1
Zulhammi, Z. (2017). Strategi Pengembangan Pendidikan Agama
Islamberbasis Multikultural. Proceeding Iain Batusangkar, 1(1).
1
diindonesia sebenarnya bisa ditelusuri akar-akarnya
secara jelas sehingga dapat dipetakkan menjadi dua arus
peikiran yang sangat dominan yakni literalisme dan
liberalisme. Pemahaman islam literal dan gejala
fundamentalisme islam cenderug menafikkan plruralisme
pemahaman keagamaan dan pruralisagama.2
Krisis pemikiran keislaman yang orisinal demikian
bukan khas Indonesia, tapi problem dunia Islam secara
umum. Kondisi tersebut antara lain disebabkan karena
dominasi pandangan “tradisional-konservatif” Islam yang
hampir dalam semua segi-segi pemikiran Islam.
Munculnya gerakan-gerakan seperti Post Modernisme
dan Neo Modernisme Islam, Islam Liberal, Islam
Kultural, Post Tradionalisme Islam,menunjukkan adanya
keberagaman dalam pemikiran para cendekiawan muslim
baik yang tradisonal maupun modern/kontemporer. Inilah
dinamika dalam Islam yang harus disikapi dengan
inklusif dan bijaksana.
1. Pengertian Post Modernisme dan Neomodernisme
Islam
2
dibentuk (aslama yuslimu islaman) yang berarti selamat,
aman, damai, berserah diri, taat dan patuh. Dengan
demikian, pengertian Islam dari segi bahasa berarti
berserah diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Lebih jauh lagi, Islam
menurut Ibn Umar merupakan sebuah agama yang
dibangun di atas lima pilar, yaitu “Bersaksi tiada Tuhan
selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasulnya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa
di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji”
(HR.Muslim dan Tirmidzi). Post-modernisme merupakan
sebuah pemikiran yang dikenal sebagai bentuk antitesis
dari modernisme. Dia ingin melakukan dekonstruksi,
yaitu sebuah proses yang dilakukan melalui penelusuran
jejak-jejak makna yang luput dari adanya dikotomi dan
cerita tentang oposisi biner, sehingga sesuatu yang lain
(Islam misalnya) menjadi layak untuk diperhitungkan.
Pemikiran tersebut sesuai dengan gagasan kunci yang
disampaikan oleh Jasques Derrida. Secara sederhana
Postmodernisme atau Neo Modernisme dapat diartikan
dengan “pemahaman modernisme baru”.3
NeoModernisme dipergunakan untuk memberi identitas
pada kecenderungan pemikiran keislaman yang muncul
sejak beberapa dekade terakhir yang merupakan sintesis,
setidaknya upaya sintesis antara pola pemikiran
3
Napitupulu, S. P., & Sitanggang, H. (1986). Dampak Modernisasi
Terhadap Hubungan Kekerabatan Daerah Sumatera Utara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
3
tradisionalisme dan modernisme. Lebih jauh lagi, Post-
modernisme telah melontarkan kritik tajam terhadap
wacana modernisme dan kapitalisme mutakhir, walaupun
modernism menawarkan berbagai impian-impian yang
menggiurkan dunia melalui ciptaan sains dan tekhnologi.
Namun tampaknya, post-modernisme menampilkan
sejumlah evaluasi kritis atas harapan masyarakat modern
dengan pemikiranpemikiran baru yang akan ditawarkan
nantinya.4
Ciri-ciri Neo-modernisme/Post-modernisme Diskursus
Islam dan Neo-modernisme/ Post-modernisme terbilang
masih baru dan masih menimbulkan pro-kontra tentang
pemikiran tersebut sebagai alat penyelesai masalah sosial.
Berikut ini beberapa ciri dari paradigma Neo-
modernisme/ Postmodernisme untuk bersikap kritis
terhadapnya.
4
Priyambodo, A. B. (2017) http://ojs.uma.ac.id/index.php/adabiyah
90 adabiayah@uma.ac.id
Jurnal Sains Psikologi. https://doi.org/10.17977/um023v6i12017p9-
15
4
manusia mengingkari agama atas irasonialitas.
Belakang ini, wacana posmodernisme diniai
sangat positif. Di sisi lain, kini telah banyak
paham-paham yang bermunculan, bahkan
ironisnya paham tersebut terkadang dianggap
sebagai agama baru. Jika demikian,lalu
bagaimana tentang kebenaran yang disampaikan
agama, jika memang semua agama itu benar/
salah, lalu mengapa banyak agama yang
bermunculan? Apabila dalam dogma
Postmodernisme berpikir kebenaran itu tidak
bersifat absolut, lalu bagaimana mungkin Post-
modernisme bisa mengkritik dogma yang lainnya?
Dalam hal ini kita harus sadar, bahwa itu bisa
menimbulkan sebuah paradoks yang berujung
pada nihilisme. Kemungkinan lain yang buruk
yaitu manusia bisa menyatakan dirinya sebagai
Tuhan, karena tidak adanya kebenaran yang
absolut, sehingga mereka menentukan
kebenarannya sendiri.
(b) Gaya Hidup yang Konsumerisme Di era saat ini
media massa merupakan sebuah alat yang sangat
berkuasa, bagimana tidak? Melalui media massa
semua informasi terbuka sangat luas. Keadaan
yang demikian bisa menjadi ladang positif yaitu
kaya akan informasi, namun hal itu juga bisa
berdampak negatif. Secara tidak sadar kita telah
mengkonsumsi berbagai informasi yang diberikan
5
oleh media yang bisa mempengaruhi gaya hidup.
Gaya hidup tersebut dijadikan sebagai pembeda di
antara banyak kelompok, dan sesungguhnya
mereka sedang masuk dalam pola hidup yang
konsumtif. Apabilapemikiran modern selalu
mengunggulkan persatuan, sedangkan Post-
modernisme lebih kepada heterologi. Pada
pandangan tersebut terdapat dua sisi, yaitu postif
dan negatif. Positifnya, seseorang bisa merayakan
perbedaan tanpa adanya paksaan, sedangkan
negatifnya yaitu dengan adanya sikap yang terlalu
bebas, ditakutkan akan terjadi tumpang tindih
dengan kebebasan orang lain.
(c) Dunia Etika, Estetika, dan Seni Arsitektur
Etika atau moralitas dalam pandangan modernis
itu tidak bersifat general, artinya etika selalu
dihubungkan dengan sesuatu yang etis, apabila
semua masyarakat juga menganggap
etis.Sedangkan kaum Post-modernis,
menganggap bahwa etika tidak nilai sebagai
sesuatu yang etis, karena etika adalah masalah
individual. Hal demikian itu, berbanding terbalik
dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial.
Kebebasan yang berlebihan akan menimbulkan
tumpang tindih dengan kebebasan orang lain.
Apabila etika dikembalikan kepada individu
masing-masing, itu berarti hukum tidak lagi
dibutuhkan. Sedangkan dalam hidup ini bisa
6
berjalan dengan baik melalui keberadaan
hukum5. Pada masalah aritektur, di era modern,
bentuk bangunan/rumah itu geometric or
kubisme dan cenderung sederhana. Prinsip yang
demikian dirubah oleh pos- modernisme,
bangunan itu boleh tidak berbentuk geometris
dan bisa mengikuti luas tanah.Prinsip tersebut
tentu sangat menuntungkan bagi kaum perkotaan
yang lahannya tidak luas. Tapi kendalanya adalah
bisa menciptakan manusia yang individualistik
dan kota semakin terisolasi. 6
5
Nurrohman. (2015). Islam Dan Kemajemukan Di Indonesia. In
Jurnal AsySyari’ah.
6
Gade, S. (2019). Membumikan Pendidikan Akhlakul Karimah
Anak Usia Dini. In al-Tarbiyah al-Khuluqiyah.
7
manusia memiliki kebebasan. Bebas, karena manusia
mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan. Prinsip- pinsip liberalisme adalah kebebasan
dan tanggung jawab. Tanpa adanya sikap tanggung jawab,
tatanan masyarakat liberal tidak akan pernah terwujud.
Istilah Islam liberal, yang disematkan kepada pemikir
Islam progresif, pertama kali digunakan oleh para penulis
Barat, seperti Leonard Binders dan Charles Kurzman.
Islam liberal mendefinisikan dirinya berbeda secara
kontras dengan Islam revivalis. Islam liberal
menghadirkan kembali masa lalu untuk kepentingan
modernitas. 7
Elemen yang paling mendasar pada Islam liberal
adalah kritiknya baik terhadap tradisi dan Islam revivalis
yang oleh kaum liberal disebut backwardness keter
belakangan yang akan menghalangi dunia Islam
mengalami modernitas seperti kemajuan ekonomi,
demokrasi, hak-hak hukum. Di samping itu, tradisi liberal
berpendapat bahwa Islam, jika dipahami secara benar,
sejalan dengan atau bahkan menjadi perintis bagi jalannya
liberalisme Barat. Bentuk utama Islam Liberal-mengutip
Charles Kurzman ada tiga. Bentuk pertama menggunakan
posisi atau sikap liberal sebagai sesuatu yang secara
7
Fachruddin Azmi, M. (2021). Liberalization of Islamic Education.
International Journal of Islamic Education, Research and
Multiculturalism (IJIERM), 3(3), 172–183.
8
eksplisit didukung oleh syariat; bentuk kedua menyatakan
bahwa kaum Muslim bebas mengadopsi sikap liberal
dalam hal-hal yang oleh syariat dibiarkan terbuka untuk
dipahami oleh akal budi dan kecerdasan manusia; bentuk
ketiga memberikan kesan bahwa syariat yang bersifat
ilahiah ditujukan bagi berbagai penafsiran manusia yang
beragam.
Charles Kurzman menyebut ketiga bentuk ini dengan
liberal syariah, silent syariah, dan interpreted syariah.
Liberal syariah merupakan bentuk Islam liberal yang
paling berpengaruh, dengan alasan pertama, Liberal
syariah menghindari tuduhantuduhan ketidakautentikan
autentisitas dengan mendasarkan posisi-posisi liberal
secara kuat dalam sumber-sumber Islam ortodoks. Kedua,
Liberal syariah menyatakan bahwa posisi-posisi liberal
bukan sekadar pilihanpilihan manusia, melainkan
merupakan perintah Tuhan. Ketiga, liberal syariah
memberikan rasa bangga akan penemuan yang
dihasilkan;berpendapat bahwa Islam liberal "lebih tua"
dari liberalisme Barat.
Silent syariah bersandar kepada tafsir Al-Quran untuk
membentuk pikiran utamanya. Namun beban
pembuktiannya sedikit lebih ringan dibandingkan dengan
liberal syariah yang hanya perlu menunjukkan perintah-
perintah positif bagi kemampuan pembentukan keputusan
manusia secara abstrak ketimbang praktik-praktik liberal
secara khusus. Maka, ia memindahkan seluruh wilayah
9
tindakan manusia dari wilayah kesarjanaan A1-Qur'an, di
mana pendidikan-pendidikan ortodoks memiliki
keuntungan yang berbeda, dan menempatkannya dalam
wilayah perdebatan politik. Bentuk ketiga argumentasi
Islam liberal, dan yang paling dekat pada perasaan atau
pikiran-pikiran liberal Barat, berpendapat bahwa syariah
ditengahi oleh penafsiran manusia. Dalam pandangan ini
syariat merupakan hal yang berdimensi ilahiah,
sedangkan penafsiran manusia dapat menimbulkan
konflik dan kekeliruan. Bentuk interpreted syariah ini
mengingkari klaim yang menyatakan bahwa pengetahuan
ortodoks pernah mencapai kata akhir. Memaksakan
penyeragaman penafsiran secara absolut adalah tidak
mungkin dan tidak diperlukan. Perbedaan pendapat yang
keberadaannya sangatlah berarti, harus diberi nilai positif
yang tinggi.
Adapun gagasan yang dapat dijadikan sebagai tolok
ukur bahwa sebuah pemikiran Islam dapat disebut liberal
yaitu: pertama, melawan teokrasi, yaitu ide-ide yang
hendak mendirikan negara Islam. Kedua, mendukung
gagasan demokratis. Ketiga, membela hakhak
perempuan. Keempat, membela hak-hak non-Muslm.
Kelima, membela kebebasan berpikir. Keenam, membela
gagasan kemajuan." Siapa pun yang membela salah satu
10
dari keenam gagasan di atas, maka bolehlah disebut
sebagai penganut gagasan Islam liberal.8
8
Zuhdi, M. H. (2017). Dakwah Dan Dialektika Akulturasi Budaya.
Religia,
15(1). https://doi.org/10.28918/religia.v15i1.122
11
mewujudkan kehidupannya yang sejahtera.9 Dengan
diketahui bersama, bahwa dalam agama islam antara
agama dan kebudayaan sungguhpun sumbernya
berbeda, tapi saling mempengaruhi. Al-Qur’an adalah
kalamullah yang diturunkan kepada nabi dengan
perantara malaikat jibril untuk menjadi pedoman bagi
manusia dalam mencapai kesejahteraan duniawi dan
kebahagiaan ukhuwawi. Sedangkan kebudayaan ialah
semua produk aktivitas intelektual manusia untuk
memperoleh kesejahteraan dankebahagiaan hidup
duniawi. Munculnya Islam cultural agak mudah
dimengerti apabila kita memperhatikan ruang lingkup
ajaran Islam yang tidak hanya mencakup masalah
keagamaan seperti teologi, ibadah dan akhlak,
melainkan jugga mencakup masalah keduniaan
seperti masalah perekonomian, pertahanan keamanan
dan lain-lain. Jika pada aspek keagamaan peran Allah
dan Rasul lah yang dominan. Pada aspek keduniaan
peran manusialah yang paling dominan10.
9
Limbong, M., Firmansyah, F., & Fahmi, F. (2022). INTEGRASI
KURIKULUM PENDIDIKAN BERBASIS MULTIKULTURAL.
EDURILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan.
https://doi.org/10.47006/er.v5i4.12933
10
Sutrisno, E. (2019). Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga
Pendidikan. Jurnal Bimas Islam, 12(2).
https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.113
12
b. Islam Struktural
13
ilmu-ilmu alam. Akan tetapi introduksi metode
struktural dalam bermacam bidang pengetahuan
menimbulkan upaya yang sia-sia untuk mengangkat
strukturalisme pada statussistem filosofis.
4. Postradisionalisme Islam
14
merupakan sederet nama yang berusaha melakukan
rekontruksi metodologis bagi post tradisionalisme. 11
11
Kesuma, G. C. (2017). Refleksi Model Pendidikan Pesantren dan
Tantangannya Masa Kini. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu
Tarbiyah. https://doi.org/10.24042/tadris.v2i1.1740
15
dikembangkan sebagai entry point merumuskan tradisi
baru.12
12
Sutrisno, E. (2019). Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga
Pendidikan. Jurnal Bimas Islam, 12(2).
https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.113
13
Abuy Sodikin dan Badruzzaman, METODOLOGI STUDI ISLAM
(Bandung; Tunas Nusantara, 2000), h. 28.
14
http://lutfi-cilut.blogspot.com/2016/12/islam-kontemporer.html,
diunggah pada rabu, 07 Desember 2016
16
Islam merupakan agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui
Nabi Muhammad saw. Secara istilah adalah mengacu
kepada agama yang bersumber pada wahyu yang dating
dari Allah swt. bukan berasal dari manusia dan bukan pula
berasal dari Nabi Muhammad saw.15
Kata kontemporer yang berasal dari kata “co”
yang artinya bersama dan “tempo” yaitu waktu. Jadi
menurut kata, kontemporer adalah waktu bersamaan.
Secara umum, kontemporer artinya, kekinian, modern,
atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan
kondisi waktu yang sama atau saat ini.16
15
M. Rozali, Metodologi Studi Islam dalam Perspectives
Multydisiplin Keilmuan (Depok : PT. Rajawali Buana Pusaka, 2020),
h. 32.
16
Hakim dan Winda Kustiawan, “Perkembangan Teori Komunikasi
Kontemporer”, dalam Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 6 No.1 tahun
2019, h. 23 – 24.
17
pernah melontarkan sebuah pertanyaan yang menggugah
para intelektual Islam, “di manakah pemikiran Islam
kontemporer? 17
Pertanyaan itu wajar, karena secara sepintas seakan-akan
pemikiran Islam kontemporer menghadapi krisis yang
cukup akut, macetnya kreativitas dan tersumbatnya
kebebasan berfikir. Wujud ekstrem dari itu semua adalah
pengkafiran terhadap pemikiran liberal yang masih
menjadi dekorasi yang menghiasi pemikiran Islam
kontemporer, seperti kasus pengkafiran terhadap Nashr
Hamîd Abû Zayd yang sekarang menetap di Belanda.
Sebagai upaya untuk mengembalikan suasana kebebasan
berfikir, Muhammad Arkoun mengangkat tradisi
keilmuan klasik Imam Ghazali dan Ibnu Rushd yang
mencerminkan puncak kegemilangan dialog pemikiran
yang konstruktif. Menurut Arkoun, pemikiran Islam
kontemporer seakan-akan sudah jauh dari tradisi kedua
kampiun Islam tersebut. Akhir-akhir ini gema pemikiran
Islam kontemporer semakin meluas. Namun secara umum
gema tersebut masih dalam kerangka tarik-menarik
dengan pemikiran klasik. Karena keterkaitan para
intelektual Islam sangat kuat dengan masa keemasan para
pendahulunya, mereka membuka lembaran masa lalu,
untuk menggali inspirasi. Masa lalu adalah pemicu para
intelektual muslim kontemporer untuk melakukan
reaktualisasi, rekonstruksi dan dekonstruksi. Murâd
17
Muhammad Arkoun, Aina huwa al-Fikr al-Islâmy al-Mu‟âshir,
Cet. II, (Bairut: Dâr elSâqy, 1996), hal. ii-viii.
18
Wahbah menyatakan, bahwa Ibnu Rushd, filsuf muslim
kelahiran Maroko adalah pintu gerbang pencerahan di
Eropa. Bahkan sampai saat ini tidak ada karya
secemerlang Ibnu Rushd dalam kategori komentar
terhadap buku-buku Aristoteles, sehingga ia dijuluki
dengan al-syârih al-„adham (komentator agung). Maka
dari itu, di akhir abad20-an para intelektual Islam, baik di
wilayah Timur maupun wilayah Barat, mulai mengangkat
khazanah rasionalitas Ibnu Rushd dalam rangka
membumitanahkan pencerahan pemikiran Islam.
Lebih radikal dari pemikiran tersebut, Dr. Athif
Iraqi, Guru Besar Filsafat di Universitas Kairo
menyatakan bahwa setelah wafatnya Ibnu Rushd, maka
berakhirlah masa filsafat Islam. Karena setelah itu
pemikiranpemikiran filsafat tidak lagi lahir. Maka dari
itu, menerawang pemikiran Islam klasik akan
menemukan percikan-percikan yang sangat bermakna dan
menentukan bagi tumbuh-kembangnya pemikiran Islam
kontemporer. Selain Ibnu Rushd, intelektual muslim
kontemporer tidak bisa melupakan ketenaran sosiolog
muslim, Ibnu Khaldun. Dr. Misbâh al-„Amily,
menyatakan bahwa Ibnu Khaldun adalah putra mahkota
umat Islam yang kecanggihan cakrawalanya
menunjukkan bahwa pemikiran Islam lebih unggul dari
pada pemikiran Yunani18.
19
Kendatipun pemikiran tersebut lebih mengedepankan
fanatisme Arab/Islam, tapi kecemerlangan masa lalu
merupakan muqthat al-inthilâq (titik tolak) pemikiran
Islam kontemporer. Hassan Hanafi, penggagas “kiri
Islam”, sedang menapak tilas keberhasilan Ibnu Khaldun
dengan menyoroti pasang-surut pemikiran Islam pasca
Ibnu Khaldûn sampai sekarang. Dengan demikian,
filterisasi terhadap pemikiran Islam klasik merupakan
salah satu kecenderungan umum dalam panggung
pemikiran Islam kontemporer, tak ubahnya reinkarnasi
pemikiran.
Jadi dengan demikian, Islam kontemporer
merupakan gerakan pemikiran Islam di kalangan
intelektual Islam dalam menafsirkan kembali pemikiran
Islam klasik dengan situasi modern. Para tokohnya
kebanyakan adalah para intelektual Islam yang banyak
belajar di lembaga-lembaga pendidikan Barat maupun
Eropa. Inti pemikirannya adalah mengembalikan
kejayaan dan keunggulan pemikiran para intelektual
Islam klasik pada abad modern, sehingga melahirkan
Islam modern. Alasannya, karena pemikiran Islam klasik
sangat relevan dengan perkembangan peradaban modern.
Sehingga, jika peradaban Islam ingin berkembang dan
maju di abad modern ini, maka pemikiran Islam harus
ditafsirkan sesuai dengan perkembangan zamannya.
C. Pluralisme
Pluralisme adalah suatu paham atau pandangan hidup
yang mengakui dan menerima adanya kemajemukan atau
keanekaragaman dalam suatu kelompok masyarakat.
20
Kemajemukan dimaksud misalnya dilihat dari segi
agama, suku, ras, adatistiadat, dll. Segi – segi inilah yang
biasanya menjadi dasar pembentukan aneka macam
kelompok lebih kecil, terbatas dan khas, serta yang
mencirikhaskan dan membedakan kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain, dalam suatu kelompok
masyarakat yang majemuk dan yang lebih besar atau lebih
luas. Misalnya masyarakat Indonesia yang majemuk,
yang terdiri dari berbagai kelompok umat beragama,
suku, dan ras, yang memiliki aneka macam budaya atau
adat – istiadat. Begitu pula masyarakat Maluku yang
majemuk, ataupun masyarakat Aru yang majemuk.19
Menerima kemajemukan berarti menerima adannya
perbedaan. Menerima perbedaan bukan berarti
menyamaratakan tetapi justru mengakui bahwa ada hal
atau ada hal-hal yang tidak sama. Menerima
kemajemukan (misalnya dalam bidang agama) bukanlah
berarti bahwa membuat “penggabungan gado-gado”,
dimana kekhasan masing-masing terlebur atau hilang.
Kemajemukan juga bukan berarti “tercampur baur” dalam
satu “frame” atau “adonan”. Justru di dalam pluralisme
atau kemajemukan, kekhasan yang membedakan hal
(agama) yang satu dengan yang lain tetap ada dan tetap
19
Arifinsyah, Hubungan Antar Umat Agama, Wacana Pluralisme
Eksklusivisme dan Inklusivisme,(IAIN Press, 2002), 55.
21
dipertahankan. Jadi pluralisme berbeda dengan
sinkritisme (penggabungan) dan assimilasi atau akulturasi
(penyingkiran). Juga pluralisme tidak persis sama dengan
inkulturasi, kendati di dalam pluralisme atau
kemajemukan bisa terjadi inkulturasi dimana keaslian
tetap dipertahankan.20
Pengertian pluralisme diatas mempunyai anggapan
bahwa semua agama adalah sama, hal inilah yang
kemudian disalah gunakan oleh beberapa orang tertentu
untuk merubah suatu ajaran agama agar sesuai dengan
ajaran agama lain.Kondisi tersebut jelas tidak berlaku
untuk negara Indonesia, dimana kebhinekaan merupakan
salah satu pedoman bangsa, dengan beragamnya suku
bangsa dan agama di Indonesia, pengertian pluralisme
versi John Hick akan sangat mengganggu, dan bisa
menimbulkan konflik yang hanya berlandaskan emosi,
karena penduduk Indonesia untuk saat ini, sangat mudah
sekali terpengaruh oleh suatu informasi tanpa mau
mengkaji lebih dalam.
20
A. Shobiri Muslim, “Pluralisme Agama Dalam Perspektif Negara
dan Islam”, (Jakarta:Madania,1998), 4.
22
suku-suku yang beraneka ragam, masyarakat terdiri dari
keluarga-keluarga yang berlainan, keluarga itu sendiri
terdiri dari inividu - individu yang tidak sama, semuanya
menunjukkan adanya perbedaan, keragaman, dan
keunikan, namun tetap dalam satu persatuan. Perbedaan -
perbedaan individu melebur menjadi satu kesatuan
keluarga,keragaman keluarga melebur ke dalam satu
ikatan sosial, keanekaan suku-suku terangkum dalam satu
bangsa dan masyarakat dunia. Keseluruhan parsialitas itu
adalah bagian dari pluralitas, pluralitas itu adalah wujud
terbesar dari bagian-bagian parsialitas tersebut.21
D. PLURALISME AGAMA
1. Pengertian Pluralisme Agama
Menurut asal kata pluralisme berasal dari bahasa
Inggris, Pluralism. Bahasa Inggris maka pluralisme
adalah “in the social sciences, pluralism is a frame work
of interaction in wich group show sufficient respect and
tolerance of each other, that thay fruitfully coexist and
interact without conflict or assimilation” atau dalam
bahasa Indonesia suatu kerangka interaksi yang mana
dalam setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan
21
Budhy munawar – rahman, Argument islam untuk pluralisme,
(Jakarta : Grasindo,2009), 27.
23
toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa adanya
konflikatau asimilasi(pembaharuan/pembiasaan).22
22
Rodiah dkk, Studi al-Quran Metode dan Konsep, (Yogyakarta:
eLSAQ Press, 2010), hlm.335
23
A. S. Homby, The Advanced Learner‟s Dictionary Of Current
English, (Oxford: Oxford University Press, 1972), hlm.744
24
c. Pluralisme merupakan makna yang mengandung
hakekat yang banyak dan kita tidak hanya memiliki satu
hakekat. Berbagai akidah dan keyakinan yang saling
bertentangan terlepas dari perbedaan pemahaman kita,
semuanya adalah hakekat dan benar.
24
Umi Sumbulah, Islam Radikal dan Pluralisme Agama, (Jakarta:
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), hlm.48-51).
25
D. TERORISME
Teror berasal dari kata “terrour” (Inggris tengah),
“terreur” (Perancis Lama), “terror” (Latin) dan “terre”
(Latin), yang artinya adalah untuk menakuti.25 Dalam
termonologi sederhana, definisi teroris adalah satu atau
lebih orang yang melakukan terror; sedangkan terorisme
adalah suatu paham yang dianut seseorang atau lebih, atau
organisasi untuk menggunakan terror. Sedangkan
menurut ensiklopedia Indonesia tahun 2000, terorisme
adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang
diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptakan
suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik
perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi
maupun tuntutan dan menurut Noam Chomsky saat
mendefinisikan terorisme menuliskan, “terorisme ialah
penggunaan cara kekerasan yang ditargetkan kepada
warga sipil dalam upaya guna mencapai tujuan politik,
agama atau semacamnya”. Sedang menurut Pasal 1 angka
2 Perpu 1/2002jo. UU 5/2018, terorisme adalah perbuatan
yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara
meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat
25
http://lutfi-cilut.blogspot.com/2016/12/islam-kontemporer.html,
diunggah pada rabu, 07 Desember 2016
26
massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis,
lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motif ideologi, politik, atau
gangguan keamanan.
26
http://lutfi-cilut.blogspot.com/2016/12/islam-kontemporer.html,
diunggah pada rabu, 07 Desember 2016
27
Adapun sasaran pelaku terorisme yaitu27 (1) teror
Nasional, yaitu teror yang ditujukan kepada suatu wilayah
dan kekuasaan negara tertentu, berupa pemberontakan
bersenjata, pengacauan stabilitas nasional, dan gangguan
keamanan nasional. (2) teror Internasional, yaitu tindakan
teror yang ditujukan kepada bangsa atau negara lain diluar
kawasan negara yang didiami oleh teroris, dengan bentuk
: dari pihak yang kuat ke pihak yang lemah. Dalam bentuk
penjajahan, invansi, intervensi, agresi dan perang terbuka.
Dari pihak yang lemah kepada pihak yang kuat, dalam
bentuk pembajakan, gangguuan keamanan internasional,
sabotase, tindakan nekat dan berani mati, pasukan bunuh
diri, dan sebagainnya.
Tidak diragukan lagi, istilah “terorisme” adalah istilah
baru yang tidak terdapat pada masa kemunculan agama
Islam.28 Dalam ayat-ayat Al-Quran, riwayat-riwayat serta
tulisan ulama terdapat pembahasan yang mengemukakan
teori-teori serta konsep-konsep tertentu yang berkaitan
dengan masalah terorisme sebagai bagian permasalahan
kehidupan manusia. Bahkan dalam teks-teks agama Islam
27
http://lutfi-cilut.blogspot.com/2016/12/islam-kontemporer.html,
diunggah pada rabu, 07 Desember 2010
28
http://lutfi-cilut.blogspot.com/2016/12/islam-kontemporer.html,
diunggah pada rabu, 07 Desember 2016
28
terdapat beberapa istilah (konsep) yang setara atau dekat
pengertiannya dengan istilah terorisme.
29
menimbulkan terorisme, ini timbul karena merasa tidak
adanya keadilan dalam kehidupan.
c. Non demokrasi
Negara non demokrasi juga disinyalir sebagai tempat
tumbuh suburnya terorisme. Di negara demokratis semua
warga negara memiliki kesempatan untuk menyalurkan
semua pandangan politiknya, iklim demokratis
menjadikan rakyat sebagai representasi kekuasaan
tertinggi dalam pengaturan negara, artinya rakyat merasa
dilibatkan dalam pengelolaan negara, hal serupa tentu
tidak terjadi di negara non demokratis. Selain tidak
memberikan kesempatan partisipasi masyarakat penguasa
non demokratis sangat mungkin juga melakukan tindakan
represif terhadap rakyatnya. Keterbatasan ini menjadi
kultur subur bagi tumbuhnya awal mula kegiatan
terorisme.
d. Pelanggaran harkat kemanusiaan
30
e. Radikalisme Ekstrimisme Agama
Butir ini nampaknya tidak asing lagi, peristiwa teror yang
terjadi di Indonesia banyak terhubung dengan sebab ini.
Radikalisme agama menjadi penyebab unik karena motif
yang mendasari kadang bersifat tidak nyata. Beda dengan
kemiskinan atau perlakuan diskriminatif yang mudah
diamati, radikalisme agama sebagian ditumbuhkan oleh
cara pandang dunia para penganutnya. Kesalahan dalam
pemahaman jihad menjadikan teroris mengatas namakan
jihad dalam tindak terorisme, ini jelas sudah salah dalam
pemahaman jihad karena mereka menganggap jihad
adalah berperang.
f. Rasa Putus Asa dan Tidak Berdaya
Kondisi psikologis ini sangat rawan untuk diprovokasi
karena orang yang merasa terabaikan dalam lingkungan
masyarakat, menderita secara sosial ekonomi dan merasa
diperlakukan tidak adil secara politis akan dengan mudah
diberikan sugesti untuk meluapkan kemarahan dengan
cara kekerasan untuk memperoleh perhatian dari
masyarakat sekeliling maupun pemerintah yang berkuasa
Menurut USA Army Training and Doctrine Command
(2007), berdasarkan motivasi yang digunakan, tindakan
terorisme dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
31
1. Separatisme. Motivasi gerakan untuk mendapatkan
eksistensi kelompok melalui pengakuan kemerdekaan,
otonomi politik, kedaulatan, atau kebebasan beragama.
Kategori ini dapat timbul dari nasionalisme dan
etnosentrisme pelaku.
32
Menurut Nasution, bentuk-bentuk tindakan terorisme
adalah sebagai berikut:
a. Peledakan bom/pengeboman
Pengeboman adalah taktik yang paling umum digunakan
oleh kelompok teroris dan merupakan aksi teror yang
paling populer dilakukan karena selain mempunyai nilai
mengagetkan (shock value), aksi ini lebih cepat mendapat
respon karena korbannya relatif lebih banyak. Selain itu
pengeboman juga sebagai salah satu yang paling sering
digunakan dan paling disukai karena biayanya murah,
bahannya mudah didapat, mudah dirakit dan mudah
digunakan serta akibatnya bisa dirasakan langsung dan
dapat menarik perhatian publik dan media massa.
b. Pembunuhan
33
Pembajakan adalah perebutan kekuasaan dengan paksaan
terhadap kendaraan dipermukaan, penumpang-
penumpangnya, dan/atau barang-barangnya. Dengan kata
lain, pembajakan adalah kegiatan merampas barang atau
hak orang lain. Pembajakan yang sering dilakukan oleh
para teroris adalah pembajakan terhadap sebuah pesawat
udara, karena dapat menciptakan situasi yang
menghalangi sandera bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain, yang melibatkan sandera-sandera dari berbagai
bangsa dengan tujuan agar menimbulkan perhatian media
atau publik.
d. Penghadangan
Aksi terorisme juga sering menggunakan taktik
penghadangan. Dimana penghadangan tersebut biasanya
telah dipersiapkan terlebih dahulu secara matang oleh
para teroris dengan melakukan berbagai latihan-latihan
terlebih dahulu, serta perencanaan medan dan waktu.
Oleh karena itu taktik ini disinyalir jarang sekali
mengalami kegagalan.
34
antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia
terorisme sangatlah tipis. Berbeda dengan penculikan,
penyanderaan menyebabkan konfrontasi atau perlawanan
dengan penguasa setempat. Misi penyanderaan sifatnya
kompleks dari segi penyediaan logistik dan berisiko
tinggi, termasuk aksi penculikan, membuat barikade dan
penyanderaan (mengambil alih sebuah gedung dan aksi
mengamankan sandera).
f. Perampokan
Taktik perampokan biasa dilakukan para teroris untuk
mencari dana dalam membiayai operasional-nya, teroris
melakukan perampokan bank, toko perhiasan atau tempat
lainnya. Karena kegiatan terorisme sesungguhnya
memiliki biaya yang sangat mahal. Perampokan juga
dapat digunakan sebagai bahan ujian bagi program latihan
personil baru.
g. Pembakaran dan Penyerangan dengan Peluru Kendali
(Firebombing)
Pembakaran dan penyerangan dengan peluru kendali
lebih mudah dilakukan oleh kelompok teroris yang
biasanya tidak terorganisir. Pembakaran dan penembakan
dengan peluru kendali diarahkan kepada hotel, bangunan
pemerintah, atau pusat industri untuk menunjukkan citra
bahwa pemerintahan yang sedang berkuasa tidak mampu
menjaga keamanan objek vital tersebut.
h. Serangan bersenjata
35
Serangan bersenjata oleh teroris telah meningkat menjadi
sesuatu aksi yang mematikan dalam beberapa tahun
belakangan ini. Teroris Sikh di India dalam sejumlah
kejadian melakukan penghentian bus yang berisi
penumpang, kemudian menembak sekaligus membunuh
seluruh penumpang yang beragama hindu yang berada di
bus tersebut dengan menggunakan senapan mesin yang
menewaskan sejumlah korban, yaitu anak-anak, wanita
dan orang tua seluruhnya.
i. Penggunaan Senjata Pemusnah Massal
Perkembangan teknologi tidak hanya berkembang dari
dampak positifnya untuk membantu kehidupan umat
manusia, akan tetapi juga membunuh umat manusia itu
sendiri dengan kejam. Melalui penggunaan senjata-
senjata pembunuh massal yang sekarang mulai digunakan
oleh para terorisme dalam menjalankan tujuan dan
sebagai salah satu bentuk teror yang baru dikalangan
masyarakat.
Jenis-Jenis Terorisme dan Contohnya
36
1. Irrational Terrorism
37
intimidasi, ancaman, dan berbagai penganiayaan yang
dilakukan oleh oknum negara, termasuk para penegak
hukumnya.
Contoh aksi teror yang dilakukan biasanya berbentuk
penculikan para aktivis. Teror ini dilakukan negara dan
aparatnya atas nama kekuasaan, stabilitas politik, dan
kepentingan elit tertentu. Atas dasar ini, negara merasa
sah dalam menggunakan kekerasan dan teror lainnya guna
merepresi dan memadamkan kelompok-kelompok kritis
dalam masyarakat.
E. HAM
a. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di indonesia
39
hak asasi manusia dari para ahli yang mengemukakan
cabang ilmu tentang hak asasi manusia.29
29
Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi
Manusiahttp://kumpulanmakalhttps://makalah-
update.blogspot.com/2012/11/makalah-hak-asasi-manusia
40
dimiliki manusia sesuai dengan kodratnya yang pada
dasarnya tidak bisa dipisahkan.
41
Hak ini menyangkut hak individu dalam hal
perekonomian. Contohnya kebebasan dalam hal jual-
beli,perjanjian kontrak,penyelenggaraan sewa-
menyewa,memiliki sesuatu dan memiliki pekerjaan yang
pantas.
42
c. Contoh Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat dan
Ringan
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan hak asasi
manusia serta macam-macamnya. Berikutnya kami akan
memberikan contoh kasus pelanggaran HAM pernah
terjadi di Indonesia baik ringan maupun berat.
1. Kerusuhan tanjung priok tahun 1984
Contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia yang
pertama terjasi pada tanggal 12 September 1984, korban
tercatat pada peristiwa tersebut antara lain 24 orang teras,
26 luka berat dan 19 orang luka ringan. Saat itu majelis
hakim menyatakan 14 terdakwa dinyatakan bebas atas
kasus ini.
2. Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998
Peristiwa ini juga dikenal dengan nama tragedi trisaksti
yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 terhadap
mahasiswa sedang melakukan demonstrasi guna
menuntut presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai
presiden.
Dari kejadian tragedi trisakti tersebut, terdapat empat
mahasiswa trisakti tewas serta puluhan orang mengalami
luka berat dan ringan. Mahkamah militer melakukan
sidang terhadap beberapa terdakwa yang diduga telah
menyebabkan adanya korban jiwa.
Tetapi, mahkamah militer pada saat itu hanya memvonis
dua terdakwa dengan hukuman pidana selama 4 bulan
saja, empat terdakwa lainnya divonis 2-5 bulan pidana
sedangkan sembilan orang divonis 3-6 tahun penjara.
43
Saling menghormati dan menghargai setiap orang
merupakan sikap harus dimiliki setiap warga negara untuk
menjaga HAM setiap individu. Selain itu, setiap negara
juga wajib untuk memberikan perlindungan dan menjaga
hak asasi manusia setiap warganya
30
Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia.
id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi Manusia-
26k.Diakses 02 Desember 2011
44
bahasa apa pun, etnis manapun, tanpa memandang
identitas politik dan antropologis apa pun, dan terlepas
dari status disabilitasnya, memiliki hak yang sama.
2. Tak terbagi, yaitu setiap orang memiliki seluruh
kategori hak yang tidak dapat dibagi-bagi.
45
KESIMPULAN
Dinamika Islam Kontemporer adalah keadaan islam
yang dipengaruhi modernisasi ataupun keadaan islam saat
ini, seiring dengan dinamika sosial yang terus dan
semakin berkembang, sesuai natur alam semesta, maka
berbagai perubahan tersebut seharusnya diimbangi
dengan upaya peningkatan refleksi intelektualisme
keislaman di negeri ini.
46
PERTANYAAN
1. Bagaimana perkembangan pemikiran Islam dalam
konteks kontemporer dan bagaimana hal tersebut
memengaruhi tata nilai masyarakat Muslim?
2. Apa peran teknologi dan media sosial dalam
membentuk dinamika Islam kontemporer, terutama dalam
menyebarkan informasi dan pandangan keagamaan?
3. Bagaimana respons Islam terhadap isu-isu kontemporer
seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan
globalisasi, serta bagaimana hal ini tercermin dalam
pandangan ulama dan praktik keagamaan?
47
8. Bagaimana implementasi hak asasi manusia dapat
berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi
suatu negara? Berikan contoh kebijakan atau tindakan
pemerintah yang mendukung perlindungan hak asasi
manusia?
9. Apa yang dapat menjadi faktor pendorong seseorang
untuk terlibat dalam aktivitas terorisme, dan bagaimana
upaya pencegahan dapat dilakukan untuk mengatasi
faktor-faktor tersebut?
48
DAFTAR PUSTAKA
Zulhammi, Z. (2017). Strategi Pengembangan
Pendidikan Agama Islamberbasis Multikultural.
Proceeding Iain Batusangkar, 1(1).
Priyambodo, A. B. (2017)
http://ojs.uma.ac.id/index.php/adabiyah 90
adabiayah@uma.ac.id
Jurnal Sains Psikologi.
https://doi.org/10.17977/um023v6i12017p9-15
49
Nurrohman. (2015). Islam Dan Kemajemukan Di
Indonesia. In Jurnal AsySyari’ah.
50
Sutrisno, E. (2019). Aktualisasi Moderasi
Beragama di Lembaga
Pendidikan. Jurnal Bimas Islam, 12(2).
https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.113
51
M. Rozali, Metodologi Studi Islam dalam
Perspectives Multydisiplin Keilmuan (Depok :
PT. Rajawali Buana Pusaka, 2020), h. 32.
52
53