Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA

DENGAN IDEOLOGI BESAR LAINNYA DI DUNIA

Dosen pengampu Mata Kuliah :


Muslimah Hayati, S.Ag., M.H.

Disusun oleh :
Kelompok 3
Syafanatun Naja (1910312220068) Ditta Febriana (1910312220044)
Mutia Rafika Sarah (1910312120006) Nur Irzatul Fitria (1910312220064)
Atika Ayu Nur Aini (1910312220082) Muhammad Rizqy (1910312210050)
Muhammad Donny Chandra (1910312210018) Muhammad Zaini (1910312110002)
Ahmad Daha Saputra (1910312210020)

PROGRAM STUDI S1-MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kelompok kami, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun yang menjadi judul makalah ini adalah
“Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Besar Lainnya di Dunia”.

Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu kami Ibu Muslimah Hayati, M.H., S.Ag. dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan.

Semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memperluas pengetahuan


berupa ilmu yang bermanfaat bagi kelompok kami maupun bagi para pembaca nantinya.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Banjarmasin, 4 Oktober 2019

Kelompok 3
PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA
DENGAN IDEOLOGI BESAR LAINNYA DI DUNIA

A. Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata ide dan eidos yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi
berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar (Ma’mur, 2005: 1-2). Adapun gagasan yang dimaksud adalah gagasan
tentang masa depan, sehingga bisa disimpulkan bahwa ideologi adalah sebuah ilmu tentang
masa depan. Gagasan ini juga sebagai cita-cita atau kombinasi dari keduanya, yaitu cita-cita
masa depan.

Sungguh pun cita-cita masa depan itu sebagai sebuah utopia, atau impian, tetapi
sekaligus juga merupakan gagasan ilmiah, rasional, yang bertolak dari analisis masa kini.
Ideologi ini tidak sekedar gagasan, melainkan gagasan yang diikuti dan dianut sekelompok
besar manusia atau bangsa, sehingga karena itu ideologi bersifat mengerakkan manusia untuk
merealisasikan gagasan tersebut. Meskipun gagasan seseorang, betapa pun ilmiah, rasional
atau luhurnya, belum bisa disebut ideologi, apabila belum dianut oleh banyak orang dan
diperjuangkan serta diwujudkan, dengan aksi-aksi yang berkesinambungan.

B. Fungsi Ideologi

Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut :

1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk
memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan
tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta
mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
di dalamnya.
C. Karakteristik Suatu Ideologi

1. Ideologi sering kali muncul dan berkembang dalam situasi krisis.


2. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis.
3. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun beragam.
4. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan.

D. Macam Ideologi Besar Di Dunia

1. Ideologi Liberalisme
a. Pengertian
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Edmund
Burke mengemukakan bahwa liberalisme berhubungan dengan masalah apa yang
seharusnya dilakukan oleh negara melalui kebijaksanaan umum, dan yang seharusnya
tidak dilakukan negara untuk memberikan kebebasan kepada rakyatnya. Liberalisme
memiliki pandangan tersendiri terhadap hak dan kebebasan warga negara. Ia mendukung
pengakuan hak asasi manusia sepanjang tidak mengganggu hak-hak orang lain.
b. Prinsip
1. Pengakuan terhadap hak asasi warga negara.
2. Memungkinkan tegaknya tertib masyarakat dan negara atas supremasi hukum.
3. Memungkinkan lahirnya pemerintahan yang demokratis.
4. Penolakan terhadap pemerintahan totaliter.
c. Ciri-ciri
1. Bidang politik, sangat menekankan pada peranan masing-masing individu. Sehingga
setiap orang bisa saja menuntut sesuatu kepada negara atas dasar prinsip liberal.
2. Bidang ekonomi, ditandai persaingan yang kuat karena perekonomian diserahkan
kepada kepentingan perorangan sehingga menimbulkan pertentangan dan
ketimpangan. Karena yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
3. Bidang sosial budaya, anggota masyarakatnya bersifat individual dan sangat
mementingkan prestasi pribadi.
4. Bidang agama, mengenal paham sekuler, artinya negara tidak ikut campur atau
menomorduakan dalam urusan agama sebab agama adalah urusan masing-masing
pribadi dan lembaga keagamaannya.
2. Ideologi Komunis
a. Pengertian
Komunisme merupakan sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas
alat-alat produksi (modal, tanah, tenaga kerja) yang memiliki tujuan terwujudnya
masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Tanda
komunisme dilihat dengan adanya prinsip sama rata sama rasa di dalam bidang ekonomi
dan sekularisme yang radikal ketika agama digantikan oleh ideologi komunis yang bersifat
doktriner.
b. Ciri-ciri
1. Sifatnya ateis yakni tidak mengimani adanya Tuhan, menganggap Tuhan tidak ada,
kalau mereka berpikir bahwa Tuhan tidak ada, tetapi ketika berpikir Tuhan itu ada,
maka keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
2. Kurang menghargai manusia sebagai individu, dibuktikan dengan ajaran yang tidak
mengizinkan seseorang menguasai alat-alat produksi.
3. Komunisme mengajarkan teori pertentangan (perjuangan) kelas.
4. Doktrin komunis salah satunya yaitu the permanent continuous revolution (revolusi
terus-menerus), revolusi menyebar ke seluruh dunia, maka komunisme disebut go
internasional.
5. Komunis memiliki program terwujudnya masyarakat yang makmur, tanpa kelas dan
semua orang itu sama, tetapi untuk mewujudkannya ada fase diktator proletyariat yang
memiliki tugas membersihkan kelas lawan komunisme. Terutama tuan tanah yang
bertentangan dengan demokrasi.
6. Komunisme menganut sistem politik satu partai yakni partai komunis, sehingga bisa
dibilang Negara komunis tidak ada partai oposisi atau komunisme itu pada dasarnya
tidak menghormati HAM.
7. Negara dan hukum akan lenyap karena tidak lagi diperlukan.
c. Hal Positif dari Ideologi Komunisme
Kebaikan dari ideologi komunisme menganggap semua orang itu sama, sehingga dalam
ajarannya komunisme memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur dan
masyarakat komunis tanpa kelas dan juga mengajarkan teori perjuangan (pertentangan)
kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Karena ajarannya itu, banyak
rakyat jelata yang miskin sangat tertarik untuk menganut ideologi komunisme tersebut.
Hal itu bukan disebabkan karena propaganda ajarannya saja, tetapi juga karena tindakan-
tindakan nyata untuk mencukupi kebutuhan material mereka. Contohnya RRC.
Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 milyar. Kita tidak pernah dengar kelaparan dan
ketelanjangan di Cina. Karena komunisme disana mampu memenuhi janji memakmurkan
rakyat, komunisme di Cina laku. Namun, supaya tetap laku, komunisme Cina mengalami
liberalisasi. Secara fisik dapat mencermati busana pemimpin RRC sekarang, bukan jas
tutup lagi seperti Mao Zedong dan Chou En Lai, melainkan jas buka seperti Bill Clinton
atau Antony Blair. Dalam bidang ajaran, RRC juga mengadakan liberalisasi seperti
merebaknya kebebasan beragama dan beribadah. Jadi komunisme asli tidak ada lagi.
d. Hal Negatif dari Ideologi Komunisme
Keburukan dari ideologi komunisme bersifat atheis (tidak mengimani Tuhan dan tidak
menganggap Tuhan itu ada), kurang menghargai manusia sebagai individu, tidak
menghormati HAM, dan lain-lain.

3. Ideologi Pancasila
a. Pengertian
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa Indonesia.
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Jadi, Ideologi Pancasila
adalah kumpulan nilai-nilai atau norma yang berdasarkan sila-sila Pancasila.
b. Fungsi
1. Menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan persatuan
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya.
3. Memberikan kemauan untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa
Indonesia.
4. Menerangi dan mengawasi keadaan, serta kritis kepada adanya upaya untuk
mewujudkan cita-cita yang terkandung di dalam Pancasila.
5. Sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan
negara dan memperbaiki kehidupan dari bangsa Indonesia.
c. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi bangsa Ideologi bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai
dan gagasan-gagasan dasar yang dapat dilihat dalam sikap, perilaku, dan kepribadian
bangsa Indonesia. Menurut Alfian, suatu ideologi yang baik harus mengandung tiga
dimensi agar supaya dapat memelihara relevansinya yang tinggi/kuat terhadap
perkembangan aspirasi masyarakat dan tuntutan perubahan zaman. Kehadiran ketiga
dimensi yang saling berkaitan, saling mengisi, dan saling memperkuat itu menjadikan
ideologi yang kenyal dan tahan uji dari masa ke masa. Dimensi-dimensi sebagai mana
tersebut di atas dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Dimensi Realitas. Ideologi merupakan nilai-nilai dasar yang bersumber dari nilai-
nilai yang hidup di dalam masyarakatnya, terutama pada waktu ideologi itu lahir.
2. Dimensi Idealitas. Ideologi ini mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Dimensi Fleksibilitas. Ideologi Pancasila selalu berkembang dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan masyarakat.

4. Perbandingan Antara Ideologi Liberalisme, Komunisme, dan Pancasila


Secara ringkas, Ir. Heru Santoso, M.Hum. dalam bukunya Sari Pendidikan Pancasila
menggambarkan pembandingan ideologi-ideologi tersebut sebagai berikut:

No. Liberalisme Komunisme Pancasila


1. Sekuler Atheisme Monotheisme
2. HAM dijunjung secara HAM diabaikan HAM dilindungi tanpa
mutlak melupakan kewajiban
3. Nasionalisme diabaikan Nasionalisme ditolak Nasionalisme dijunjung
tinggi
4. Keputusan melalui Keputusan ditangan Keputusan melalui
voting (pemungutan pemimpin partai musyawarah mufakat
suara) dan voting
5. Dominasi mayoritas Dominasi partai Tidak ada dominasi
6. Ada oposisi Tidak ada oposisi Oposisi dengan alasan
7. Ada perbedaan pendapat Tidak ada perbedaan Ada perbedaan pendapat
8. Kepentingan mayoritas Kepentingan negara- Kepentingan mayoritas
negara

KESIMPULAN
1) Ideologi liberalisme dan komunisme tidak dapat diterapkan sebagai ideologi di
Indonesia, karena:
a) Untuk komunisme, paham yang sekilas sebenarnya telah diterapkan diIndonesia
kendati tidak sepenuhnya dan terselubung, terutama pada masa orde baru dimana
pemerintahan cenderung bersifat sentralis, daerah tidak memiliki otonomi untuk
mengatur beberapa hal, pembatasan terselubung terhadap media ini, kurang cocok
karena tidak adanya kebebasan beragama bagi rakyatnya dan otonomi bagi daerah.
Keanekaragaman agama dan kepercayaan serta potensi daerah masing-masing dengan
pengembangan yang sesuai dengan kultur masyarakatnya tentunya memerlukan
keleluasaan dari mereka tanpa terlalu banyak ikut campur dari pusat.
b) Untuk liberalisme, yang sebenarnya sedang terjadi di negara kita dalam beberapa hal
terutama di bidang ekonomi, kurang cocok diterapkan di Indonesia karena kurang
sesuai dengan sila kelima Pancasila. Paham tersebut cenderung menciptakan
kesenjangan sosial bukan pemerataan dan keadilan. Selain itu, ideologi yang pernah
diberlakukan secara resmi pada masa Republik Indonesian Serikat (RIS) di akhir
dekade 40an yang identik dengan bentuk negara federasi, terbukti gagal karena nyaris
tidak adanya kontrol kepada daerah yang menyebabkan pemberontakan yang
mengancam ide persatuan Indonesia.

2) Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup
dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa
lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu,
melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila
pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif.
Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
Selain itu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah sesuai dengan keadaan adat
dan istiadat masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

 
– Setiardja, Gunawan. 1993.
–   Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Kanisius Sarbini.
2005.
–   Islam di tepian Revolusi: Ideologi, Pemikiran dan Gerakan. Yogyakarta : Pilar Media.
– Buku paket Pendidikan Pancasila A.T. Soegito, dkk.
– Setiadi, Elly M. 2003. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Gramedia
– http://www.anneahira.com/ideologi-pancasila.htmm, diakses pada 4 Oktober 2019, jam 11.27
WITA.
– http://www.slideshare.net/suradi46/pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-ideologi-nasional, dia
kses pada 4 Oktober 2019, jam 20.07 WITA

Anda mungkin juga menyukai