Anda di halaman 1dari 10

Lex Crimen Vol. IV/No.

1/Jan-Mar/2015

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP adalah anak, diantaranya anak yang


PERLINDUNGAN ANAK DALAM berkonflik dengan hukum. Secara hukum
SISTEM Negara Indonesia telah memberikan
PERADILAN
Oleh : MarthaPIDANA ANAK
Lalungkan 2 1
perlindungan kepada anak melalui berbagai
peraturan perundang-undangan di
ABSTRAK antaranya Undang-Undang Republik
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Indonesia No. 11 Tahun 2012 tentang
untuk mengetahui bagaimana tinjauan Sistem Peradilan Pidana Anak, Undang-
sistem peradilan pidana anak dan Undang No.39 tentang Hak Asasi Manusia
bagaimana proses penanganan dan Undang-Undang No.23 Tahun 2002
perlindungan pidana anak. Dengan tentang Perlindungan Anak. Salah satu
menggunakan metode penelitian yuridis solusi yang dapat ditempuh dalam
normatif, maka penelitian ini dapat penanganan perkara tindak pidana anak
disimpulkan: 1. Tinjauan yuridis terhadap adalah pendekatan restorative juctice, yang
Sistem Peradilan Pidana Anak telah diatur dilaksanakan dengan cara pengalihkan
dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2012 (diversi). Restorative justice merupakan
adalah bagian dari pembaruan yuridis yang proses penyelesaian yang dilakukan di luar
mengedepankan kepentingan anak yaitu sistem peradilan pidana (Criminal Justice
bukan semata-mata mengutamakan System) dengan melibatkan korban, pelaku,
pidananya saja sebagai unsur utama, keluarga korban dan pelaku, masyarakat
melainkan perlindungan bagi masa depan serta pihak-pihak yang berkepentingan
adalah sasaran yang hendak dicapai oleh dengan suatu tindak pidana yang terjadi
sistem peradilan anak. 2. Proses untuk mencapai kesepakatan dan
Perlindungan anak harus melihat tujuan penyelesaian. Restorative justice dianggap
yaitu untuk mengutamakan kesejahtraan cara berfikir/paradigma baru dalam
anak. Penanganan anak dalam proses memandang sebuah tindak kejahatan yang
hukumnya memerlukan, pendekatan, dilakukan oleh seseorang.
pelayanan, perlakuan, perawatan, serta Akan tetapi dalam pelaksanaannya
perlindungan yang khusus bagi anak yang sistem peradilan pidana anak di Indonesia
bermasalah dengan hukum. masih menghadapi berbagai persoalan.
Kata kunci: Perlindungan, anak,peradilan. Persoalan yang ada diantaranya
dilakukannya penahanan terhadap anak
PENDAHULUAN yang tidak sesuai prosedur, proses
A. Latar Belakang peradilan yang panjang mulai dari
Negara Republik Indonesia telah penyidikan, penuntutan, pengadilan, yang
meratifikasi konvensi hak anak melalui pada akhirnya menempatkan terpidana
Keppres No.36 Tahun 1990 tentang anak berada dalam lembaga
pengesahan Convention on The Right of pemasyarakatan ataupun yang
Child (Konvensi tentang hak-hak anak). dikembalikan ke masyarakat dengan
Peratifikasian ini sebagai upaya negara putusan bebas tetap akan meninggalkan
untuk memberikan perlindungan terhadap trauma dan implikasi negatif terhadap
anak. Dari berbagai isu yang ada dalam anak.
konvensi hak anak salah satunya yang Kondisi ini menarik penulis untuk
sangat membutuhkan perhatian khusus melakukan penelitian bagaimana tinjauan
yuridis terhadap anak yang berhadapan
1
Artikel Skripsi. dengan hukum dalam sistem peradilan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat. NIM. pidana anak.
080711077

5
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

Menurut Soedarto, sejak tahun lima


puluhan perhatian ke arah terwujudnya
B. Rumusan Masalah pengadilan anak telah timbul di mana-
1. Bagaimana tinjauan sistem mana. 3 Di samping itu beberapa hakim
peradilan pidana anak? telah dikirim ke luar negeri untuk
2. Bagaimana proses penanganan mempelajari penyelanggaraan pengadilan
perlindungan pidana anak? anak.Di beberapa Pengadilan Negeri telah
ditunjuk hakim-hakim tertentu mengadili
C. Metode Penelitian perkara-perkara yang terdakwanya adalah
Metode penelitian yang digunakan anak-anak, dengan tidak terlalu
dalam penelitian ini adalah metode menyimpang dari acara yang berlaku bagi
penelitian yuridis normatif dengan bahan- orang-orang dewasa.4
bahan hukum yang digunakan seperti Menurut Soedarto, Pengadilan anak
peraturan perundang-undangan sebagai meliputi segala aktivitas pemeriksaan dan
bahan hukum pokok (bahan hokum primer) pemutusan perkara yang menyangkut
dan bahan hukum seperti literatur-literatur, kepentingan anak. 5Menurut analisa sejarah
karya ilmiah hokum yang membahas (Eropa dan Amerika) ternyata, bahwa ikut
mengenai hak dan kewajiban campurnya pengadilan dalam kehidupan
menyampaikan laporan mengenai peristiwa anak dan keluarga senantiasa ditujukan
anak yang berhadapan dengan hokum kepada menanggulangi keadaan yang buruk
dalam sistem peradilan pidana anak seperti kriminalitas anak, terlantarnya anak
sebagai bahan hokum penunjang (bahan dan eksploitasi terhadap anak.6
hokum sekuder) serta bahan hukum tersier Secara harafiah, Peradilan Anak terdiri
seperti kamus hukum dan kamus umum dari dua kata yaitu kata peradilan dan
untuk memberikan penjelasan mengenai anak.Menurut kamus Bahasa Indonesia,
pengertian-pengertian yang berkaitan peradilan berarti segala sesuatu mengenai
dengan pembahasan dalam penyusunan pengadilan. Bertolak dari hal tersebut
penelitian. maka peradilan merupakan peristiwa atau
kejadian atau hal-hal yang terjadi mengenai
PEMBAHASAN perkara di pengadilan.Secara sempit,
A. Tinjauan Yuridis Terhadap Sistem peradilan adalah hal-hal yang menyangkut
Peradilan Pidana Anak hukum acara yang hendak
Di Indonesia sendiri, Peradilan Anak mempertahankan materiilnya. Sedangkan
terbentuk sejak lahirnya Undang-Undang secara luas adalah kejadian-kejadian atau
No.3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. hal-hal yang terjadi dengan suatu perkara
Dengan berlakunya undang-undang termasuk proses penerapan hukum acara
tersebut mulai tanggal 03 Januari 1998, dalam mempertahankan materiilnya.7
maka tata cara persidangan maupun Secara juridis, peradilan merupakan
penjatuhan hukuman dilaksanakan kekuasaan kehakiman yang berbentuk
berlandaskan undang-undang tersebut.
3
Memang jauh sebelum dibentuknya Sudarto, 1981, Pengertian dan ruang lingkup
Undang-Undang Pengadilan Anak tersebut, Peradilan Anak (Selanjutnya disebut dengan Sudarto
III), Bina Cipta, Bandung, hal. 79.
pengadilan negeri telah menyidangkan 4
Notoprojo Sri Widojati, 1974, Peradilan Anak-anak,
berbagai perkara pidana yang terdakwanya Bina Cipta, Bandung, hal. 57
anak-anak dengan menerapkan ketentuan- 5 Op.Cit, hal 80.
ketentuan yang ada dalam KUHP dan
6
Op.Cit, hal. 80.
7
KUHAP. Agung Wahyono&Ny. SitiRahayu, 1993, Tinjauan
Tentang Peradilan Anak di Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta, hal.14

6
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

Badan Peradilan, dan dalam kegiatannya tersebut maka tujuan Peradilan Anak,
melibatkan lembaga Pengadilan, Kejaksaan, bukanlah semata-mata mengutamakan
Kepolisian, Bantuan Hukum, untuk pidananya saja sebagai unsur utama,
memberikan perlindungan dan keadilan melainkan perlindungan bagi masa depan
8
bagi setiap warga Indonesia. Menurut anak adalah sasaran yang hendak dicapai
Sudikno Mertokusumo, peradilan adalah oleh Peradilan Anak.10
suatu pelaksanaan hukum dalam hal Bertolak dari aturan tersebut apabila
konkrit adanya tuntutan hak, yang dasar pemikiran dan tujuan peradilan anak
fungsinya dijalankan oleh suatu badan yang difokuskan pada kesejahteraan anak maka
berdiri sendiri dan diadakan oleh negara berpijak kepada Undang-undang No.4
serta bebas dari pengaruh apapun atau Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak,
siapapun dengan cara memberikan putusan proses peradilan anak juga haruslah dapat
yang bersifat mengikat dan bertujuan menjamin pertumbuhan dan
mencegah ^]PvŒ]Zš]vP_X9 perkembangan anak secara wajar baik
Fungsi Peradilan Anak pada umumnya secara rohani, jasmani maupun sosial
adalah tidak berbeda dengan peradilan sehingga dari pendekatan yang berorientasi
lainnya yaitu menerima, memeriksa, dan pada kesejahteraan atau kepentingan anak
mengadili serta menyelesaikan perkara diperlukan pula pendekatan secara khusus
yang diajukan kepadanya, namun untuk dalam proses penanganana anak yang
Peradilan Anak perkara yang ditangani bermasalah dengan hukum. Hal ini berarti
khusus menyangkut perkara anak. bahwa diperlukan adaanya perhatian
Pemberian perlakuan khusus dalam rangka khusus, pertimbangan khusus, pelayanan
menjamin pertumbuhan fisik serta mental khusus, dan perlakuan khusus dalama
anak sebagai generasi penerus yang harus penanganan anak yang bermasalah dengan
diperhatikan masa depannya, dimana hukum tersebut.
dalam hal ini untuk memberikan suatu
keadilan, hakim melakukan berbagai B. Proses Penanganan dan Perlindungan
tindakan dengan menelaah terlebih dahulu Pidana Anak
tentang kebenaran peristiwa yang diajukan Berbicara mengenai proses peradilan
kepadanya.Hakim dalam mengadili anak yang berhadapan dengan hukum
berusaha menegakkan kembali hukum yang maka sebelum membahas menganai hal
dilanggar oleh karena itu biasa dikatakan bagaimana proses peradilan anak di
bahwa hakim atau pengadilan adalah Indonesia dan dalam instrumen
penegak hukum.Pengadilan dalam internasional maka hendaknya kita
mengadili harus berdasarkan hukum yang membahas mengenai apa sebenarnya yang
berlaku meliputi hukum yang tertulis dan dimaksud dengan proses penanganangan
hukum yang tidak tertulis. Bertolak dari hal anak itu sendiri. Proses peradilan adalah
tersebut maka dalam pelaksanaanya, fungsi suatu proses yuridis, dimana harus ada
tersebut dijalankan oleh pejabat-pejabat kesempatan orang berdiskusi dan dapat
khusus Peradilan Anak, dengan kata lain, memperjuangkan pendirian tertentu yaitu
fungsi tersebut tidak akan tercapai tanpa mengemukakan kepentingan oleh berbagai
adanya pemegang peran yaitu pejabat- macam pihak, mempertimbangkannya dan
pejabat peradilan. Bertolak dari hal dimana keputusan yang diambil tersebut
11
mempunyai motivasi tertentu. Seperti
8
Ibid, hal.16
9
Agung Wahyono&Ny. SitiRahayu, 1993, Tinjauan Op. Cit., hal.39
10

Tentang Peradilan Anak di Indonesia, Sinar Grafika, Shanty Dellyana, 1988, Wanita Dan Anak Dimata
11

Jakarta, hal.14 156 Ibid, hal.16 157 Op.Cit, hal.51 Hukum, Liberty, Yogyakarta, hal.57.

7
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

halnya orang dewasa, anak sebagai pelaku


tindak pidana juga akan mengalami proses Keempat institusi pilar sistem peradilan
hukum yang identik dengan orang dewasa pidana anak telah diatur dalam peraturan
yang melakukan tindak pidana, arti kata perundang-undangan tersendiri sebagai
]vš]l ]•]v] uvPvµvP Œš] _Zu‰]Œ landasan yuridis bagi aparat penegak
•u_U ÇvP Œ ZvÇ ou •Œš Œ hukum dalam menjalankan
penanganannya. kewenangannya. Kewenangan tersebut
Menghadapi dan menangani proses dilengkapi dengan hukum pidana material
peradilan anak nakal, maka hal yang yang diatur dalam KUHP dan hukum pidana
pertama yang tidak boleh dilupakan adalah formal yang diatur dalam KUHAP.
melihat kedudukannya sebagai anak Perkembangan terakhir dengan
dengan semua sifat dan ciri-cirinya yang diundangkannya UU No. 18 Tahun 2003
khusus, dengan demikian orientasi adalah tentang Advokat pada Pasal 5 ayat (1),
bertolak dari konsep perlindungan maka advokat telah mempunyai legitimasi
terhadap anak dalam proses penangannya sebagai aparat penegak hukum dan dapat
sehingga hal ini akan akan berpijak ada dimasukkan sebagai salah satu komponen
konsep kejahteraan anak dan kepentingan sistem peradilan pidana.13
anak tersebut. Penanganan anak dalam Perlindungan hukum terhadap anak
proses hukumnya memerlukan dalam proses peradilan dilakukan dimulai
pendekatan, pelayanan, perlakuan, semenjak tingkat penyelidikan, penyidikan,
perawatan serta perlindungan yang khusus penuntutan, pemeriksaan di sidang
bagi anak dalam upaya memberikan pengadilan sampai pada pelaksanaan
perlindungan hukum terhadap anak yang putusan pengadilan tersebut. Selama
berhadapan dengan hukum. proses peradilan tersebut, maka hak-hak
Proses penanganan anak yang anak wajib dilindungi oleh hukum yang
berhadapan dengan hukum erat kaitannya berlaku dan oleh sebab itu harus dilakukan
dengan penegakan hukum itu sendiri, secara konsekuen oleh pihak-pihak terkait
dimana dalam Sistem Peradilan Pidana dengan penyelesaian masalah anak
Anak (juvenile justice system). Menurut tersebut. Adapun hal-hal yang harus
BardaNawawiArief, Sistem Peradilan Pidana diperhatikan dalam proses penanganan
‰ Zl]lšvÇ uŒµ‰lv _•]•šu anak yang berhadapan dengan hukum
llµ•v uvPllv Zµlµu ‰]v_ adalah :
yang diwujudkan dalam 4 (empat)
subsistem yaitu: 1. Dalam Proses Penyidikan
1. Ylµ•v _tvÇ]]lv_ ~}oZ Penyidikan anak tersebut haruslah dalam
Badan/Lembaga Penyidik) suasana kekeluargaan sebagaimana diatur
2. Ylµ•v _tvµvšµšv_ ~}oZ dalam Pasal 27 Ayat (1), (2) dan (3) UU RI
Badan/Lembaga Penuntut Umum) No. 11 Tahun 2012 Tentang Pengadilan Anak
3. Ylµ•v _avP]li dan menyebutkan bahwa :
avišµZlv ‰µšµ•vl‰]v_ ~}oZ (1)Dalam melakukan penyidikan
Badan Pengadilan) terhadap perkara anak, penyidik
4. Ylµ•v _tol•vv tµšµ•v wajib meminta pertimbangan atau
t]v_ ~}oZ .vl!‰Œš
Pelaksana/Eksekusi).12
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,
hal. 20.
13
Mahmud Mulyadi, 2008, Criminal Policy
12
BardaNawawiArief, 2006, Kapita Selekta Hukum Pendekatan Integral Penal Policy dan Non Penal
Pidana tentang Sistem Peradilan Pidana Terpadu Policy dalam Penanggulangan Kejahatan Kekerasan,
(Selanjutnya disebut dengan BardaNawawiArief V), Pustaka Bangsa Press, Medan, hal.23

8
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

saran dari pembimbing b. Mempunyai mnat, perhatian,


kemasyarakatan setelah tindak dedikasi, dan memahami masalah
pidana dilaporkan atau diadukan. anak; dan
(2)Dalam hal dianggap perlu, penyidik c. Telah mengikuti pelatihan teknis
dapat meminta pertimbangan atau tentang peradilan anak.
saran dari ahli pendidikan, psikolog, (4) Dalam hal belum terdapat penyidik
psikiater, tokoh agama, pekerja sosial yang belum memenuhi persyaratan
professional atau tenaga kesejahteraan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
sosial dan tenaga ahli lainnya. tugas penyidikan dilaksanakan oleh
(3)Dalam hal melakukan pemeriksaan penyidik yang melakukan tugas
terhadap anak korban dan anak saksi, penyidikan tindak pidana yang
penyidik wajib meminta laporan dilakukan oleh orang dewasa.15
sosial dari pekerja sosial professional
atau tenaga kesejahteraan sosial Selanjutnya berdasarkan pasal 29 ayat
setelah tindak pidana dilaporkan atau (1), (2), (3) dan (4) Undang-undang
diadukan.14 Republik Indonesia No.11 Tahun 2012 yang
Bertolak dari hal tersebut maka pada berbunyi :
waktu pemeriksaan terhadap anak yang (1) Penyidik wajib mengupayakan diversi
berhadapan dengan hukum tersebut dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari
seorang penyidik tidak memakai seragam setelah penyidikan dimulai.
atau dinas dan melakukan pendekatan (2) Proses diversisebagaimana dimaksud
secara efektif, aktif, dan simpatik. pada ayat (1) dilaksanakan paling lama
Berbicara mengenai penyidikan anak 30 (tiga puluh) hari setelah dimulai
diatur menurut Pasal 26 ayat (1) (2), (3) dan diversi.
(4) Undang-undang Republik Indonesia (3) Dalam hal proses diversi berhasil
No.11 Tahun 2012 yang berbunyi : mencapai kesepakatan, penyidik
Pasal 26 menyampaikan berita acara
(1) Penyidikan terhadap perkara anak diversiberserta kesepakatan diversi
dilakukan oleh penyidik dan ditetapkan kepada ketua pengadilan negeri untuk
berdasarkan keputusan Kepala dibuat penetapan.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (4) Dalam hal diversi gagal, penyidik wajib
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh melanjutkan penyidikan dan
Kepala Kepolisian Negara Republik melimpahkan perkara ke penuntut
Indonesia. umum dengan melampirkan berita
(2) Pemeriksaan terhadap anak korban acara diversi dan laporan penelitian
atau anak saksi dilakukan oleh penyidik kemasyarakatan.16
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Secara garis besarnya tugas-tugas
(3) Syarat untuk dapat ditetapkan sebagai penyidikan terdiri dari tugas menjalankan
penyidik sebagaimana dimaksud pada operasi lapangan dan tugas administrasi
ayat (1) meliputi: hukum. Menurut Undang-undang No.3
a. Telah berpengalaman sebagai tahun 1997 tentang Pengadilan anak ,
penyidik; terdapat tugas-tugas penyidik yang
berhubungan dengan tugas yang meliputi:
1. Penangkapan

UU RI No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan


14 15
Ibid
Pidana Anak. 2014. hal 15-16. 16
Ibid

9
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

Pengertian penangkapan menurut Selanjutnya dalam UU RI no. 11 Tahun


KUHAP Pasal 1 butir (20)W^tvvPl‰v 2012 tentang sistem peradilan pidana anak
adalah suatu tindakan penyidik berupa penahanan terhadap anak diatur dalam
pengekangan sementara waktu kebebasan Pasal 32 ayat (1), (2), (3), (4) dan (5) sebagai
tersangka atau terdakwa apabila terdapat berikut:
cukup bukti guna kepentingan penyidikan Pasal 32
atau penuntutan dan atau peradilan dalam (1) Penahanan terhadap anak tidak boleh
hal serta menurut cara yang diatur dalam dilakukan dalam hal anak memperoleh
undang-µvvP ]v]_X Wewenang jaminan dari orang tua/wali dan/atau
penangkapan dan penahanan terhadap anak lembaga bahwa anak tidak akan
meurut Pasal 43 Undang-undang No.3 tahun melarikan diri, tidak akan
1997 tentang Pengadilan anak menentukan menghilangkan atau merusak barang
bahwa kegiatan yang berhubungan dengan bukti, dan/atau tidak akan mengulangi
penangkapan dan penahanan mengikuti tindak pidana.
ketentuan Hukum Acara Pidana (KUHAP). (2) Penahanan terhadap anak hanya dapat
Penangkapan dan penahanan terhadap anak dilakukan dengan syarat sebagai
pelaku kejahatan atau anak nakal diatur berikut:
dalam Pasal 43, 44, 45 Undang-undang a. Anak telah berumur 14 (empat
Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan belas) tahun atau lebih; dan
Anak bahwa : Penangkapan anak sama b. Diduga melakukan tindak pidana
seperti penangkapan terhadap orang dengan ancaman 7 (tujuah) tahun
dewasa yang dilakukan sesuai dengan atau lebih.
ketentuan Kitab Undang-undang Hukum (3) Syarat penahanan sebagaimana
Acara Pidana (KUHAP) yaitu pada Pasal 19 dimaksud pada ayat (2) harus
dan penangkapan tersebut dilakukan guna dinyatakan secara tegas dalam surat
kepentingan pemeriksaan untuk paling lama perintah tahanan.
1 ( satu ) hari. (4) Selama anak ditahan, kebutuhan
jasmani, rohani, dan sosial anak harus
2. Penahanan tetap dipenuhi.
Menurut Pasal 1 butir 21 KUHAP : (5) Untuk melindungi keamanan anak,
^tvZvv oZ ‰vu‰šv šŒ•vPl dapat dilakukan penempatan anak di
atau terdakwa di tempat tertentu oleh Lembaga Penyelenggara Kesejahtraan
penyidik, atau penuntut umum atau hakim Sosial (LPKS).17
dengan penetapannya, dalam hal serta Pasal 33
menurut cara yang diatur dalam undang- (1) Penahanan sebagaimana dimaksud
µvvP ]v]_ dalam pasal 32 untuk kepentingan
Pasal 45 Undang-undang Pengadilan penyidikan dilakukan paling lama 7
Anak menyebutkan bahwa penahanan (tujuh) hari.
dilakukan setelah dengan sungguh-sungguh (2) Jangka waktu penahanan sebagaimana
mempertimbangkan kepentingan anak dimaksud pada ayat (1) atas
dan/atau kepentingan masyarakat. Alasan permintaan penyidik dapat
penahanan harus dinyatakan secara tegas diperpanjang oleh penuntut umum
dalam surat perintah penahanan. Tempat paling lama 8 (delapan) hari.
penahanan anak harus dipisahkan dari (3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana
tempat tahanan orang dewasa dan selama dimaksud pada ayat (2) telah berakhir,
anak ditahan, kebutuhan jasmani, rohani anak wajib dikeluarkan demi hukum.
serta sosial anak harus dipenuhi.
17
UU RI No. 11 Tahun 2012.op.cit. 18

10
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

(4) Penahanan terhadap anak Penuntut umum, yang ditetapkan


dilaksanakan di LAPAS berdasarkan surat Keputusan Jaksa Agung.
(5) Dalam hal tidak terdapat LAPAS, Apabila Penuntut umum berpendapat
penahanan dapat dilakukan di bahwa dari hasil penyidikan yang dilakukan
Lembaga Penyelenggara Kesejahtraan oleh kepolisian ternyata terjadi tindak
Sosial setempat. pidana yang dilakukan oleh anak-anak
Pasal 34 maka jaksa selaku penuntut umum dalam
(1) Dalam hal penahanan dilakukan untuk waktu secepatnya membuat surat dakwaan
kepentingan penuntutan, penuntut sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
umum dapat melakukan penahanan (UU No.8 Tahun 1981 tentang KUHAP),
paling lama 5 (lima) hari. kemudian melimpahkan perkara tersebut
(2) Jangka waktu penahanan sebagaimana ke Pengadilan.
dimaksud pada ayat (1) atas
permintaan penuntut umum dapat
diperpanjang oleh hakim pengadilan 3. DalamProses Persidangan
negeri paling lama 5 (lima) hari. Anak yang berhadapan dengan hukum
(3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana ketika anak tersebut dihadapkan dalam
dimaksud pada ayat (2) telah berakhir, proses persidangan maka dalam hal ini
anak wajib dikeluarkan demi hukum. perlindungan terhadap anak telah
Pasal 35 dilakukan ketika penentuan hakim yang
(1) Dalam hal penahanan dilakukan untuk menangani perkara anak tersebut
kepentingan pemeriksaan di sidang dilakukan. Hakim anak diangkat
pengadilan, hakim dapat melakukan berdasarkan Surat Keputusan Ketua
penahanan paling lama 10 (sepuluh) Mahkamah Agung atas usul Ketua
hari. Pengadilan Negeri yang bersangkutan
(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud melalui Ketua Pengadilan Tinggi sesuai
pada ayat (1) atas permintaan hakim dengan pasal 43 Undang-undang Republik
dapat diperpanjang oleh ketua IndonesiNo. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
pengadilan negeri paling lama 15 (ima Peradilan Pidana Anak sebagai berikut:
belas) hari Pasal 43
(3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana (1) Pemeriksaan di sidang pengadilan
pada ayat (2) telah berakhir dan hakim terhadap perkara anak dilakukan
belum memberikan putusan, anak oleh hakim yang ditetapkan
wajib dikeluarkan. berdasarkan keputusan ketua
Mahkamah Agung atau pejabat lain
2. Dalam Proses Penuntutan yang ditunjuk oleh ketua Mahkamah
Menurut Pasal 1 butir 7 KUHAP, Agung atas usul ketua pengadilan
^tvµvšµšv oZ š]vlv ‰vµvšµš negeri yang bersangkutan melalui
umum untuk melimpahkan perkara pidana ketua pengadilan negeri.
ke pengadilan negeri yang berwenang Selajutnya dalam pasal 43 ayat (2)
dalam hal dan menurut cara yang diatur Undang-Undang Republik Indonesia No.11
dalam undang-undang ini dengan Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
permintaan supaya diperiksa dan diputus Pidana anak yang berbunyi :Syarat untuk
oleh Zl]u ] •]vP ‰vP]ov_X dapat ditetapkan sebagai hakim
Pengadilan anak wewenang penuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terhadap anak-anak yang diduga meliputi:
melakukan tindak pidana ada pada Jaksa

11
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

a. telah berpengalaman sebagai hakim di 3. Dasar Yuridis, pelaksanaan


pengadilan dalam lingkungan Peradilan perlindungan anak harus didasarkan
Umum; dan pada UUD 1945 dan berbagai peraturan
b. mempunyai minat, perhatian, dedikasi, perundang-undangan lainnya yang
dan memahami masalah anak. berlaku. Penerapan dasar yuridis ini
c. Telah mengikuti pelatihan teknis tentang harus secara integrative, yaitu
peradilan pidana anak. penerapan terpadu menyangkut
Penjelasan Atas Undang-Undang peraturan perundang-undangan dari
Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 berbagai bidang hukum yang
19
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak tidak berkaitan.
ada menjelaskan maksud dan batasan
^šoZ Œ‰vPouv_U }oZ lŒv ]šµ PENUTUP
perlu ditetapkan berapa lamanya A. Kesimpulan
pengalaman seorang hakim di pengadilan 1. Tinjauan yuridis terhadap Sistem
negeri dianggap memenuhi syarat untuk Peradilan Pidana Anak telah diatur
diangkat sebagai Hakim Anak. Menurut dalam Undang-undang No. 11 Tahun
SudiknoMertokusumo berpendapat bahwa 2012 adalah bagian dari pembaruan
lima tahun telah cukup kiranya bagi yuridis yang mengedepankan
seorang hakim untuk menguasai hukum kepentingan anak yaitu bukan semata-
acara dan hukum materiil serta mengenal mata mengutamakan pidananya saja
variasi jenis perkara yang ditangani.18 sebagai unsur utama, melainkan
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.23 perlindungan bagi masa depan adalah
Tahun 2002 menentukan bahwa sasaran yang hendak dicapai oleh
perlindungan anak adalah segala kegiatan sistem peradilan anak.
untuk menjamin dan melindungi anak dan 2. Proses Perlindungan anak harus melihat
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, tujuan yaitu untuk mengutamakan
berkembang, dan berpartisipasi, secara kesejahtraan anak. Penanganan anak
optimal sesuai dengan harkat dan martabat dalam proses hukumnya memerlukan,
kemanusiaan, serta mendapat pendekatan, pelayanan, perlakuan,
perlindungan dari kekerasan dan perawatan, serta perlindungan yang
diskriminasi. Dasar pelaksanaan khusus bagi anak yang bermasalah
perlindungan anak adalah : dengan hukum.
1. Dasar Filosofis, Pancasila dasar kegiatan
dalam berbagai bidang kehidupan B. Saran
keluarga, bermasyarakat, bernegara, 1. Sistem Peradilan Pidana Anak mampu
dan berbangsa, serta dasar filosofis memberikan perlindungan dan rasa
pelaksanaan perlindungan anak, keadilan mengingat bahwa anak harus
2. Dasar Etis, pelaksanaan perlindungan mendapat perlindungan, maka dalam
anak harus sesuai dengan etika profesi Peradilan Anak ini jangan
yang berkaitan, untuk mencegah menitikberatkan kepada terbukti
perilaku menyimpang dalam tidaknya perbuatan atau pelanggaran
pelaksanaan kewenangan, kekuasaan, yang dilakukan si anak semata-mata
dan kekuatan dalam pelaksanaan tetapi harus diperhatikan dan
perlindungan anak. dipertimbangkan latar belakang dan
sebab-sebab pelanggaran yang
dilakukan si anak sehingga anak tidak
18
RomliAtmasasmita, 1997, Peradilan Anak di
Indonesia (Selanjutnya Disebut dengan Romli VIII),
Mandar Maju, Bandung, hal.53
19
Ibid, hal.37

12
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

akan kehilanggan harapan untuk Sistem Peradilan Pidana, Danau Toba


menatap masa depan. Medan. Tanggal 4-5 April 2002.
2. Melalui Peradilan Anak diharapkan HerlinaApong, dkk, 2004.Perlindungan
adanya suatu perbaikan kondisi dalam terhadap Anak yang Berhadapan dengan
perlindungan anak serta pencegahan Hukum, Buku Saku untuk Polisi, Unicef,
terjadinya penggulangan kejahatan Jakarta.
yang dilakukan oleh anak yang Jhonathan dan Agam, 2007.Perlindungan
bermasalah dengan hukum.Serta peran Anak yang Berhadapan dengan Hukum
penting juga dari eksternal dan internal dalam Perspektif Nasional, dalam
dalam penanganan dan perlindungan Mahmul Siregar dkk., Pedoman Praktis
hak-hak anak sangat diperlukan untuk Melindungi Anak dengan Hukum Pada
menjamin pertumbuhan dan Situasi Emergensi dan Bencana Alam,
perkembangan fisik, mental, spiritual Pusat kajian dan Perlindungan Anak
dan social. (PKPA), Medan.
Joni M. dan Zulchaina Z. Tanamas, 1995.Aspek
Hukum Perlindungan Anak dalam
Perspektif Konvensi Hak Anak, Bandung,
Citra Aditya Bakti, 1999.dikutip dari
DAFTAR PUSTAKA UNICEF, Situasi Anak di Dunia 1995,
Arief Nawawi, Barda, 2006, Kapita Selekta Jakarta.
Hukum Pidana tentang Sistem Peradilan Kelana, 2002, Memahami Undang-undang
Pidana Terpadu.Semarang. Kepolisian (Undang-undang Nomor 2
Atmasasmita, Romli, 2010, Sistem Peradilan Tahun 2002), Latar Belakang dan
Pidana Kontemporer, Bina Cipta, Komentar Pasal demi Pasal, PTIK Press,
Bandung. Jakarta.
----------------.,Problema Kenakalan Anak-Anak Kadja, Thelma Selly M, Perlindungan
/Remaja. Jakarta:Armico. Terhadap Anak Da.
Davies et.al.Criminal Justice and Introduction Kartini Kartono, 1992, Pathologi Sosial( 2),
to the Criminal Justice System In England Kenakalan Remaja, Rajawali Pers, Jakarta.
and Wales. London: Logman Group Mannheim Herman.,Criminal Justice and
Limited. Social Reconstruction, London: Routledge
Dellyana Shanty, 1988, Wanita Dan Anak dan Kegan Paul.
Dimata Hukum, Liberty, Yogyakarta. Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia
GultomMaidin, 2008.Perlindungan Hukum Pengembangan Konsep Diversi dan
Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Restorative Justice. PT. RefikaAditama.
Pidana Anak di Indonesia, Bandung, Bandung. 2009.
RefikaAditama. Muhammad Rusli., 1999. Reformasi Sistem
Hamzah Andi, 2006, Pengantar Hukum Pemasyarakatan. Yogyakarta: dalam
Acara Pidana Indonesia, Cet.5, Sinar Journal Hukum IusQuiaIustum, Nomor 1,
Grafika, Jakarta. Vol.6.
Harahap Yahya, 2006, Pembahasan Mulyadi Lilik, 2005. Pengadilan Anak Di
Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Indonesia, CV.Mandar Maju, Bandung.
Penyidikan Dan Penuntutan, Sinar Mulyadi Mahmud, 2008, Criminal Policy
Grafika, Jakarta. Pendekatan Integral Penal Policy dan
Harkrisnowo.Harkristuti, Menelah Konsep Non Penal Policy dalam Penanggulangan
Sistem Peradilan Pidana Terpadu (dalam Kejahatan Kekerasan, Pustaka Bangsa
Konteks Indonesia). Seminar Keterpaduan Press, Medan.

13
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

Platt. M, Anthony., 1977. The Child Savers: the


Invention of Delinquency. Chicago dan
London: The University of Chicago Press.
Secon edition.Englanrge.
Pramita dan Tamba B.I.T, 2003,
Perlindungan Hak Anak Dalam Proses
Peradilan Pidana Pada Tahap
Penyidikan, Jurnal Hukum.
PrinstDarwan, 1997, Hukum Anak Indonesia
(Selanjutnya disebut dengan DarwanPrinst
I), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
PrimasariLushiana, Keadilan Restoratif Dan
Pemenuhan Hak Asasi Bagi Anak Yang
Berhadapan Dengan Hukum, Serial Online
September 16, 2009, availaible from :URL:
http: Keadilan-Restoratif-Dan-Pemenuhan-
Hak-Asasi-Bagi-Anak-Yang-Berhadapan-
Dengan-Hukum.com.
ResktodiputroMarjono.,1997. Hak Asasi
Manusia Dalam Sistem Peradilan Pidana,
Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan
Pengabdian Hukum Lembaga Kriminologi
Universitas Indonesia.
Salam Abdul dan Zen Zanibar, MZ.1998.
Refleksi Keterpaduan Penyidikan,
Penuntutan dan Peradilan dalam
Penanganan Perkara. Jakarta: DISKUM
POLRI.
Soedirdjo, 1985, Jaksa Dan Hakim Dalam
Proses Pidana, AkademikaPresindo,
Jakarta.
Sudarsono, 1991.Kenakalan Remaja, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudarto, 1981, Pengertian dan ruang
lingkup Peradilan Anak.Bina Cipta,
Bandung.
SupramonoGatot, 2000, Hukum Acara
Peradilan Anak, Djambatan,
Jakarta.SoedjonoDirdjosisworo,
Penanggulangan Kejahatan, Bandung:
Alumni, 1983.
WidojatiSriNotoprojo, 1974, Peradilan
Anak-anak, Bina Cipta, Bandung.
WahyonoAgung &SitiRahayu, 1993,
Tinjauan Tentang Peradilan Anak di
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai