Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Kehidupan Sosial Dalam Islam”


Dosen : Dr. Mashudi, M.Ag

Disusun Oleh :
Dera Lingga T 1704017

Eka Agus Styaningrum 1704145

Joko Purwanto 1704395

Karina Kartika Sari 1704261

Vanesa Dewi Deyara 1704032

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN


SOSIAL
2017/2018

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah


dan Lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga
kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul “Kehidupan Sosial Menurut Islam” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya.
Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka
seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun
sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana


ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan
pada makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii

BAB I……………………………………………………………………………………….......4
A. Pendahuluan…………………………………….................................................4
B. Latar Belakang Masalah…………………………………................................4
C. Rumusan Masalah……………………………...................................................5
D. Tujuan Masalah………………………………...................................................5
E. Kajian Pustaka.....................................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………………….


BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………

BAB IV SIMPULAN………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………........................................
BAB I
A. Pendahuluan
Dalam ajaran islam ada dua macam hubungan yang harus dipelihara yaitu
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan dengan manusia lain dalam kehidupan
bermasyarakat, kedua hubungan ini harus berjalan seimbang dan pastinya penuh dengan
aturan. Dengan terlaksanakannya hubungan tersebut maka manusia akan sejahtera baik
dunia maupun akhirat.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan
dan kebaikan dengan sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat
lainnya dengan menjaga dan menghormati baik dengan sesama muslim maupun dengan
non-muslim, dalam hubungan ketetanggaan. Bahkan Islam menugaskan kita memberikan
perhatian sampai dengan area 40 rumah yang dikategorikan sebagai tetangga yang harus
dipelihara hak-haknya.

B. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia sekarang ini sudah banyak masyarakat yang menyatakan dirinya
Islam tetapi tidak menunjukkan perilaku layaknya masyarakat muslim yang semestinya.
Contohnya seorang tetangga yang tidak peduli kepada lingkungan sekitarnya dan
individualistis. Ada juga orang-orang yang menyatakan dirinya muslim dan
menggunakan nama Islam untuk melakukan kerusakan, sedangkan Islam sendiri tidak
mengajarkan hal tersebut.
Hukum Islam dalam kehidupan sosial di Indonesia sangatlah berpengaruh
dikarenakan di Indonesia sendiri mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Apabila
prinsip – prinsip masyarakat Islam di amalkan oleh muslim di Indonesia, bukan tidak
mungkin kondisi di Indonesia akan membaik, baik dalam sector industri, ekonomi, dan
bahkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Masalah yang kita hadapi disini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai bagaimana pandangan Islam terhadap kehidupan sosial, dikarenakan
banyaknya oknum-oknum yang menggunakan nama Islam untuk tujuan yang negatif dan
mencemarkan nama Islam. Adapun masalah lainnya, seperti masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui perbedaan paham Islam terhadap kehidupan sosial dengan
paham kapitalisme dan komunisme.
Sebagai masyarakat Indonesia yang beragama Islam, kita wajib mengetahui hal
tersebut sehingga kita dapat memperbaiki kehidupan sosial masing-masing dan
menularkannya kepada orang-orang di sekitar kita.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan perumusan masalah sebagai
berikut:
 Kehidupan Sosial dalam Islam serta perbandingannya dengan Paham Kapitalisme
dan Komunisme
D. Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui :
 Bagaimana kehidupan sosial dalam Islam
 Perbedaannya dengan paham Kapitalisme dan Komunisme
E. Kajian Pustaka
 Pengertian Kehidupan Sosial
kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur
sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan sosial jika di sana
ada interaksi antara individu satu dengan individu lainnya, dan dengannya terjadi
komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama.
Dalam hal yang terjadi di lapangan, kehidupan sosial sangat erat kaitannya dengan
bagaimana bentuk kehidupan itu berjalan.

 Paham Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikuasai/dikendalikan oleh segelintir orang (pemilik modal / swasta) dengan
tujuan untuk menguasai ekonomi pasar.

 Paham Komunisme
Komunisme adalah paham yang menolak kepemilikan barang pribadi dan
beranggapan bahwa semua barang produksi harus menjadi milik bersama. Paham ini
bertujuan menghapuskan hirarki buruh-pemilik modal karena sistem kapitalis cenderung
mengeksploitasi manusia. Komunisme memiliki keberpihakan yang sangat tinggi
terhadap rakyat miskin, yang disebut sebagai proletar, dan menolak kapitalisme yang
dianggapnya adalah penghisapan manusia atas manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI

Kehidupan sosial memiliki pengertian kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur


sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan sosial jika di sana ada
interaksi antara individu satu dengan individu lainnya, dan dengannya terjadi komunikasi yang
kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama. Kehidupan sosial ini
sangant erat hubungannya dengan islam, karena dalam islam ssemua manusia adalah saudara
sehingga interaksi antar sesama manusia dan rasa saaling tolong-menolong adalah hal yang
sudah biasa. Akantetapi, dalam hal ini terjadi kaitannya dalam masyarakat mengenai
perbandingan antara kapitalisme yang merupakan Sistem dan faham ekonomi (perekonomian)
yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pada modal pribadi atau
modal-modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas. Serta komunisme
yang merupakan ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini
berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kehidupan Sosial dalam Islam Serta Perbandingannya dengan


Kapitalisme dan Komunisme

1. Kehidupan Sosial dalam Islam


Di bawah ini kita bahas berbagai tinjauan, mengenai:
Kehidupan sosial menurut Islam seperti yang sudah dikemukakan As-Siba’i (1988)
yakni beberapa hal sebagaimana yang tersebut di bawah ini:
a. Kehidupan sosial menurut Islam bukanlah kehidupan sosial ala Darwisy, ala
pertapa atau ahli zuhud (yang keliru) sebagaimana halnya sebagian kaum Sufi atau
kaum faqir miskin Hindu (yugi), yang menjauhi harta dan enggan memilikinya sebab
takut akan menanggulangi kesulitan-kesulitan kehidupan atau tidak berani
mempertanggungjawabkannya.
Kehidupan sosial Islam adalah kehidupan yang harmoni antara kehidupan yang
membutuhkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat duniawi dan ukhrawi,
antara kehidupan sekarang tatkala sedang berada di dunia ini yang membutuhkan
sarana dan prasarana kehidupan, tetapi tidak melupakan Tuhan yang memberikan
sarana dan prasarana kehidupan tersebut.
b. Kehidupan sosial menurut Islam dengan penetapan-penetapannya yang
dimaksudkan untuk menjamin panca hak asasi manusia serta undang-undangnya
yang meliputi pengayoman masyarakat, salah satu corak sosial yang memerangi
kemiskinan, kesakitan, kebodohan, ketakutan dan kehinaan.
Peraturan-peraturan atau hukum-hukum sosial dalam Islam bermaksud untuk
membina dan meningkatkan kualitas keberagaman, menjaga dan memperbaiki aqal,
menjaga dan memperbaiki keturunan, menjaga dan mendistribusikan harta benda
atau kekayaan serta membangun kejama’ahan yang dilindungi dan diridloi Allah
SWT.
c. Kehidupan sosial menurut Islam memberikan taraf kehidupan yang amat tinggi
kepada seluruh manusia di dalam masyarakat. Sebagaimana kita maklumi bahwa
yang dimaksudkann dallam pengertian kebutuhan-kebutuhan pokok (bukanlah hanya
makanan dan minuman), ialah rumah kediaman, nafaqah keluarga untuk selama
setahun penuh, kendaraan atau pengangkutan, juga senjata, kitab-kitab yang berisi
ilmu pengetahuan dan perkakas-perkakas untuk bekerja. Jika hasil bekerja itu baru
bisa memenuhi kebutuhan pokok tersebut di atas dan belum sampai pada mampu
berinvestasi, maka tidak diwajibkan mengeluarkan kewajiban zakat.
d. Kehidupan sosial menurut Islam dilaksanakan prinsip-prinsipnya untuk seluruh
warga negara dalam sesuatu negara, baik dari golongan kaum Muslimin atau bukan.
Sehingga orang kafir dzimmi-pun menikmati hak pengayoman masyarakat di dalam
negara Islam yang waktu itu di bawah pimpinan Khalifah Umar bin Khattab r.a.,
tidak ada perbedaan sama sekali antara penduduk yang beragama Islam atau yang
bukan Islam seluruhnya merata. Demikianlah nilai-nilai kehidupan sosial Islam yang
mampu mengayomi masyarakat secara keseluruhan sampai kepada kaum kafir
dzimmi, mereka berhak mendapatkan keberkahan dari Islam.
e. Kehidupan Sosial menurut Islam menghendaki supaya rakyat bekerja sama
dengan pemerintah untuk merealisasikan pengayoman masyarakat, misalnya dalam
peraturan nafaqah keluarga dan lain-lain. Dalam mengumpulka perbendaharaan
negara, masyarakat Islam dituntut mampu menyumbangkan hasil pendapatannya
dalam meringankan beban negara melalui pajak dan atau zakat, dalam meringankan
beban keluarga sebagai ketetanggaan, masyarakat Islam mampu meringankan beban
pemenuhan keluarga dhu’afa melalui zakat, infaq dan shadaqah, hal itu yang dapat
mengekalkan kasih sayang dan keharmonisan kehidupan sosial masyarakat.
f. Dasar-dasar faham kehidupan sosial menurut Islam itu ampuh. Oleh sebab itu
dapat cocok diterapkan di masa apapun. Oleh karena demikian, ummatnya harus
memahami betul makna kehidupan sosial dan mengimplementasikan nilai kehidupan
soaial Islam dalam kehidupan dan penghidupan sehari-harinya serta mampu
melahirkan efek syi’ar dakwah dalam masyarakat.
g. Kehidupan sosial menurut Islam itu musuh utama dari kemewahan ataupun hidup
berfoya-foya, baik di musim perang atau di waktu damai. Kehidupan ini bukan untuk
berfoya-foya, akan teta[i untuk berinvestasi menyongsong kehidupan abadi yang
tiada batas yakni kehidupan akhirat. Bentuk investasinya bisa dengan beribadah
kepada Allah SWT dan berbuat amal shaleh kepada sesama.
h. Kehidupan Sosial menurut Islam menetapkan bahwa pemerintah, negara serta
seluruh alat-alatnya dan juga golongan-golongan yang sedang berkuasa wajib tunduk
kepada kehendak rakyat. Kehendak rakyat disini, adalah kehendak yang memiliki
dampak yang luas bagi kemaslahatan bagi rakyat, tidak bertentangan dengan
peraturan-peraturan Ilahi dan disepakati melalui musyawarah mufakat, tanpa
kekerasan dan anarkis.
i. Pengayoman masyarakat yang diciptakan oleh kehidupan sosial menurut Islam itu
lebih luas pengertiannya daripada yang dijadikan pengertian oleh aliran sosialisme.
Pengayoman masyarakat menurut Islam lebih menjamin kehormatan dan
kebahagiaan manusia dalam masyarakatnya. Kehidupan sosial Islam menghargai
kepemilikan pribadi, tetapi juga sekaligus dalam kepemilikan pribadi terdapat bagian
bagi sesama.
j. Kehidupan sosial dalam Islam bukan semata-mata teori saja, sebagaimana yang
terdapat dalam agama-agama kuno. Kehidupan sosial menurut Islam adalah berupa
amalan yang nyata yang disertakan pula dengan adanya syari’at yang harus dipatuhi
oleh segenap manusia seperti undang-undang negara.
k. Kehidupan sosial menurut Islam adalah satu bagian yang asasi, yang pokok dari
sekian banyak tanggungjawab yang wajib dilaksanakan oleh negara Islam di dalam
Daulat Islamiah, sejak bangunnya dalam abad ketujuh dahulu. Nilai-nilai kehidupan
sosial Islam yang sudah terbangun Daulat Islamiyah tersebut harus bisa dijadikan
“Uswah” atau pedoman dalam membangun kehidupan sosial berbangsa dan
bermasyarakat sekarang ini dan selanjutnya.

B. Membandingkan Ideologi Islam, Kapitalisme dan Komunisme

Dunia secara umum hari ini berpijak pada dua ideologi besar, ideologi Kapitalisme-
Liberalisme dan ideologi Sosialisme-Komunisme. Ideologi lainnya, yakni ideologi Islam, belum
begitu tampak. Ideologi Islam masih berada dalam individu-individu Muslim dan belum
diwujudkan dalam satu pun negara di dunia.
Dalam Kamus Oxford, Kapitalisme (Capitalism) dimaknai sebagai sistem ekonomi ketika
perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan
membuat keuntungan dalam ekonomi pasar.1
Kapitalisme mulai berkembang di Inggris pada abad 18 M, lalu menyebar luas ke
kawasan Eropa Barat laut dan Amerika Utara. Risalah terkenal Adam Smith, yaitu The Wealth of
Nations (1776) diakui sebagai tonggak utama rujukan Kapitalisme.

Perbandingan Akidah
Kapitalisme-Liberalisme lahir dari prinsip sekularisme, yakni pemisahan agama dari
kehidupan. Dalam pandangan Kapitalisme, manusia berhak menentukan aturan main
kehidupannya. Pemahaman ini lahir atas kejumudan tingkah pola kaum gerejawan yang
berkongsi dengan bangsawan sehingga seakan-akan titah mereka adalah titah Tuhan.
Adapun dalam Komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambilalihan alat-
alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari
buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar. Secara umum Komunisme berlandaskan pada
teori Dialektika Materialisme dan Materialisme Historis sehingga tidak bersandar pada
kepercayaan mitos, takhayul dan agama. Jadi, tidak ada penanaman doktrin agama pada rakyat.
Prinsip dalam Komunisme, “Agama adalah Candu” membatasi rakyatnya dari pemikiran
ideologi lain yang dianggap tidak rasional dan keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Baik Komunisme maupun Kapitalisme, dalam segi akidah, tentu menyalahi Islam.
Komunisme bukan sekadar mengesampingkan aspek spritual, bahkan menyebut aspek spritual
sebagai tidak ada. Penganutnya banyak yang agnostik (tidak mempercayai agama) atau bahkan
ateis (tidak mempercayai Tuhan).
Adapun Kapitalisme, yang terikat dengan sekularisme, mengingkari urusan agama dalam
perkara mengatur sesama manusia.
Berbeda dengan keduanya, ideologi Islam dibangun di atas satu dasar, yaitu akidah Islam
(tauhid). Akidah ini menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia dan hidup, terdapat
Pencipta (Al-Khaliq) yang telah meciptakan ketiganya, serta yang telah meciptakan segala
sesuatu lainnya. Dialah Allah SWT. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dari tidak ada
menjadi ada. Oleh karea itu, ideologi Islam akan terhubung dan terkoneksikan dengan aturan-
Nya, baik berasal dari al-Quran maupun as-Sunnah.

Perbandingan Sistem Politik


Sistem politik Kapitalisme merujuk pada demokrasi. Dalam demokrasi, kedaulatan (hak
membuat hukum) ada di tangan rakyat. Jhon Lock mengemukakan bahwa manusia itu dijamin
oleh konstitusi dan dilindungi oleh pemerintah. Pemerintah harus memakai sistem perwakilan,
jadi harus dalam rangka demokratis.
Paham demokrasi ini telah membuat politik feodalisme yang digdaya berabad-abad
lamanya harus terpinggirkan. Raja akhirnya sekadar simbol, bukan lagi sumber keterwakilan
hak-hak Tuhan.
Prinsip dasar Liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam
pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Liberalisme membawa
dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah mengesampingkan hak
Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama dari ruang publik
menjadi sekadar urusan individu (privat); pengabaian total terhadap agama Kristen dan gereja
atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial.
Di bidang ekonomi, Liberalisme mendukung kepemilikan harta pribadi dan menentang
peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi hak-hak terhadap harta pribadi. Paham ini
bermuara pada Kapitalisme melalui pasar bebas.
Adapun Komunisme, dalam kehidupan politik, hanya mengenal sistem partai tunggal.
Partai berkuasa akan merefleksikan materi-materi sebagai tolak ukur atas semua sikapnya.
Komunisme tidak mengakui adanya kepemilikan pribadi. Semua ruang kepemilikan,
hukum asalnya adalah milik negara. Dalam hal tersebut, masyarakat dipaksa mengikuti seluruh
kemauan “Penguasa” tanpa ada ruang pendapat bagi mereka. Bahkan menurut Prof. Miriam
Budiardjo, Komunisme tidak hanya merupakan system politik, tetapi juga mencerminkan gaya
hidup yang berdasarkan nilai-nilai tertentu. Negara merupakan alat untuk mencapai Komunisme.
Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah.
Keduanya berbeda dengan Islam. Dalam sistem politik Islam, kekuasaan harus merujuk
pada syariah Islam. Allah SWT berfirman:

َ ‫ك الَ يُْؤ ِمنُونَ َحتَّى يُ َح ِّك ُمو‬


‫ك فِي َما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم‬ َ ِّ‫فَالَ َو َرب‬
Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga menjadikan kamu
(Muhammad) hakim atas perkara apa saja yang mereka perselisihkan (QS an-Nisa’ [4]: 65).
Dalam ideologi Islam, kedaulatan (as-siyâdah)—yang menurut Mahmud al-Khalidi
bermakna otoritas absolut tertinggi; sebagai satu-satunya pemilik hak menetapkan hukum atas
segala sesuatu dan perbuatan—4adalah milik syariah. Jadi, yang mengelola kehendak individu
adalah syariah, bukan individu itu sesukanya. Kehendak harus dikelola berdasarkan perintah dan
larangan Allah SWT. Jelas, ini sangat kontras dengan ideologi Kapitalisme-Liberalisme dan
Sosialisme-Komunisme.
Dengan begitu, dalam ideologi Islam, sejatinya politik itu, utamanya dalam kaitan dengan
pemerintahan, keterikatan terhadap syariah adalah sesuatu yang penting. Ibnul al-Qayyim
mengutip perkataan Imam Abul Wafa’ Ibnu ‘Aqil al-Hanbali menyatakan, bahwa politik
merupakan tindakan atau perbuatan yang menjadikan seseorang lebih dekat pada kebaikan dan
lebih jauh dari kerusakan, selama politik tersebut tidak bertentangan dengan syariah.
Sebagaimana ideologi lainnya, pemerintahan adalah bentuk penunjukkan sejauh mana
dan seberapa besar ideologi tersebut terlibat. Islam pun demikian. Hal itu diindikasikan dalam
sabda Rasulullah saw.:

ُ‫صالَة‬ ِ ‫َّث النَّاسُ بِالَّتِي تَلِ ْيهَا َوَأ َّولُه َُّن نَ ْقضًا ْال ُح ْك ُم َو‬
َّ ‫آخ ُره َُّن ال‬ َ ‫ت عُرْ َوةٌ تَ َشب‬ َ َ‫ض َّن ُع َرى ْاِإل ْسالَ ِم عُرْ َوةً عُرْ َوةً فَ ُكلَّ َما اِ ْنتَق‬
ْ ‫ض‬ َ َ‫لَيُ ْنق‬
Sungguh simpul-simpul Islam akan terurai satu demi satu. Setiap satu simpul terurai, orang-
orang akan bergelantungan pada simpul berikutnya. Simpul yang pertama kali terurai adalah
kekuasaan (pemerintahan) dan yang paling akhir terurai adalah shalat (HR Ahmad, Ibnu
Hibban, al-Baihaqi, al-Hakim dan ath-Tabarani).
Sistem pemerintahan Islam adalah Khilafah. Khilafah memiliki empat pilar penting: (1)
Kedaulatan di tangan syariah, bukan di tangan rakyat; (2) Kekuasaan di tangan umat; (3)
Mengangkat satu orang khalifah adalah wajib atas seluruh kaum Muslim; (4) Hanya Khalifah
saja yang berhak mengadopsi hukum-hukum syariah, termasuk mengadopsi UUD dan segenap
UU yang berumber dari dalil-dalil syariah. [ank]

Perbandingan Sistem Ekonomi


Dalam sistem ekonomi Kapitalisme, pemberlakuan kepemilikan diatur atas dasar
“modal”. Kapital (modal) menjadi fokus utama dalam sistem ekonomi ini. Dasar sistem ekonomi
Kapitalisme adalah kebebasan kepemilikan, artinya setiap individu bebas memiliki apapun dan
menguasai kekayaan apapun. Untuk itu manfat menjadi tolok ukurnya. Tidak ada ruang untuk
tolok ukur benar dan salah. Salah satu ciri khas dari sistem ekonomi ini adalah keberadaan pasar
modal.
Adapun Komunisme menitikberatkan bahwa seluruh kekayaan adalah milik negara.
Setiap individu boleh mencari kekayaan, namun tentu dibatasi. Sebab itulah sistem ekonomi
Komunisme sering disebut sistem ekonomi totaliter. Sistem ekonomi totaliter dalam praktiknya
berubah menjadi otoriter. Sumber-sumber ekonomi dikuasai oleh segelintir elit yang disebut
sebagai polit biro yang terdiri dari elite-elite Partai Komunis.
Sistem ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan Kapitalisme dan Komunisme. Islam
membagi sistem kepemilikan menjadi tiga jenis. Pertama: kepemilikan umum. Negara
mengelola milik umum ini mewakili rakyat. Hasilnya didistribusikan kepada masyarakat baik
secara langsung maupun tak langsung dalam bentuk berbagai pelayanan.
Kepemilikan umum mencakup: (1) kepemilikan atas tambang yang depositnya sangat
besar seperti logam mineral, minyak atau gas; (2) Berbagai fasilitas publik, yaitu harta yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang jika tidak tersedia mereka tercerai-berai dalam mencarinya.
Jenis ini mencakup sumber energi, padang gembalaan, hutan dan sumber air, dsb; (3) Harta yang
dari sisi pembentukannya tidak bisa dimiliki individu seperti sungai, danau, pesisir, laut, jalan
umum, dsb.
Kedua: Kepemilikan negara. Kepemilikan ini dikelola oleh negara dalam pos pendapatan negara.
Hasilnya dibelanjakan untuk berbagai kepentingan negara seperti operasional negara, gaji
pegawai, dsb; juga bisa untuk investasi negara di dalam pertanian, industri atau perdagangan
yang tidak termasuk di dalam kepemilikan umum; atau dibelanjakan untuk mengembalikan
keseimbangan di antara masyarakat di dalam masalah distribusi harta.
Ketiga: Kepemilikan pribadi. Individu dan korporat swasta boleh memiliki pertanian, industri
dan perdagangan yang tidak termasuk dalam kepemilikan umum dan kepemilikan negara.
Selain atas dasar kepemilikan, Sistem Ekonomi Islam melarang adanya riba (bunga).
Sebaliknya, dalam ekonomi Kapitalisme dan Komunisme riba menjadi suatu kebutuhan. Sistem
moneter (mata uang) dalam Islam berbasis logam mulia berupa emas (dinar) dan perak (dirham)
sehingga kestabilan nilai barang terjaga. Nilai kekayaan milik masyarakat pun terjaga. Berbeda
dengan sistem moneter fiat money dalam sistem Kapitalisme dan Komunisme yang
mengakibatkan nilai kekayaan masyarakat terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
BAB IV
A. SIMPULAN

Kehidupan sosial menurut Islam itu menemui perlindungannya dalam jiwa setiap orang
Islam yang benar-benar memegang teguh keagamaannya. Jiwanya sendiri yang melindungi dan
melaksanakanya dengan dorongan Agamanya sebelum ada dorongan lain yang memaksanya.
Dengan terlaksanakannya hal tersebut, sudah merupakan suatu keuntungan yang amat besar bagi
negara.
Dari setiap rakyat yang beragama Islam akan melaksanakan kehidupan sosial berdasarkan
hukum Islam, yang diantaranya adalah patuh dan kokoh. Dengan adanya Islam, kehidupan sosial
masyarakat dari semua lapisan akan merasakan perubahan menuju arah yang lebih baik.
Contohnya orang yang teraniaya akan terselamatkan dari orang yang melakukan
penganiayaan padanya. Pelaksanaan pengayoman masyarakat benar-benar dikerjakan oleh
seluruh ummat, sekalipun di saat pemerintah sedang lemah, ataupun memang negara itu
mengabaikan mengamalkan kehidupan sosial menurut Islam.

B. SARAN/REKOMENDASI
Dalam pembasahan mengenai kehidupan sosial dalam islam serta perbandingannya dengan
kapitalisme dan komunisme hendaklah kita selalu berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan
Hadis dalam kehidupan sosial. Kita harus selalu waspada terhadap berkembangnya faham-faham
kapitalisme dan komunisme yang dapat meusak kehidupan sosial islam yang telah dipegang
teguh. Dengan tetap berpegangan dengan Al-Qur’an dan Hadis kehidupan sosial islam menjadi
teratur dan harmonis meskipun telah berkembangnya faham-fahan kapitalisme dan komunisme.
DAFTAR PUSTAKA

 H. M. ilyas, H. Mashudi, Drs. H. Nandang Sarifudin (2013). Membingkai Kesalehan


Individual Menuju Kesalehan Sosisal. Bandung : Penerbit STKS Bandung.
 https://bangyeka.wordpress.com/2013/08/26/mengapa-kita-muslim-perlu-bersama/ , 22 Oct,
2017, 10:08 PM
 http://maesjprid.blogspot.co.id/2014/09/manusiadalam-kehidupan-sosial.html , 22 Oct, 2017,
9:53 PM
 www.kompasiana.com/kalimana/kapitalisme-sosialisme-paradigma-
islam_5804dd1a8423bd1720a8f269 , 22 Oct, 2017, 11:44 PM
 https://www.zenius.net/blog/13453/apa-itu-demokrasi-liberal-kapitalis-komunis-sosialis-fasis-
anarkis-konservatif , 22 Oct, 2017, 11:54 PM
 http://www.psychologymania.com/2013/07/pengertian-kehidupan-sosial.html ,22 Oct, 2017,
11:55 PM
 www.acamesia.edu/.../_Perbandingan_Sistem_Ekonomi_islam_Sosiallis_dan_Kapitalis
- 22 Oct, 2017, 7:50 PM

Anda mungkin juga menyukai