa adalah karena relasi yang
terutama kakak tirinya karena berebut harta warisan. Hal tersebut menyebabkan
6) Hasil :
disimpulkan bahwa:
b) Klien diantar oleh kakak ke Yayasan Daarul Ihsan dan dijanjikan akan
f) Menurut klien ia selalu akur dengan keluarganya dan tidak pernah ada
Jawaban yang diberikan oleh klien tersebut sangat tidak berkorelasi satu
dengan yang lainnya. Klien mengatakan bahwa ia berada di Yayasan Daarul Ihsan
Dari jawaban yang berbeda tersebut praktikan memberikan nasihat bahwa klien
berada di Yayasan Daarul Ihsan agar menjadi seseorang yang lebih baik lagi, rajin
sholat, rajin mengaji, dan memiliki banyak teman. Praktikan juga mengatakan
bahwa keluarga klien tidak membuang klien, kakaknya hanya menitipkan kepada
Yayasan Daarul Ihsan agar klien menjadi seseorang yang lebih baik lagi hingga
114
suatu saat nanti keluarga klien akan datang menjemput klien dan bangga
keluarga harus baik. Sesama anggota keluarga harus akur dan harus saling
Yayasan Daarul Ihsan agar ia bisa segera bertemu dengan keluarganya. Klien
berpendapat bahwa keluarga klien tidak membuang klien. Keluarga klien masih
itu, belum ada waktu untuk menjenguk klien. Klien yakin suatu saat nanti
c. Sesi 3
2) Waktu : 16.00
5) Proeses :
Konseling dengan tema relasi dengan teman dilakukan oleh praktikan karena klien
sering menyendiri dan tidak memiliki banyak teman di Yayasan Daarul Ihsan. Hal
karena ia merasa tidak mempunyai teman. Proses pada kegiatan konseling ketiga
yaitu:
merasa terganggu, tidak peduli dengan temannya, dan lebih sering bergaul
hanya dengan satu orang temannya merupakan pemikiran yang salah dan
harus diubah. Klein mengucapkan bahwa “Saya bisa hidup walaupun tidak
tanpa teman? Siapa yang selama ini mencuci baju anda disini? Siapa yang
anda tidak mau berbagi dengan teman dan tidak peduli dengan teman,
116
bagaimana jika teman anda memperlakukan hal yang sama? Teman anda
tidak mau mencucikan baju anda. Anda harus mencuci baju sendiri, anda
ditunjukkan dengan pernyataan “Jika anda akan terus seperti itu maka anda
akan tetap berada disini selamanya karena kategori orang yang dapat
6) Hasil :
b) Klien memahami apa yang harus ia lakukan agar dapat mengikuti kegiatan
d. Sesi 4
117
2) Waktu : 16.00
5) Proeses :
Konseling dengan tema keyakinan spiritual dilakukan oleh praktikan karena klien
malas melaksanakan ibadah sebagai umat beragama dan ibadah merupakan bagian
6) Hasil :
d) Sholat harus dilaksanakan karena wajib dan merupakan perintah Allah SWT
e) Cara agar masuk surga adalah ibadah yang rajin, membantu sesama, dan
pujian karena klien mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.
sudah benar belum? Apakah anda sudah benar dalam beribadah? Apakah anda
tau tujuan dari ibadah? Apakah sudah layak anda kembali ke keluarga? Jika
anda lebih memilih tidur daripada beribadah berarti anda belum layak untuk
kembali ke keluarga”.
Dari hal tersebut klien memahami bahwa perilakunya selama ini salah.
Klien juga memahami apa yang seharusnya ia lakukan sekarang agar dapat segera
kembali ke keluarganya. Setelah kegiatan ini, klien membuat video yang berisi
ucapan terimakasih dan permohonan maaf kepada keluarga karena klien selama
ini memiliki banyak salah dengan keluarga terutama karena klien selalu marah
a. Proses
kegiatan yang lebih produktif dan membiasakan klien untuk beraktivitas. Selain
itu juga untuk mengurangi kepasifan klien dalam melaksanan kegiatan serta
119
klien. Praktikan dan petugas bekerja sama untuk memantau aktivitas klien agar
Behavior Therapy yang dilaksanakan oleh klien dibagi menjadi beberapa sesi
b. Hasil
1) Pertemuan I
oleh klien. Jadwal dan aktivitas yang harus dilaksanakan dapat dilihat dalam tabel
5.4 berikut:
2) Pertemuan II
Based on Behaviour Therapy atau jadwal kegiatan harian yang sudah dibuat pada
hari sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan agar klien mengetahui tugas-tugas yang
harus dilaksanakan dan petugas memahami kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
klien dapat terukur. Setiap hari praktikan harus mengingatkan klien untuk
dalam diri klien untuk melaksanakan kegiatan karena inisiatif dari diri sendiri.
Petugas membantu praktikan untuk mengamati kegiatan klien yang tidak bisa
dijangkau oleh praktikan seperti kegiatan sholat karena tempat sholat laki-laki dan
kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh klien. Evaluasi kegiatan tersebut bertujuan
Behaviour Therapy.
2. Menghabiskan makanan
17.00- Sholat maghrib, isya 1. Klien melaksanakan sholat maghrib dan isya
20.00 dan dzikir walaupun masih disuruh
2. Klien tidak fokus ketika berdzikir
20.00- Istirahat 1. Klien masih belum tepat waktu ketika istirahat malam
03.30 2. Lebih banyak melamun
Sumber: Hasil Pengamatan Praktikan dan Petugas
pertama masih terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan dengan baik
oleh klien. Kegiatan tersebut diantaranya adalah sholat, mandi, olahraga, menulis
mengantuk ketika sholat subuh, tidak melaksanakan sholat jumat, tidak pernah
4) Pertemuan IV Sesi II
kegiatan yang telah dijadwalkan. Diantaranya yaitu klien sudah mulai berinisiatif
untuk melaksanakan sholat walaupun dalam berdzikir masih belum fokus, klien
mandi pagi setiap hari dan mengganti pakaiannya, klien sudah mau melaksanakan
kegiatan olahraga walaupun hanya fokus pada 5 menit pertama, klien sudah mau
126
menulis atau menggambar walaupun terkadang masih beralasan tidak bisa, klien
sudah melaksanakan mandi sore (terhitung 3 kali mandi sore dalam seminggu),
17.00- Sholat maghrib, isya 1. Klien melaksanakan sholat maghrib dan isya
20.00 dan dzikir karena inisiatif sendiri
2. Fokus berdzikir hanya 5 menit pertama
20.00- Istirahat 1. Klien tidur tepat waktu
03.30
Sumber: Hasil Pengamatan Praktikan dan Petugas
tiga terdapat beberapa peningkatan pada diri klien dalam melaksanakan kegiatan
yang telah dijadwalkan. Diantaranya yaitu klien sudah mulai berinisiatif untuk
pertama, klien sudah mau melaksanakan kegiatan olahraga dan mengikuti sampai
melaksanakan mandi sore tetapi tidak menggunakan sabun (terhitung 5 kali dalam
3. Art Therapy
a. Proses
pelepasan emosi (katarsis) dimana hal ini sebagai pelepasan pengalaman yang
sebagai berikut:
d) Praktikan meminta klien untuk menggambar bebas atau dengan tema yang
e) Jika klien menolak, tetap berikan support bahwa klien pasti bisa. Praktikan
g) Praktikan bertanya maksud dari tulisan atau gambar yang telah dibuat
menggambar.
berikut:
b. Hasil
ungkapan emosi atau perasaan yang sedang dialami oleh klien untuk
karena klien termasuk seseorang yang sulit untuk mengungkapkan perasaan atau
emosinya secara verbal atau langsung. Hasil dari kegiatan art therapy yang sudah
menghasilkan gambar dan tulisan yang berisi ungkapan emosi atau perasaan klien.
Setiap gambar dan tulisan tersebut memiliki makna yang berbeda. Makna dari
Kegiatan art therapy sesi 1 menghasilkan gambar rumah, orang dan pohon
seperti yang terlihat pada gambar 5.5. Gambar pertama yang digambar oleh klien
yaitu gambar pohon dan gambar terakhir yang digambar yaitu gambar orang.
Gambar tersebut mengandung makna bahwa klien saat ini sedang merindukan
rumah dan orang-orang yang berada di sekitar rumahnya. Disisi lain, rumah
merupakan bentuk tempat berlindung serta pohon berarti menyejukkan. Dalam hal
131
ini, klien merindukan rumah yang berfungsi seperti pada umumnya, yaitu tempat
berlindung. Sebelum klien berada di Yayasan Daarul Ihsan, rumah klien tidak
berfungsi seperti pada umumnya. Rumah klien tidak nyaman sebagai tempat
berlindung karena di dalam rumah tersebut, banyak sekali konflik yang muncul
antar sesama anggota keluarga, terutama dengan kakak tirinya. Oleh karena itu,
klien lebih sering berada di luar rumah dan jarang pulang. Klien biasanya
melamun dibawah pohon pohon karena pohon membawa kesejukan dan berada
terdiri dari piring, gelas, sendok, dan seperti yang terlihat pada gambar 5.6.
Gambar tersebut memiliki makna bahwa klien ingin makan secara teratur. Hal ini
dirasakan oleh klien karena klien seringkali merasakan lapar namun bukan jadwal
makan sehingga klien harus menahan rasa lapar tersebut. Terlebih lagi, ketika pagi
hari setelah mandi biasanya teman-teman klien diberi uang untuk membeli snack
132
klien tidak membiayai klien di Yayasan Daarul Ihsan sehingga tidak ada jatah
uang yang bisa klien gunakan untuk membeli seperti teman-temannya. Oleh
dilaksanakan pada hari tersebut seperti yang terlihat pada gambar 5.7.
Berdasarkan tulisan tersebut dapat diartikan bahwa pada hari Senin, 21 Oktober
2019 klien merasa sedang bahagia. Klien mengikuti setiap kegiatan yang
mengantuk seperti yang terlihat pada gambar 5.8. Gambar tersebut memiliki
makna bahwa pada hari Rabu, 23 Oktober 2019 klien merasa sedang tidak
bersemangat. Klien tidak bisa tidur nyenyak pada malam harinya dikarenakan ada
teman klien yang bertengkar sehingga mengganggu tidur klien. Oleh karena itu,
pada hari tersebut klien merasa mengantuk dan tidak bersemangat mengikuti
kegiatan rehabilitasi.
Kegiatan art therapy sesi 5 klien menuliskan isi salah satu surat dalam Al-
Quran yaitu surat Al-Fatihah seperti yang terlihat pada gambar 5.9. Pada kegiatan
art therapy ini praktikan meminta klien untuk menuliskan perasaannya pada hari
akan dijemput ketika klien sudah menjadi orang yang baik terutama klien rajin
beribadah dan belajar mengaji serta menghafalkan surat-surat pendek dalam Al-
Quran. Gambar tersebut mencerminkan bahwa klien lebih bersemangat agar dapat
kembali ke keluarganya.
diberi keterangan anggota keluarganya seperti yang terlihat pada gambar 5.10.
memiliki makna bahwa ibu klien merupakan seseorang yang baik kepada klien
oleh karena itu klien menggambarkannya dengan ekspresi senang. Ekspresi sedih
ekspresi ceria digambarkan untuk adiknya karena klien selalu akur dengan
adiknya sehingga jarang terjadi konflik dengan adiknya. Dari kegiatan art therapy
4. Home Visit
a. Proses
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan atau data yang
diperlukan dalam assesmen atau pemahaman masalah klien. Selain itu, kegiatan
home visit juga dilaksanakan sebagai bentuk intervensi yang dilakukan untuk
menangani permasalahan yang dialami oleh klien. Dalam hal ini, kegiatan home
visit dilakukan untuk mengetahui kondisi keluarga klien karena selama 8 tahun
klien berada di Yayasan Daarul Ihsan, tidak pernah ada komunikasi dengan
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, home visit
dilakukan untuk memberikan informasi kepada klien tentang kondisi klien saat ini
136
serta memberikan nasihat kewajiban yang harus dilaksanakan oleh keluarga klien
tentang dimana alamat rumahnya serta data alamat klien yang dimiliki oleh
Yayasan Daarul Ihsan. Ketika sampai di alamat yang diberikan oleh klien dan
Yayasan Daarul Ihsan, sekarang alamat tersebut sudah bukan tempat tinggal
keluarga klien lagi. Bangunan tersebut sekarang sudah dijual dan menjadi miliki
orang lain. Dari pemilik rumah tersebut praktikan mengetahui informasi alamat
rumah saudara klien yang ternyata berada di samping rumah tersebut. Saudara
klien tersebut merupakan kakak dari ibu klien. Saudara klien tidak mengetahui
informasi tentang kehidupan klien secara rinci. Oleh karena itu, praktikan diberi
alamat rumah kakak klien dan diarahkan untuk bertemu dengan kakak klien.
sebelum berada di Yayasan Daarul Ihsan. Selain itu, praktikan juga memberikan
memiliki motivasi atau semangat hidup yang rendah karena 8 tahun tidak ada
klien yang mengalami gangguan jiwa membutuhkan dukungan dari keluarga agar
klien cepat pulih. Dukungan tersebut tidak hanya dalam bentuk material saja,
tetapi dalam bentuk dukungan sosial seperti komunikasi yang rutin dan
137
yang sedang dijalani saat ini. Selain itu, praktikan juga memberikan informasi
bahwa orang dengan gangguan jiwa bukan merupakan aib untuk keluarganya. Ia
sama seperti orang-orang yang memiliki sakit fisik pada umumnya. Hanya saja,
Kegiatan home visit ditutup dengan pembuatan video pendek oleh keluarga
klien. Video tersebut berisi ucapan motivasi dan semangat untuk klien agar tetap
klien menuturkan bahwa mereka masih peduli dengan klien dan suatu saat nanti
klien akan dijemput oleh keluarga ketika klien sudah rajin dan mengikuti kegiatan
dengan baik.
b. Hasil
2) Hubungan klien dengan kakak tiri tidak baik karena saling berebut harta
warisan.
3) Hubungan dengan anggota keluarga lain baik. Terutama dengan ibu dan
adiknya.
4) Hubungan dengan tetangga dan teman sebagian besar baik, namun terdapat
bangkrut ketika klien mulai mengalami gangguan jiwa namun saat ini sudah
kembali. Keluarga klien memiliki toko material dan toko sembako yang
cukup besar.
rehabilitasi namun hak klien tidak terpenuhi. Hak tersebut berupa dukungan
10) Keluarga klien berencana menjenguk klien namun sulit untuk mengatur
11) Keluarga klien berharap klien menjadi normal setelah keluar dari Yayasan
Daarul Ihsan.
kesenangan. Dalam hal ini, kelompok rekreasi diterapkan untuk mengurangi rasa
139
bosan yang sering dikeluhkan klien serta sebagai hiburan bagi klien. Kegiatan
a. Jalan Sehat
1) Proses
intervensi yaitu pada hari Jumat, 12 Oktober 2019 dan hari Jumat, 18 Oktober
2019 oleh praktikan bersama klien dan petugas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
berjalan dengan teratur sesuai dengan rute yang telah ditentukan oleh praktikan.
Selain sebagai kegiatan olahraga, kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi rasa
bosan yang sering dikeluhkan oleh klien. Klien merasa bosan karena setiap hari ia
hanya berada di dalam Yayasan. Jalan sehat juga merupakan sarana bagi praktikan
2) Hasil
bersemangat mengikuti kegiatan jalan sehat. Hasil yang diperoleh dari kegiatan
b. Senam
1) Proses
metode group work dengan teknik recreational group dan metode case work
kegiatan untuk kesenangan. Dalam hal ini, kelompok rekreasi diterapkan untuk
mengurangi rasa bosan yang sering dikeluhkan klien serta sebagai sarana untuk
olahraga tidak dilaksanakan secara efektif sehingga klien sering kali mengeluhkan
rasa bosan dengan kegiatan sehari-hari. Kegiatan senam pagi dilaksanakan setiap
satu minggu sekali selama intervensi. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh klien di
Yayasan Daarul Ihsan. Dalam kegiatan ini senam yang dilakukan berupa senam
ringan yang lebih bayak meggunakan gerakan low impact. Musik yang
142
ditampilkan dalam kegiatan ini merupakan permintaan dari klien yaitu musik
2) Hasil
mengikuti kegiatan senam pagi walaupun awalnya klien enggan untuk mengikuti
kegiatan tersebut. Kegiatan senam pagi membuat klien menjadi lebih bersemangat
untuk mengikuti kegiatan yang lainnya. Hasil kegiatan senam pagi yang diikuti
diatur.
2. Klien HR berada di barisan belakang dan
berjauhan dengan klien I. Sebelumnya, setiap
kegiatan enam klien HR selalu baris di dekat
klien I.
3. Klien HR tampak bersemangat mengikuti senam
pagi.
4. Klien HR mengikuti kegiatan sampai selesai
sesuai dengan instruksi praktikan.
4. Kamis, 31 1. Terdapat inisiatif dalam diri klien HR untuk baris
Oktober 2019 menyesuaikan instruksi dari praktikan tanpa
diatur.
2. Klien HR berada di barisan depan
3. Klien HR tampak bersemangat mengikuti senam
pagi.
4. Klien HR mengikuti kegiatan sampai selesai
sesuai dengan instruksi praktikan.
Sumber: Hasil Observasi Praktikan 2019
1) Proses
Kelompok rekreasional dengan tebak kata merupakan salah satu teknik yang
dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober 2019 di mushola Yayasan Daarul Ihsan.
144
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih konsentrasi, ingatan dan kerjasama klien.
Dalam kegiatan ini, klien dibagi menjadi 2 kelompok dan berbaris menjadi 2
banjar. Klien yang berada di barisan paling belakang akan diberi kertas yang
dengan cara berbisik. Proses tersebut dilakukan sampai ke teman yang berada di
barisan paling depan. Klien yang berada di barisan paling depan harus
2) Hasil
Hasil dari permainan tebak kata yang diikuti oleh klien HR diantaranya
yaitu:
1) Proses
dilaksanakan pada hari rabu, 30 Oktober 2019 di lapangan Yayasan Daarul Ihsan.
Lomba yang dilaksanakan yaitu lomba makan kerupuk dan lomba estafet air.
Lomba makan kerupuk dilakukan untuk melihat bagaimana klien dapat jujur
sesuai dengan peraturan yang ada serta untuk melihat pula bagaimana usaha klien
dilaksanakan dengan cara mengikat kaki klien dengan tali rafia yang terdapat
kerupuk. Klien harus menyesuaikan tinggi kerupuk sampai sejajar dengan mulut
Lomba estafet air dilakukan untuk melihat bagaimana kerjasama antar klien
dengan klien lainya. Lomba estafet air dilaksanakan dengan membagi klien
menjadi dua kelompok. Klien baris berbanjar ke belakang. Klien yang berada di
barisan paling depan bertugas mengambil air di ember dengan piring kemudian di
Diakhir klien diberikan hadiah bagi yang menang sebagai bentuk reward
karena telah mengikuti kegiatan dengan baik dan diberikan hadiah pula bagi klien
yang jujur, paling bersemangat, paling kompak serta diberikan pula punishment
2) Hasil
Hasil dari lomba makan kerupuk dan estafet air yang diikuti oleh klien HR
lama klien HR tidak mengikuti aturan dalam permainan. Aturan yang dilanggar
kerupuk tidak boleh dipegang dengan tangan. Dalam perlombaan estafet air, klien
1) Proses
Ihsan pada hari Jumat, 1 November 2019. Kegiatan unjuk bakat diikuti oleh
seluruh klien dengan menampilakan bermain gitar, membaca puisi, dan membaca
menawarkan kepada klien yang ingin maju untuk yang pertama, bagi klien yang
memiliki keberanian untuk maju pertama kali akan diberikan reward. Selanjutnya
penampilan klien, diakhir akan diberikan positve reinforcement berupa pujian dan
applause dari klien maupun praktikan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasa
percaya diri dan penghargaan kepada klien yang tampil dalam kegiatan ini.
147
2) Hasil
Hasil dari kegiatan unjuk bakat klien yang diikuti oleh klien HR diantaranya
yaitu:
1) Proses
diikuti oleh seluruh klien praktikan di Yayasan Daarul Ihsan. Pelatihan ini
148
waktu luang klien. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 dan 29 Oktober
2019. Klien dilibatkan langsung dalam pembuatan cilok utamanya dalam tahap
pengetahuan awal berkaitan dengan kudapan cilok seperti kapan terakhir makan,
dari pelatihan membuat cilok yang sebelumnya telah dilakukan. Kali ini
pertemuan kali ini, klien mengolah langsung pembuatan cilok mulai dari tahap
perebusan kesemuanya dilakukan langsung oleh tangan klien. Hal ini juga
dilakukan untuk melihat bagaimana kemampuan klien dalam membuat cilok yang
sebelumnya telah diajarkan. Diakhir kegiatan colok yang telah dibuat bersama
2) Hasil
Hasil dari kegiatan pelatihan membuat cilok yang diikuti oleh klien HR
diantaranya yaitu
1) Proses
yang dilaksanakan dengan metode group work dengan teknik educational grup.
memberikan edukasi kepada klien tentang perilaku hidup bersih dan sehat yaitu
cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh praktikan bahwa klien sering sakit karena perilaku
hidup tidak sehat salah satunya adalah kebiasaan tidak mencuci tangan dengan
benar.
Kegitan edukasi cara mencuci tangan yang benar dilaksanakan pada hari
Kamis, 10 Oktober 2019 dengan diikuti oleh seluruh klien dan dipandu oleh
tangan yang benar sesuai dengan petunjuk dari Kementrian Kesehatan RI. Selain
diberi pengetahuan tentang bagaimana cara mencuci tangan yang benar serta
masjid. Dalam mengajarkan klien cara mencuci tangan dengan benar, praktikan
menggunakan media berupa lagu cara mencuci tangan yang benar agar mudah
2) Hasil
Hasil dari kegiatan edukasi cara mencuci tangan dengan benar yang diikuti
1) Proses
151
bahaya merokok dan satu buah cuplikan film pendek tentang korban
ketergantungan rokok yang mengalami kanker bibir. Kegiatan ini ini dilakukan
karena banyaknya klien yang selalu mencari puntung rokok. Kegiatan ini diikuti
oleh seluruh klien pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 di ruang tengah Yayasan
Daarul Ihsan dengan menggunakan media laptop. Dalam kegiatan ini klien
ditanyakan terkait kesimpulan dari film yang telah ditontonya itu. Diakhir
2) Hasil
Hasil dari kegiatan edukasi bahaya merokok yang diikuti oleh klien HR
diantaranya yaitu:
b) Tidak ada inisiatif dari diri klien HR untuk menyampaikan isi dari video
tersebut.
1) Proses
152
2019. Kegiatan ini dilaksanakan karena banyaknya klien yang belum sadar akan
meningkat disetiap tahunya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat
seberapa kritis dan bagaimana klien merespon berita yang disampaikan. Laman
ditanyakan terkait poin apa yang bisa diambil dari bacaan yang dibaca. Klien
sebagian besar dapat membaca dengan baik dan beberapa diantaranya dapat
menyimpulkan hal penting dari dan fakta penting dari berita yang dibaca.
2) Hasil
Hasil dari kegiatan edukasi bahaya NAPZA yang diikuti oleh klien HR
diantaranya yaitu:
menyebabkan kematian
d. Bimbingan Spiritual
1) Proses
153
edukasi. Kegiatan ini dilaksanakan di Mushola Yayasan Daarul Ihsan pada hari
kegiatan rutin yang dilaksanakan satu minggu sekali dan diikuti oleh semua klien.
dilaksanakan karena sebagian besar klien tidak memahami arti sholat serta tujuan
sholat sehingga masih banyak klien yang malas untuk sholat. Penceramah
2) Hasil
Hasil dari kegiatan edukasi melalui bimbingan spiritual yang diikuti oleh
jarang sholat.
keluarganya.
a. Proses
memiliki masalah emosional yang agak berat, salah satunya adalah orang dengan
perilaku. Pemimpin kelompok ini adalah petugas yang pernah menjadi klien di
yayasan Daarul Ihsan, baik itu eks klien dual diagnostik maupun eks klien orang
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Oktober 2019. Dalam kegiatan ini,
masalah. Kunci agar klien bisa pulih dan kembali ke masyarakat adalah yakin,
rajin dan ikhlas. Klien harus yakin bahwa dirinya bermasalah dan bisa keluar dari
masalah tersebut. Klien harus rajin menjalankan program rehabilitasi agar cepat
pulih, diantaranya adalah rajin sholat, rajin mandi, rajin dzikir, rajin mencuci,
rajin membantu petugas. Klien harus ikhlas menjalani setiap kegiatan rehabilitasi
b. Hasil
Hasil dari kegiatan therapeutic group melalui sharing dan motivasi oleh
petugas.
disampaikan oleh petugas supaya benar-benar memahami isi dari sharing dan
motivasi yang diberikan oleh petugas. Klien HR memahami isi dari kegiatan
masalah yang dialaminya yaitu masalah dengan keluarga. Hal ini terdapat
sedang apa kien di yayasan dan apa tujuannya klien hanya menjawab “tidak
tahu”.
5.3 Evaluasi
penanganan masalah sosial. Evaluasi merupakan suatu tahap untuk menilai atau
melihat sampai seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam
kontak dan kontrak. Pada tahap kontak dan kontrak, praktikan mendapatkan
kepercayaan yang baik dari klien dan berjalan dengan baik karena intensitas
kegiatan bersama yang cukup banyak antara praktikan dan klien. Proses kontrak
juga berjalan dengan baik. Klien HR beredia untuk menjadi klien dengan mengisi
157
inform concern tanpa paksaan. Kendala yang dialami selama proses kontak dan
2. Assesmen
yang dialami klien. Dalam tahap assesmen, praktikan mengalami kesulitan untuk
mendapatkan informasi dari klien karena klien merupakan seseorang yang tertutup
atau introvert. Klien juga hanya fokus berkomunikasi hanya pada 5 menit pertama
saja. Selanjutnya klien tidak dapat menangkap isi dari pembicaraan, sehingga
3. Intervensi
yang dilakukan secara umum berjalan dengan baik. Klien memahami dan bekerja
sama dengan baik untuk melakukan setiap teknik intervensi. Klien mematuhi
intervensi sedikit terhambat karena praktikan tidak dapat memantau klien ketika
klien berada di ruangan atas. Namun, hal tersebut dapat ditangani dengan bantuan
perubahan perilaku klien yang berkaitan dengan fokus masalah klien. Perubahan
tersebut diantaranya:
1. Mingu Ke 1
2. Minggu Ke 2
e. Klien mau mengikuti kegiatan olahraga walaupun hanya fokus pada 5 menit
pertama
3. Minggu Ke 3
a. Klien melaksanakan sholat subuh karena inisiatif sendiri dan mulai fokus
dalam berdzikir
peduli dengan temannya, bahkan klien memiliki teman dekat baru yaitu WA
seminggu
Secara umum, perubahan perilaku yang dialami oleh klien HR dapat dilihat
5.4.1 Terminasi
160
praktikan juga menjelaskan kepada klien bahwa klien masih dapat melanjutkan
agar klien tidak merasa malu dan sungkan untuk bertanya atau meminta bantuan
kepada petugas.
5.4.2 Rujukan
penanganan kasusnya kepada petugas di Yayasan Daarul Ihsan. Hal ini dilakukan
agar perubahan perilaku yang dialami oleh klien dapat terus dipertahankan atau
intervensi yang telah dilakukan agar dimanfaatkan oleh petugas untuk membantu