Anda di halaman 1dari 13

Makalah Sosialisme

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Politik

Dosen Pengampu:

Gigih Wahyu Pratomo, M. A

Nama Kelompok:

1. Agil Qiro’atun N. (933405419)


2. Nurfatika Dwi Y. (933407419)
3. Nadya Farikha S. (933412419)
4. Moh. Adam S. (933412919)
5. Marlitha Indriani (933414019)
6. Nonik Sri P. N. (933414919)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,kita dalam
keadaan yang sehat dan dapat melakukan kegiatan belajar dengan lancar. Selain itu, penulisan
makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan makalah yang berjudul “Sosialisme” ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah yang diampu oleh bapak Gigih Wahyu Pratomo, M.A pada bidang studi ilmu
politik. Selain itu makalah ini juga memiliki tujuan untuk menambah wawasan mengenai
sosialisme.

Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Gigih Wahyu Pratomo, M.A selaku dosen mata
kuliah ilmu politik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi kami serta para pembaca.

Kami juga menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu dibutuhkan kritik, dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 13 April 2021

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosialisme lahir sebagai reaksi terhadap Revolusi Industri yang berkembang akibat
liberalisme. Industrialisasi telah memunculkan praktik kapitalisme yang lebih mementingkan
individu si pemilik modal dan mengesampingkan kaum buruh yang merupakan bagian terbesar
dari masyarakat. Oleh karena itu, sosialisme berusaha mewujudkan kemakmuran bersama melalui
usaha kolektif yang produktif di bawah kendali dan campur tangan pemerintah. Dalam sosialisme,
kebebasan individu dibatasi dan mengutamakan pemerataan kesejahteraan bersama. Tokoh
pertama yang mengemukakan ide sosialisme adalah Thomas More (1478-1535). Ia menulis sebuah
buku berjudul Utopia yang berisi tentang negara impian. Kemudian, cita-cita golongan sosialis
utopia direalisasikan oleh para pemikir sosialisme seperti Saint Simon (1760-1825), Robert Owen
(1771-1858), dan Louis Blanc (1811-1882).

Sosialisme pertama kali masuk ke Indonesia melalui sebuah organisasi yang dibangun
tahun 1914 bernama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial
Demokrat Hindia Belanda. Organisasi ini pada awalnya merupakan kumpulan dari kaum sosialis
Belanda yang bekerja di Hindia-Belanda dan dibentuk atas kegelisahan seorang sosialis Belanda
yang berhadapan dengan kondisi-kondisi sosial-politik Hindia Belanda saat itu. Sosialis tersebut
bernama Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet. Kedatangannya ke Hindia Belanda pada
tahun 1913 untuk bekerja di Soerjabajaasch Handelsblad (surat kabar di Surabaya) membawanya
menjadi tonggak awal dari kemunculan ide-ide Sosialisme di Indonesia. Ide-ide ini diwujudkan
dengan munculnya Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Marhaenisme.

Pada era perkembangan perekonomian, sosialisme juga ikut mempengaruhi adanya


pemikiran-pemikiran tentang ekonomi Indonesia, salah satunya adalah Moh. Hatta. Aliran
sosialisme demokrasi memiliki peranan yang penting dalam struktur pemikiran Hatta. Dalam
beberapa tulisan pentingnya, Hatta merujuk pada sosialisme Barat, khususnya prinsip
perikemanusiaan, sebagai sumber pemikiran tentang demokrasi untuk Indonesia merdeka.
Kehidupan ekonomi sosialis akan terbagi dalam tiga cabang besar yaitu produksi, distribusi, dan
konsumsi seperti halnya dalam masyarakat kapitalis, tetapi kelas manusia hilang dalam masyarakat
sosialisme. Dalam masyarakat sosialisme yang ada adalah pembagian fungsi pekerjaan.
Diilustrasikan oleh Hatta, dalam masyarakat sosialis pekerjaan saudagar tetap ada, tetapi saudagar
yang mencari keuntungan hanya untuk dirinya sendiri sudah tidak ada lagi dalam masyarakat
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sosialisme?
2. Apa pengertian sosialisme menurut para tokoh?
3. Siapa saja tokoh-tokoh sosialisme?
4. Bagaimana pandangan pokok sosialisme?
5. Apa saja ciri khas sosialisme?
6. Apa saja ciri-ciri ideologi sosialisme?
7. Bagaimana perkembangan sosialisme di Indonesia?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan ideologi sosialisme?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari sosialisme
2. Untuk mengetahui definisi sosialisme menurut para tokoh
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh sosialisme
4. Untuk mengetahui pandangan pokok sosialisme
5. Untuk mengetahui ciri khas sosialisme
6. Untuk mengetahui ciri-ciri ideologi sosialisme
7. Untuk mengetahui perkembangan sosialisme di Indonesia
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan ideologi sosialisme
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sosialisme

Secara etimologis, sosialisme berasal dari bahasa Latin “Socius” yang berarti sahabat atau
teman. Istilah ini merupakan suatu prinsip pengendalian harta dan produksi serta kekayaan oleh
kelompok. Istilah sosialisme atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah socialism berasal
dari bahasa Perancis, yaitu “sosial” yang berarti “kemasyarakatan”. Secara historis, istilah
sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar tahun 1830. Sosialisme juga mendasarkan diri
pada cita-cita sosial bahwa kekayaan di dunia ini milik bersama, dan pemilikan secara bersama
lebih baik daripada pemilikan secara perseorangan, dan keadaan masyarakat dimana hak milik
pribadi atas alat-alat produksi telah dihapuskan. Sehingga sosialisme juga dapat diartikan sebagai
serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial atas alat-alat
produksi dan manajemen mandiri pekerja,serta teori-teori dan gerakan politik yang terkait
dengannya. Kepemilikan sosial dapat berupa kepemilikan negara, kolektif, koperasi, atau
kepemilikan sosial atas ekuitas. Sosialisme, di dalam Encyclopedia of Social History didefinisikan
sebagai “sebuah istilah yang mengacu pada sebuah pergerakan atau sebuah teori organisasi sosial
yang menginginkan kepemilikan atau pengontrolan secara bersama-sama terhadap produksi dan
distribusi. Definisi lain tentang sosialisme dapat juga dilihat dalam Kamus Filsafat karya Lorens
Bagus, yang menyatakan bahwa istilah sosialisme menunjuk pada "asosiasi apapun, bisa pribadi
(swasta) atau umum (pemerintah)".

B. Definisi Sosialisme Menurut Beberapa Tokoh

Adapun beberapa pengertian dari sosialisme menurut para tokoh diantaranya, yaitu:

a) Menurut Gerald Braunthal, sosialisme merupakan suatu teori dan politik yang
memfokuskan pentingnya peranan pemerintah dalam menguasai alat-alat produksi dan
distribusi barang.
b) Menurut Sutan Syahrir, sosialisme merupakan suatu gerakan untuk mencari keadilan di
dalam sebuah tatanan kemasyarakatan.
c) Menurut Teuku May Rudy, sosialisme merupakan sebuah paham yang mementingkan
kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi atau individu.
C. Tokoh-Tokoh Sosialisme Klasik dan Modern

Berikut adalah tokoh-tokoh sosialisme klasik dan modern:

1. Francois-Emile Babeuf

Babeuf merupakan orang pertama yang menyuarakan cita-cita sosialisme dan akan menjadi
acuan kaum sosialis garis keras. Francois Noel Babeuf merupakan anggota klub kaum Jakobin dari
fraksi radikal dalam revolusi di Perancis. Babeuf mempermaklumkan perang kaum miskin
melawan kaum kaya. Nilai tertinggi bagi pengikut Babeuf adalah kesamaan. Mereka mencita-
citakan republik orang-orang sama. Merekalah yang pertama kalinya menyuarakan tuntutan-
tuntutan inti komunisme kemudian hari seperti sosialisasi alat-alat produksi dan kediktatoran
proletariat. Produksi harus diatur bersama, hak milik pribadi dihapus, setiap orang diberi kegiatan
sesuai dengan bakat dan kemampuannya, tanah harus dinasionalisasi, tetapi diserahkan kepada
kaum tani untuk digarap (Magnis Suseno, 2001:20-21). Para pengikut aliran Babeuf ini meyakini
jika sistem ini dilakukan maka segala keburukan umat manusia dapat terselesaikan.

2. Robert Owen

Robert owen adalah seorang ahli ekonomi serta pengusaha yang manusiawi dan sosial. Ia
berpendapat bahwa tatanan industrial, sistem keuangan, upah dan pendidikan perlu direformasi
karena dengan begitu ia meyakini reformasi itu tidak hanya menguntungkan kaum buruh namun
juga kaum kapitalis sendiri. Menurut Owen watak manusia bukan tanggung jawabnya sendiri,
melainkan ditentukan oleh lingkungan sosialnya. Sumber segala malapetaka sosial adalah
ketidaktahuan, terutama mengenai kodrat manusia (Magnis Suseno, 2001:20-21). Saat orang
mengerti bahwa kebahagiaan dapat dicapai jika ia mengusahakan kebahagiaan orang lain, maka ia
akan menyetujui perbaikan-perbaikan sosial yang diperlukan. Owen meyakini bahwa dengan
keadaan sosial yang baik maka akan membentuk manusia-manusia yang baik pula. Reformasi
pendidikan harus juga disertai dengan reformasi sistem kerja. Para pengusaha sendiri
berkepentingan agar buruh-buruh mereka dapat hidup secara manusiawi. Saat kehidupan buruh
lebih baik maka itu juga akan menguntungkan para pengusaha karena para buruh dapat membeli
lebih banyak hasil produksi.
3. Blanqui

Louis Auguste Blanqui (1805-1881) adalah seorang revolusioner yang hendak mencapai
cita-cita sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh (Magnis Suseno, 2001:33). Latarbelakang
pemikiran Blanqui terbentuk dari Jakobinisme dan Babouvisme. Blanqui berpendapat bahwa
revolusi dapat berhasil jika ditunjang dengan organisasi revolusioner. Aliran Blanquisme
merupakan pemberontakan rakyat yang terorganisir yang hasilnya adalah kediktatoran rakyat,
yang akan mengambil alih kekuasaan kaum kaya dan mewujudkan kesamaan. Blan-quisme ingin
mencapai kemenangan sosialisme melalui pemberontakan bersenjata kelompok-kelompok kecil
sebelum mayoritas rakyat ber-kembang menjadi proletariat industri.

4. Piere-Joseph Proudhon

Proudhon menyadari bahwa reformasi masyarakat mendasarkan pada ilmu ekonomi.


Meskipun Proudhon tidak menyukai kondisi sosial masyarakat akibat perbedaan kelas, ia menolak
komunisme dan sosialisme negara. Ia berpendapat bahwa ada sebuah tatanan masyarakat alami
dan bahwa manusia sejak kelahirannya memiliki hak-hak azasi tertentu: yaitu hak atas kebebasan,
kesamaan, dan kedaulatan pribadi. Hak-hak itu diperkosa dalam sistem ekonomi kapitalisme yang
dikuasai persaingan dan menghasilkan ketidaksamaan dan penghisapan (Magnis Suseno, 2001:
37). Proudhon sebenarnya tidak menolak dengan hak milik pribadi namun ia menolak terhadap
orang yang dapat memperoleh kekayaan tanpa bekerja. Proudhon tidak suka dengan segala
pemberontakan dan pemogokan. Proudhon khawatir bahwa kekerasan terhadap pemilik modal
akan menghasilkan kediktatoran dan anarki serta makin mempertajam pertentangan kelas.
Proudhon hanya ingin menghapus hak milik besar yang menurutnya dianggap diperoleh dari hasil
penghisapan, sedangkan produsen kecil boleh tetap memegang miliknya karena diperoleh dari
hasil pekerjaannya sendiri. Yang perlu dihapus adalah utang dan bunga atas utang. Untuk itu perlu
didirikan bank-bank rakyat. Dari mereka produsen kecil dapat memperoleh kredit tanpa bunga.
Para produsen kecil saling menukarkan produksi lewat koperasi menurut nilai produk yang mereka
tentukan oleh waktu kerja yang masuk (Magnis Suseno, 2001:39). Oleh karena pemikirannya
tersebut maka Proudhon termasuk tokoh yang diperhitungkan di kalangan anarkisme.

D. Pandangan Pokok Sosialisme


Sebagaimana dikemukakan di atas, sebenarnya tidak mudah untuk merangkum berbagai
pandangan dari tokoh-tokoh sosialisme di atas guna menemukan pandangan sosialisme 'sejati'.
Pandangan pokok sosialisme, namun demikian tetap perlu untuk diuraikan dalam penelitian ini
guna memberikan batasan yang jelas tentang objek material yang menjadi bahasan penelitian ini.
Bertolak dari uraian sebelumnya, oleh karenanya peneliti berusaha merangkum pandangan pokok
atau ciri-ciri pandangan sosialisme:

a. Sosialisme beranggapan bahwa pemilikan bersama merupakan cara hidup yang


paling baik, dengan sedikit hak milik atau tidak ada hak milik sama sekali,
b. Sosialisme tidak menyukai adanya hak milik pribadi karena hak milik pribadi
membuat manusia egois dan menghancurkan keselarasan masyarakat yang alami,
c. Sosialisme menginginkan pengorganisasian produksi oleh negara sebagai saran
untuk menghapus kemiskinan dan penghisapan orang kecil,
d. Sosialisme menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan, dan kelas
masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran,
e. Sosialisme menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi,
f. Tugas negara adalah mengamankan sebanyak mungkin faktor produksi untuk
kesejahteraan seluruh rakyat, dan bukan terpusat pada kesejahteraan pribadi,
g. Sosialisme menganggap bahwa negara adalah lembaga di atas masyarakat yang
mengatur masyarakat tanpa pamrih,
h. Sosialisme menganggap bahwa kapitalisme memiliki sifat yang jahat, yaitu:
kapitalisme menghasilkan sistem kelas; kapitalisme adalah sistem yang tidak
efisien; dan kapitalisme merusak sifat manusia karena cenderung membuat orang
berlaku kompetitif, tamak, egois, dan kejam,
i. Nilai-nilai utama dalam sosialisme adalah kesamaan, kerja sama, dan kasih saying
j. Produksi dilakukan atas dasar kegunaan dan bukan untuk mencari keuntungan
semata-mata,
k. Persaingan yang kompetitif digantikan dengan perencanaan, serta
l. Setiap orang bekerja demi komunitas dan memberi kontribusi pada kebaikan
bersama sehingga muncul kepedulian terhadap orang lain.
E. Ciri Khas Sosialisme

Terdapat beberapa ciri khas dari sosialisme diantaranya, yaitu:

1. Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas,
2. Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis, serta
3. Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes
secara bertahap.

F. Ciri-Ciri Ideologi Sosialisme

Terdapat pula beberapa ciri-ciri dari ideologi sosialisme diantaranya, yaitu:

1. Mementingkan kekuasaan dan kepentingan Negara,


2. Tidak ada kelas kaya dan miskin atau pun kelas majikan dan buruh, sebab semua sama,
3. Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama dan solidaritas dengan
hak-hak yang sama,
4. Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas,
5. Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis,
6. Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes
secara bertahap,
7. Sosialisme berpegang pada prinsip-prinsip kesederajatan dan pemerataan,
8. Paham ini mempunyai pemikiran ekonomi negara centeris yaitu untuk mengatasi
kesenjangan,
9. Pemikiran politik sosialisme ialah bahwa negara sangat diperlukan untuk membina dan
mengkoordinasikan kebersamaan, serta
10. Pemikiran keagamaan sosialisme terpengaruh kuat oleh pemikiran yang berdasarkan ajaran
agama bahwa manusia harus saling tolong menolong.

G. Perkembangan Sosialisme di Indonesia

Salah satu tokoh pendiri sosialisme di Indonesia adalah Sutan Sjahrir, ia lahir di Padang
Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909 dan meninggal di Zürich, Swiss, 9 April 1966. Ia
meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Ia adalah seorang politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana
Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947. Pada masa perjuangan dalam
perebutan Kemerdekaan RI dari penjajahan Jepang, Syahrir membangun jaringan gerakan bawah
tanah anti-fasis. Anggota jaringan gerakan bawah tanah kelompok Syahrir adalah kader-kader
PNI(Pendidikan Nasional Indonesia) Baru yang tetap meneruskan pergerakan dan kader-kader
muda yakni para mahasiswa progresif.

Lalu pada November 1945 Syahrir didukung pemuda dan ditunjuk Soekarno menjadi
formatur kabinet parlementer. Pada usia 36 tahun, Syahrir ikut dalam memperjuangkan kedaulatan
Republik Indonesia, sebagai Perdana Menteri termuda di dunia, merangkap Menteri Luar Negeri
dan Menteri Dalam Negeri. Selepas memimpin kabinet, Sutan Syahrir diangkat menjadi penasihat
Presiden Soekarno sekaligus Duta Besar Keliling. Dan juga Syahrir mendirikan Partai Sosialis
Indonesia (PSI) pada bulan Februari 1948. Sosialisme Sjahrir berpijak kepada penghormatan nilai-
nilai demokrasi dan humanisme. Menghargai dan mengutamakan kemerdekaan individu-individu
masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, Sjahrir berpendapat bahwa Revolusi Indonesia hendaknya
melebarkan sayap jauh melampaui batas-batas kemerdekaan nasional untuk menanamkan
kemajuan sosial-ekonomi yang berakar luas. Sjahrir tegas membedakan paham sosialisme yang
hendak diperjuangkannya di Indonesia dengan sosialisme yang ada di Eropa Barat maupun
sosialisme yang ditawarkan komunis. Pergumulannya atas paham-paham sosialisme di Eropa
Barat dan kekhawatirannya akan komunisme totaliter membawanya pada pemikirannya tentang
sosialisme yang sesuai bagi Indonesia, yaitu sosialisme-kerakyatan.

Tahun 1955 PSI (Partai Sosialis indonesia) gagal mengumpulkan suara dalam pemilihan
umum pertama di Indonesia. Hubungan Sutan Syahrir dan Presiden Soekarno memburuk sampai
akhirnya PSI dibubarkan tahun 1960. Tahun 1962 hingga 1965, Syahrir ditangkap dan
dipenjarakan tanpa diadili sampai menderita stroke. Dalam perkembangannya, ternyata sosialis
sampai sekarang masih berkembang. Dengan adanya Komunitas Sosialis Indonesia (KSI) yang
didirikan oleh profesional muda yang pernah aktif dalam keorganisasian sosialisme demokrasi di
Indonesia. Komunitas ini berasaskan Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebebasan, Keadilan dan
Solidaritas. Tujuan organisasi ini yaitu menciptakan masyarakat sosialis yang demokratis.

H. Contoh Sosialisme
Negara yang manganut sosialisme dalam konstitusinya diantaranya yaitu Suriah,
Srilangka, India, Bangladesh, Bolivia, Aljazair. Adapun perbuatan yang mencerminkan sosialisme
yaitu

a. Gotong royong,
b. Membantu ketika ada korban kecelakaan atau mendapatkan bencana, serta
c. Mengerjakan pekerjaan untuk kepentingan orang lain tanpa pamrih.

I. Kelebihan dan Kekurangan Idelogi Sosialisme

Sama seperti ideologi lainnya, paham sosialisme juga memiliki kelebihan dan kekurangan,
antaralain:

a. Kelebihan ideoloi sosialisme:


a) Rasa solidaritas dan kebersamaan yang tinggi antar rakyat,
b) Adanya pemerataan sosial, sehingga tidak terjadi kesenjangan antar kelas
burjois dan prolete,
c) Menyelesaikan masalah dengan musyawarah, serta
d) Menciptakan masyarakat sosialis dengan kejernihan dan kejelasan, bukan
dengan cara-cara seperti kekerasan dan revolusi.
b. Kekurangan ideology sosialisme:
a) Paham sosialisme tidak selaras dengan sifat manusia yang selalu ingin lebih dan
tidak puas melakukan sesuatu,
b) Membatasi kreatifitas dan pengembangan diri karena lebih mementingkan
kebersamaan dan gotong royong, sehingga waktu agar setiap individu bsia
berkembang tidak ada, serta
c) Hak asasi manusia kerap kali diabaikan demi kepentingan bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisme diartikan sebagai serangkaian
sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan
manajemen mandiri pekerja,serta teori-teori dan gerakan politik yang terkait dengannya.
Kepemilikan sosial dapat berupa kepemilikan negara, kolektif, koperasi, atau kepemilikan sosial
atas ekuitas. Menurut Gerald Braunthal, sosialisme merupakan suatu teori dan politik yang
memfokuskan pentingnya peranan pemerintah dalam menguasai alat-alat produksi dan distribusi
barang. Tetrdapat pula beberapa tokoh-tokoh sosialisme klasik dan modern diantaranya, yaitu
Francois-Emile Babeuf, Robert Owen, Blanqui, dan juga Piere-Joseph Proudhon. Selain itu
terdapat pula ciri khas sosialisme serta ciri-ciri ideologi sosialisme. Pada penjelasan di atas juga
telah disebutkan jika sosialisme juga masih memiliki kekurangan dan juga kelebihan, selain itu
dijelaskan pula contoh perbuatan sederhana yang menunjukkan sosialisme, yaitu seperti gotong
royong, membantu orang yang tertimpa musibah, dan juga mengerjakan pekerjaan untuk
kepentingan orang lain tanpa pamrih.
DAFTAR PUSTAKA

Wikandaru, Reno, Budhi Cahyo. 2016. “Landasan Ontologis Sosialisme” dalam filsafat Volume
26 (hlm. 116-124). Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada

Setiawan, Samhis. 2021. “Sosialisme adalah”, https://www.gurupendidikan.co.id/sosialisme/,


diakses pada 13 April 2021 pukul 12.05

Dalma, M, Afif. 2021. “Sosialisme: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Contoh”,


https://dosenpintar.com/pengertian-sosialisme/, diakses pada 13 April 2021 pukul 12.06

Kharti, Irene, Swastiwi, Viandari. 2018. “Sejarah Kelas 11 | Liberalisme dan Sosialisme di
Indonesia, https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-11-liberalisme-dan-sosialisme-
di-indonesia, diakses pada 13 April 2021 pukul 12.14

Anda mungkin juga menyukai